Anda di halaman 1dari 58

1

Nama : Saldi Framana

Nim : 213.320.045

Prodi : Perbankan Syariah

Judul : Dampak Amnesty Pajak Terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank


Muamalah Cabang Pembantu Kota Parepare

A. Latar Belakang Masalah

Negara indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi

hak dan kewajiban setiap masyarakat berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Oleh

karena itu menempatkan pajak sebagai suatu perwujudan kewajiban kenegaraan

dalam gotong-royong nasional, yang merupakan peran serta masyarakat dalam

pembiayaan pembangunan nasional. Pembangunan Indonesia bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur melalui peningkatan

taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat dalam rangka

mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional, maka pembangunan harus

merata diseluruh tanah air dan ini tidak terlepas dari adanya pembangunan daerah

merupakan bagian yang sangat penting dari pembangunan nasional.

Pengertian Bank di dalam UU No. 21 tahun 2008, dapat dipahami bahwa

yang harus menjadi prioritas kegiatan perbankan adalah untuk membantu

pendanaan kegiatan masyarakat melalui sebuah system penghimpunan dan

penyaluran dana. Pengertian ini sesungguhnya sejalan dengan pola berkonsumsi

yang diajarkan Islam untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan

dan berbagi, serta pola simpanan yang mengharuskan umat Islam untuk
2

melakukan berbagai macam usaha yang produktif atau investasi.1 Konsep

kelembagaan bank dan kedudukannya di tengah-tengah masyarakat tentu saja

sangat tepat dan penting untuk menghimpun dana- dana ini, untuk kemudian

disalurkan dalam rangka meningkatkan ekonomi umat.

Perbankan Islam di Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an dan akhirnya

mewujud menjadi sebuah institusi/ lembaga keuangan pada tahun1991. Semangat

yang melatarbelakangi pendirian bank syariah di Indonesia diantaranya karena

keinginan umat Islam untuk menghindari riba dalam kegiatan muamalahnya,

keinginan untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin melalui kegiatan

muamalah yang sesuai dengan perintah agamanya, serta keinginan untuk

mempunyai alternatif pilihan dalam dalam mempergunakan jasa-jasa perbangkan

yang dirasakan lebih sesuai.2 Dari sini, dapat diambil kesimpulan bahwa

perbankan konvensional dirasakan tidak sepenuhnya sesuai dengan prinsip ajaran

agama Islam. Karena bagi seorang muslim, pilihan hidup itu ialah pilihan hidup

yang baik berdasarkan ajaran agama Islam. Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam

(Q.S. Ali Imron: 102) Sebagai Berikut :

Terjemahannya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada


Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam.3

1
Antonio, Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafii. 1992. Apa dan Bagaimana Bank
Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. hlm. 6.
2
Ibid tafsir Al_Quran.
3
Tafsir Quraish Shihab. Surat Ali Imran 102.
3

Pengamalan ayat diatas dalam aktifitas keuangan (perbankan) adalah

seorang muslim seharusnya menjauhi perkara yang tidak sesuai dengan prinsip

ajaran agama Islam. Secara tegas, seharusnya seorang muslim menjadikan bank

syariah sebagai pilihan lembaga keuangan yang

Perkembangan aset bank syariah secara nasional masih sangat jauh dari

total asset bank konvensional. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia4 dapat dilihat bahwa jumlah asset Perbankan

Konvensional berjumlah 3.951,150 triliun rupiah, sedangkan jumlah aset

Perbankan Syariah hanya 159,472 triliun rupiah. Padahal beberapa ahli

menyebutkan bahwa bagi bank syariah, jumlah muslim yang mayoritas

seharusnya dapat menjadi pangsa pasar yang memberikan prospek cerah bagi

perkembangan perbankan syariah. Fenomena ini memberikan fakta bahwa

masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang mayoritas muslim, baru sebagian

kecil saja yang telah menjadi nasabah bank syariah.

Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan

berkesinambungan selama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan suatu anggaran

pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha untuk mewujudkan peningkatan

penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah dengan menggali sumber dana

yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan

yang dominan dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

4
Statistik Perbankan Indonesia. Juni 2012. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/
728F40BB-AF9E-4229-86B0 1E47D27F4BF7/26807/SPI.html (03 february 2017)
4

Hampir 70 persen penerimaan berasal dari sektor pajak. Karena itu untuk

mencapai target penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan upaya-

upaya yang nyata, serta mengimplementasikan dalam bentuk kebijakan

pemerintah. Salah satunya adalah tax amnesty atau pengampunan pajak.

Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan subyek pajak maupun obyek

pajak.Subyek pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di luar

negeri, sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah wajib pajak.

Sebenarnya Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984.

Namun pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dan

tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeluruh.

Pengampunan pajak diharapkan menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini

belum atau kurang bayar, disamping meningkatkan kepatuhan membayar pajak

karena makin efektifnya pengawasan, didukung semakin akuratnya informasi

mengenai daftar kekayaan wajib pajak.

Menurut UU No. 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung.

Menurut UU Tax Amnesty No 11 tahun 2016 Pengampunan Pajak (Tax

Amnesty) adalah pengampunan atau pengurangan pajak terhadap property yang

dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk penghapusan pajak terutang, penghapusan

sanksi pajak terutang, penghapusan sanksi pidana tertentu yang harus diharuskan

membayar dengan uang tebusan. Pengampunan pajak ini bukan hanya properti
5

yang disimpan di luar negeri tetapi juga berasal dari dalam negeri yang

laporannya tidak diberikan secara benar.5

Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas

pinjaman yang diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang

dipinjamkan tanpa keikhlasan dari pihak yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini

menganggap bahwa interest rate sebagai perannya dalam menggerakkan

perekonomian konvensional sekarang dapat diubah dengan rate on kapital, yaitu

pendapatan atas modal barang dan jasa dalam proses produksi. Dengan alasan ini,

Adiwarman Karim menjelaskan bahwa perbankan Islam dapat menggerakan

perputaran kegiatan atau aktivitasnya dengan ikut masuk ke dalam proses

produksi yaitu dengan ikut atau berperan aktif dalam kegiatan usaha. Oleh karena

itu, maka dua produk perbankan Islam yang sekarang ada terbentuk dari ide dasar

ini. Mudharobah dan musyarokah dapat dikedepankan sebagai dua produk Islam

yang muncul dari ide dasar bahwa perbankan Islam haruslah perbankan yang

mengambil untung dari ikut berperannya mereka dalam proses produksi dengan

mendapat bagian dri bagi hasil pendataan atau dari untung usaha yang didapatkan

perusahaan yang menjadi rekan usahanya.

Tingkat pertumbuhan perbankan syariah yang tinggi di Indonesia

membuat persaingan di antara bank syariah semakin ketat sehingga masyarakat

memiliki alternatif pilihan lembaga perbankan yang berbasis syariah. Bank

syariah pertama yang ada di Indonesia yaitu Bank Muamalat juga ikut bersaing

dalam kancah persaingan antara Bank Syariah. Bank Muamalat berusaha

5
http://www.kemenkeu.go.id/taxamnesty.rar.html (29 Desember 2016)
6

memperbaiki pelayanan menciptakan berbagai produk yang dibutuhkan oleh

masyarat guna menunjung kegiatan perbankan dan berusaha menjadikan nasabah

yang telah ada tetap loyal. Salah satu produk yang diposisikan untuk bersaing

dengan produk Bank Syariah lain yaitu Tabungan Ummat yang difasilitasi dengan

berbagai kemudahan dan pelayanan agar nasabah tidak tertarik oleh pesaing.

Beragamnya produk tabungan syariah pada saat ini menjadikan calon nasabah

ataupun nasabah Tabungan Ummat yang telah dimiliki Bank Muamalat dapat saja

berpindah ke pesaing.

Bank Bagi Hasil sering disebut Bank Syariah (Bank Islam) merupakan

lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan

prinsipprinsip hukum atau syariah Islam, seperti diatur dalam Al Quran dan Al

Hadist. Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

dikembangkan berdasarkan sistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan

sistem ini berangkat dari larangan islam untuk memungut dan meminjam

bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi untuk usaha yang

dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-usaha lain

yang tidak islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.

Berdiri tahun1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter

pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal

awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode
7

1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank

syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun

1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi

penduduk di Negara Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama

Islam.Dengan adanya bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam

proses muamalah bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari

keharaman akibat tidak adanya suatu wadah yang melayani mereka dalam bidang

muamalah yang bersifat islami. Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk

Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara mereka yang

bertransaksi secara syarI lebih-lebih dalam hal perbankan.Sampai saat ini

perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak

masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan syariah.

