Dampak dari pemanasan global, yaitu adanya peningkatan suhu udara atau
permukaan bumi dan pencairan es di daerah kutub. Kedua dampak yang ditimbulkan
tersebut juga berpengaruh dalam lingkungan pesisir dan laut karena atmosfir dan lautan
saling berinteraksi dan mengontrol iklim di planet bumi. Ekosistem utama pesisir yaitu
Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang juga turut terpengaruh dalam perubahan iklim.
Mangrove
Sebagai ekosistem yang ada di daerah peralihan antara laut dan darat, mangrove
merupakan tipe ekosistem yang pertama terkena pengaruh berbagai dampak yang akan
terjadi akibat perubahan iklim global (Kusmana, 2010). Hasil studi terbaru,
diprediksikan hingga akhir abad ini, kelangsungan ekosistem mangrove terancam oleh
laju kenaikan permukaan laut (Sasmito, CIFOR). Dengan adanya kenaikan permukaan
laut, besar kemungkinan mangrove tepian hanya dapat mengikuti laju derap kenaikan
air laut sampai tahun 2055, dan mangrove cekungan di tahun 2070 arinya bahwa
mangrove tepian lebih rentan terhadap kenaikan permukaan laut dibandingkan
mangrove cekungan (Sasmito). Respon mangrove terhadap naiknya muka air laut akan
bervariasi menurut lokasi dan akan bergantung pada laju kenaikan muka air laut dan
ketersediaan sedimen sebagai media tempat tumbuhnya mangrove (Woodroffe, 1999).
Peningkatan muka air laut akan menyebabkan zona mangrove pinggir laut (seaward
mangrove) semakin lama dan dalam tergenang air pasang yang dapat menyebabkan
kematian mangrove. Faktor yang mengontrol sebaran hutan mangrove adalah
tersedianya habitat yang cocok untuk setiap jenis mangrove dan adanya pasang surut.
Gerakan air tinggi, salinitas, sedimentasi dan erosi merupakan dampak langsung
maupun tidak langsung dari pasang surut air laut yang memiliki peranan terhadap
perkembangan hutan mangrove maupun perairan disekitarnya.
Lamun
Terumbu Karang
Terumbu karang sebagai salah satu ekosistem matang di laut tropik, tentunya juga akan
sangat terpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung oleh peristiwa
pemanasan global. Jika terjadi kenaikan suhu terus menerus, samudera akan menjadi
lebih asam, yang secara serius merusak banyak biota laut dari terumbu karang.
Ancaman lain yaitu terjadinya peristiwa El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang
akan memicu peristiwa pemutihan terumbu karang sehingga akan rusak dan hancur.
Rusaknya terumbu karang mempunyai dampak pada masyarakat pesisir, misalnya
berkurangnya mata pencaharian nelayan kecil. Jika peningkatan muka laut melampaui
batas toleransi pertumbuhannya (40 cm per abad) maka akan banyak terumbu karang
yang tenggelam.
Sumber
- Rugebregt. 2015. Ekosistem Lamun di Kawasan Pesisir Kecamatan Kei Besar
Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Indonesia. E-Journal:
Widyariset, Vol 1. No. 1.
- Rani, Chair. Perubahan Iklim: Kaitannya dengan Terumbu Karang. Universitas
Hasanuddin Fakultas Kelautan dan Perikanan.
- Wihel, dkk. 2014. Peranan Ekosistem Mangrove Dalam Mengurangi Dampak
Pemanasan Global (Global Warming). Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat:
Salatiga, Universitas Kristen Satya Wacana.