Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk


TAHUN 2013

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tahun
2013 disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, dan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 Perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.

Laporan Pelaksanaan GCG BCA tahun 2013 terdiri dari:


I. Transparansi Pelaksanaan GCG sebagaimana dimaksud pada butir IX Surat Edaran Bank
Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013; dan

II. Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG tahun 2013.

I. Transparansi Pelaksanaan GCG

A. Pengungkapan Pelaksanaan GCG meliputi:


1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, terdiri dari:

a. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris


Per 31 Desember 2013, jumlah anggota Dewan Komisaris BCA adalah 5 (lima) orang,
terdiri dari 1 (satu) Presiden Komisaris, 1 (satu) Komisaris, dan 3 (tiga) Komisaris
Independen. Jumlah anggota Dewan Komisaris BCA tidak melebihi jumlah anggota
Direksi BCA. Jumlah Komisaris Independen BCA adalah 60 % dari jumlah anggota
Dewan Komisaris BCA.

Susunan anggota Dewan Komisaris BCA per 31 Desember 2013 berdasarkan akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan
akta Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012, adalah sebagai
berikut:

Jabatan Nama
Presiden Komisaris Djohan Emir Setijoso
Komisaris Tonny Kusnadi
Komisaris Independen Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen Raden Pardede
Komisaris Independen Sigit Pramono

Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Direksi


Per 31 Desember 2013, jumlah anggota Direksi BCA adalah 10 (sepuluh) orang, terdiri
dari 1 (satu) Presiden Direktur, 1 (satu) Wakil Presiden Direktur, dan 8 (delapan)
Direktur. Seorang anggota Direksi merangkap selaku Direktur Kepatuhan.

1
Susunan anggota Direksi BCA per 31 Desember 2013 berdasarkan akta Berita Acara
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta
Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012, adalah sebagai berikut:

Jabatan Nama
Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja
Wakil Presiden Direktur Eugene Keith Galbraith
Direktur Dhalia Mansor Ariotedjo
Direktur Anthony Brent Elam
Direktur Suwignyo Budiman
Direktur Renaldo Hector Barros
Direktur Henry Koenaifi
Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan) Tan Ho Hien/Subur atau Subur Tan
Direktur Armand Wahyudi Hartono
Direktur Erwan Yuris Ang

Kriteria umum dalam pemilihan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain
adalah:
a. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang yang akan menjadi tanggung jawabnya;
b. Memiliki leadership yang baik;
c. Reputasi yang baik selama yang bersangkutan mengemban tugas-tugas sebelumnya;
d. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
e. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Dewan Komisaris/Direksi yang
dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pemilihan;
g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pemilihan.
h. Memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).

Independensi Dewan Komisaris


Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.

Independensi Direksi
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan,
hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi lainnya, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.

2
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan,
hubungan kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen. Presiden Direktur berasal dari pihak yang independen
terhadap pemegang saham pengendali.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, antara lain:


1. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan BCA, jalannya pengurusan pada
umumnya, dan memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan oleh Dewan Komisaris
dilakukan untuk kepentingan BCA sesuai dengan maksud dan tujuan serta Anggaran
Dasar BCA.
2. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap
kegiatan usaha BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BCA.
3. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BCA.
4. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari Divisi Audit Internal, Auditor Eksternal, hasil pengawasan pihak otoritas
termasuk namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia,
dan/atau Bursa Efek Indonesia.
5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha BCA.
6. Membentuk:
a. Komite Audit;
b. Komite Pemantau Risiko; dan
c. Komite Remunerasi dan Nominasi;
7. Memastikan bahwa Komite-Komite yang telah dibentuk Dewan Komisaris telah
menjalankan tugasnya secara efektif.
8. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal.
9. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris secara berkala, paling kurang 4 (empat)
kali dalam setahun. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.
10.Membuat risalah rapat Dewan Komisaris, dan ditandatangani oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat Dewan Komisaris.
11.Mendistribusikan salinan risalah rapat Dewan Komisaris kepada seluruh anggota
Dewan Komisaris dan pihak yang terkait.
12.Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku sebelumnya kepada RUPS Tahunan.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Dewan Komisaris memperhatikan
ketentuan Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.

3
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi, antara lain:
1. Memimpin dan mengurus BCA sesuai dengan maksud dan tujuan BCA.
2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan BCA untuk kepentingan BCA;
3. Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin terselenggaranya fungsi
audit internal dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan
audit internal sesuai dengan kebijakan atau arahan yang diberikan Dewan Komisaris.
4. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan yang memuat juga Anggaran Tahunan
kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris,
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku.
5. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi BCA.
6. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat
Umum Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi.
7. Membuat Laporan Tahunan dan dokumen-dokumen perusahaan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Auditor Eksternal, hasil
pengawasan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan
otoritas lain termasuk namun tidak terbatas pada Bursa Efek Indonesia.
9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi memperhatikan ketentuan
Anggaran Dasar BCA, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.

c. Rekomendasi Dewan Komisaris


Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah memberikan nasihat
kepada Direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan
perusahaan.
Dalam tahun 2013, nasihat dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris
kepada Direksi antara lain adalah:
1. Berkaitan dengan pengelolaan bisnis pada umumnya:
Mengingat perkembangan pesat bisnis BCA serta bertambahnya jumlah anak
perusahaan BCA, perlu dikembangkan pengendalian risiko terpadu yang
terkonsolidasi.
Program/sasaran bisnis yang terkandung dalam Rencana Bisnis Bank dan Rencana
Kerja Anggaran Tahunan perlu disosialisasikan ke cabang-cabang dan dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential) dan
aspek kepatuhan (compliance).

2. Berkaitan dengan risiko kredit:


Dalam penyaluran kredit, risiko konsentrasi yang terlalu besar terhadap satu grup/
industri tertentu perlu dihindari.

4
3. Berkaitan dengan risiko likuiditas:
Mengingat kondisi likuiditas yang semakin ketat, persaingan dalam memperebutkan
Dana Pihak Ketiga, serta masih tingginya permintaan kredit, maka ketersediaan
likuiditas BCA yang memadai harus menjadi prioritas.

4. Berkaitan dengan risiko operasional:


Dari segi risiko operasional, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah aspek
pengamanan teknologi informasi agar keunggulan BCA dalam transactional banking
dapat terjaga.

5. Berkaitan dengan risiko reputasi:


Dalam pelaksanaan pengembangan bisnis wealth management, aspek risiko reputasi
harus selalu terkendali dan termitigasi.

6. Berkaitan dengan risiko stratejik:


Di masa mendatang ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan kompeten
akan semakin krusial, sehingga perlu dikembangkan konsep lean organization dan
perencanaan ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan
BCA.

7. Berkaitan dengan risiko kepatuhan:


Dewan Komisaris berpendapat bahwa regulatory compliance perlu mendapat
perhatian khusus dari semua jajaran, terutama dari segi pengendalian internal dan
Audit Internal agar regulatory risk dapat dimitigasi.

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite

a. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Audit


Komite Audit beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari:
- seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan
- 2 (dua) orang anggota yang semuanya merupakan Pihak Independen.

Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

Susunan Anggota Komite Audit per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
Sigit Pramono Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Inawaty Handoyo Anggota (Pihak Independen)
Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen)

Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan/akuntansi dan seorang Pihak


Independen ahli di bidang perbankan.

Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan


pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.

5
Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Pemantau
Risiko
Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari:
- seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan
- 2 (dua) orang anggota yang semuanya merupakan Pihak Independen.
Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen.
Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak
Independen ahli di bidang manajemen risiko.
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2013 adalah
sebagai berikut:
Nama Jabatan
Cyrillus Harinowo Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Endang Swasthika Anggota (Pihak Independen)
Wibowo
Andreas E. Susetyo Anggota (Pihak Independen)

Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak


Independen ahli di bidang manajemen risiko.
Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko tidak memiliki hubungan keuangan,
hubungan pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Remunerasi


dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri
dari:
- seorang Ketua yang juga adalah Komisaris Independen; dan
- 2 (dua) orang anggota, yaitu seorang Presiden Komisaris dan seorang
Pejabat Eksekutif yang membawahi Divisi Human Capital Management
(Sumber Daya Manusia).
Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Komisaris Independen.
Susunan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi per 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan
Raden Pardede Ketua (merangkap selaku Komisaris Independen)
Djohan Emir Setijoso Anggota (merangkap selaku Presiden Komisaris)
Lianawaty Suwono Anggota (merangkap selaku Kepala Divisi Human
Capital Management)

Pejabat Eksekutif anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki


pengetahuan mengenai ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta
succession plan.

6
Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi tidak memiliki hubungan
keuangan, hubungan pengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

b. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit:

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit


serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.

2. Dalam rangka melaksanakan tugas pada butir 1 tersebut di atas dan guna
memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite Audit melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal (DAI).
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar
Audit yang berlaku.
c. Kesesuaian Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi yang berlaku.
d. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat
antara manajemen dan Kantor Akuntan Publik atas jasa yang diberikannya.
e. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, Akuntan Publik
dan hasil pengawasan Bank Indonesia (BI).

3. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan lainnya yang akan dikeluarkan


BCA kepada publik dan/atau pihak otoritas seperti proyeksi, dan laporan lainnya
terkait dengan informasi keuangan BCA.

4. Melakukan penelaahan atas kepatuhan BCA terhadap peraturan perundang-


undangan di bidang perbankan, Pasar Modal dan peraturan perundang-
undangan serta ketentuan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha
BCA.

5. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan


Kantor Akuntan Publik, yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup
penugasan, dan fee untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

6. Menelaah dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang


berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan BCA.

7. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan


adanya potensi benturan kepentingan BCA.

8. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas implementasi good corporate


governance (GCG) yang efektif dan berkelanjutan.

9. Menjalankan tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi Komite Audit atas
permintaan Dewan Komisaris.

7
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko:
1. Membantu dan memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka
meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di bidang
manajemen risiko dan memastikan bahwa kebijakan manajemen risiko
dilaksanakan dengan baik.

2. Dalam kaitannya dengan proses pemberian rekomendasi, Komite Pemantau


Risiko harus melakukan:
a. Evaluasi atas konsistensi antara kebijakan manajemen risiko dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut.
b. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan
Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi:

1. Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan nominasi BCA.


2. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai:
a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham BCA.
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan untuk kemudian oleh Dewan Komisaris disampaikan kepada
Direksi.
3. Menyusun dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai sistem
dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
4. Memastikan kebijakan remunerasi BCA telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau calon anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
6. Merekomendasikan pihak-pihak independen calon anggota Komite Audit dan
Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
7. Mengkaji kelayakan kebijakan pemberian fasilitas-fasilitas yang disediakan bagi
Dewan Komisaris dan Direksi serta memberikan rekomendasi
perbaikan/tambahan penjelasan yang diperlukan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris yang berkaitan
dengan remunerasi dan nominasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Melaporkan hasil pengkajian dan rekomendasi sehubungan dengan tugas-tugas
Komite Remunerasi dan Nominasi kepada Dewan Komisaris apabila diperlukan.

c. Frekuensi rapat Komite Audit


Komite Audit mengadakan rapat sedikitnya 4 (empat) kali dalam setahun
sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit. Selama
tahun 2013, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 26 (dua puluh enam)
kali.
Dalam setiap rapat Komite Audit selalu dibuat risalah rapat yang mencantumkan
tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Audit, agenda rapat, dan materi rapat.
Hasil rapat Komite Audit selalu didokumentasikan secara tertib dan baik.

8
Data kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat Komite Audit selama tahun 2013
adalah sebagai berikut:
Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase
Sigit Pramono 26 26 100 %
Inawaty Handoyo 26 26 100 %
Ilham Ikhsan 26 26 100 %

Frekuensi rapat Komite Pemantau Risiko


Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sedikitnya 4 (empat) kali dalam setahun
sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau
Risiko. Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat
sebanyak 10 (sepuluh) kali.
Dalam setiap rapat Komite Pemantau Risiko selalu dibuat risalah rapat yang
mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko, agenda
rapat, dan materi rapat.
Hasil rapat Komite Pemantau Risiko selalu didokumentasikan secara tertib dan baik.
Data kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam rapat Komite Pemantau
Risiko selama tahun 2013 adalah sebagai berikut.
Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase
Cyrillus Harinowo 10 10 100 %
Endang Swasthika 10 10 100 %
Wibowo
Andreas E. Susetyo 10 9 90 %

Frekuensi rapat Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite Remunerasi dan Nominasi mengadakan rapat sesuai dengan kebutuhan BCA,
sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun sebagaimana diatur di dalam Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi. Selama tahun 2013, Komite
Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 3 (tiga) kali.
Dalam setiap rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selalu dibuat risalah rapat
yang mencantumkan tanggal rapat, kehadiran anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi, agenda rapat, dan materi rapat.
Hasil rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selalu didokumentasikan secara tertib
dan baik.
Data kehadiran anggota Komite Remunerasi dan Nominasi pada rapat Komite
Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Nama Jumlah rapat Kehadiran Persentase
Raden Pardede 3 3 100 %
Djohan Emir Setijoso 3 3 100 %
Lianawaty Suwono 3 3 100 %

9
d. Program kerja Komite Audit dan realisasinya

1. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja untuk
membahas hasil akhir audit Laporan Keuangan BCA tahun buku 2012 beserta
Management Letter.
2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan perpanjangan kontrak dengan Kantor
Akuntan Publik Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG International
(KPMG International) dan merekomendasikannya kepada Dewan Komisaris
untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan BCA tahun buku 2013.
3. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja untuk
membahas rencana dan cakupan audit atas Laporan Keuangan BCA tahun buku
2013.
4. Melakukan pertemuan dengan Divisi Keuangan dan Perencanaan untuk mengkaji
Laporan Keuangan BCA yang akan dipublikasikan setiap triwulan.
5. Mengkaji analisa realisasi keuangan dengan budget-nya.
6. Melakukan pertemuan dengan Divisi Audit Internal sebanyak 7 (tujuh) kali untuk:
a) Mengevaluasi perencanaan tahunan.
b) Mengevaluasi pelaksanaan audit internal setiap semester.
c) Melakukan diskusi atas hasil audit yang dipandang cukup signifikan.
7. Mengadakan kunjungan ke unit kerja Kantor Pusat dan Kantor Cabang untuk
menghadiri exit meeting audit internal dengan jumlah 6 (enam) kali kunjungan.
8. Mengkaji laporan-laporan hasil audit internal (lebih dari 167 laporan) dan
memantau tindak lanjutnya.
9. Mengkaji kepatuhan BCA terhadap ketentuan, peraturan dan hukum yang
berlaku di bidang perbankan melalui kajian terhadap laporan kepatuhan terhadap
ketentuan kehati-hatian yang dilaporkan setiap bulan.
10. Mengkaji laporan kredit portofolio yang diterbitkan setiap semester.
11. Memantau pelaksanaan manajemen risiko melalui laporan triwulanan Profil
Risiko BCA dan laporan bulanan Operation Risk Management Information System
(ORMIS).
12. Melakukan pembahasan dengan satuan kerja terkait untuk mengevaluasi risiko
operasional dan pengendalian internal dalam proses serta kegiatan di unit kerja
strategis: IT Operations, Bisnis KPR, Bisnis Kartu Kredit, Logistik dan Human
Capital Management, dalam rangka memberikan pendapat kepada Dewan
Komisaris mengenai kecukupan upaya mitigasi atas berbagai risiko-risiko yang
ada.
13. Melakukan evaluasi dengan satuan kerja terkait mengenai pelaksanaan GCG
sesuai dengan kriteria Asean GCG Scorecard.
14. Penyusunan Piagam dan Kode Etik Komite Audit seperti yang diamanatkan dalam
Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.5 mengenai Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No.Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012.
15. Melakukan pembahasan dengan Konsultan Eksternal (Grant Thornton
International Ltd) mengenai efektivitas kinerja DAI.
16. Melakukan kajian atas:
a) Hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan tindak lanjutnya.
b) Tindak lanjut atas management letter dari KAP Siddharta dan Widjaja.
17. Melaporkan hasil kajian dan evaluasi rutin kepada Dewan Komisaris setiap
triwulan.
18. Menghadiri RUPS, Analyst Meeting, dan Rapat Kerja Nasional BCA 2014 dalam
rangka pelaksanaan GCG.

10
Program kerja Komite Pemantau Risiko dan realisasinya
1. Melakukan:
a. Pemantauan risiko dengan melakukan review dan evaluasi atas berbagai
laporan risiko. Komite Pemantau Risiko memberikan pendapat dan saran
dalam bentuk tertulis, namun bila diperlukan klarifikasi lebih lanjut akan
dibuat penjelasan dan atau pertemuan khusus membahas topik tersebut.
b. Pemantauan hasil stress test yang dilaporkan tiap triwulan.
c. Pemantauan seluruh risiko dalam bentuk risk dashboard.
d. Pelaporan atas perkembangan pemantauan kepada Dewan Komisaris.

2. Melakukan pemantauan khusus terhadap :


a. Risiko operasional, khususnya risiko Teknologi Informasi (TI) untuk
memastikan bahwa risiko pada layanan internet banking dan mobile banking
terkendali.
b. Analisis hasil stress test secara khusus pada aspek:
- Risiko likuiditas (general market stress test scenario).
- Risiko pasar, khususnya risiko suku bunga dan risiko valas.
- Capital Allocation and Reverse.
- Limit Secondary Reserves Rupiah.

3. Evaluasi kegiatan tresuri, termasuk transaksi valuta asing.

4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan GCG dengan cara mengevaluasi


dokumen hasil kerja Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Komite
Manajemen Risiko.

5. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan dan


pengembangan proses manajemen risiko tentang:
a. Arsitektur Teknologi Informasi dan Perencanaannya
b. Aspek keamanan, potensi kerentanan sistem TI dan upaya mitigasi risikonya.
c. Pengujian fungsi Data Recovery Center, pengembangan Disaster Recovery
Plan (DRP), dan Business Impact Analysis (BIA).
6. Memastikan bahwa BCA memiliki infrastruktur yang baik untuk mengendalikan
risiko, untuk itu evaluasi atas ketentuan dan pedoman kerja dilakukan dengan
cara:
a. Melakukan review terhadap ketentuan dan pedoman manajemen risiko.
b. Melakukan evaluasi terhadap metode, indikator dan pengukuran risiko.
7. Menghadiri:
a. Rapat Umum Pemegang Saham, Analyst Meeting, dan Rapat Kerja Nasional
2014 dalam rangka pelaksanaan GCG.
b. Workshop yang membahas peningkatan kualitas pelaksanaan manajemen
risiko.

Program kerja Komite Remunerasi dan Nominasi, dan realisasinya


1. Merekomendasikan agar dilakukan penyesuaian kembali jenjang kepangkatan
BCA sehubungan dengan perubahan kebijakan ketenagakerjaan terakhir.

2. Merumuskan prinsip-prinsip dari kebijakan remunerasi dan nominasi sebagai


berikut:
a. Prinsip dasar dalam menetapkan kebijakan remunerasi:

11
Memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku (compliance).
Posisi cukup bersaing dalam industrinya (positioning & competitiveness).
Berdasarkan klasifikasi/ jenis dan bobot pekerjaan (job weight).
Dikaitkan dengan kinerja individu (performance driven) agar karyawan
senantiasa termotivasi untuk perform, namun dengan tetap
memperhatikan risiko yang mungkin timbul.
Sesuai dengan kinerja dan kemampuan BCA.
Memperhatikan perkembangan biaya hidup (Kebutuhan Hidup Layak/
KHL), pergerakan inflasi, dan lain lain).

b. Prinsip dasar dalam seleksi kandidat untuk nominasi pejabat eksekutif dan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi:
Memenuhi ketentuan Anggaran Dasar, GCG, dan Peraturan Bank
Indonesia (PBI).
Adanya kebutuhan perusahaan.
Kualifikasi kandidat (kompetensi, pengalaman dan prestasi, kepribadian
yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan (values), track record yang
bersih).
Mengutamakan pengembangan dari internal, namun juga membuka diri
untuk merekrut dari eksternal dengan terencana untuk memperkaya
titik-titik pandang dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan bagi
perusahaan.
Memperhatikan keselarasan dengan rencana perkembangan karir
kandidat.

3. Merekomendasikan agar dipelajari lebih lanjut kebijakan remunerasi yang


mengantisipasi pengambilan keputusan yang terlalu agresif sehingga faktor
risiko menjadi kurang diperhatikan.

4. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris pembagian tantiem tahun buku


2012 kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menjabat
selama tahun buku 2012 agar dapat dibawakan oleh Dewan Komisaris dalam
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 06 Mei 2013 untuk
mendapatkan persetujuan.

5. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris penyesuaian beberapa komponen


remunerasi yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) pada tanggal 16 Mei 2012 mengenai perubahan masa jabatan
Dewan Komisaris dan Direksi BCA dari 3 (tiga) tahun menjadi 5 (lima) tahun.

3. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern

Penerapan fungsi kepatuhan


Dalam menjalankan usahanya, BCA mempunyai komitmen yang tinggi untuk mematuhi
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku. Dalam
rangka mengimplementasikan komitmen tersebut, adanya fungsi kepatuhan yang
bersifat permanen merupakan unsur yang penting dalam meminimalkan risiko
kepatuhan dan membangun budaya kepatuhan.

12
BCA telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang bersifat independen dan bebas
dari pengaruh unit kerja lainnya. Satuan Kerja Kepatuhan dibentuk untuk membantu
pelaksanaan tugas dari Direktur Kepatuhan. Kedudukan Satuan Kerja Kepatuhan adalah
setingkat Divisi dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.
Agar fungsi kepatuhan dapat berjalan dengan baik, Dewan Komisaris dan Direksi BCA
melakukan pengawasan aktif. Pengawasan aktif tersebut dilakukan dalam bentuk
antara lain, persetujuan atas kebijakan dan prosedur, pelaporan secara periodik,
permintaan penjelasan.
Satuan Kerja Kepatuhan telah memiliki kebijakan dan prosedur dalam rangka
meminimalkan risiko kepatuhan. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan juga melakukan
sosialisasi dan pelatihan, terlibat dalam persetujuan produk dan aktivitas baru,
persetujuan penerbitan ketentuan internal, melakukan kajian terhadap pelepasan
kredit dalam jumlah besar, melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian internal
terkait kepatuhan pada unit kerja, memantau kepatuhan perusahaan terhadap
komitmen yang dibuat dengan regulator.

Satuan Kerja Kepatuhan selain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi


kepatuhan juga bertanggung jawab terhadap ketentuan Penerapan Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). Penerapan APU dan PPT
merupakan standar internasional yang harus diterapkan dalam rangka mencegah bank
digunakan sebagai sarana atau sasaran tindak kejahatan.

Aktivitas Kepatuhan selama Tahun 2013

Melakukan gap analysis dan dampaknya atas ketentuan baru terhadap operasional
BCA dan penyesuaian atas kebijakan internal yang diperlukan.
Melakukan penilaian risiko kepatuan dan menyusun laporan profil risiko kepatuhan
setiap triwulan, dalam rangka mengelola risiko kepatuhan.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya
dalam mewujudkan budaya kepatuhan. Sosialisasi dan pelatihan tidak hanya
ditujukan kepada karyawan lama, tetapi juga kepada karyawan baru.
Memberikan persetujuan atas rencana produk dan aktivitas baru, untuk memastikan
bahwa produk dan aktivitas baru yang akan dibuat telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Memberikan persetujuan atas rancangan ketentuan internal yang akan diterbitkan.
Melakukan kajian kepatuhan terhadap pelepasan kredit Korporasi.
Menjalankan fungsi konsultatif dengan unit kerja lain terkait dengan penerapan
peraturan yang berlaku.
Memantau pemenuhan kewajiban pelaporan kepada pihak eksternal.
Memastikan kepatuhan perusahaan terhadap komitmen yang dibuat oleh
perusahaan kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lainnya.
Melakukan koordinasi dalam rangka melakukan penilaian terhadap Tingkat
Kesehatan Bank berbasis Risiko.
Aktivitas terkait Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) selama tahun 2013:
Menyesuaikan kebijakan dan prosedur APU dan PPT sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, dan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.
Melakukan pelatihan dan sosialisasi APU dan PPT secara berkesinambungan
13
Memastikan produk dan aktivitas baru telah memperhatikan peraturan APU dan PPT
Memantau transaksi keuangan mencurigakan dengan menggunakan aplikasi
Suspicious Transaction Identification Model (STIM)
Melaporkan transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan tunai kepada
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Menyempurnakan parameter aplikasi STIM untuk mengidentikasi transaksi
keuangan mencurigakan
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengkinian data nasabah melalui penyusunan
target dan pemantauan realisasi terhadap target
Melakukan peningkatan kemampuan aplikasi STIM yang akan selesai pada tahun
2014.

Indikator kepatuhan posisi akhir tahun 2013 menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) mencakup risiko kredit, risiko
pasar dan risiko operasional adalah 15,66%, berada di atas ketentuan Bank
Indonesia yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10% (KPMM berdasarkan profil risiko
BCA yaitu peringkat 2).
Rasio NPL (net) adalah 0,19%, berada dalam batas yang diperkenankan ketentuan
Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (net).
Tidak ada pelampauan maupun pelanggaran terhadap Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK), baik kepada pihak terkait, maupun kepada kelompok usaha.
Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah Primer 8,30% dan GWM Rupiah - Sekunder
20,45%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Rupiah.
Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing 8,54%, sudah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia mengenai GWM Valuta Asing.
Posisi Devisa Neto (PDN) 0,24%, berada jauh dalam batas yang diperkenankan
ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 20% dari modal.
Komitmen terhadap Bank Indonesia dan otoritas pengawas lainnya telah dipenuhi
dengan baik.

Penerapan fungsi audit intern

Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal melakukan penilaian atas


kecukupan dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal, tata kelola
serta memberikan konsultasi bagi pihak intern BCA yang membutuhkan.

Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Audit Internal:

1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan berbasis risiko dan
melaporkan realisasinya.
2. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko (risk management),
pengendalian internal (internal control), dan proses tata kelola (governance) untuk
menilai kecukupan dan efektivitasnya.
3. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang
diperiksa.
5. Melaksanakan investigasi/pemeriksaan khusus berdasarkan permintaan Dewan
Komisaris/Direksi/Komite Audit, unit kerja atau adanya indikasi tertentu.
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut yang telah
dilakukan auditee atas rekomendasi hasil audit.

14
7. Berperan sebagai konsultan bagi pihak internal BCA yang membutuhkan, terutama
yang menyangkut ruang lingkup tugas Audit Internal.
8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang
dilakukan.

Standar Pelaksanaan Audit


Kegiatan Divisi Audit Internal berpedoman pada Manual Kerja dan Piagam Audit
Internal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi nomor 074A/SK/DIR/2012
tanggal 30 April 2012 yang disusun berdasarkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank dari Bank Indonesia dan ketentuan mengenai Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Audit Internal dari Bapepam-LK. Sebagai acuan ke arah global best
practices, Divisi Audit Internal juga menggunakan standar dan kode etik yang
diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) serta Information System Audit &
Control Association (ISACA).
Efektivitas pelaksanaan fungsi Divisi Audit Internal dan kepatuhannya terhadap Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dikaji ulang oleh pihak eksternal yang
independen sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) tahun. Kaji ulang terakhir oleh
pihak eksternal dilaksanakan akhir tahun 2013.

Pelaksanaan Audit 2013


Kegiatan Divisi Audit Internal tahun 2013 difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Terlaksana audit proses kegiatan terkait: pengembangan e-channel, pengadaan
barang dan jasa TI, Social media, pengembangan Customized branch format dan
jaringan kantor cabang, System development life cycle, Kantor kas dan kas Mobil.
2. Terlaksana audit terhadap kegiatan yang dialih-dayakan (outsourced activities)
pengelolaan arsip dan jasa pengelolaan pengisian Kas ATM.
3. Terlaksana 26 program continuous auditing dalam lingkup operasional &
perkreditan cabang, sentra operasi, IT security.
4. Menjalankan enhancement aplikasi electronic working paper untuk meningkatkan
pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan audit (selesai tahap user
acceptance test)
5. Melakukan penyesuaian (alignment) dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko
mengenai penggunaan skala dan tingkat risiko (risk scale and risk grading)
operasional cabang.
6. Menjalankan proyek pengembangan mutu audit dalam penerapan audit berbasis
risiko (risk-based audit) untuk tahap audit execution dan audit reporting melalui
program pelatihan dan pertemuan interaktif dengan bantuan konsultan.

Fokus Rencana Audit 2014


1. Memberi fokus audit tahun 2014 pada strategi bisnis BCA yang terkait upaya
mempertahankan posisi BCA di DPK khususnya CASA, peningkatan fee based
income dan efisiensi serta optimalisasi biaya payment settlement secara
keseluruhan.
2. Melaksanakan pendekatan end-to-end process audit terhadap penerapan
ketentuan APU/PPT, pelaksanaan corporate social responsibility, proses transaksi
valas, pengembangan skema kredit kemitraan, fungsi kegiatan Pengawasan
Internal Cabang, pengelolaan kas di cabang dan pengelolaan ATM oleh cabang.

15
3. Melaksanakan audit terhadap kegiatan yang dialihdayakan (outsourced activities)
khususnya kegiatan yang mendukung transaction banking, seperti: pengelolaan
mesin ATM dan EDC
4. Melaksanakan audit kegiatan anak perusahaan: BCA Sekuritas, BCA Finance Limited
Hongkong, BCA Syariah.
5. Menyempurnakan laporan hasil audit dan menerapkan pendekatan RBA yang telah
di-enhance pada setiap penugasan serta menerapkan audit rating baru.
6. Menerapkan aplikasi baru electronic working paper hasil enhancement di setiap
penugasan.
7. Menindaklanjuti rekomendasi dari reviewer eksternal atas kegiatan quality
assurance review tahun 2013 terhadap Divisi Audit Internal.

Penerapan fungsi audit ekstern

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, dan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/32/DPNP tentang Hubungan antara Bank, Kantor
Akuntan Publik dan Bank Indonesia, maka:
1. Laporan Keuangan BCA telah diaudit oleh Akuntan Publik yang independen,
kompeten, professional, dan obyektif, serta menggunakan kemahiran profesional
secara cermat dan seksama (due professional care).

2. Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BCA untuk melakukan audit sesuai dengan
standar profesional, perjanjian kerja, dan ruang lingkup audit.

