Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI REGIONAL

Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah adalah suatu cabang dari
ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi satu
wilayah dengan wilayah lain.Ilmu ekonomi regional tidak membahas kegiatan individu
melainkan menganalisis suatu wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah
dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Masalah yang pelik adalah bahwa para
pemikir pertama tentang ekonomi dan lokasi seperti Von Themen (1826), Weber (1929),
Ohlin (1939), dan Losch (1954) dianggap pemberian landasan teori, baik bagi ilmu bumi
ekonomi maupun bagi ilmu ekonomi regional.

Ilmu ekonomi regional termasuk salah satu cabang yang baru dari ilmu ekonomi.
Cabang ilmu ekonomi lain yang terakhir berkembang adalah ilmu ekonomi lingkungan
sebagai pecahan dari ilmu ekonomi regional.

Ahli ekonomi menganggap hasil karya Walter Israd masuk kategori ilmu ekonomi
regional. Ilmu ekonomi regional baru masuk ke indonesia pada awal tahun 1970-an,n karena
pemerintah menyadari pentingnya pembangunan ekonomi daerah sebagai bagian dari cara
untuk mencapi tujuan pembangunan nasional.

Samuelson (1955) mengemukakan bahwa persoalan pokok ilmu ekonomi mencakup


tiga hal utama.
1. What commodities shall be produced and in what quantities (barang apa yang harus
dirpoduksi dan berapa banyak).
2. How shall goods be produced (bagaiman atau oleh siapa barang itu di produksi)
3. For Whom are goods to be produced (untuk siapa atau bagaimana pembagian hasil
dari kegiatan memproduksi barang tersebut).
4. When do all those activities be carried out (kapan berbagai kegiatan tersebut di
laksanakan).
5. Where do all those activities should be carried out (dimana lokasi dari berbagai
kegiatan tersebut).

Ferguson (1965) mengatakan bahwa tujuan utama kebijakan ekonomi adalah :


1. Menciptakan full employment atau setidak tidaknya tingkat pengangguran yang
rendah menjadi tujuan pokok pemerintah pusat maupun daerah.
2. Adanya economic growth (pertumbuhan ekonomi), karena selain menyediakan
lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, juga diharapkan dapat memperbaiki
kehidupan manusia atau peningkatan pendapatan.
3. Terciptanya price stability untuk menciptakan rasa aman atau tentram dalam
persamaan masyarakat.
Yang merupakan tujuan pokok tambahan yaitu sebagai berikut :
1. Terjaganya kelestarian lingkungan hidup
2. Pemerataan pembangunan dalam wilayah
3. Penetapan sektor unggulan wilayah
4. Membuat keterkaitan antarsektor yang lebih serasi dalam wilayah, sehingga
menjadi bersinergi dan berkesinambungan.
5. Pemenuhan kebutuhan pangan wilayah.
Manfaat Ilmu Ekonomi Regional dapat dibagi dua, yaitu manfaat makro berkaitan
dengan bagaimana pemerintah pusat dapat menggunakannya untuk mempercepat laju
pertumbuhan keseluruhan wilayah. Contohnya dari sudut potensi, masing masing wilayah
memiliki keunggulan komparatif yang berbeda dan bisa dimanfaatkan untuk menetapkan
skala prioritas yang berbeda untuk masing masing wilayah. dan manfaat mikro bagaimana
IER dapat membantu perencanaan wilayah menghemat waktu dan biaya dalam proses
menentukan lokasi suatu kegiatan atau proyek. Contohnya IER membatu perencanaan
wilayah dalam menentukan di bagian wilayah mana suatu kegiatan itu sebaiknya dibangun,
tetapi tidak sampai menunjuk lokasi konkret dari kegiatan tersebut.

Keterkaitan ilmu regional dengan ilmu lain


Disamping ilmu ekonomi dan ilmu bumi ekonomi (termasuk teori lokasi) cabang ilmu
lain yang diterapkan bersama sama dengan ilmu ekonomi regional adalah sosiologi, ilmu
politik, demografi dan ilmu lingkaran.

Perbedaan ilmu ekonomi regional dan regional sciences ialah ilmu ekonomi regional
murni membicarakan prinsip prinsip ekonomi yang terkaitan dengan wilayah, sedangkan
regional sciences merupakan kombinasi berbagai ilmu yang diterapkan dalam perencanaan
kehidupan sosial ekonomi wilayah.

Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas, dibawah ini diberikan beda antara ilmu
ekonomi regional dengan ilmu ekonomi pembangunan..
1. Ilmu ekonomi pembangunan kurang membicarakan perbedaan atau hubungan
antar bagian wilayah sedangkan ekonomi regional mengutamakan membicarakan
perbedaan atau hubungan antar bagian wilayah.
2. Objek ekonomi pembangunan mencakup seluruh wilayah dari suatu negara
sedangkan ekonomi regional biasanya membicarakan bagian tertentu saja dari
wilayah satu negara.
3. Ekonomi pembangunan membahas hal hal seperti moneter, fiskal/perpajakan
impor dan ekspor, tahap tahap pertumbuhan dan berbagai kebijakan makro
lainnya.
4. Banyak model analisis dalam ekonomi pembangunan dengan sedikit modifikasi
dapat diterapkan dalam ekonomi regional, misalnya teori Harrod-Domar, teori
ekonomi klasik, analisis input-output, perhitungan GNP dan lain-lain, sedangkan
banyak model analisis yang spesifik ekonomi regional tidak dapat diterapkan
untuk ilmu ekonomi pembangunan.
5. Ekonomi pembangunan banyak berisikan teori teori murni sedangkan ekonomi
regional banyak berisikan rumus-rumus aplikasi.

Dalam praktiknya, semua disiplin ilmu itu bekerja sama untuk mengambil keputusan.
Inisiatif awal dapat berasal dari para perencana wilayah yang merasa perlu membangunan
masukan. Namun untuk membuat studi yang mendalam tentang proyek, para ekonom dan
disiplin ilmu lain akan turut serta memberikan masukan. Ispiratif awal dapat berasal dari
masing masing disiplin ilmu, setelah itu perlu pertimbangan perencanaan wilayah untuk
melihat kaitan proyek dengan berbagai kegiatan lain yang sedang atau akan direncanakan.

Avron Bendavid (1974) memulai dengan materi yang umumnya tercakup dalam teori
ekonomi makro seperti teori niali tambah dan analisis input output yang diterapkan untuk
ekonomi wilayah dan kemudian dilanjutkan dengan teori yang khusus dikembangkan dalam
ilmu ekonomi regional, seperti analisis shift-share dan teori basis ekspor.
Regional science mencakup beberapa bidang ilmu, seperti ekonomi regional, ilmu bumi
ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu hukum(peraturan - peraturan) sesuai dengan topik
yang dibahas. Dalam pertumbuhannya, terutama karena didesak oleh kebutuhan, materi dari
regional science banyak dibahas dalam perencanaan perkotaan dan perencanaan
pembangunan daerah. Di dalam perencanaan daerah selalu muncul permasalahan tentang
memilih lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan akan dibangun dimasa mendatang.
Karena tidak adanya pedoman atau buku referensi yang dapat dipakai, penentuan lokasi
sering dilakukan atas dasar musyawarah dari orang orang yang memiliki berbagai keahlian
atau kepentingan dalam suatu lembaga perencanaan pembangunan daerah (pedesaan dan
perkotaan).

Hasil musyawarah badan perencanaan perkotaan dari berbagai disiplin ilmu itu kemudian
dicarikan titik temunya, yaitu prinsip prinsip yang terkandung didalam nya. Ternyata
sasaran umum rencana perkotaan adalah terciptanya efisiensi dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mencapai efisiensi kehidupan masyarakat seacara sadar atau pun tidak sadar, para
perencana sering kali telah menerapkan prinsip prinsip ekonomi.
BAB II

PENDAPATAN REGIONAL

Tujuan kebijakan ekonomi adalah meciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran


kemakmuran terpenting adalah pendapatan. Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan
masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan
wilayah maupun pendapatan rata rata masyarakat pada wilayah tersebut.
Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan
wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat.
Masayarakat awam bisa saja keliru dengan menggap besarnya nilai produksi suatu wilayah
adalah identik dengan besarnya pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Hal ini tidak
benar, karena yang menjadi pendapatan untuk masyarakat setempat hanyalah yang bersifat
nilai tambah dari kegiatan produksi tersebut. Nilai tambah inilah yang mengukur tingkat
kemakmuran masyarakat setempat dengan asumsi seluruh pendapatan itu dinikmati
masyarakat setempat.
Nilai tambah bruto terdiri atas :
1. Upah dan gaji adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja sesuai
dengan prestasi, sedangkan gaji adalah balas jasa yang nilainya tetap untuk
kurun waktu tertentu.
2. Laba atau keuntungan adalah total nilai penjualan dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan. Laba merupakan pendapatan bagi pengusaha.
3. Sewa tanah, diperhitungkan karena memberikan pendapatan bagi pemilik
tanah.
4. Bunga uang,adalah pendapatan bagi pemilik modal karena meminjamkan
uangnya untuk ikut serta dalam proses produksi.
5. Penyusutan berarti menurunnya nilai dari alat yang dipakai dalamn proses
produksi, terutama alat yang dimiliki sendiri. Apabila penyusutan belum
dikurangkan yang diperoleh adalah nilai tambah bruto.
6. Pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung menaikkan harga jual dan
tidak menambah pendapatan produsen, tetapi jatuh ke tangan pemerintah
(transfer payment).
7. Farm gate, dalam menghitung harga produksi untuk masing masing unit
kegiatan, biasanya didasarkan atas harga farm gate dan bukan harga pasar
tempat barang itu dijual.