Bahkan para ulama-ulama di negeri ini pun sebagian besar masih

menyimpan uangnya di bank konvensional.Hal tersebut terjadi karena kurangnya

pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan syariah Sistem dalam bank

syariah di anggap sama dengan sistem operasi yang ada dalam bank konvensional.

Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank

syariah dan berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank

syariah. Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan

keurgenan perbankkan islam di Negara ini. Khusunya bagi mereka yang beragama

islam. Upaya-upaya pensosialisaian mekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga

masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak islami, seperti
8

potongan pajak, suku bunga yang terlalu tinggi apalagi adanya program dirjen

pajak yaitu Amnesty Pajak tentunya akan member pengaruh terhadap loyalitas

nasabah tersebut maka dari itu pihak bank memberikan layanan kepada

masyarakat agar kembali manaruh kepercayaan terhadap transaksi syariah.

Persaingan usaha antar bank yang beroprasi di Indonesia tahun 2001

hingga 2013 semakin meningkat tajam dibandingkan tahun tahun sebelumnya,

telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam

berbagai keunggulan kompetitif. Dengan terjadinya era the borderless world

(dunia yang tampa batas) , mau tak mau, siap tidak siap perbankan syariah di

hadapkan pada situasi tanpa batas pula, dan harus mampu berkomtisi sacara fair

dengan perbankan Global. Artinya perbankan syariah harus berusaha

mendapatkan nasabah yang loyal dan mempertahankan loyalitas nasabahnya.

Konsep tentang loyalitas bukanlah sesuatu yang barru dalam dunia bisnis.

Para pelaku bisnis sebenarnya telah lama menyadari banyak hal yang

mempengaruhi keunggulan daya saing produk maupun jasa yang mereka

luncurkan di pasaran sehingga mereka mampu menjadi market leader dengan

memenangkan sebanyak mungkin market share.

Adanya fakta yang tercatat di AS bahwa perusahaan kehilangan separuh

jumlah pelanggangnya dalam waktu lima tahun, separuh karyawannya dalam

waktu empat tahun, dan separuh jumlah investornya dalam waktu kurang dari

setahun.6 Telah menyentakan para pelaku bisnis untuk lebih memperhatikan

kembali loyalitas pelanggan sebagai pendukung keberhasilan bisnis. Kemudian

6
Reichheld,Federick G, The loyality Effect, Harvard, Business School Press. 1996. Hal 1
9

memberikan transfaransi terhadap suku bunga dan pajak dengan konsep

menguntungkan. Inilah yang mendasari di tegakkannya prinsip prinsip loyalitas

yang dalam bahasa bisnis disebut sebagai manajemen berdasarkan loyalitas.

Dampak Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) diyakini

dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bagi bank, potensi

repatriasi aset dinilai akan membantu melonggarkan likuiditas.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartikaa Wirjoatmodjo memperkirakan

potensi aliran dana masih para wajib pajak dari luar negeri itu mencapai Rp300

triliun hingga Rp400 triliun. Aliran dana itu tentu akan melonggarkan likuiditas

industri perbankan.

Likuiditas jadi bagus, tukas Kartika di Jakarta belum lama ini. Meski

begitu ia mengaku belum menghitung dampaknya bagi industri perbankan.

Ekonom Riset Mandiri Sekuritas Wisnu Trihatmojo mengatakan jika ada

repatriasi aset dari luar negeri, ia meyakini dampaknya akan positif dalam

beberapa aspek.

Pertama, menurunkan risiko likuiditas. Berdasarkan keterangan Bank Indonesia,

potensi repatriasi aset sekitar Rp536 triliun. Karena repatriasi dibagi dalam dua

gelombang, 31 Desember 2016 dan 31 Maret 2017, kami meyakini bahwa potensi

repatriasi sekitar Rp350 triliun tahun ini. Riset Mandiri Sekuritaas memprediksi

simpanan dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh 18%-20% pada Desember 2016
10

sedangkan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) dapat melonggar menjadi 85%

pada periode yang sama.

Sebagian besar dampak pada kredit dan pada pertumbuhan ekonomi

tersebut akan terlihat pada 2017, tambahnya.

Riset Mandiri Sekuritas meyakini besaran repatriasi akan memberi

dampak positif terhadap neraca pembayaran. Repatriasi akan dicatatkan sebagai

surplus pada pos aset investasi lain. Ketiga, potensi cadangan devisa valas yang

lebih besar.

Jika bagian dari dana repatriasi ke bank tidak dikonversi ke Rupiah dan

likuiditas valas ditempatkan pada instrumen valas BI, pihaknya meyakini hal itu

akan memiliki dampak positif pada kenaikan cadangan valas dalam jangka waktu

menengah.

Memang, dampak dari tax amnesty akan melonggarkan depresiasi rupiah

dalam jangka pendek, dan kami tidak berencana merevisi prediksi rupiah tahun

2016, karena risiko downside dari eksternal masih sangat dinamis dan risiko fiskal

Indonesia masih tetap tinggi. jika dana repatriasi tidak dikonversi menjadi Rupiah,

maka dampaknya pada nilai tukar akan relatif netral.7

Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Parepare merupakan salah satu

bank syariah yang melaksanakan kegiatan memperkuat permodalannya, Bank

Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif

7
Ria Martati, dkk., Dampak Amnesty pajak pada bank syariah dan perekonommian di
Indonesia (Jakarta: Rajawali press, 2016), h. 11
11

oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.

Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang

saham Bank Muamalat.

Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan

masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat

karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan

dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat,

strategi pengembangan usaha yang tepat dan transparansi potongan pajak yang

diatur secara islami sesuai konsep Perbankan Syariah, serta ketaatan terhadap

pelaksanaan Perbankan Syariah secara murni.

Berdasarkan uraian diatas terdapat berbagai teori dan pendapat tentang

dampak Amnesty Pajak dan Pengaruhnya terhadap Perbankan Syariah di

Indonesia , maka dari itu penulis akan mengadakan penelitian dengan judul

Dampak Amnesty Pajak Pada Bank Syariah Terhadap Loyalitas Nasabah

Pada Bank Muamalat Cabang Pembantu Kota Parepare

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi rumusan masalah penelitian ini sebagai berikiut:

1. Apa Dampak Amnesty Pajak Pada Bank Syariah Terhadap Loyalitas

Nasabah Pada Bank Muamalah Cabang Pembantu Kota Parepare ?


12

2. Apa solusi untuk dampak amnesty pajak pada bank syariah terhadap

loyalitas nasabah pada bank muamalah cabang pembantu kota parepare ?

C. Hipotesis

Hipotesis alternative

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara dampak Amnesty Pajak

terhadap Perbankan Syariah dengan loyalitas nasabah Bank Muamalah.

Hipotesis Nol

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dampak Amnesty Pajak

terhadap Perbankan Syariah dengan loyalitas nasabah Bank Muamalah.

D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Focus Penelitian

Amnesty Pajak adalah salah satu kewajiban masyarakat Indonesia guna

meningkatkan pembangunan dari semua sector di Indonesia, Amnesty pajak

juga member pengaruh tehadap pajak perseroan khususnya pada Perbangkan

Syariah, dalam peneitian ini penulis mencoba mengkaji apakah ada dampak

dari Amnesty Pajak terhadap loyalitas nasabah pada Bank Muamalah yang ada

di kota Parepare.

2. Deskripsi Fokus

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi mengatakan untuk mengetahui

apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel dinilai valid atau tidak
13

dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel antara nilai skor

item yang diuji dengan jumlah seluruh skor yang dikaji.

No. Variabel Indikator


1. Amnesty 1. Pajak Perseroan

Pajak Pajak yang harus di bayar oleh perusahaan,


dikenakan atas laba yang diperoleh menurut
ketentuan undang-undang
2. Pajak Perbankan Syariah

Pajak bank syariah yang diatur oleh Tax


Amnesty
3. Pajak Nasabah Bank Muamalah

Kewajiban pemotong pajak dilakukan oleh


pemberi penghasilan, terhadap penerima
penghasilan antara lain, Nasabah Deposan,
Rekanan/Vendor, Pegawai.
2. Bank Syariah 1. Fatwa Bunga Bank

Suku bunga yang telah diatur melalui konsep


keuangan islam berlandaskan Al-Quran &
Hadist
2. Sistem bagi hasil

Sistem bagi hasil yaitu di atur oleh Fatwa


MUI juga berlandaskan Al-Quran & Hadist
3. Bisnis halal dan berkah

Pendapatan dari kegiatan perbangkan syariah


juga berdasarkan Fatwa MUI yang
berladaskan Al-Quran & Hadist
14

3. Loyalitas 1. Value add

Nasabah Konsep loyalitas nasabah yang memberikan


nilai tambah
2. Retention

Hubungan yang aktif berkesinambungan


dengan pelanggan yang menghasilkan revenue
3. Related news product

Menjual produk/service baru kepada exiting


Costumers
4. Referrals

Mempertahankan pelanggan yang potensial


15

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang dampak Amnesty Pajak pada Bank Syariah terhadap

loyalitas nasabah pada Bank Muamalah ini sebelumnya telah diteliti oleh

beberapa orang diberbagai lokasi dan daerah berbeda.

Defenisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang

perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi

tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya adalah:

Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan

oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja

pemerintah.

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum

(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat


16

ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.8

Bank Syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary)

antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan

unit-unit yang lainnya yang mengalami kekuarangan dana(deficit units). Melalui

bank, kelebihan tersebut dapat di salurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan

sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah piihak. Kualitas bank syariah

sebagai lembaga perantara ditentukan oleh kemampuan manejemen bank untuk

melaksanaakan perannya. Dalam bank syariah, hubungan antar bank dengan

nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainnkan hubungan

kemitraan (partnership) anatara penyandang dana (shahibul mal) dengan

pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja

berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan

dana. Hubungan kemitraan ini merupakan bagian yang khas dari proses

brjalannya mekanisme bank syariah.9

Suryani (2006), mahasiswa S2 UI Kajian Timur Tengah, dalam

penelitiannya menegenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah

Asuransi Syariah pada PT. Asuransi Takaful Indonesia Cabang Depok

menyimpulkan bahwa dari hasil uji korelasi rank spearman pada hasil penelitian

ini di lakukan pada 100 responden nasabahh PT. Asuransi Takaful Indonesia

8
P.J.A Adriani Het, belastingrecht: zjin grondslagen en ontwikkeling (dalam bahasa
Belanda). Amsterdam: Veen (1949).
9
Zainul Arifin., Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Cet.ke-2 (Jakarta
Alvabeta,2003) Hal.51
17

Cabang Depok, di peroleh hasil bahwa hipotesis Ho di tolak yang berarti seluruh

factor syariah, produk, harga,lokasi,promosi, SDM, proses, fisik, agen marketing

dan investor mempunyai hubungan positif yang sidnitifkan dengan variabel

dependen loyalitas nasabah pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan

bahwa seluruh faktor tersebut penting untuk di perhatikan oleh manajemen

Takaful khususnya Cabang Depok guna mempertahankan loyalitas nasabah yang

di milikinya.

Tax amnesty membuat para investor yang selama ini tidak

menginvestasikan sebagian besar hartanya karena menghindari nilai pajak yang

besar akan menambah nilai investasinya. Bila dirunut, investor yang memiliki

kekayaan dalam bentuk properti dan belum dilaporkan menjadi tenang karena

asetnya bisa diampuni dari sanksi dan denda pajak. Dengan begitu, investor dapat

menambah properti sehingga permintaan meningkat. Kenaikan permintaan

properti ini memberikan efek ganda. Sebab, konsumsi semen, baja, atau alat

bangunan lainnya akan meningkat. Dampak lanjutannya, permintaan di sektor lain

pun terdongkrak sehingga mendorong investasi. Efek positif terhadap kenaikan

investasi bisa terjadi tiga bulan setelah tax amnesty diterapkan.10

B. Pajak Amnesty

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak, baik pengertian

secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

10
http://ekbis.sindonews.com/read/1145426/33/Tax Amnesty beri sentimen positif ke
cadangan devisa-1475844863, Html. (01 january 2017).
18

pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat

dipaksakan).

1. Pengertian pajak

a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan

perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan, pajak dan

pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur

dalam undang-undang.

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang

dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar

pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya

dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin

maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila

wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan

sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas

Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan.

2. Penggolongan Pajak

a. Pajak Negara
19

Pajak Negara sering disebut juga sebagai pajak pusat yaitu pajak yang

dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri atas:

1) Pajak Penghasilan

Diatur dalam UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang

diubah terakhir kali dengan UU No. 36 Tahun 2008.Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Diatur dalam UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang diubah terakhir kali

dengan UU No. 42 Tahun 2009

a) Bea Materai UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai

b) Bea Masuk UU No. 10 Tahun 1995 jo. UU No. 17 Tahun 2006 tentang

Kepabeanan

c) Cukai UU No. 11 Tahun 1995 jo. UU No. 39 Tahun 2007 tentang

Cukai

b. Pajak Daerah

Sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah berikut jenis-jenis Pajak Daerah:

1) Pajak Provinsi terdiri atas:


20

a) Pajak Kendaraan Bermotor

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d) Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok.

2) Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g) Pajak Parkir

h) Pajak Air Tanah

i) Pajak Sarang Burung Walet

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2016, Pengampunan Pajak

adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi

administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara


21

mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

Berdasarkan definisi diatas, selain memberikan pengampunan untuk sanksi

administrasi, tax amnesty juga dimaksudkan untuk menghapuskan sanksi pidana,

serta tax amnesty juga dapat diberikan kepada pelaporan sukarela data kekayaan

wajib pajak yang tidak dilaporkan pada masa sebelumnya tanpa harus membayar

pajak yang mungkin belum dibayarkan.

C. Tujuan Tax Amnesty

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No 11 Tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun

terakhir cenderung mengalami perlambatan yang berdampak pada turunnya

penerimaan pajak dan juga telah mengurangi ketersediaan likuiditas dalam negeri

yang sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di

sisi lain, banyak Harta warga negara Indonesia yang ditempatkan di luar wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik dalam bentuk likuid maupun

nonlikuid, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menambah likuiditas dalam

negeri yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun tidak semua harta tersebut telah dilaporkan di dalam SPT Tahunan

oleh pemiliknya, bahkan mungkin banyak yang belum terungkap. Apabila harta

yang belum diungkapkan tersebut pada akhirnya di laporkan dalam SPT Tahunan

atau terungkap oleh Direktorat Jenderal Pajak maka berdasarkan ketentuan


22

perpajakan secara umum atas harta tersebut dapat dikenai PPh atau PPN kurang

bayar atau dapat ditagih kembali pajak-pajaknya. Atas konsekuensi adanya pajak

yang masih haus dibayar inilah yang menjadikan mereka tidak mau

mengungkapkan hartanya yang ada di luar negeri dengan sukarela.

Untuk menjembatani antara kepentingan pemerintah dengan pemilik harta

yang ada di luar negeri agar mau mengungkapkan hartanya atau menarik hartanya

ke dalam negeri, maka diterbitkan peraturan tentang pengampunan pajak atau Tax

Amnesty. Dengan begitu terdapat win-win solutioin antara negara dengan

pemilik harta di luar negeri yang mana negara akan diuntungkan dengan adanya

dan yang masuk dari uang tebusan maupun dana repatriasi (dana yang ditarik

untuk diinvestasikan di dalam negeri) serta membantu pertumbuhan ekonomi

karena dari dana yang diinvestasikan di Indonesia juga nantinya akan dipungut

pajak yang berlaku, sedangkan pemilik harta mendapat keuntungan yang sama

besarnya dari sisi besarnya uang tebusan yang lebih kecil dibanding pajak yang

seharusnya terutang apabila dihitung dengan ketentuan perpajakan secara umum.

Namun demikian Tax Amnesty ini ditujukan tidak hanya kepada Warga Negara

Indonesia yang memiliki harta atau aset di luar negeri saja. Bagi Wajib Pajak

dalam negeri juga boleh untuk mengikuti program Tax Amnesty ini apabila masih

ada harta atau aset yang belum di laporkan dalam SPT Tahunannya sehingga tetap

terdapat unsur keadilan.


23

1. Tujuan Tax Amnesty berdasarkan Undang-undang nomor 11 Tahun

2016

a. mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui

pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan

likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga,

dan peningkatan investasi.

b. mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih

berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid,

komprehensif, dan terintegrasi danmeningkatkan penerimaan pajak, yang

antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Tax Amnesty (pengampunan pajak) tetap berpegang teguh berdasarkan asas :

a. Kepastian hukum, yaitu pelaksanaan pengampunan pajak harus dapat

mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui kepastian hukum.

b. Keadilan, yaitu pengampunan pajak menjunjung tinggi keseimbangan hak

dan kewajiban dari setiap pihak yang telibat.

c. Kemanfaatan, yaitu seluruh pengaturan kebijakan pengampunan pajak

bermanfaat bagi kepentingan negara,bangsa dan masyarakat, khususnya

dalam memajukan kesejahteraan umum.

d. Kepentingan nasional, yaitu pelaksanaan pengampunan pajak kepentingan

bangsa,negara dan masyarakat di atas kepentingan lainnya.