3. Sesuai keputusan RUPS Tahunan, penunjukan Kantor Akuntan Publik dan penentuan
biaya dilakukan oleh Dewan Komisaris dengan memperhatikan rekomendasi Komite
Audit.

4. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
antara lain:
Merupakan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik (partner in-charge) yang
terdaftar di Bank Indonesia. BCA hanya mengikutsertakan 4 (empat) Kantor
Akuntan Publik terbesar yang terdaftar di Bank Indonesia.
Tidak memberikan jasa lain kepada BCA pada tahun tersebut sehingga terhindar
dari kemungkinan benturan kepentingan.
Kantor Akuntan Publik hanya memberikan jasa audit paling lama untuk periode
audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut.
Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan KPMG
International, ditunjuk sebagai auditor BCA untuk melakukan audit atas laporan
keuangan BCA untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013.
5. BCA memberikan kuasa kepada Kantor Akuntan Publik untuk menyampaikan laporan
keuangan yang telah diaudit (audit report) disertai dengan Surat Komentar
(Management Letter) kepada Bank Indonesia paling lambat 4 (empat) bulan setelah
tahun buku.

16
Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan Keuangan
BCA dalam 3 (tiga) tahun terakhir:

2013 2012 2011


Kantor Akuntan Siddharta & Siddharta & Purwantono, Suherman &
Publik Widjaja Widjaja Surja

Akuntan Publik Elisabeth Imelda Elisabeth Imelda Peter Surja

4. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern


Penerapan manajemen risiko BCA mencakup:
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
serta sistem informasi manajemen risiko.
Sistem pengendalian internal.

BCA menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal secara efektif
yang disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan
usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia, maupun dengan mengacu kepada best
practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh risiko termasuk yang berasal dari
produk baru dan aktivitas baru.

2. Memiliki Komite Pemantau Risiko (KPR) yang bertujuan untuk memastikan bahwa
kerangka kerja manajemen risiko yang ada telah memberikan perlindungan yang
memadai terhadap seluruh risiko BCA dan mempunyai tugas pokok untuk
memberikan rekomendasi serta pendapat secara profesional yang independen
mengenai kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan manajemen
risiko kepada Dewan Komisaris, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).

3. Memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) yang mempunyai tugas pokok menyusun
kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko, menyempurnakan
pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan proses dan
sistem manajemen risiko yang efektif, serta menetapkan hal-hal yang terkait dengan
keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities).

4. Memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang bertujuan untuk meyakinkan
bahwa risiko yang dihadapi BCA dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dikendalikan,
dan dilaporkan dengan benar melalui penerapan kerangka kerja manajemen risiko
yang sesuai.

5. Mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit risiko
yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan
informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk
menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar.

17
6. Memastikan bahwa penyusunan sistem dan prosedur kerja yang ada telah
memperhatikan sisi operasional maupun bisnis serta tingkat risiko yang mungkin
terjadi dalam suatu unit kerja.

7. Memastikan bahwa terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang
jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengendalian. Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR), Grup Hukum (GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), dan Divisi Audit Internal
(DAI).

8. Memastikan bahwa DAI telah melakukan review secara independen dan obyektif
terhadap prosedur dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI
disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil
Audit kepada Direksi.

9. Memantau kepatuhan BCA dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku melalui unit kerja SKK.

10. Memastikan bahwa Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor
Wilayah (PIKW), dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan
prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW, dan DAI tersebut
dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan
prosedur yang telah ditetapkan.

11. Membuat Laporan Profil Risiko BCA dan Laporan Profil Risiko Konsolidasi setiap
triwulan dan menyampaikannya kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap profil risiko, BCA memiliki tingkat risiko komposit
Low to Moderate. Hasil tersebut dapat tercapai berkat kualitas penerapan manajemen
risiko yang mendukung efektifitas kerangka pengawasan BCA berbasis risiko.
Penilaian mencakup 8 (delapan) risiko utama yang dihadapi BCA, yaitu risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik,
dan risiko kepatuhan. BCA juga memiliki kebijakan dan prosedur tertulis untuk mengelola
risiko yang melekat pada produk baru dan aktivitas baru BCA.

Sistem Manajemen Risiko


Dalam rangka pengendalian risiko, BCA telah mengimplementasikan suatu kerangka
Dasar Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan
dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai
sarana untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur
BCA sehingga dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali,
diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik.
Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan dengan efektif dan optimal, BCA telah
memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan risiko
yang dihadapi BCA secara keseluruhan dan merekomendasikan kebijakan manajemen
risiko kepada Direksi.
Selain Komite di atas, BCA telah membentuk beberapa Komite lain yang bertugas untuk
menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite
Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and Liability Committee ALCO).

18
BCA senantiasa melakukan pengkajian risiko secara menyeluruh atas rencana penerbitan
produk dan aktivitas baru sesuai jenis risiko yang terdapat dalam PBI No. 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 beserta perubahannya antara lain melalui PBI No. 11/25/PBI/2009
tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 15/6/DPNP tanggal 8 Maret 2013.

Risiko-risiko yang dikelola terdiri dari 8 (delapan) jenis risiko, yaitu:

1. Risiko Kredit
Organisasi perkreditan terus disempurnakan berbasiskan kepada penerapan
prinsip empat mata (four eyes principle) dimana keputusan kredit diambil
berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi
analisa risiko kredit.
BCA telah memiliki Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB) yang terus mengalami
penyempurnaan sejalan dengan perkembangan BCA, Peraturan Bank Indonesia
serta sesuai dengan International Best Practice.
Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan
melalui pengembangan Loan Origination System atas alur kerja proses
pemberian kredit (dari awal sampai akhir) sehingga proses kredit yang efektif dan
efisien dapat tercapai. Pengembangan sistem pengukuran profil risiko debitur terus
dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan
proses pembangunan database perkreditan terus dilakukan dan disempurnakan.
Untuk menjaga kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, maka pemantauan
terhadap kualitas kredit terus dilakukan secara rutin, baik per kategori kredit
(Korporasi, Komersial, Small & Medium Enterprise (SME), Konsumen dan Kartu
Kredit) maupun portofolio kredit secara keseluruhan.
BCA telah mengembangkan pengelolaan risiko kredit dengan melakukan analisa
stress testing terhadap portofolio kredit serta melakukan monitoring terhadap
hasil stress testing tersebut. Sebagai respon atas kondisi perubahan pasar dan
gejolak ekonomi, BCA melakukan analisa stress testing ini secara berkala. Stress
testing bermanfaat bagi Bank sebagai alat untuk memperkirakan besarnya dampak
risiko pada stressful condition sehingga BCA dapat membuat strategi yang sesuai
untuk memitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan contingency
plan.
Dalam rangka pemantauan dan pengendalian risiko kredit yang terjadi di
Perusahaan Anak, BCA telah melakukan pemantauan risiko kredit Perusahaan Anak
secara rutin, sekaligus memastikan bahwa Perusahaan Anak telah memiliki
Kebijakan Manajemen Risiko Kredit yang baik dan efektif.
2. Risiko Pasar
Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, BCA memusatkan pengelolaan
posisi devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa
neto harian dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk
menutup risiko nilai tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun
ada batas toleransi posisi devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada
besarnya aktivitas transaksi valuta asing di cabang tersebut. BCA membuat laporan
posisi devisa neto harian yang menggabungkan posisi devisa neto dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian maupun rekening administratif (off-balance sheet
accounts).

19
Untuk mengukur risiko nilai tukar valuta asing, BCA menggunakan metode Value at
Risk (VaR) dengan pendekatan Historical Simulation untuk kepentingan pelaporan
internal, sedangkan untuk perhitungan pelaporan Kebutuhan Pemenuhan Modal
Minimum BCA menggunakan metode standar Bank Indonesia.
Komponen utama kewajiban BCA yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku
bunga adalah simpanan nasabah, sedangkan aset BCA yang sensitif adalah Obligasi
Pemerintah, surat-surat berharga, dan kredit yang diberikan. ALCO secara berkala
memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan
dan kredit yang diberikan.
BCA menentukan tingkat suku bunga simpanan berdasarkan kondisi pasar dan
persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku
bunga yang ditawarkan oleh Bank pesaing.
3. Risiko Likuiditas
BCA sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi
komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka
pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan
likuiditas secara keseluruhan ini dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh
Divisi Tresuri.
Pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan pengawasan
cadangan likuiditas dan Loan to Deposit Ratio (LDR), melakukan analisis maturity
profile, proyeksi arus kas, serta stress test secara berkala untuk melihat dampak
terhadap likuditas BCA dalam menghadapi kondisi ekstrim. BCA juga memiliki
contingency funding plan untuk menghadapi kondisi ekstrim tersebut.
BCA telah menjalankan ketentuan terkait dengan likuiditas sebagaimana diatur di
dalam Peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan Bank untuk menjaga likuiditas
Rupiah (Giro Wajib Minimum) secara harian, yang terdiri dari GWM Primer dan
GWM LDR dalam bentuk giro Rupiah pada Bank Indonesia, GWM Sekunder berupa
SBI, SDBI, SUN, dan excess reserves, serta GWM valuta asing dalam bentuk giro
valuta asing pada Bank Indonesia.
4. Risiko Operasional
Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai
salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu Bank.
Sehubungan dengan hal tersebut, BCA melaksanakan Risk Control Self Assessment
(RCSA) tahap awal ke seluruh cabang/kanwil dan seluruh divisi di Kantor Pusat.
Salah satu tujuan pelaksanaan RCSA ini adalah untuk menanamkan risk culture
(budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk awareness (kesadaran akan
risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan risiko.
BCA juga telah memiliki database kasus/kerugian terkait risiko operasional yang
terjadi di seluruh unit kerja yang dikenal dengan nama Loss Event Database (LED).
LED bertujuan untuk membantu BCA dalam mencatat dan menganalisa kasus atau
permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan dan
pencegahan atas kasus serupa. Tujuan akhir dari LED adalah agar risiko kerugian
operasional yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. Selain itu LED juga
merupakan sarana pengumpulan data kerugian risiko operasional yang digunakan
BCA untuk memperhitungkan alokasi beban modal (capital charge) dan
pemantauan secara berkesinambungan terhadap kejadian-kejadian yang dapat
menimbulkan kerugian operasional yang telah terjadi pada BCA.