Ada dua tahap metode perhitungan pendpatan nasional :


a. metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli
yang menggambarkan kondisi daerah dan di gali dari sumber data yang ada didaerah
itu sendiri.
b. metode tidak langsung yang menggunakan data dari sumber nasional yang
dialokasikan ke masing masing daerah.

1. Metode langsung
Pendekatan produksi
Pendekatan pendapatan
Pendapatan pengeluaran
Konsumsi rumah tangga
Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
Konsumsi pemerintah
Pembentukan modal tetap bruto (investasi)
Perubahan stok, dan
Ekspor neto.
2. Metode tidak langsung
Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor atau subsektor, pada wilayah
yang dialokasikan
Jumlah produksi fisik
Tenaga kerja
Penduduk, dan
Alokator tidak langsung lainnya.

Metode ini terpaksa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang alokasinya di
beberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di kantor pusat.
BAB III

TEORI BASIS EKONOMI

Teori Basis Ekonom mendasarkan pandangannya bahwa luatu laju pertumbuhan


ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.

Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegitan basis dan non basis. analisis basis dan
non basis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan kerja.misalnya,
penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis merupakan total lapangan
kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut.demikian pula penjumlahan pendapatan sektor
basis dan pendapatan sektor non basis merupakan total pendapatan wilayah.

Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang
tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis. Misalnya, dalam suatu wilayah terdapat 3000
lapangan kerja yang terdiri atas 1000 lapangan kerja basis dan 2000 lapangan kerja non
basis. Dengan demikian rasio basis adalah 1:2 yang artinya setiap satu lapangan basis terdapt
dua lapangan non basis.

Cara memilih kegiatan basis dengan non basis:


1. Metode Langsung,dilakukan dengan survei langsung kepada pelaku usaha
ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana
mereka membeli bahan bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk
tersebut
2. Metode tidak langsung digunakan karena rumitnya metode langsung
dalam mengukur kegatan basis dan non basis tersebut.salah satu metode
tidak langsung adalah metode asumsi.dalam metode asumsi,berdasarkan
kondisi wilayah tersebut,ada kegiatan yang diasumsikan sebagai kegiatan
basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan non basis.
3. Metode Campuran,metode ini mengadakan survei pendahuluan yaitu
pengumpulan data skunder biasanya dari instansi pemerintah atau
lembaga pengumpul dari BPS.dari data skunder berdasarkan analisis
ditentukan kegiatan mana yang dianggap sebagai basis dan non basis
4. Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk
sektor tertentu diwilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan
kerja/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional.

Model Basis Ekonomi menurut Tie Bout menggunakan perbandingan dalam bentuk
peendapatan dan membuat rincian yang lebih mendalam tentang faktor faktor yang terkait
dalam pengganda basis.dalam bentuk pendapatan,hubungan antara perubahan pendapatan
basis dengan perubahan total pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:Perubahan
pendapatan = pengganda basis x perubahan pendapatan basis.kelemahan model ini adalah
hanya bisa diterapkan di wilayah kecil dengan kegiatan ekonomi yang belum terlalu
bervariasi dan agak terisolasi.

Tingkat keabsisan suatu produk,misalnya dapat dijenjangkan sebagai berikut:


Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa desa tetangga
Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa wilayah kecamatan
Jangkauan pemasarannya hanya pada wilayah satu provinsi
Jangkauan pemasarannya mencakup beberapa wilayah provinsi
Jangkauan pemasarannya mencakup sebagian besar wialayah ekonomi
nasional dan ekspor
Jangkauan pemasarannya pada hampir seluruh wilayah ekonomi nasonal dan
merupakan ekspor tradisional

Kegiatan basis berbeda antara dikota,diluar kota atau wilayah dibelakangnya.basis


diluar kota umumnya pada sektor penghasil pertanian,industri dan pertambangan.kegiatan
yag sama bila dikota juga dapat bersifat basis. Namun karena kegiatan ini umumnya dikota
adalah terbatas atau dibatasi seperti dilarangnya industri yang berpolusi maka basis
perekonomian kota umumnya didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa termasuk jasa
angkutan.dikota sektor perdagangan dan jasa dapat menjadi basis karena kegiatan tersebut
mendatangkan uag dari luar wilayah atau dari wilayah belakangnya.namun perlu diingat
bahwa pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa diperkotaan tidakalh exogen murni.
BAB IV
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH

Teori Ekonomi Klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam
sejarah pemikiran ekonomi. Teori ekonomi klasik mulai berkembang sekitar pada abad ke-
18. Adam Smith merupakan pemikir utama dari ekonomi klasik. Sebuah karya milik Adam
Smith yaitu The Wealth of Nations pada tahun 1776 dianggap sebagai penanda dimulainya
era ekonomi klasik. Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya
sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Ekonomi klasik menekankan pada
penerapan harga yang fleksibel baik dari segi upah maupun barang. Postulat lainnya yang
ditekankan oleh ekonomi klasik adalah keseimbangan antara tabungan dan investasi dengan
asumsi bahwa suku bunga fleksibel akan selalu menjaga ekuilibrium. Aliran ekonomi klasik
mengemuka hingga pertengahan abad ke-19 dan kemudian digantikan oleh aliran ekonomi
neoklasik (1870)

Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:

1. Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) artinya
mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis.
Terjadi tangan bebas atau pasar bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga
terjadi full employment atau kesempatan kerja penuh (tidak ada pengangguran).
2. Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah
penegakan hukum, menjaga keamanan serta pembangunan infrastruktur.
3. Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.
4. Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila
kelebihan tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan
tenaga kerja maka akan meningkatkan upah.

Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:


a. Dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang
terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b. Terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti
pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap,
demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio
pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal
(gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan
perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal.
Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok
modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan
(kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal
(investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output
tersebut.
Neo-Klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran
pemikiran ilmu ekonomi yang menjabarkan tentang pembentukan harga, produksi dan
distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar. Teori
pertumbuhan neo-klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow. Beliau
mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teori yang ia
kemukakan dalam Quarterly Journals of Economics terbitan Febuari 1956 dalam tulisan
yang berjudul A Contribution of The Theory of Economics Growth.

Beberapa ciri-ciri teori ekonomi neo-klasik adalah :

1. Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor


utama yang akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa
tertentu dan perkembangannya dari waktu ke waktu lainnya
2. Pemerintah sudah ikut campur tangan dalam perekonomian negara
3. Sudah diterapkannya sistem pajak dan kemungkinan akan terjadi inflasi
4. Melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
5. Menganalisis sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan
teknologi dalam pembangunan ekonomi

Teori pertumbuhan jalur cepat diperkenalkan oleh Samuelson pada tahun 1955. Pada
intinya, teori ini menekankan bahwa setiap daerah perlu mengetahui sektor ataupun komoditi
apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi
alam maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan.
Artinya, dengan dengan kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai
tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu relatif singkat dan sumbangan
untuk perekonomian juga cukup besar. Agar pasarnya terjamin, produk tersebut harus bisa
diekspor (keluar daerah atau luar negeri). Perkembangan sektor tersebut akan mendorong
sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh.
Mensenergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan saling
mendukung. Menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya dengan sektor lain
yang terkait akan akan mampu membuat perekonomian tumbuh cepat.

Analisis basis ekonomi adalah berkenaan dengan identifikasi pendapatan basis (Richardson
1977). Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu wilayah akan menambah arus
pendapatan ke dalam wilayah yang bersangkutan yang selanjutnyamenambah permintaan
terhadap barang atau jasa di dalam wilayah tersebut sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan kenaikan volume kegiatan non basis. Sebaliknya, berkurangnya aktivitas basis
akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir ke dalam suatu wilayah
sehingga akan menyebabkan turunnya permintaan produk dar iaktivitas non basis.Walaupun
teori basis ekspor mengandung kelemahan yang membagi perekonomian regional menjadi
dua sektor kegiatan yakni basis dan non basis, namun upaya tersebut dapat bermanfaat
sebagai sarana untuk memperjelas pengertian mengenaistruktur daerah atau wilayah yang
bersangkutan dan bukan sebagai alat untuk membuat proyeksi jangka pendek atau jangka
panjang.

Beberapa hal penekanan dalam model teori basis ekspor yaitu, antara lain :

Bahwa suatu daerah tidak harus menjadi daerah industri untuk dapat tumbuh dengan
cepat, sebab faktor penentu pertumbuhan daerah adalah keuntungan komparatif
(keuntungan lokasi) yang dimiliki oleh daerah tersebut;
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan dapat dimaksimalkan bila daerah yang
bersangkutan memanfaatkan keuntungan komparatif yang dimiliki menjadi kekuatan
basis ekspor;
Ketimpangan antar daerah tetap sangat besar dipengaruhi oleh variasi potensi masing-
masing daerah.