24

2. Tarif Tax Amnesty

Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 4 UU No 11 Tahun 2016 :

a. Tarif uang tebusan atau harta yang berada di dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia atau Harta yang berada di luar wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dialihkan ke dalam wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diinvestasikan dalam jangka

waktu paling singkat 3 tahun terhitung sejak dialihkan, adalah sebesar :

1) 2% (dua persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada

bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-

Undang ini mulai berlaku.

2) 3% (tiga persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada

bulan keempat terhitung sejak Undang-Undang ini mulai belaku sampai

dengan tanggal31 Desember 2016.

3) 5% (lima persen) untuk periode penyampaian surat Pernyataan terhitung

sejak tangggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.

b. Tarif uang tebusan atas harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesiadan tidak dialihkan ke dalam Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia adalah sebesar :


25

1) 4% (empat persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada

bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-

Undang ini mulai berlaku.

2) 6% (enam persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada

bulan keempat terhitung sejak Undang-Undang ini mulai belaku sampai

dengan tanggal 31 Desember 2016.

3) 10% (sepuluh persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan

terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2017.

c. Tarif uang tebusan bagi wajib pajak yang peredaran usahanya sampai

dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) pada

tahun pajak terakhir adalah sebesar :

1) 0,5% (nol koma lima persen) bagi wajib pajak yang mengungkapkan

nilai harta sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)

dalam Surat Pernyataan.

2) 2% (dua persen) bagi wajib pajak yang mengungkapkan nilai harta lebih

dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar) dalam Surat Pernyataan,

3. Periode Tax Amnesty

Untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama sejak

Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.

a. Amnesti Pajak terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu:


26

1) Periode I: Dari tanggal 18 Juli s.d 30 September 2016

2) Periode II: Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016

3) Periode III: Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017

Dampak Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) diyakini

dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bagi bank, potensi

repatriasi aset dinilai akan membantu melonggarkan likuiditas dan juga tidak

membebani Nasabah Perbangkan Syariah.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartikaa Wirjoatmodjo memperkirakan

potensi aliran dana masih para wajib pajak dari luar negeri itu mencapai Rp300

triliun hingga Rp400 triliun. Aliran dana itu tentu akan melonggarkan likuiditas

industri perbankan.

Likuiditas jadi bagus, tukas Kartika di Jakarta belum lama ini. Meski

begitu ia mengaku belum menghitung dampaknya bagi industri perbankan.

Terpisah, Ekonom Riset Mandiri Sekuritas Wisnu Trihatmojo mengatakan

jika ada repatriasi aset dari luar negeri, ia meyakini dampaknya akan positif dalam

beberapa aspek.

Pertama, menurunkan risiko likuiditas. Berdasarkan keterangan Bank Indonesia,

potensi repatriasi aset sekitar Rp536 triliun.


27

Karena repatriasi dibagi dalam dua gelombang, 31 Desember 2016 dan

31 Maret 2017, kami meyakini bahwa potensi repatriasi sekitar Rp350 triliun

tahun ini, kata dia dalam keterangan tertulisnya.

Karena itu, Riset Mandiri Sekuritaas memprediksi simpanan dana pihak

ketiga (DPK) dapat tumbuh 18%-20% pada Desember 2016 sedangkan rasio

kredit terhadap simpanan (LDR) dapat melonggar menjadi 85% pada periode

yang sama.

Sebagian besar dampak pada kredit dan pada pertumbuhan ekonomi

tersebut akan terlihat pada 2017, tambahnya.

Kedua, Riset Mandiri Sekuritas meyakini besaran repatriasi akan memberi

dampak positif terhadap neraca pembayaran. Repatriasi akan dicatatkan sebagai

surplus pada pos aset investasi lain. Ketiga, potensi cadangan devisa valas yang

lebih besar. Jika bagian dari dana repatriasi ke bank tidak dikonversi ke Rupiah

dan likuiditas valas ditempatkan pada instrumen valas BI, pihaknya meyakini hal

itu akan memiliki dampak positif pada kenaikan cadangan valas dalam jangka

waktu menengah.

Memang, dampak dari tax amnesty akan melonggarkan depresiasi rupiah

dalam jangka pendek, dan kami tidak berencana merevisi prediksi rupiah 2016

kami karena risiko downside dari eksternal masih sangat dinamis dan risiko fiskal

Indonesia masih tetap tinggi, kata dia. Lebih lanjut, jika dana repatriasi tidak

dikonversi menjadi Rupiah, maka dampaknya pada nilai tukar akan relatif netral.
28

4. Dampak Tax Amnesty terhadap investasi di Indonesia

Setelah berakhirnya periode I Tax Amnesty pada 30 September 2016 yang

lalu, dan dilanjutkan periode II tanggal 01 Oktober 2016 pemerintah

mempublikasikan hasil jumlah dana repatriasi Tax Amnesty. Berdasarkan

data dashboard Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan

Jakarta, Sabtu 8 Oktober 2016 pada pukul 10.30 WIB, nilai pernyataan harta

berdasarkan Surat Pernyataan Harta (SPH) telah mencapai Rp 3.811 triliun. Jika

dirinci, sebanyak Rp 2.690 triliun merupakan deklarasi dalam negeri. Kemudian,

sebanyak RP 979 triliun berupa deklarasi luar negeri dan sisanya Rp 142 triliun

merupakan dana repatriasi. Hal ini tidak terlepas dari regulasi Tax Amnesty yang

tentunya tidak memberatkan para pengusaha. Tarif Tax Amnesty yang terbilang

kecil yakni 2% pada periode pertama, 3% pada periode kedua, dan 5% pada

periode ketiga membuat pengusaha berbondong-bondong untuk mendaftar Tax

Amnesty. Salah satu tujuan kebijakan tax amesty adalah target pemerintah untuk

bisa menarik sekitar Rp1.000 triliun dari Rp 3.000-Rp 4.000 triliun dana yang

terparkir di luar negeri . McKinsey menyebut ada Rp2.000 triliun uang tunai dan

Rp2.000 triliun berupa aset warga Indonesia tersimpan di Singapura. Belum lagi

dana parkir orang Indonesia ditenggarai banyak tersebar di Macau, Hong Kong,

Luxemburg, Swiss, dan Kepulauan Cayman. Banyaknya dana dan aset warga

negara Indonesia yang berada di luar negeri dan tidak terdaftar di Direktorat

Jendral Pajak tentu sangat merugikan perekonomian negara. Pajak yang harusnya
29

bisa digunakan untuk membangun perekonomian negara tidak bisa dimanfaatkan

dengan maksimal.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo akan ada peningkatan

pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 5,30 persen dari perkiraan

awal 5,04 persen, serta akan terus meningkat hingga 5,70 persen di tahun 2017

mendatang dengan diberlakukannya tax amnesty di Indonesia. Di sisi lain,

pertumbuhan ekonomi semakin bagus ini jelas akan memicu aliran-aliran dana

asing untuk masuk kembali ke Indonesia terutama melalui stock market. Hal ini

bisa dilihat dari dengan adanya respon positif yang terus mendorong kenaikan

IHSG setelah pengesahan RUU tersebut diberlakukan.11

Selain itu, beberapa sektor seperti properti, ritel dan consumer goods juga

akan diuntungkan dengan diberlakukannya tax amnesty ini. Kemudian juga diikuti

dengan sektor Mining seiring dengan melonjak nya harga minyak dan Komoditas

di pasar internasional.

Walaupun demikian, masih terdapat saham-saham yang memiliki potensi

besar sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar

saham hingga akhir tahun 2016. Fenomena ini merupakan kesempatan langka

yang tidak boleh disia-siakan baik bagi para investor maupun calon investor yang

berminat investasi ke pasar modal. Dengan bertambahnya investor yang

menanamkan modalnya di Indonesia maka akan membuat pertumbuhan ekonomi

11
Kemenkeu:Wawancara Eksklusif Menteri Keuangan Tentang Tax Amnesty 09
Oktober 16.
30

membaik. Kepercayaan investor tentunya akan terus meningkat seiring dengan

berhasilnya program Tax Amnesty .

D. Konsep Bank Syariah

Bank Indonesia (2000) dalam penelitiannya mengenai factor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat untuk terus mengadopsi bank syariah yang di analisis

dengan model logit pada veriabel aksibilitas, posis tokoh, pengetahuan bank

syariah, pendapatan bank syariah yang menguntungkan, pelayanan mudah, lokasi,

anjuran agama (sesua agama), penerapan bagi hasil padakasus responden nasabah

dan non nasabah bank syariah yang di beri penjelasan system, produk dan jasa,

serta kehalalan bank syariah, memeliki kecenderungan kuat untuk memilih bank

syariah, sebagian cenderung untuk berhenti menjadi nasabah karena kualitas

pelayanan yang kurang baik atau ragu akan konsistensi penerapan prinsip syariah.