20
BCA telah mengimplementasikan aplikasi Key Risk Indicator (KRI) yaitu aplikasi
yang digunakan untuk memberikan suatu indikator (early warning sign) atas
kemungkinan terjadinya peningkatan risiko operasional di suatu unit kerja.
BCA telah menghitung kewajiban penyediaan modal minimum Bank untuk risiko
operasional berdasarkan Pendekatan Indikator Dasar. Saat ini BCA telah
mengimplementasikan regulasi dari Bank Indonesia terkait dengan masuknya risiko
operasional dalam perhitungan risiko kecukupan modal (CAR) selain untuk risiko
kredit dan risiko pasar.
5. Risiko Hukum
Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensial kerugian atas kasus-kasus yang
terjadi di BCA dan Entitas Anak BCA yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi
dengan modal BCA dan modal konsolidasian. Parameter yang digunakan untuk
menghitung potensial kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan
adalah dasar gugatan (kasus posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum.
Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko hukum,
BCA telah membentuk Grup Hukum di Kantor Pusat dan unit kerja hukum di
sebagian besar Kantor Wilayah.
Dalam rangka memitigasi risiko hukum, Grup Hukum telah melakukan, antara lain :
- Membuat Kebijakan Manajemen Risiko Hukum, mempunyai ketentuan internal
yang mengatur mengenai struktur organisasi dan job description Grup Hukum
serta membuat standarisasi dokumen hukum.
- Mengadakan forum komunikasi hukum untuk meningkatkan kompetensi staf
hukum.
- Melakukan sosialisasi mengenai dampak peraturan yang berlaku terhadap
kegiatan perbankan BCA dan berbagai modus operandi kejahatan perbankan
serta pedoman penanganannya secara hukum kepada pejabat cabang dan unit
kerja terkait.
- Melakukan pembelaan hukum atas perkara perdata dan pidana yang
melibatkan BCA yang sedang dalam proses di pengadilan, serta memonitor
perkembangan kasusnya.
- Menyusun rencana strategi pengamanan kredit (bekerja sama dengan unit kerja
lain, antara lain Biro Penyelesaian Kredit) sehubungan dengan permasalahan
kredit macet.
- Mendaftarkan aset-aset milik BCA antara lain kekayaan intelektual (HAKI) atas
produk dan jasa perbankan serta hak atas tanah dan bangunan milik BCA pada
instansi yang berwenang.
- Memonitor dan melakukan tindakan hukum atas pelanggaran terhadap aset-
aset BCA termasuk pelanggaran atas hak kekayaan intelektual (HAKI) milik BCA.
- Memonitor dan menganalisa perkara yang sedang dalam proses di pengadilan
yang dihadapi oleh BCA dan Entitas Perusahaan Anak.
- Melakukan inventarisasi, memonitor, menganalisa dan menghitung potensi
kerugian yang mungkin timbul terkait kasus-kasus hukum yang terjadi.
6. Risiko Reputasi
Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter-
parameter seperti frekuensi keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian
21
penyelesaian keluhan. Penilaian tersebut disusun dalam laporan profil risiko
reputasi setiap triwulan.
Untuk mengelola dan mengendalikan risiko reputasi, BCA didukung oleh fasilitas
Halo BCA (layanan telepon 24 jam, e-mail dan sosial media, serta walk in customer
untuk informasi, saran, dan keluhan).
Manajemen risiko reputasi dilakukan dengan berpedoman pada:
- Peraturan Bank Indonesia No. 7/7/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
- Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/13/DPNP tanggal 6 Maret 2008 perihal
Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli
2005 perihal Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
- Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 perihal
Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
7. Risiko Stratejik
Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-
parameter seperti kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi
berisiko rendah dan strategi berisiko tinggi, posisi bisnis BCA dan pencapaian
Rencana Bisnis Bank.
Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko stratejik dilakukan dengan
menggunakan parameter-parameter seperti tata kelola risiko, kerangka
manajemen risiko, proses manajemen risiko, SIM dan SDM, serta kecukupan sistem
pengendalian risiko.
8. Risiko Kepatuhan
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, BCA telah mengangkat
salah seorang anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertugas untuk mengelola
risiko kepatuhan BCA.
BCA telah membuat kebijakan dan prosedur kepatuhan, yang berisi antara lain
adanya proses untuk selalu menyesuaikan ketentuan dan sistem internal dengan
peraturan yang berlaku dan mengomunikasikan ketentuan kepada karyawan
terkait, melakukan kajian terhadap produk/aktivitas baru, melakukan uji
kepatuhan secara berkala, pelatihan kepada karyawan dan laporan bulanan
kepatuhan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
BCA telah mempunyai dan menerapkan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme. BCA juga telah mengembangkan aplikasi untuk
mengidentifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Risiko komposit BCA pada Triwulan IV tahun 2013 adalah Low to Moderate, merupakan
hasil penilaian dari risiko inheren Low to Moderate dengan penilaian kualitas
penerapan manajemen risiko Satisfactory. Kualitas penerapan manajemen risiko
tersebut merupakan cerminan dari cakupan penerapan manajemen risiko yang tertuang
dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR) BCA.

22
Risiko komposit dari 8 (delapan) jenis risiko yang dinilai adalah sebagai berikut :
- Risiko yang memiliki risiko komposit yang low, adalah Risiko Pasar, Risiko Likuiditas
dan Risiko Hukum.
- Risiko yang memiliki risiko komposit low to moderate adalah Risiko Kredit, Risiko
Operasional, Risiko Reputasi, dan Risiko Stratejik.
- Risiko yang memiliki risiko komposit moderate adalah Risiko Kepatuhan.
Trend risiko inheren untuk triwulan IV tahun 2013 adalah stabil karena berdasarkan hasil
proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan.
Trend kualitas penerapan manajemen risiko konsolidasi untuk triwulan IV tahun 2013
adalah stabil karena BCA secara terus menerus meningkatkan penyesuaian pengelolaan
manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dapat mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan setiap risiko yang ada.
Penerapan sistem pengendalian intern
BCA telah memiliki kebijakan sistem pengendalian internal yang mencakup 5 (lima)
komponen:
Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian
Identifikasi dan penilaian risiko
Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi
Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi
Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan

Disamping itu BCA juga memiliki business continuity plan dan disaster recovery plan
untuk mempercepat proses pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster) dan memiliki
system back up untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi.

Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA.
Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam terlaksananya sistem
pengendalian internal BCA antara lain Dewan Komisaris, Komite Audit, Direksi, Divisi
Audit Internal, pejabat dan pegawai BCA, Pengawasan Internal Cabang, Pengawasan
Internal Kantor Wilayah dan Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor Pusat.

1. Pelaksanaan pengendalian interen antara lain dilakukan melalui:


a. Pengendalian Keuangan:
BCA telah menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas strategi BCA secara
keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis.
Penetapan strategi telah memperhitungkan dampak terhadap permodalan BCA,
antara lain proyeksi permodalan & KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum).
Direksi secara aktif melakukan diskusi/memberikan masukan serta memantau
kondisi internal dan perkembangan faktor eksternal yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis BCA.
BCA telah memiliki prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja
perusahaan secara bulanan, triwulanan, semesteran, maupun tahunan.
BCA telah melaksanakan proses pengendalian keuangan melalui upaya
pemantauan realisasi dibandingkan dengan budget keuangan dalam laporan

23
yang dibuat secara berkala dan dibawakan dalam radisi saat dibutuhkan tindak
lanjut Direksi.
b. Pengendalian Operasional:
BCA telah melengkapi standar operating procedure/ manual kerja yang merinci
prosedur kerja setiap transaksi operasional perbankan yang dilakukan di BCA
terkait produk dan aktivitas baru termasuk mitigasi risiko operasional terkait.
Pembuatan prosedur kerja tersebut dilakukan oleh Divisi Strategi dan
Pengembangan Operasi-Layanan (DPOL) dan telah di-review oleh berbagai unit
kerja yang terkait untuk memastikan bahwa risiko operasional yang mungkin
ada pada aktivitas tersebut telah dimitigasi dengan baik.
BCA menerapkan pembatasan wewenang petugas melalui penetapan limit
dalam melakukan suatu transaksi; serta pembatasan akses petugas ke jaringan
TI & komputer melalui pengendalian penggunaan user ID dan password serta
pemasangan fingerscan.
BCA telah membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit
pengawasan/ pengendalian mendukung pengendalian operasional :
- Pemisahan fungsi yang dapat menimbulkan conflict of interest.
- Supervisor berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang setiap
hari.
- Pengawasan Internal Cabang (PIC) berfungsi mengawasi jalannya kontrol
internal di Cabang secara periodik.
- Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) berfungsi mengawasi jalannya
kontrol internal di Kantor Wilayah.
- Pengawasan Internal yang berfungsi mengawasi jalannnya kontrol internal di
unit kerja tertentu di Kantor Pusat.
- Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum, Satuan Kerja
Kepatuhan (SKK)
- Divisi Audit Internal (DAI):
Independen terhadap risk taking unit.
Memeriksa dan menilai kecukupan/efektivitas sistem pengendalian internal,
manajemen risiko dan tata kelola perusahaan dengan melaksanakan rencana
audit tahunan.

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya:


BCA memiliki komitmen yang kuat untuk mematuhi peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki
kelemahan, apabila terjadi.
BCA telah memiliki Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang independen terhadap
satuan kerja operasional dalam melaksanakan fungsi kepatuhan.
Adanya Laporan Bulanan Pemantauan Kepatuhan terhadap Ketentuan Kehati-
hatian BCA yang disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
Strategi Manajemen Risiko Kepatuhan BCA adalah mempunyai kebijakan untuk
senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku yaitu secara proaktif melakukan
pencegahan (ex-ante) dalam rangka meminimalkan terjadinya pelanggaran dan
melakukan tindakan kuratif (ex-post) dalam rangka perbaikan.

24
2. BCA menerapkan sistem pengendalian interen secara efektif yang disesuaikan dengan
tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan
berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Bank Indonesia, maupun dengan mengacu kepada best practice melalui
tindakan-tindakan sebagai berikut:
Terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian.
Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup
Hukum (GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Divisi Audit Internal (DAI).
DAI telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur
dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI disampaikan dalam
bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi.
Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW)
dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang
berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai
tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan.

5. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
(large exposure)

BCA memiliki kebijakan mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan
dana besar, sebagaimana diatur dalam Manual Ketentuan Kredit. Evaluasi dan pengkinian
atas kebijakan dalam Manual Ketentuan Kredit tersebut dilakukan secara berkala.
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar senantiasa dilakukan
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta telah memenuhi ketentuan Bank
Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, antara lain
mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
Selain itu, penyediaan dana kepada pihak terkait juga harus diputuskan oleh Dewan
Komisaris secara independen.
Pelaporan rutin BMPK kepada Bank Indonesia dilakukan secara tepat waktu. Sepanjang
tahun 2013 tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan atas BMPK.

Penyediaan dana kepada Pihak Terkait (related party) dan kepada Debitur Inti Individu
dan Grup (large exposure) di BCA selama tahun 2013.

Jumlah
No Penyediaan Dana Debitur Nominal (juta Rupiah)

1. Kepada Pihak Terkait 195 2.963.487

2. Kepada Debitur Inti


a. Individu 50 66.081.139
b. Grup 30 88.471.810

6. Rencana strategis
Dalam mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan eksternal, BCA senantiasa
mengkaji strategi baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang

25
dituangkan dalam Rencana Strategis Bank berupa Rencana Bisnis Bank (RBB) dan
Rencana Kerja & Anggaran Tahunan (RKAT). Penyusunan Rencana Strategis Bank
mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010
tentang Rencana Bisnis Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/27/DPNP tanggal
25 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank.
Sebagai bagian dari arah kebijakan dan langkah strategis BCA untuk mewujudkan visi dan
misinya, BCA merancang dan mengembangkan inisiatif-inisiatif bisnis yang berorientasi
untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang.

Rencana Strategis BCA 2014

Secara keseluruhan, BCA melihat ekonomi Indonesia dan sektor perbankan memiliki
pijakan yang kokoh untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun
2014. BCA mendukung upaya-upaya Bank Indonesia dalam menjaga pertumbuhan kredit
nasional yang berkelanjutan serta mempertahankan permodalan dan likuiditas sektor
perbankan yang sehat.
Dalam jangka panjang, BCA sangat optimis terhadap prospek perekonomian maupun
perbankan Indonesia. Solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1 (satu) dekade
terakhir telah menghasilkan PDB per kapita lebih dari US$ 3.500 disertai dengan
meningkatnya pertumbuhan kelas menengah, dimana hal tersebut akan menjadi magnet
bagi arus investasi serta mendukung derap eknonomi domestik kedepannya.
Dengan didukung posisi modal dan likuiditas yang baik, BCA berkomitmen untuk tetap
melakukan berbagai investasi di tahun 2014 guna mempertahankan sekaligus
meningkatkan franchise value BCA. BCA akan tetap berupaya untuk mendukung para
nasabah yang telah menjalin hubungan yang baik, dalam memenuhi kebutuhan kredit,
kebutuhan bertransaksi dan penempatan dana serta aktivitas perbankan lainnya.
Prioritas-prioritas strategis pada tahun 2014 akan tetap diarahkan kepada pembinaan
hubungan nasabah yang berkelanjutan melalui peningkatan layanan payment settlement,
penyaluran kredit terutama bagi para nasabah existing dan pengembangan bisnis-bisnis
baru. Peluang penyaluran kredit dan pengembangan bisnis-bisnis baru akan
mengoptimalkan keunggulan BCA sebagai penyedia layanan transaksi perbankan.

Berikut adalah penjabaran lebih lanjut dari tiga sasaran bisnis utama tersebut:

Peningkatan layanan payment settlement


BCA akan fokus pada bidang pendanaan, terutama memperkokoh rekening transaksi
(giro dan tabungan) dengan terus meningkatkan layanan payment settlement serta
mengembangkan produk dan layanan transaksi yang baru. Dalam hal perluasan
jaringan, BCA akan menambah jumlah kantor cabang dan delivery channels perbankan
elektronik, didukung oleh peningkatan kapabilitas dan kapasitas infrastruktur
teknologi informasi. BCA juga meneruskan proses peningkatan kapabilitasnya di
bidang cash management.
Di tengah ketatnya likuiditas dan peningkatan suku bunga, BCA akan terus
mencermati dan melakukan penyesuaian suku bunga deposito yang diperlukan guna
menjaga posisi dana pihak ketiga dan mencapai posisi likuiditas yang kuat dan sehat.
Penyaluran Kredit

BCA akan tetap menyalurkan kredit di semua segmen dengan memberikan prioritas
kepada para nasabah bisnis yang telah menjalin hubungan baik dengan BCA serta
memiliki track record yang solid. BCA percaya bahwa pembinaan hubungan dengan

26
nasabah melalui penyaluran kredit yang konsisten merupakan kunci untuk
mempertahankan loyalitas debitur berkualitas. Dalam fase konsolidasi aktivitas kredit,
BCA akan terus mengkaji dan menyempurnakan infrastruktur perkreditan untuk
mendukung kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Lebih lanjut,
penyederhanaan proses kredit akan terus dilakukan.
Pengembangan bisnis-bisnis baru

BCA juga terus melakukan pengembangan bisnisbisnis baru melalui anakanak


perusahaan di bidang perbankan syariah, asuransi, sekuritas dan pembiayaan konsumen
yang dirancang untuk melengkapi bisnis utama BCA. Di tahun 2014, BCA akan mulai
menjajaki bisnis asuransi jiwa melalui pembentukan anak perusahaan baru.
Pengembangan bisnisbisnis baru ini diharapkan dapat memberikan solusi finansial yang
lebih komprehensif kepada para nasabah.

Dihadapkan pada tantangan-tantangan makro ekonomi terkini, BCA berkeyakinan bahwa


strategi jangka menengah tersebut mendukung BCA dalam memperkuat competitive
advantages jangka panjang. BCA meyakini langkah strategis yang konsisten ini mampu
membangun basis nasabah yang berkualitas di tengah meningkatnya persaingan
perbankan Indonesia.
7. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang belum diungkap dalam laporan
lainnya
Informasi kondisi keuangan BCA telah dituangkan secara jelas dan transparan dalam
beberapa laporan, diantaranya sebagai berikut:
1. Laporan Tahunan, antara lain mencakup:
a. Ikhtisar data keuangan penting termasuk ikhtisar saham, laporan Dewan Komisaris,
laporan Direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen mengenai
kinerja bisnis dan keuangan, tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan
dibuat untuk 1 (satu) Tahun Buku dan disajikan dengan perbandingan 1 (satu)
tahun buku sebelumnya.
c. Pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi
Laporan Tahunan. Pernyataan tersebut dituangkan dalam lembar pernyataan yang
dibubuhi tanda tangan oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi.

2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


BCA telah mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi secara triwulanan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Keuangan Publikasi ditandatangani oleh 2
(dua) anggota Direksi BCA. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi dilakukan
dalam 3 (tiga) surat kabar, yaitu 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia dan 1 (satu)
surat kabar berbahasa Inggris, yang mempunyai peredaran luas di tempat kedudukan
kantor pusat BCA.

3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan


BCA menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Bulanan dalam format Laporan
Bulanan Bank Umum (LBU) sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia. Selanjutnya,
laporan tersebut dijadikan sebagai dasar oleh Bank Indonesia untuk mempublikasikan
laporan keuangan bulanan di website Bank Indonesia.
27
Transparansi Kondisi Non-Keuangan
BCA telah memberikan informasi mengenai produk BCA secara jelas, akurat dan terkini.
Informasi tersebut dapat diperoleh secara mudah oleh nasabah, antara lan dalam leaflet,
brosur atau bentuk tertulis lainnya di setiap kantor cabang BCA pada lokasi-lokasi yang
mudah diakses oleh nasabah, dan/atau dalam bentuk informasi secara elektronis yang
disediakan melalui hotline service/call center atau website.
Selain itu, BCA menyediakan dan menginformasikan tata cara pengaduan nasabah dan
penyelesaian sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang
pengaduan nasabah dan mediasi perbankan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BCA telah melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Mempublikasikan secara transparan kondisi keuangan dan non-keuangan kepada
stakeholders, antara lain Laporan Keuangan Berkala, Pelaporan Rutin BMPK kepada
Bank Indonesia, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, serta dimuat pada website
BCA sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
c. Mempublikasikan informasi produk BCA sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang
transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
d. Menyediakan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa bagi nasabah
sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah dan Mediasi
Perbankan.
e. Menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank Indonesia, regulator dan lembaga-
lembaga lainnya seperti yang dipersyaratkan ataupun yang dipandang perlu
mendapatkannya.
f. Mengungkapkan Struktur Transparansi Kepemilikan pada Laporan Tahunan dan
website BCA.
8. Informasi lain yang terkait dengan GCG

Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap:


komposisi Dewan Komisaris dan Direksi;
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi;
yang menyebabkan kegiatan operasional BCA terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya keuntungan BCA dan/atau menyebabkan kerugian BCA.
komposisi Komite-komite di bawah Dewan Komisaris;
pelaksanaan tugas Komite-komite di bawah Dewan Komisaris;

B. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima persen)
atau lebih dari modal disetor, yang meliputi jenis dan jumlah lembar saham pada:
a. BCA;
b. Bank lain;
c. Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan
d. Perusahaan lainnya;
yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.

28
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris yang mencapai 5% atau lebih dari modal
disetor

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris yang jumlahnya mencapai 5 %


atau lebih dari modal disetor pada:
Nama
Lembaga Keuangan Bukan
BCA Bank Lain Perusahaan Lain
Bank
Djohan Emir - - -
Setijoso
Tonny Kusnadi - - -
Cyrillus Harinowo - - - -
Raden Pardede - - -
Sigit Pramono - - - -
Keterangan:
= memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor

Kepemilikan saham anggota Direksi yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor

Kepemilikan saham anggota Direksi yang jumlahnya mencapai 5% atau


lebih dari modal disetor pada:
Nama Direktur
Bank Lembaga Keuangan Bukan
BCA Perusahaan Lain
Lain Bank
Jahja Setiaatmadja - - -
Eugene Keith Galbraith - - - -
Dhalia M. Ariotedjo - - - -
Anthony Brent Elam - - - -
Suwignyo Budiman - - - -
Renaldo Hector Barros - - - -
Henry Koenaifi - - - -
Tan Ho Hien/ Subur Tan - - - -
Armand W. Hartono - - -
Erwan Yuris Ang - - - -

Keterangan :
= memiliki saham dengan jumlah mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih dari modal disetor

C. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali
Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dan hubungan keuangan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi, dan pemegang saham pengendali.