Model teori basis ini adalah sederhana, sehingga memiliki kelemahan-kelemahan antara lain
sebagai berikut :

Menurut Richardson, besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik dari besarnya
suatu daerah. Artinya, makin besar suatu daerah maka ekspornya akan semakin kecil
apabila dibandingkan dengan total pendapatan.
Ekspor jelas bukan satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan pendapatan
daerah. Ada banyak unsur lain yang dapat meningkatkan pendapatan daerah seperti :
pengeluaran atau bantuan pemerintah pusat, investasi, dan peningkatan produktivitas
tenaga kerja.
Dalam melakukan studi atas suatu wilayah, multiplier basis yang diperoleh adalah
rata-ratanya bukan perubahannya. Menggunakan multiplier basis rata-rata untuk
proyeksi seringkali memberikan hasil yang keliru apabila nilai multiplier dari tahun
ke tahun.
Beberapa pakar berpendapat bahwa apabila pengganda basis digunakan sebagai alat
proyeksi maka masalah time lag (masa tenggang) harus diperhatikan.
Ada kasus dimana suatu daerah yang tetap berkembang pesat meski ekspornya
relatif kecil. Pada umumnya hal ini dapat terjadi pada daerah yang terdapat banyak
ragam kegiatan dan satu kegiatan saling membutuhkan dari produk kegiatan lainnya.
BAB V

ANALISI POTENSI RELATIF PEREKONOMIAN WILAYAH

Ada beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif
perekonomian suatu wilayah. Alat analisis itu antara lain :
1. Keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa
komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya.
Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan
dalam bentuk nilai tambah riel. Apabila keunggulan itu adalah dalam bentuk nilai
tambah riel maka dinamakan keunggulan absolut.Pengetahuan keunggulan
komparatif suatu daerah dapat digunakan para penentu kebijakan untuk mendorong
perubahan komparatif.
2. Location Quotient atau yang disingkat dengan LQ adalah suatu perbandingan
tentang besarnya pernana suatu sektor/ industri di suatu daerah terhadap besarnya
peranan sektor/ industri tersebut secra nasional. Ada banyak variabel yang bisa
dibandingkan, tetapi yang umum adlah nilai tambah, dan jumlah lapangan kerja.
Rumusnya adalah sebagi berikut:

=


Apabila LQ> 1 artinya peran sector tersebut didaerahnya itu lebih menonjol dari
pada peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya apabila LQ<1 maka peranan
sektor itu di daerah tersebut lebih kecil dari pada pernana sektor tersebut secara
nasional. Menggunakan LQ sebagagai petunjuk adanya keuanggulan komparatif
dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan bagi
sektor yang baeru atau sedang berkembang apalagi selma ini belum pernah ada,
LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas riil daerah tersebut.
3. Analisis shif share juga membandingkan perbedaan laju pertumbuhan bagi sektor
(industri) di daerah kita dengan wilayah nasional. Akan tetapi, metode ini lebih
tajam dibandingkan metode LQ. Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas
faktor penyebab perubahan sedangkan metode shif share memprinci penyebab
perubahan atas bebrapa variabel. Analisis ini menggunakan metode pengisolasian
berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri suatu daerah dalam
pertumbuhan dari suatu kurun waktuke kurun waktu berikutnya.Pertambahan
lapangan kerja regional total dapat diuraikan menjadi komponen shif share.
Komponen share sering pula disebut komponen nasional share. Komponen
nasioanal share (N)adalah banyaknya pertambahan lapangan kerja regional
seandainnya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan nasioanal
selama periode studi.
Faktor- faktor yang bisa membuat suatu daerah memiliki keunggulan komparatif dapat
berupa kondisi alam dan dapat juga berupa usaha usaha manusia. Faktor faktor yang
dapat membantu suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif dapat dikelompokkan
sebgai berikut:
1. Pemberian alam, yaitu karena kondisi alam akhirnya wilayah itu memiliki
keunggulan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
2. Masyarakat yang menguasai teknologi mutahir untuk jenis produk tertentu.
3. Masyarakatnya menguasai keterampilan khusus.
4. Wilayah tersebut dekat dengan pasar.
5. Wilayah dengan kestabilan yang tinggi .
6. Daerah konsentrasi / sentra dari suatu kegiatan sejenis.
7. Daeah agglomerasidari berbagai kegiatan
8. Upah buruh yang rendah dan tersedia dalam jumlah yang cukup serta didukung oleh
ketampilan yang memadai dan mentalitas yang mendukung.
9. Mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan
10. Kebijakan pemerintah antara lain dengan menciptakan salah satu / beberapa faktor
yang menciptakan keunggulan seperti disebutkan diatas.
BAB VI