Sejak awal kelahirannya, bank syriah di landasi dengan kehadiran dua

gerakan renaissance islam modern : neorevivalis dan moderenis, tujuan utama dari

pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika islam ini, tiada lain sebagai upaya

kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya

berlandaskan AL_quran dan hadist. Upaya awal penerapan system profit dan los

sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya

uapaya pengelolaan dana jemaah haji secara non konvensional. Rintisan

institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di Desa Mit Ghamr pada tahun

1963 di Mesir.
31

Berdirinya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 di Jeddah,

telah memotivasi banayak Negara islam untuk mendirikan lembaga keuangan

syariah. Pada awal priode 1980-an bermunculan bank-bank syariah di Mesir,

Sudan, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki. Secara garis besar,

lembaga tersebut dapat dibagi dua kategori: bank islam komesial danlembaga

investasi dalam bentuk International Holding Companies.

Di Indonesia bank syariah didirikan pertama kali pada tahun 1992, di

tandai dengan mulai beroprasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI),. Pada awal

berdirinya keberadaan bank syariah belum mendapat perhatian yang optimal

dalam tatanan industry berbankan nasional. Kemudian setelah UU No. 7/1992

diganti dengan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci landasan

hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan

oleh bank syariah, maka bank syariah mulai menunjukkan perkembangannya.

Undang-undang ini juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk

membuka cabang syariah atau mengkonversikan diri menjadi bank syariah.

Persaingan antar bank yang semakin tajam dewasa ini, telah mendorong

berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam keunggulan kompetitif. Dalam

situasi seperti ini bank umum (konvensional) akan menghadapi persaingan baru

dengankehadiranlembaga keuangan ataupun bank non-konvensional. Fenomena

ini ditandai dengan pertumbuhan lembaga keuangan dengan sistem syariah. Satu

hal yang menarik, yang membedakan antara manejemen bank syaeiah dengan

bank umum terletak pada pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh bank
32

maupun para investor. Jika dilihat kenyataan di masyarakat, masih banyak terjadi

kesimpangsiuran pemahaman tentang pengertian Lembaga Keuangan dengan

Bank Syariah,walaupun sesungguhnya banyak persamaan diantara kedua jenis

lembaga tersebut. Hal iini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 70 thun

1992, tentang perubahan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) menjadi bank

umum. Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional, menurut UU

No. 7 tahun 1992 dapat juga melakukan kehiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah.

Di Indonesia, keberadaan Bank Syariah diawali dengan berdirinya Bank

Muamalat pada pertengahan tahun1992, tepatnyya setelah disahkannya UU No.

10 tahun1998. Pada dasarnya Lembaga Perbankan Syariah merupakan badan

usaha yang bergerak dalam bidang keuangan dan untuk memobilisasi dana

masyarakat dan memberikan pelayanan jasa perbankan lainnya berdasarkan

prinsip-prinsip syariah islam yang bersumber pada AL_quran dan Hadist. Satu hal

yang membedakan anatara bank islam dengan bank konvensional adalah

penerapan sistem bagi hasil yang menggantikan sistem bunga. Sistem ini

merupakan terobosan terbaru dalam dunia perbankan, bagi mereka yang tidak

menginginkan adanya unsure riba pada bunga. Disi lain, kombinasi anatara

manajemen bank umum dan sistem keuangan syariah dapat diterapkan sebagai

sarana untuk menyeimbangkan antara dua kepentingan.

Bank Syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary)

antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan
33

unit-unit yang lainnya yang mengalami kekuarangan dana(deficit units). Melalui

bank, kelebihan tersebut dapat di salurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan

sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah piihak. Kualitas bank syariah

sebagai lembaga perantara ditentukan oleh kemampuan manejemen bank untuk

melaksanaakan perannya.

Dalam bank syariah, hubungan antar bank dengan nasabahnya bukan

hubungan debitur dengan kreditur, melainnkan hubungan kemitraan (partnership)

anatara penyandang dana (shahibul mal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh

karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja berpengaruh terhadap bagi hasil

yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Hubungan kemitraan ini

merupakan bagian yang khas dari proses brjalannya mekanisme bank syariah.

1. Produk dan Jasa Bank Syariah

Bank syariah memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan memiliki

ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank konvesional. Secara umum

piranti-piranti yang di gunakan bank syariah terdiri atas tiga kategori, yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana (funding)

Penghimpunan dana bank syariah dapat di peroleh dari tiga

sumber, yaitu: modal, titipan, dan investasi. Secara sederhana, sumber

dana bank sebagai berikut:

1) Modal
34

Maksud modal di sini adalah dana modal sendir, yaitu dana yang berasal

dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada akhir priode

tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang di dapat pada tahun

tersebut. Pemilik modal akan mendapat bagian dari hasil usahanya

(dividen)

Dalam perbankan syariah mekanisme penyertaan model pemegang

saham dapat di lakukan melalui musyarakah fi saham asy-syarikah

(equity participation) pada saham perseroan bank.

2) Titipan (AL-Wad'ah)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank,

yang biasanya berupa giro atau tabungan, pada umumnya, motivasi

utama penitipan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka

dan memperoleh kelulusan keleluasaan untuk menarik kembali dananya

sewakti-waktu.

Landasan syariah

Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam (QS An-nisa : 58)





Terjemahannya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya.12

Di dalam perbankan syariah, titipan didasari atas prinsip wadiah

yang berupa simpanan atau titipan melalui pihak ketiga pada bank dimana

12
Tafsir Quraish Shihab. Surat An-nisa : 58
35

penarikannya dapat di lakukan setiap saat. Wadiah ada dua macam13,

yaitu:

a) Wadiah Yad al-amanah (trustee depository)

Wadiah Yad al-amanh adalah akad titipan dimana penerima

titipan adalah penerima kepercayaan, sehingga ia tidak di haruskan

mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada

aset titipan, kecuali hal terjadi karena akibat kelalaian yang

bersangkutan. Pada prinsip ini penerima titipan tidak berhak

memamfaatkan aset titipan tersebut. Namun, diperkenankan untuk

membebankan biaya penitipan kepada muwaddi (penitip).

b) Wadiah Yad adh-dhamanah ( Guarante Depository)

Wadiah Yad adh-Dhamanah adalah akad titipan dimana

mustawda' (penerima titipan adalah penerima kepercayaan sekaligus

penjamin keamanan aset yang dititipkan). Dengan prinsip ini,

mustawda' memperoleh dari pemilik harta utuk menggunakannya

selama harta tersebut benda di tangan bank, dan seluruh keuntungan

yang dihasilkan menjadi milik penerima titipan. Tetapi penerima titipan

diperbolehkan memberikan bonus.

3) Investasi

Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip

mudharabah yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul mal)

13
Antonio syafii., bank Syariah dari Teori ke Praktek. (Jakarta: Gema Insani Press,
2001) hal. 21
36

dengan pengusaha (mudharib) untuk melaukan suatu usaha bersama dan

pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari.

Keuntungan yang di peroleh dibagi antar keduanya dengan perbandingan

(nisbah) yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian financial mejadi

beban pemilik dana sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas

usaha yang dilakukan.

Landasan Syariah

Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam (QS al-jumuah: 10)






Terjemahannya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah
kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyak supaya kamu beruntung.14

Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukan sebagai mudharib, bank

menyediakan jasa bagi para investor berupa:

a) Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah mutlaqah adalah jenis investasi dimana pemilik

dana (shahibul mal) memberikan keleluasa penuh pada mudharib

untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang di anggapnya

baik dan menguntungkan.

b) Mudharabah Muqayyadah

Merupakan jenis investasi dimana pemilik dana menentukan

14
Tafsir Quraish Shihab. QS al-jumuah: 10
37

syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dan

tersebut dengan batasan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan

sebagainya.

b. Produk Penyaluran Dana (financing).