29
Hubungan Keluarga sampai dengan
Hubungan Keuangan dengan:
derajat kedua dengan:
Pemegang Pemegang
Nama Jabatan Dewan Dewan
Direksi Saham Direksi Saham
Komisaris Komisaris
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Djohan Emir Presiden
Komisaris
- - - - - -
Setijoso
Tonny Komisaris
- - - - - -
Kusnadi
Cyrillus Komisaris
Independen - - - - - -
Harinowo
Raden Komisaris
Independen - - - - - -
Pardede
Sigit Komisaris
Independen - - - - - -
Pramono

Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi lainnya.
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
dan hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA,
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Presiden Direktur
berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali.

Hubungan Keluarga sampai dengan


Hubungan Keuangan dengan:
derajat kedua dengan:
Pemegang Pemegang
Nama Jabatan Dewan Dewan
Direksi Saham Direksi Saham
Komisaris Komisaris
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Jahja Presiden
- - - - - -
Setiaatmadja Direktur

Eugene Keith Wakil


Galbraith Presiden - - - - - -
Direktur

Dhalia Direktur
Mansor - - - - - -
Ariotedjo

Anthony Direktur
- - - - - -
Brent Elam

Suwignyo Direktur
- - - - - -
Budiman

Renaldo Direktur - - - - - -
Hector Barros
Henry Direktur
Koenaifi - - - - - -

Tan Ho Hien/ Direktur


Subur Tan (merangkap
- - - - - -
Direktur
Kepatuhan)

30
Armand Direktur
Wahyudi - - - - - -
Hartono

Erwan Yuris Direktur


- - - - - -
Ang

D. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per
komponen untuk seluruh anggota Dewan Komisaris selama tahun 2013

Jumlah Diterima dalam 1 tahun


Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain DEWAN KOMISARIS
Orang dalam Jutaan Rupiah
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, 5 59.995,15
dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura :
a. Tunjangan Perjalanan Dinas 4 43,59
b. Tunjangan Kesehatan 5 1.202,32
Total 61.241,06

Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Dewan Komisaris dalam 1 (satu) tahun adalah di
atas Rp 2 miliar yang diterima secara tunai selama tahun 2013.

Struktur Remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per
komponen untuk seluruh Anggota Direksi selama tahun 2013
Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain DIREKSI
Orang Dalam Jutaan Rupiah

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, 10 210.250


dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura :
a. Tunjangan Perjalanan Dinas 10 583,88
b. Tunjangan Kesehatan 10 740,36
c. Keanggotaan Klub Kesehatan 5 203,55
Total 211.777,79

Jumlah remunerasi untuk setiap anggota Direksi dalam 1 (satu) tahun adalah di atas Rp 2
miliar yang diterima secara tunai selama tahun 2013.

31
E. Opsi Saham (Shares Option)
Dalam tahun 2013, BCA tidak memiliki Program Opsi Saham.

F. Rasio gaji tertinggi dan terendah


Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari BCA selaku pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah dilakukannya.

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan:

Rasio Skala Perbandingan


Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 47,52
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 2,19
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1,63
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi 4,87

Gaji yang diperbandingkan dalam ratio gaji termaksud di atas, adalah imbalan yang diterima
oleh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan pegawai per bulan. Yang dimaksud
dengan pegawai adalah pegawai tetap BCA sampai batas pelaksana.

G. Frekuensi rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan antara Dewan
Komisaris dengan Direksi
Rapat Dewan Komisaris
Jadwal rapat Dewan Komisaris telah ditetapkan di awal tahun. Selama tahun 2013, Dewan
Komisaris telah menyelenggarakan 49 (empat puluh sembilan) kali rapat. BCA telah
memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai minimal rapat Dewan Komisaris yang wajib
diselenggarakan 4 (empat) kali dalam setahun, dan dihadiri secara fisik sekurang-kurangnya
2 (dua) kali dalam setahun.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Segala keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan
pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan
secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.

Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris selama
tahun 2013

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase


Djohan Emir Setijoso 49 46 94 %
Tonny Kusnadi 49 44 90 %
Cyrillus Harinowo 49 45 92 %
Raden Pardede 49 42 86 %

32
Sigit Pramono 49 41 84 %

Rapat Direksi
Jadwal rapat Direksi telah ditetapkan di awal tahun. Selama tahun 2013, Direksi telah
menyelenggarakan 43 (empat puluh tiga) kali rapat.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Segala keputusan yang diambil dalam rapat Direksi bersifat mengikat. Perbedaan pendapat
(dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam
risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.

Frekuensi Rapat Direksi dan tingkat kehadiran anggota Direksi selama tahun 2013

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase


Jahja Setiaatmadja 43 39 91 %
Eugene Keith Galbraith 43 31 72 %
Dhalia M. Ariotedjo 43 35 81 %
Anthony Brent Elam 43 35 81 %
Suwignyo Budiman 43 33 77 %
Tan Ho Hien/ Subur Tan 43 35 81 %
Renaldo Hector Barros 43 35 81 %
Henry Koenaifi 43 34 79 %
Armand W. Hartono 43 30 70 %
Erwan Yuris Ang 43 31 72 %

Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan tingkat kehadiran anggota
Dewan Komisaris pada Rapat Gabungan selama tahun 2013
Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase
Djohan Emir Setijoso 20 18 90 %
Tonny Kusnadi 20 18 90 %
Cyrillus Harinowo 20 16 80 %
Raden Pardede 20 14 70 %
Sigit Pramono 20 19 95 %

Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dan tingkat kehadiran anggota
Direksi pada Rapat Gabungan selama tahun 2013

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase


Jahja Setiaatmadja 20 17 85 %

33
Eugene Keith Galbraith 20 16 80 %

Dhalia M. Ariotedjo 20 17 85 %

Anthony Brent Elam 20 19 95 %

Suwignyo Budiman 20 16 80 %

Tan Ho Hien/ Subur Tan 20 14 70 %

Renaldo Hector Barros 20 12 60 %

Henry Koenaifi 20 13 65 %

Armand W. Hartono 20 15 75 %

Erwan Yuris Ang 20 14 70 %

H. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud)


Penyimpangan internal (internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan
oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan
operasional BCA.
Selama tahun 2013, terdapat sejumlah penyimpangan internal dengan nominal diatas Rp
100 juta (seratus juta rupiah), yaitu 2 (dua) kasus penyimpangan internal (internal fraud)
yang dilakukan oleh pegawai tetap, kasus tersebut telah diselesaikan. 1 (satu) kasus
penyimpangan internal (internal fraud) dilakukan oleh pegawai tidak tetap, kasus tersebut
telah ditindak-lanjuti melalui proses hukum.

Jumlah kasus yang dilakukan oleh:


Internal Fraud Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
dalam 1 tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan
Total Fraud - - 5 2 - 1

Telah diselesaikan - - 5 2 - -

Dalam proses - - - - - -
penyelesaian di
internal BCA
Belum - - - - - -
diupayakan
penyelesaiannya
Telah - - - - 1
ditindaklanjuti
melalui proses
hukum

34
I. Permasalahan hukum
Jumlah perkara perdata dan pidana dengan nilai di atas Rp. 100.000.000.- (seratus juta
Rupiah) yang telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) dan yang masih
dalam proses penyelesaian per 31 Desember 2013.
Perkara Hukum Perkara Perdata Perkara Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang


tetap):

Rp 101 juta Rp 500 juta 0 0


Diatas Rp 500 juta 2 0

Total 2 0

Dalam proses penyelesaian:

Rp 101 juta Rp 500 juta 47 1


Diatas Rp 500 juta 2 1

Total 49 2

Total Perkara 51 2

Selama tahun 2013 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh BCA, entitas perusahaan
anak BCA, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode
laporan tahunan ini, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan BCA.
Selama tahun 2013 tidak ada sanksi administratif yang material, yang dikenakan oleh
Otoritas (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga lainnya) kepada BCA,
anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi.

J. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan


BCA memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, antara
lain Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK.
BCA telah memiliki kebijakan internal yang mengharuskan seluruh anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi dan pejabat eselon 1 (S1) sampai dengan eselon 5 (S5) membuat
pernyataan tahunan (annual disclosure) yang memuat semua keadaan atau situasi yang
memungkinkan timbulnya benturan kepentingan, yang dikinikan setiap tahun. Dalam tahun
2013, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

K. Buy back shares dan/atau buy back obligasi


Pada tahun 2013, tidak ada aksi korporasi (corporate action) pembelian kembali saham
(shares buy back) yang dilakukan BCA.

L. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan/atau kegiatan politik selama periode pelaporan
BCA aktif berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun perbaikan
kondisi lingkungan hidup melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Di bawah
naungan program Bakti BCA, kegiatan sosial difokuskan pada pengembangan bidang
pendidikan dan kesehatan terutama bagi masyarakat yang membutuhkan.

35
Secara garis besar, program kegiatan sosial BCA selama tahun 2013 difokuskan pada
beberapa kegiatan, antara lain :
1. Bidang Pendidikan, terdiri dari:
a. PPA non degree (Program Pendidikan Akuntansi non-gelar).
b. Permagangan Bakti BCA.
c. Bakti BCA.
d. Kemitraan dengan lembaga.
e. Bakti BCA terintegrasi.
f. Edukasi perbankan dan sumbangan kepada lembaga Pendidikan lainnya.

2. Bidang Budaya, yaitu:


a. BCA Untuk Wayang Indonesia.
b. Kemitraan dengan Lembaga atau Donasi.

3. Bidang Kesehatan, meliputi:


a. Layanan Operasi Katarak Bakti BCA.
b. Donor Darah Bakti BCA.
c. Kemitraan Layanan Kesehatan Bakti BCA.
d. Bantuan Bakti BCA.
e. Olahraga.