ANALISIS INPUT OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH

Analisis input output (analisi masukan keluaran ) adalah suatu analisis atas
perekonomian wilayah secara komprehensif karena melihat keterkaitan antarsector ekonomi
di wilayah tersebut secra keseluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat
produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Setiap produk
pasti membutuhkan input agar produk itu dapat dihasilkan. Hasil produk dapat langsung
dikonsumsi atau sebagai input untuk menghasilkan produk lain atau input untuk produk yang
sama pada putaran berikutnya. Input dapat berupa output dari sektor lain, yang sering di
sebut input antara berupa bahan baku dan input primer berupa tenaga kerja, keahlian,
peralatan, dan modal.
Tabel input-output beserta analisisnya, pertama kali diperkenalkan oleh profesor
Wassily Leontif pada akhir dekade 1930-an tetapi baru banyak dikenal pada tahun 1951.
Atas hasil karyanya tersebut, ia memenangkan hadiah Nobel dibidang Ilmu Ekonomi pada
tahun 1973.Tabel I-O beserta analisisnya adalah alat yang ampuh untuk menganalisis
perekonomian wilayah dan sangat berguna dalam perencanaan pembangunan ekonomi
wilayah.
Tabel input output beserta analisisnya lebih mudah dijelaskan dengan suatu ilustrasi
sederhana seperti yang akan dikemukakan berikut. Misalnya, perekonomian di wilayah
disedehnakan hanya terdiri dari dua sektor, yaitu pertanian dan perindustrian. Perekonomian
diasumsikan tertutup, jadi tidak ada ekspor dan inpor. Hasil produksi diasumsikan habis
terjual baik sebagai bahan baku maupun sebagai konsumsi akhir. Masyarakat yang menerima
pendapatan karena ikut berpartisipasi dalam produksi, membelanjakan seluruh
pendapatannya untuk membeli prodok domestik. Artinya, masyarakat tidak menyisishkan
uangnya untuk tabungan (saving ). Harga harga dinyatakan dalam harga produsen. Pada
suatu tahu tertentu kondisi perekonomian wilayah yang digambarkan dalam bentuk transaksi
adalah sebagai berikut:
Tabel Transaksi Input- Output Sederhana
(dalam miliaran rupiah)
Pembelian oleh sektor
Penyediaan Pertanian Industri Masyarakat Total
oleh sektor : (permintaan akhir ) ouput
Pertanian 20 60 120 200
Industri 40 20 40 100
Masyarakat 140 20 0 160
(input primer )
Total input 200 100 160 460

Kegunaan analisis input output adalah sebagai berikut:


1. Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap
perekonomian wilayah.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik dan daya mendorong dari setiap
sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sektor strategis
dalam perencanaan pembangunan perekonomian wilayah.
3. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran,
seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor akan meningkat.
4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan
ekonomi wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.
5. Dapat digunakan sebagi bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal
dalam perencanaan pembangunan wilayah, seandainya inputnya dinyatakan dalam
bentuk tenaga kerja atau modal

Dalam tabel input output, sebagaimana tabel dasar adalah tabel transaksi yang contoh
sederhananya telah di kemukakan pada subbab terdahulu. Tabel analisisnya antara lain terdiri
atas tabel koefisien input atau disebut juga matriks koefisien input, tabel / matriks
pengganda, tabel indeks daya menarik dan indeks daya mendorong serta berbagai tabel
pendukung dan tabel analisis lainnya tergantung kepada luasnya bidang yang hendak
dibahas.Tabel transaksi input output terdiri atas 4 kuadran .
Matriks koefisien input adalah sama dengan tabel koefisien input tetapi tanpa jumlah
mengikutsertakn input primer. Tanpa input primer, isi tabel akan berbentuk n x n ( jumlah
baris sama dengan jumlah kolom ) sehingga lazim disebut matriks koefisien input. Nilai
koefisien input untuk masing masing sel dapat dihitung dengan rumus :

=

Dimana :
aij = koefisien input sektor j dari sektor i ( benda pada baris i kolom j)
xij = penggunaan input oleh sektor j dari sektor i
Xj = output sektor j
Matrik pengganda adalah faktor yang menentukan besarnya perubahan pada keseluruhan
sektor seandainya jumlah produksi suatu sektor ada yang berubah.Matriks pengganda adalah
matriks kebalikan ( invers ) dari matriks (I-A), yaitu :
B = ( I - A ) -1
Dimana :
B = matriks pengganda
I = matriks identitas
A = matriks koefisien input
BAB VII
BERBAGI TEORI LOKASI

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka,
serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha/kegiatan
lain baik ekonomi maupun sosial. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegiatan, ahli ekonomi
regional/geograf terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar
dan kondisinya di semua arah adalah sama.