Produk pembiayaan terdiri dari:

1) Bagi hasil (port sharing), terdiri atas:

a) Musyarakah (joint venture) adalah kontrak kerjasama antara dua pihak

atau lebih yang mengumpulkan modul untuk membentuk sebuah

perusahaan sebagai sebuah badan hukum. Setiap pihak memiliki

bagian secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal mereka dan

mempunyai hak mengawasi secara proporsional juga. Keuntungan

dibagi berdasarkan kontribusi modal masing-masing atau sesuai

dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Bila

perusahaan mengalami kerugian, maka kerugian itu dibebankan secaa

proporsioanal kepada masing-masing pemberi modal yakni:

(1) Syirkah al-inan

Syirkah al-inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih

dimana setiap pihak memberikan satu porsi dari keseluruhan dana

dan berpartisipasi dalam kerja. Porsi masing-masing pihak baik

dalam dana,kerja maupun bagi hasil, tidak harus sama dan identik

sesuai dengan kesepakatan mereka

(2) Syirkah Mufwadhah

Jenis syirkah ini merupakan satu bentuk akad kerjasama yang


38

terdapat kesamaan dalam dana yang diberikan, tanggung jawab oleh

masing-masing pihak yang terkait dalam akad.

(3) Syirkah Amal

Syirkah amal adalah kontrak kerjasama dua orang yang

seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi

keuntungan dari pekerjaan itu

(4) Syirkah Wujuh

Syirkah wujuh (musyarakah piutang) adalah kontrak antara dua

orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise yang baik serta

ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit secara murni

dengan baik

b) Mudharabah adalah akad kerjasama usaha dimana pihak pertama

(shahibul mal) menyediakan seluruh modal 100%, sedangkan pihak

lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha akan dibagi mennurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat

kelalaian pengelola.

2) Jual beli (shale and purchase)

a) Bai al-Murabahah

Bai al-murabahah adalah jual beli pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati antara bank selaku penyedia

barang dengan nasaabah yang memesan untuk membeli barang. Bank

memperoleh keuntungan dari transaksi tersebut sesuai yang di sepakati


39

)bersama. Harga jual bank adalah harga beli dari pemasok (supplier

ditambah keuntungan yang disepakati.

Landasan syariah

)Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam (QS Al-bagarah : 275









Terjemahannya : Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, orang orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari tuhannya.15

b) As-salam

As-salam adalah akad jual beli suatu barang dimana harganya

dibayar dengan secara tunai, sedangkan barangnya akan diserahkan

kemudian dalam jangka waktu yang disepakati.

Landasan syariah

)Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam (QS Al-baqarah: 282

15
Muhammad Nasir Ar-rifaI, Kemudahan dari Allah- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid1, Gema Insani Tafsir Al-baqarah ayat 275 1999.
40

Terjemahannya : hai orang-orang yang beriman, apabila kamu


bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.16

Al Hadits

dari Ibnu Abbas ra bersabda barangsiapa yang melakukan salah

atau salam anaknya yang melakukan dengan takaran yang jelas dan

timbangan jelas 10 untuk jangka waktu yang diketahui.17

c) AL-istishna.

adalah kontrak jual beli dengan harga atas barang tersebut dibayar

lebih dahulu tapi bisa diangsur Sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat

yang disepakati bersama sedangkan barang di Bali diserahkan

kemudian.

3) Sewa Al Ijarah

Al Ijarah (leasing) adalah kontrak yang di melibatkan yang

melibatkan suatu barang sebagai harga dengan jasa atau manfaat atas

barang lainnya pengguna dapat dibagi opsi untuk memiliki barang yang

disewakan tersebut pada saat sewa telah selesai (ijarah muntahiyah bit

tamlik).

Landasan Syariah

Sebagaimana Firman Allah.Swt (QS Al-Baqarah: 233)

16
Muhammad Nasir Ar-rifaI, Kemudahan dari Allah- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid1, Gema Insani Tafsir Al-baqarah ayat 282. 1999.
17
Shahih al-bukhari, (Beirut, Dar al-Fikr, 1955), jilid 2, h.36
41














Terjemahannya : dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah maha melihat Apa yang kamu kerjakan.18

Al Hadits

dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda berikanlah upah pekerja

sebelum keringatnya kering (HR Ibnu Majah)19

4) Gadai Syariah

Skim gadai Syariah merupakan produk pembiayaan yang fleksibel

karena dapat digunakan untuk pembiayaan konsumtif dan juga produktif

pada sekian ini bank memberikan pinjaman kepada nasabah dengan

jaminan yang dipegang oleh bank atas pemeliharaan jaminan tersebut

dan ke akan mengenakan biaya pemeliharaan tertentu.

c. Jasa Bank Syariah

Perbankan syariah juga menyediakan jasa jasa dalam rangka

mempermudah transaksi nasabah antara lain.

1) Al wakalah

Al wakalah adalah akad perwakilan antara dua pihak dimana pihak

18
Muhammad Nasir Ar-rifaI, Kemudahan dari Allah- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid1, Gema Insani Tafsir Al-baqarah ayat 233.1999.
19
Abu Abdullah Muhammad ibn al-Qazuni, sunan ibn majah (Beirut: Dar al Fikri,
1955),h. 20
42

pertama mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak

atas nama pihak pertama. Dalam aplikasinya pada perbankan syariah,

wakalah diterapkan untuk penerbitan Letter of Credit atau penelusuran

permintaan akan barang dalam negeri dari bank di luar negeri atau

ekspor.

Landasan syariah.

Sebagaimana Firman Allah.Swt dalam (QS Yusuf 55)




Terjemahannya : jadikanlah aku bendaharawan negara atau Mesir
Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga lagi
berpengetahuan.20

2) Al kafalah

Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak atau kafir

kepada pihak lain dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas

pembayaran kembali suatu utang pada tiap kedua yang menjadi hak

penerima jaminan. Jadi kafalah adalah menjadikan seseorang atau

penjamin ikut bertanggung jawab atas tanggung jawab seseorang dalam

Pembayaran utang.

Landasan Syariah

Sebagaimana Firman Allah.Swt (QS Yusuf : 72)

20
Muhammad Nasir Ar-rifaI, Kemudahan dari Allah- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid1, Gema Insani Tafsir Yusuf ayat 55.1999.
43



Terjemahannya : pengaruh-pengaruh itu berkata kami kehilangan
piala raja dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan
makanan atau seberat beban Pemuda dan aku menjamin terhadapnya.21

3) Al hawalah

Al hawalah adalah pemindahan utang atau piutang suatu pihak

kepada pihak lain dalam akad pahlawan Al hawalah terdapat tiga pihak

yaitu pihak yang berhutang atau mungil pihak yang memberi hutang atau

moral dan pihak penerima pemindahan (muhal alaih).

4) Al-Qardh

AL-Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa

mengharapkan imbalan. Dalam aplikasinya, fasilitas ini biasanya

diberikan oleh bank syariah kepada nasabah dalam rangka pelaksanaan

kewajiban sosial terhadap nasabah yang benar-benar membutuhkan dan

berhak.

E. Konsep Perilaku Konsumen

1. definisi perilaku konsumen

Menurut Engal yang dikutipoleh Samsuddin.22 Prilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

21
Muhammad Nasir Ar-rifaI, Kemudahan dari Allah- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid1, Gema Insani Tafsir Yusuf ayat 72.1999.
22
Samsuddin, Analisis Factor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk
Menggunakan Jasa Bank Syariah (Studi pada Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Thamrin),
Tesis Universitas Indonesia, 2004.
44

mengikuti tindakan ini. Paul peter dan Jerry C Olson,23 seperti yang di kutip oleh

Sumarni murti, menyatakan bahwa prilaku konsumen merupakan interaksi

dinamiss antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar manusia

yang merupakan aspek pertukaran dalam hidup.

hal ini sejalan dengan The American Marketing Association yang

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai.24 Perilaku konsumen merupakan

interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana

manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Pengertian diatas menunjukkan bahwa perilaku konsumen selalu berubah

sepanjang waktu. Implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen

biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup

tertentu. Oleh sebab itu, untuk mengerti Konsumen akan nasabah, maka bank

harus memahami apa yang mereka pikirkan dan rasakan, apa yang mereka

lakukan, serta apa dan dimana atau kejadian sekitar yang mempengaruhinya.

Dengan demikian perilaku konsumen berkaitan dengan soal keputusan lebih

jauh lagi, keputusan adalah soal pilihan. Berhubungan dengan hal ini, Kotler dan

Armstrong seperti dikutip oleh Bilson Simamora mengatakan bahwa pilihan itu

meliputi produk, merek, dealer, waktu pembelian dan Jumlah pembelian.

pilihan-pilihan itu digolongkan sebagai respon.25

23
Murti Sumarini, Manajemen Pemasaran Bank, cet. Pertama, (Yogyakarta: Liberty,edisi
kelima,2002).
24
Nugroho J Setiadi, perilaku konsumen; Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, cet.pertama (Bogor: kencana, edisi ke-1,2003)
25
Bilson simamora. Membongkar kotak hitam konsumen,(Jakarta Gramedia,2003)
45

F. Konsep Loyalitas Nasabah

Teori yang membahas mngenai loyalitas pelanggan (nasabah) selalu

berkembang dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan berbagai disiplin

ilmu tekhnologi.

