2. pengendalian DM
Pertama adalah edukasi, pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat
disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan
seumur hidup atau terus-menerus.
Kedua, makanan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat seperti nasi, dan
mengurangi konsumsi gula.
Ketiga, olahraga, diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada
dalam darah.
Sementara pilar keempat adalah obat-obatan, bila kadar gula darah telah turun
dengan meminum obat, tetapi harus tetap konsultasi dengan dokter dan
mengatur pola hidup sehat supaya kadar gula darah tetap terkontrol dengan
baik.
3. Survailensa aktif/ pasif , pendapat ?
Surveilans pasif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan
di daerah.
Surveilans aktif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari
penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secara
teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru
penyakit tertentu.
PENDAPAT :
4. Faktor resiko pola makan (asupan gizi)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan saitolik
140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik 90
dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (
Penceghan Hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi
dengan cara :
1. Memeriksa tekanan darah secara teratur.
2. Menjaga berat badan ideal.
3. Mengurangi konsumsi garam.
4. Jangan merokok.
5. Berolahraga secara teratur.
6. Hidup secara teratur.
7. Mengurangi stress.
8. Jangan terburu-buru.
9. Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :
Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi
berat badan.
Kurangi konsumsi alkohol.
Konsumsi minyak ikan.
Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
Pola makanam yamg sehat.
Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
Fisik aktif.
Mengurangi Akohol intake.
Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
Pengontrolan darah secara rutin.
Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
6. PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK adalah istilah yang digunakan untuk
sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi
aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan
emfisema. Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan
pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan. Sedangkan
emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara
bertahap. Kantung udara tersebut akan menggelembung dan mengempis seiring kita menarik dan
menghembuskan napas. Kelenturan kantung udara akan menurun jika seseorang mengidap
emfisema, akibatnya jumlah udara yang masuk akan menurun.
Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang lebih detail seperti:
Tes darah untuk menghapus adanya kemungkinan penyakit lain, seperti anemia yang
kadang juga menyebabkan sesak napas.
Rontgen paru-paru. Tingkat keparahan efisema serta gangguan paru lainnya dapat
diperiksa melalui prosedur ini
CT scan agar kondisi fisik paru-paru bisa diteliti.
Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram guna memeriksa kondisi jantung.
Pengambilan sampel dahak.
Diagnosis secara dini akan memungkinkan Anda untuk menjalani pengobatan secepat mungkin
sehingga perkembangan PPOK bisa dihambat.
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Hingga saat ini, PPOK termasuk penyakit yang belum bisa disembuhkan. Pengobatan bertujuan
untuk meringankan gejala dan menghambat perkembangan penyakit tersebut.
Meski demikian, Anda tidak perlu cemas, karena kombinasi pengobatan yang tepat akan
memungkinkan Anda untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Beberapa langkah pengobatan
yang bisa dilakukan meliputi:
Berhenti merokok atau menghindari pajanan asap rokok. Ini merupakan langkah utama
untuk memastikan agar PPOK tidak bertambah parah.
Menggunakan obat-obatan. Contohnya, inhaler (obat hirup) jenis pereda gejala atau inflamasi
saluran pernapasan, tablet teofilin yang akan melebarkan saluran pernapasan, tablet mukolitik
(pengencer dahak dan ingus), tablet antibiotik, serta tablet steroid.
Terapi untuk paru-paru, misalnya nebulisasi (mesin yang menyemprotkan uap cairan steril
yang telah dicampur dengan obat-obatan pernapasan) dan terapi oksigen.
Program rehabilitasi paru-paru berupa latihan fisik yang biasanya akan dijalani selama kira-
kira 1,5 bulan. Dalam program ini, pengidap akan diajari cara untuk mengendalikan gejala serta
berbagai pengetahuan tentang PPOK.
Di samping penanganan secara medis, ada langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan
untuk menghambat bertambahnya kerusakan pada paru-paru. Beberapa di antaranya adalah:
Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter. Jangan berhenti tanpa berdiskusi dengan dokter
meski kondisi Anda terasa membaik.
Memeriksakan diri secara berkala ke dokter agar kondisi kesehatan Anda bisa dipantau.
Menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan yang sehat dan rutin
berolahraga.
Menghindari polusi udara, misalnya asap rokok serta asap kendaraan bermotor.
Menjalani vaksinasi secara rutin, contohnya vaksin flu dan vaksin pneumokokus.