Model Christaller ini meruupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang
ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem
K = 3 dari Christaller. Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama
2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah (isotropic surface)
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh
wilayah
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimalisasi jarak/biaya

Christaller menyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk order yang sama
cenderung berlokasi pada titik sentral di wilayahnya dan hal ini mendorong terciptanya kota.
Apabila jenis barang yang tersedia bertambah banyak maka rang-nya bertambah luas. Akan
tetapi belum membicarakan apa yang terjadi dengan threshhold (luar pasar minimal) dari
para produsen/penjual, dalam hal ini kita membuat asumsi bahwa barang apa pun yang
diproduksi/dijual, apabila produsen hanya menghasilkan 1 jenis barang biaya tetapnya dan
biaya variabelnya adalah sama. Dalam dunia nyata, threshold secara ruang bisa menyusut
lebih dari separonya karena kepadatan penduduk cukup tinggi di pusat kota dan makiin
rendah apabila makin menjauh dari pusat kota.
Konsep threshold tidak memungkinkan produsen/pedagang sejenis berada berdekatan
karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu produsen/pedagang. Apabila
berdekatanharus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen/pedagang.
Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu
produsen/pedagang.Menciutnya threshold memang memungkinkan lokasi satu
produsen/pedagang sejenis tidak lagi terlalu berjauhan, tetapi tetap tidak memungkinkan
untuk berusaha berdekatan.
Hubungan perdagangan antara kota dengan orde yang sama atau kota orde lebih
tinggi membeli dari kota orde lebih rendah (untuk produk tertentu) mungkin terjadik, karena
perbedaan konsentrasi/spesialisasi produk di masing-masing kota. Selain perdagangan
mengikuti model Christaller juga akan ada perdagangan antarkota pada herarki yang sama
dan bahwa kota dengan hierarki lebih tinggi terkadang juga membeli produk yang dihasilkan
kota dengan hierarki lebih rendah
Teori ekonomi murni mengajarkan bahwa bentuk kurva permintaan berbeda untuk
jenis pasar yang berbeda. Jenis pasar utama adalah monopoli, oligopoli, dan pasar sempurna.
Pasar monopoli berarti penjual hanya tunggal sehingga tidak ada pilihan bagi pembeli
kecuali membeli pada penjual tersebut atau tidak membeli sama sekali.besarnya permintaan
atau jumlah yang dibeli sangat tergantung pada harga yang ditetapkan oleh monopolis
tersebut. Apabila harga dibuat tinggi permintaan menurun, begitu sebaliknya
Dalam model Von Thunen membuat beberapa asumsi :
1. Wilayah analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh
pasar dari kota lain.
2. Tipe permukiman adalah padat dipusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat
apabila menjauh dari pusat wilayah
3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah dan topografi yang seragam
4. Fasilitas pengankutan adalah primitif (sesuai pada zamannya) dan relatif seragam.
Ongkos ditentukan oleh berat barang yang dibawa
5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang mempengaruhi
penggunaan tanah adalah seragam dan konstan

Dalam penentuan modelnya, Weber bertitik tolak pada asumsi bahwa :


1. Unit telaahan adalah suatu wilayah yang terisolasi, ikllim yang homogen, konsumen
terkonsentrasi pada beberapa pusat, dan kondisi pasar adalah persaingan sempurna
2. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir dan batu bata tersedia dimana-mana
dalam jumlah yang memadai
3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara sporadis
dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas
4. Tenaga kerja tidak ubiquitos (tidak menyebar secara merata) tetapi berkelompok pada
beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang terbatas

Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah


konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan
membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal.
Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan
penerimaan terbesar.

Mc. Grone (1969) berpendapat bahwa teori lokasi dengan tujuan memaksimumkan
keuntungan sulit ditangani dalam keadaan ketidakpastian yang tinggi dan dalam analisis
dinamik. Ketidaksempurnaan pengetahuan dan ketidakpastian biaya dan pendapatan dimasa
depan pada tiap lokasi, baiaya relokasi yang tinggi, preferensi personal dan pertimbangan
yang lain membuat model maksimisasi keuntungan lokasi sulit dioperasikan

Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya
daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan
untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensii
tersebut. Dalam perencanaan wilayah, model ini sering dijadikan alat untuk melihat apakah
lokasi berbagai fasilitas kepentingan umum telah berada pada tempat yang benar.