Meskipun relative banyak literature yang menyoroti loyalitas pelanggan

atau nasabah sebagai hal yang mudah. Beberapa konsep di bawah ini tidak

mendifinisikan loyalitas, tetapi mampu memberikan gambaran mengenai relevansi

loyalitas dengan nasabah.

Pelanggan yang loyal merupakan pelanggan yang menghasilkan cash flow

dan profitable return bagi perusahaan dari waktu ke waktu yang loyalitas dapat

dimenangkan dan di pertahankan oleh perusahaan.

Heskett dkk, menandai pelanggan yang loyal dengan cirri-ciri 3 R yaitu:

1. Retention

yaitu hubungan yang aktif dan berkesinambungan dengan pelanggan

yang menghasilkan revenue hasil penjualan produk ataupun jasa. Konsumen

yang loyal lebih menghasilkan profit karena lebih mudah dilayani (sudah

dikenal). Pada berbagai jenis industry dan perusahaan jasa menemukan

fakta empiris bahwa dibutuhkan biaya minimal lima kali lebih besar untuk

mendapatkan pelanggan baru di bandingkan mempertahankan pelanggan

lama. Meskipun demikian, masih banyak peerusahaan yang lebih

menghargai tenaga penjualan yang berhasil menarik pelanggan baru

dibandingkan memperttahankan pelanggan lama.


46

2. Related Sales of New Products and Services

atau menjual produk/service baru kepada exiting costumers. Heskett

jugs menemukan fakta bahwa biaya untuk menawarkan atau menjual produk

dan jasa baru kepada pelanggan lebih murah dibandingkan kepada

pelanggan yang sama sekali baru. Dengan database marketing, sebuah

perusahaan akan mudah melacak pelanggan yang potensial untuk

ditawarkan produk baru atau unggulan.

3. Refferals

yaitu pelanggan merekomendasikan kepada calon lain yang potensial.

Keuntungan terbesar dari usaha mempertahankan pelanggan adalah melalui

referrals (rekomendasi atau ajakan) oleh pelanggan-pelanggan potensial.

Data yang dikutip dari studi lembaga konsumen Amerika Serikat

menyebutkan bahwa konsumen yang puas akan meberitahu lima

oranglainnya, sedangkan konsumen yang kecewa akan memberitahu 11

orang. Pelanggan yang loyal akan menjadi tenaga pemasar yang murah begi

perusahaan melalui referensi, memperkenalkan produk atau jasa ke rekan-

rekan mereka.

Jones dan Sasser dalam journal Harvard Business Review,

menggolongkan karakter pelanggan dan loyalitasnya dalam 4 kategori:

a. Aposites, yaitu para pelanggan yang bukan hanya loyal, tetapi juga puas

sehingga merekomendasikan service yang diterimanya ke calon nasabah

lain.
47

b. Mercenarles, yaitu pelanggan yang sangat puas , tetapi masih mungkin

beralih ke produk/service lain (misalnya kaarena alasan harga yang lebih

rendah).

c. Hostages, yaitu pelanggan yang sangat tidak puas, tetapi tidak punya atau

hanya punya sedikit pilihan lain.

d. Terorrist, adalah pelanggan yang punya banyak alternative pilihan supplier

dan berusaha mengguanakan setiap cara atau kesempatan untuk

mengekspresikanketidak puasannya dengan produk dan jasa terdahulu.

Di dalam dunia bisnis, diungkapkan bahwa ada 5 tingkatan costumer,

yaitu:

1) Terrorist costumer, yaitu mereka yang seperti bermusuhan dengan

perusahaan karena suka mengungkapkan cerita tidak baik tentang

perusahaan.

2) Transactional costumer, yaitu mereka berhubungan sebatas transaksi

saja.

3) Relationsip costumer, yaitu mereka yang telah melakukan repeat buying.

4) Loyal costumer, yaitu konsumen yang selalu setia dengan perusahaan,

walaupun orang lain menceritakan keburukan perusahaan tersebut.

5) Advactor costumer, inilah pelanggan istimewa dan excellent.

Untuk sebuah perusahaan jasa bukan mempertahankan costumer yang sudah

ada saja yang perlu diperhatikan, tetapi yang lebih penting lagi ialah bagaimana

mereka menjadi loyalis, yaitu orang yang membela nama baik, dan menyebarkan

nilai-nilai positif perusahaan ke dunia luar. Adalah keberhasilan tim marketing


48

yang luar biasa, jika perusahaan dapat memupuk costumer loyalty.

Kotler, Hayes dan Bloom, menyatakan ada enam alasan mengapa

suatuperusahaan harus menjaga dan mempertahankan pelanggannya.

a. Pelanggan yang sudah ada, prospeknya dalam member keuntungan

cenderung lebih besar.

b. Biaya menjaga dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada akan jauh

lebih kecil daripada mencari pelanggan yang baru.

c. Pelaggan yang sudah percaya pada suatu perusahaan dalam urusan bisnis,

cenderung akan percaya juga dalam urusan bisnis yang lain. Misalnya

lembaga pendidikan yang sudah diyakini sebagai lembaga yang baik

dalam bidang tekhnologi, jika dipercaya dan akan diminati orang bila

mengadakan kursus atau membuka jurusan baru dalam bidang bahasa atau

olahraga.

d. Jika suatu oerusahaan banyak langganan lama,akan memperoleh

keuntungan karena adanyapeningkatanefisiensi. Langganan lama pasti

tidak akan lagi banyak tuntunan, perusahaan cukup menjaga dan

mempertahankan mereka. Untuk melayani mereka bias digunakan

karyawan-karyawan dakam rangka melatih mereka, sehingga biaya

pelayanan lebih murah. Tentu karyawan yunior ini telah diberi pengarahan

terlebih dahulu, agr tidak berbuat sesuatu yang mengecewakan pelanggan.

e. Pelanggan lama ini tentu telah banyak pengalaman positf berhubungan

dengan perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan sosialisasi.

f. Pelanggan lama akan selalu membela perusahaan, dan berusaha menarik


49

referensi teman0teman lain di lingkungannya untuk mencoba berhubungan

dengan perusahaan.

Dalam bukunya Costumer Loyalty, Jill Griffin seperti dikutip oleh

buchari Alma menyatakan ada 12 hukum loyalitas, yaitu:

a. Build staff loyalty, konsumen akan sangat senang dengan staf yang dekat

dan penuh perhatian dengannya.

b. Practice the 80/20 rule, artinya 80% pendapatan perusahaan bias

dihasilkan dari 20% konsumen, konsumen seperti ini harus dipelihara

sebaik-baiknya.

c. Know your loyalty stages and ensure your costumers are moving through

them, artinya lembaga harus selalu memperbaiki tingkat loyalitasnya,

sehingga konsumen dapat dibentuk setahap demi setahap loyalitasnya.

d. Serve first, sell second, utamakan layanan sedangkan penjualan

belakangan, karena penjualan adalah sebagai hasil dari layanan yang baik.

e. Aggressiivly seek out costumer complaints, caridan teliti secara aktif apa

sebenarnya yang dikeluhkan oleh langgan, jaringan informasi harus

dipasang seluas munkin dan dengarkan apa laporan mereka.

f. Get responsive and stay that way, harus responsive dan pertahankan sokap

seperti itu.

g. Know your costumer definition of value, pahami dan cari nilai-nilai apa

yang diharapkan oleh konsumen.

h. Will back lost costumers, dekati dan wawancara konsumen yang lari,

mengapa mereka berpindah?! Agar mereka dapat ditarik kembali.


50

i. Use multiple chanels to serve the same costumers well, konsumen

biasanya memperoleh berbagai layanan dari berbagai personil. Konsumen

harus memperoleh layanan yang berbeda secara mencolok, apalagi

informasi yang berlawanan dari para pegawai,karena mungkin karyawan

tidak mengetahui informasi yang harus disampaikan.

j. Give your front line the skills to perform, karyawan yang berdiri di depan

yang melayani konsumen, harus tampil secara terampil, professional,

terutama dalam menjawab segala pertanyaan, permasalahan yang di

ajukanbaik viatelepon, pos, fax, e-mail,dan sebagainya.

k. Colaborate with your channel partners, gunakan chanel yang

dimamfaatkan oleh lembaga, terutama lembaga pemerintahan atau non

pemerintahan yang berhubungan dengan lembaga chanel tersebut agar

masyarakat lebih tertarik dan loyal terhadap lembaga.

l. Store your data in, memudahkan akses informasi apa yang dikehendaki

serta analisis apa yang hendak dilakukan oleh manajemen.