Menetapkan lokasi sebuah usaha, pertama-tama harus mempelajari peraturan yang ada,
ayaitu dimana saja usaha seperti itu boleh dibangun. Terkadang ada pilihan antara berlokasi
pada industrial estate (kawasan industri) yang sudah mendapat izin dari pemerintah atau di
luar industrial estate. Kedua pilihan itu harus dihitung terlebih dahulu kerugian dan
keuntungannya bukan hanya dari sudut keuangan tapi juga dari sudut keamanan/sikap
masyarakat/ apabila memilih diluar kawasan industri maka diantara lokasi yang
diperbolehkan harus disurvei bahwa daya dukung lahan, termasuk jenis tanah, ketinggian
dari permukaan laut, kemiringannya bukan daerah yang terkena banjir, tanah longsor, dan
lainnya
BAB VIII

KOTA DAN WILAYAH BELAKANGNYA


Suatu wilayah ada tempat-tempat dimana penduduk/kegiatan yang terkonsentrasi
disebut kota, pusat perdagangan, pusat industri, pusat pertumbuhan, simpul distribusi, pusat
permukiman atau daerah modal. Sebagian besar kota-kota di Indonesia berada di dekat
pantai karena hubungan antar pulau memerlukan adanya transit di tepi pantai. Kota-kota lain
di pedalaman pun umumnya dappat bertahan sebagai kota karena memiliki banyak cabang
jalan. Suatu tempat konsentrasi bisa juga terjadi karena tempat itu diputuskan sebagai pusat
kerajaan/pemerintahan tetapi setelah hilangnya masa kerajaan, tempat itu hanya bisa
bertahan sebagai tempat konsentrasi kalu di tempat itu sudah terdapat banyak cabang jalan
ke berbagai jurusan

BPS menggunakan beberapa kriteria untuk menetapkan apakah suatu desa /


kelurahan dikategorikan sebagai desa atau sebagai kota :
1. Kepadatan penduduk per km2
2. Persentasi rumah tangga yang mata pencaharian utamanya pertanian atau non
pertanian
3. Persentasi rumah tangga yang memiliki telepon
4. Persentasi rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik
5. Fasilitas umum yang ada di desa/kelurahan seperti pendidikan, pasar dll

Keuntungan berlokasi pada tempat konsentrasi atau terjadinya agglomerasi


disebabkan faktor skala ekonomi (economic of scale) dan agglomerasi (economic of
localization). Economic of scale adalah keuntungan karena dapat berproduksi berdasarkan
spesialisasi sehingga produksi lebih besar dan biaya per unitnya lebih efisien. Economic of
agglomeration adalah keuntungan karena ditempat itu terdapat berbagai keperluan dan
fasilitas yang dapat digunakan oleh perusahaan.

Hubungan antara kota dengan wilayah belakangnya dapat dibedakan antara kota
generatif, kota parasitif dan enclave. Kota generatif adalah kota yang menjalankan
bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk wilayah belakannya
sehiingga bersifat saling menguntungkan/mengembangkan. Kota parasitif adalah kota yang
tidak banyak berfungsi untuk menolong wilalyah belakangnya dan bahkan bisa mematikan
berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa. Kota enclave adalah kota yang bentuk
hubungannya tidak menguntungkan wilayah pedalaman

Pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri yaitu adanya hubungan internal dari
berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi, ada efek pengganda (multiplier
effect), adanya konsentrasi geografis dan bersifat mendorong wilayah belakangnya

Metode menetapkan orde perkotaan dibagi atas tiga kelompok yaitu


1. Hanya menggunakan variabel penduduk
Metode Christaller, metode rank size rule, metode zipf.
2. Perbandingan persentse hubungan keluar
3. Gabungan beberapa variabel
Faktor jumlah penduduk, faktor banyaknya fasilitas, tingkat aksesibilitas
Salah satu tujuan menetapkan orde perkotaan adalah agar dapat diperkirakan luas
wilayah pengaruh dari kota tersebut. Dengan demikian dapat diperkirakan jenis dan
tingkat/mutu fasilitas kepentingan umum apa saja yang perlu dibangun di kota tersebut.
Salah satu kesalahan yang sering dibuat dalam menetapkan orde perkotaan adalah batas kota
didasarkan atas batas administrasi. Dalam rangka perkotaan maka batas kota harus
didasarkan atas batas fisik atau batas fungsi. Daya tarik sebuah kota berasal daari bagian kota
yang memiliki fisik sebagai kota ataupun berfungsi sebagai kota. Kesalahan ini banyak
terjadi dalam mengevaluasi kota kecil.

Anda mungkin juga menyukai