Dari 12 hukum yang dikemukakan Jill Griffin ini, jelas bahwa perusahaan

harus mengutamakan layanan yang memuaskan kepada konsumen sehingga

terbentuk loyalitas yang sesungguhnya. Perusahaan harus mengutamakan laanan,

memonitor keluhan-keluhan para koonsumen, harus selalu responsive dan

pertahankan sikap responsive itu

Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan tidak secara sistematis menunjukkan pelanggan tersebut membeli lebih

banyak di bandingkan pelanggan yang tidak puas, atau denga kata lain bahwa
51

kepuasan tidak selalu identik dengan loyalitas, selainhal tersebut, loyalitas

pelanggan dipengaruhu juga oleh situasi-situasi seperti: banyak sedikitnya

alternative, biaya pengalihan, regulasi pemerintah terhadap iklim kompetisi,

program promosi loyalitas pelanggan dan sebagainya.

Jauh sebelumnya, sebuah penelitian yang dikenal dengan PIMS (Profit

Impact of Market Share) study pada tahun 1972, menemukan fakta empiris pada

beberapa perusahaan manufaktur bahwa market share berkaitan dengan

profitability. Selama bertahun-yahun hasil penelitian ini kemudian membentuk

filosofi bahwa pelanggan selalu benar dan seluruh strategi bisnis perusahaan

difokkuskan pada pencapaian sales tertinggi dalam upaya promosi, maka

perusahaan akan mendapat profit yang dimaksud.

Cross dan Smith dalam bukunya mengemukakan 5 tahap yang

berurutan untuk mengikat pelanggan:

a. Awaraness, yaitu tahap dimana calon nasabah di usahakan peduli terhadap

produk atau jasa yang ditawarkan produsen. Pada tahap ini hubungan

antara produsen dan kosumen.

b. Identifis, pada tahap ini pelanggan diperkenankan pada identitas produk

dan jasa bahkan identitas perusahaan.

c. Relationship, berbeda dengan dua tahap sebelumnya yang cenderung

monolog, pada tahap ini antara konsumen dan produsen susah mencapai

tahap dialog dua arah, saling mengenal satu sama lain.

d. Community, tahap dengan hubungan konsumen dan produsen yang lebih

mendalam karena membentuk suatu komunitas tersendiri.


52

Memenangkan dan mepertahankan pelanggan yang loyal merupakan satu

proses yang jalan terusmenerus dan bukan hasil akhir. Reichheld menyatakan

beberapa perusahaan yang bergerak dibidang usaha yang berlainan menemukan

bahwa loyalitas dapat (tetapi tidak mutlak) ditingkatkan melalui program-

progtram seperti: komisi penjualan, member get member, promosi harga,

danlainnya. Namun hal ini lebih penting lagi adalah segmentasi dan penyaringan

yang diikuti dengan relationship marketing.

G. Kerangka Teori dan Kerangka Pikir Penelitian

1. Kerangka teori

Kerangka teori adalah fondasi yang mendasari pelaksanaan riset dan

secara logis membangun, menggambarkan dan mengelaborasi hubungan-

hubungan antara variabel-variabel yang relevan terhadap permasalahan.

Kerangka teori diidentifikasikan melalui suatu proses diantaranya observasi

dan tinjauan kepustakaan.

Loyalitas nasabah sebagai salah satu terpenting dalam mencapai

keunggulan kompetitif perbankan dalam memasarkan produk dan jasa yang

dimiliki untuk meraih nilai yang prima, hal tersebut banyak dipengaruhi oleh

factor internal maupun eksternal. Untuk meraih loyalitas pelanggan yang

memberikan retention, Related Sales dan Referrals bagi hubungan dalam

jangka panjang bank syariah dituntut memahami dan mengevaluasi perilaku


53

para nasabah dan mengetahui bagaimana cara mengikat nasabah tersebut

melalui langkah-langkah yang strategis dalam program loyalitas nasabah.

Meskipun loyalitas lingkupnya luas, bahkan bisa tergantung dari factor-

faktor makro ekonomi. Tax amnesty adalah salah satu dari factor loyalitas

nasabah, adanya potongan pajak yang telah di atur undang-undang pajak

terhadap Bank Syariah tentunya memberikan dampak kepada nasabah, Dalam

penelitian ini peneliti akan meneliti Dampak Amnesty Pajak Pada Bank

Syariah Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank Muamalah Cabang

Pembantu Kota Parepare.

2. Kerangka pikir penelitian

Bank Syariah

Amnesty Pajak Bank Muamalah Parepare

Dampak amnesty pajak

Loyalitas Nasabah
Terhadap Pengaruh Amnesty Pajak

Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir Penelitian


54

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diguanakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-

angka.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekstsn penelitian adalah penelitian survey. Pendekatan ini dipakai

karena dapat memberikan informasi akurat mengenai populasi yang heterogen.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan metode non

probability sampling dengan tipe accidental sampling ( pengambilan sampel

secara kebetulan ). Accidental sampling disebut pula convenience sampling, yaitu

anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan

didapatkan atau dijumpai secara tiba-tiba. Adapun jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah 50 orang.

D. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer, yaitu data yang sengaja penulis kumpulkan sendiri secara

langsung. Maka pengumpulan data yang dilakukan adalah studi lapangan.

Sementara data sekunder meliputi data penelitian yang telah dipublikasikan,

berbagai literature yang berkaitan dengan topic penelitian seperti buku, majalah,
55

koran dan internet, serta data yang berkaitan dengan PT. Bank Mualamalat

Indonesia, Tbk. Kantor Cabang Pembantu Kota Parepare.

E. Metode Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Sebelum

kuesioner disebar kepeda responden, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas. Pengujian validitas dan riabilitas kuesioner dikakukan kepada 30

orang dengan menggunakan seluruh kuesioner atau instrumen penelitian.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika peertanyaan pada suatu kuesioner

mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan rliabel jika jawaban seseorang

terhadaop pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Model korelasi

Uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara dua veriabel. Untuk itu

digunakan korelasi rank spearman. Dalam korelasi ini menuntut kedua variabel

pengamatan sekurang-kurangnya diukur dalam skala oridinal. Adapun rumus

korelasi rank spearman adalah sebagai berikut:

6 d i2
rs 1

n n2 1
Dimana:

d2 = selisih setiap peeringkat rank


56

n = jumlah anggota sampel

Uji signifikan korelasi dilakukan dengan membandingkan antara korelasi

hitung dengan tabel korelasi dengan daerah kritis penolakan sebagai berikut:

a. Jika korelasi hitung > korelasi table, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika korelasi hitung < korelasi table, maka Ho diterima dan Ha

ditolak.Selain itu, juga dapat dilihat dari probabilitas signifikansi

pengambilan keputusan.

Berdasarkan probabilitas signifikan adalah

a. Jika probabilitas signifikan > 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa

variabel independen tidak mempunyai hubungan secara signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka Ho ditolak berarti bahwa variabel

independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel

dependen.

2. Uji signifikansi ( z-test )

Uji statistic z pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan

koefisien korelasi jika data sampel lebih dari 30. Rumus yang digunakan untuk

memperoleh nilai z adalah sebagai berikut:

= 1
57

Dimana:

r = korelasi antar variabel independen dandependen

n = jumlah sampel

pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan z hitung dengan z tabel:

a. Jika z hitung > tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b. Jika z hitung < tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

G. Tujuan dan Kegunaan

1. Adapun tujuan dari penilitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apa dampak Amnesty Pajak pada Bank Syariah

terhadap loyalitas nasabah pada Bank Muamalah Cabang Pembantu Kota

Parepare.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak

manajemen Bank Syariah untuk mengambil langkah-langkah strategis

dalam mempertahankan loyalitas nasabah dengan adanya dampak

Amnesty Pajak pada Perbankan Syariah terutama Bank Muamalah Cabang

Pembantu Kota Parepare.

2. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi yang

psitif, baik secara teoritis maupun praktis.


58

a. Secara teoritis, hasil penelitisn ini diharapkan bermamfaat bagi akademisi

dan praktisi Perbankan Syariah, khususnya bidang pemasaran (marketing)

Bank Muamalah Cabang Pembantu Kota Parepare dengan membuktikan

apakah konsep dan teori dalam mengetahui dampak Amnesty Pajak

terhadap loyalitas nasabah.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan

yang bermanfaat bagi pengambil keputusan Bank Syariah, khususnya

Bank Muamalah dalam mempertahankan dan memelihara loyalitas

nasabah dengan adanya Amnesty Pajak.

Anda mungkin juga menyukai