4. Bidang pelestarian lingkungan.


5. Partisipasi pada lembaga sosial lainnya, berupa pemberian donasi atau sumbangan
kepada lembaga sosial maupun dalam bentuk sumbangan untuk korban bencana alam.
Pemberian dana untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh BCA selama tahun 2013
adalah sebesar Rp. 42.032.045.269,- (empat puluh dua miliar tiga puluh dua juta empat
puluh lima ribu dua ratus enam puluh sembilan rupiah).
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2013 BCA tidak pernah melakukan
pemberian dana untuk kegiatan politik.

36
KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)
PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PT BANK CENTRAL ASIA Tbk

Posisi 31 Desember 2013

Halaman1dari101
Kriteria/Indikator Analisis
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris Komisaris
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris sekurang- 1) Jumlah anggota Dewan Komisaris PT Bank Central
kurangnya 3 (tiga) orang dan tidak Asia Tbk (BCA) adalah 5 (lima) orang, sedangkan
melampaui jumlah anggota Direksi. jumlah anggota Direksi BCA adalah 10 (sepuluh)
orang. Dengan demikian jumlah anggota Dewan
Komisaris tidak melebihi jumlah anggota Direksi.
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi BCA
yang terakhir adalah sebagaimana tercantum dalam
akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan BCA No. 143 tanggal 12 Mei 2011 dan akta
Berita Acara RUPS Luar Biasa BCA No. 206 tanggal 16
Mei 2012.
2) Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan 2) Seluruh anggota Dewan Komisaris BCA berdomisili di
Komisaris berdomisili di Indonesia. Indonesia, berdasarkan kartu identitas masing-
masing anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan.

Halaman2dari101
3) Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari 3) 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris BCA dari total
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah jumlah seluruhnya yaitu 5 (lima) orang anggota
Komisaris Independen. Dewan Komisaris atau sebesar 60% adalah Komisaris
Independen.
4) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan 4) Seorang Komisaris merangkap jabatan sebagai
kecuali terhadap hal-hal yang telah Presiden Komisaris pada satu perusahaan lain bukan
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia lembaga keuangan.
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, 2 orang Komisaris Independen masing-masing
yaitu hanya merangkap jabatan sebagai merangkap jabatan sebagai Komisaris Independen
anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pada satu perusahaan lain bukan lembaga keuangan.
Pejabat Eksekutif:
a) pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan
lembaga keuangan; atau
b) yang melaksanakan fungsi pengawasan
pada 1 (satu) perusahaan anak bukan
Bank yang dikendalikan Bank;
5) Komisaris Independen dapat merangkap 5) Komisaris Independen hanya merangkap jabatan
jabatan sebagai Ketua Komite paling banyak sebagai Ketua Komite pada satu Komite di BCA.
pada 2 (dua) Komite pada Bank yang sama.

Halaman3dari101
6) Mayoritas Komisaris tidak saling memiliki 6) Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan
kedua dengan sesama anggota Dewan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
Komisaris dan/atau Direksi.
7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman 7) Telah dibuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
dan tata tertib kerja termasuk pengaturan Komisaris yang mengatur antara lain mengenai:
etika kerja, waktu kerja, dan rapat. - komposisi, kriteria, independensi, dan masa
jabatan;
- rangkap jabatan;
- kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenang;
- aspek transparansi;
- larangan bagi Dewan Komisaris;
- etika dan waktu kerja;
- rapat Dewan Komisaris;
yang dimuat dalam Manual GCG BCA.
8) Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki 8) Integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang
integritas, kompetensi dan reputasi dimiliki oleh seluruh anggota Dewan Komisaris telah
keuangan yang memadai. memadai.

Halaman4dari101
9) Anggota Dewan Komisaris independen yang 9) Komisaris Independen tidak ada yang berasal dari
berasal dari mantan anggota Direksi atau mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BCA
Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak atau pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan
yang memiliki hubungan dengan Bank yang BCA.
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen, dan tidak melakukan
fungsi pengawasan serta berasal dari Bank
yang bersangkutan, telah menjalani masa
tunggu (cooling off) paling kurang selama 1
(satu) tahun.
10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada 10) Seluruh Komisaris Independen tidak memiliki
yang memiliki hubungan keuangan, hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan
kepengurusan, kepemilikan dan hubungan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat
Pengendali atau hubungan dengan Bank, mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
yang dapat mempengaruhi kemampuannya independen.
untuk bertindak independen.

Halaman5dari101
11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus 11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and
Fit and Proper Test dan telah memperoleh Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan
surat persetujuan dari Bank Indonesia. dari Bank Indonesia.
12) Anggota Dewan Komisaris memiliki 12) Kompetensi yang dimiliki oleh anggota Dewan
kompetensi yang memadai dan relevan Komisaris telah memadai dan relevan dengan
dengan jabatannya untuk menjalankan tugas jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung
dan tanggung jawabnya serta mampu jawabnya. Anggota Dewan Komisaris memiliki
mengimplementasikan kompetensi yang kemampuan untuk mengimplementasikan kompetensi
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya. tanggung jawabnya.
13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan 13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan
dan kemampuan untuk melakukan kemampuan yang memadai untuk melakukan
pembelajaran secara berkelanjutan dalam pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka
rangka peningkatan pengetahuan tentang peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan
perbankan dan perkembangan terkini terkait perkembangan terkini terkait bidang keuangan/
bidang keuangan/lainnya yang mendukung lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. tanggung jawabnya.
14) Komposisi Dewan Komisaris tidak memenuhi 14) Komposisi Dewan Komisaris memenuhi ketentuan
ketentuan karena adanya intervensi pemilik. dan tidak ada intervensi pemilik.

Halaman6dari101
B. Governance Process B. Governance Process
1) Penggantian dan/atau pengangkatan 1) Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
Komisaris telah memperhatikan rekomendasi merekomendasikan calon anggota Dewan Komisaris
Komite Nominasi atau Komite Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Selanjutnya dengan
dan Nominasi dan memperoleh persetujuan memperhatikan rekomendasi dari KRN tersebut,
dari RUPS. Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan calon
anggota Dewan Komisaris. RUPS mengangkat calon
anggota Dewan Komisaris menjadi anggota Dewan
Komisaris.
2) Dewan Komisaris telah melaksanakan 2) Dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
tugasnya untuk memastikan tingkatan/jenjang organisasi, Dewan Komisaris telah
terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
3) Dewan Komisaris telah melaksanakan 3) Pengawasan Dewan Komisaris terhadap pelaksanaan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilakukan
tanggung jawab Direksi secara berkala secara berkala dan sewaktu-waktu, serta memberikan
maupun sewaktu-waktu, serta memberikan nasihat atau arahan kepada Direksi dalam
nasihat kepada Direksi. menjalankan tugas dan tanggung jawab Direksi

Halaman7dari101
antara lain disampaikan melalui Rapat Gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi, memorandum/
catatan/komentar Dewan Komisaris atas laporan/
dokumen yang diterima Dewan Komisaris.
4) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, 4) Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau dan
Komisaris telah mengarahkan, memantau mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BCA,
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan yang dilakukan melalui sarana antara lain laporan
strategis Bank. Direksi, rapat Dewan Komisaris, rapat gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi.
5) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam 5) Dewan Komisaris tidak pernah terlibat dalam
pengambilan keputusan kegiatan operasional pengambilan keputusan kegiatan operasional BCA,
Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak
kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang terkait dan hal-hal lain sebagaimana yang ditetapkan
ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dalam Anggaran Dasar BCA dan/atau peraturan
dan/atau peraturan perundangan yang perundangan yang berlaku dalam rangka
berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi melaksanakan fungsi pengawasan.
pengawasan.
6) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa 6) Dewan Komisaris dengan dibantu Komite Audit telah
Direksi telah menindaklanjuti temuan audit memastikan bahwa seluruh temuan audit dan

Halaman8dari101
dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal/Divisi
Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil Audit Internal BCA, auditor eksternal, hasil
pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan BI dan/atau hasil pengawasan otoritas
pengawasan otoritas lainnya. lainnya telah ditindaklanjuti oleh Direksi.
7) Dewan Komisaris memberitahukan kepada 7) Tidak ditemukan adanya pelanggaran peraturan
Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari perundang-undangan di bidang keuangan dan
kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan
perundang-undangan di bidang keuangan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BCA,
dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan dan karenanya tidak ada pemberitahuan dari Dewan
keadaan yang dapat membahayakan Komisaris kepada Bank Indonesia terkait hal tersebut.
kelangsungan usaha Bank.
8) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas 8) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah
dan tanggung jawab secara independen. dilaksanakan secara independen.
9) Dewan Komisaris telah membentuk Komite 9) Dewan Komisaris telah membentuk:
Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Komite Audit sejak tahun 2002;
Remunerasi dan Nominasi. Komite Remunerasi dan Nominasi sejak tahun
2003; dan
Komite Pemantau Risiko sejak tahun 2007.
melalui Keputusan Dewan Komisaris.
Halaman9dari101
10) Pengangkatan anggota Komite telah 10) Berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris,
dilakukan Direksi berdasarkan keputusan Direksi telah mengangkat anggota masing-masing
rapat Dewan Komisaris. Komite.
11) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa 11) Berdasarkan evaluasi oleh Dewan Komisaris terhadap
Komite yang dibentuk telah menjalankan pelaksanaan tugas Komite Audit, Komite Pemantau
tugasnya secara efektif. Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, Dewan
Komisaris telah memastikan bahwa Komite-komite
tersebut telah menjalankan tugasnya secara efektif.
Evaluasi dilakukan antara lain berdasarkan laporan
dari Komite yang bersangkutan mengenai
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite.
12) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu 12) Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
yang cukup untuk melaksanakan tugas dan secara optimal, Dewan Komisaris telah menyediakan
tanggung jawabnya secara optimal. waktu yang cukup untuk hadir di kantor, menghadiri
rapat-rapat Dewan Komisaris, rapat gabungan Dewan
Komisaris dan Direksi, dan melakukan kegiatan-
kegiatan lain dalam rangka pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya.

Halaman10dari101
13) Rapat Dewan Komisaris membahas 13) Permasalahan yang dibahas dalam rapat Dewan
permasalahan sesuai dengan agenda rapat Komisaris sesuai dengan agenda rapat yang telah
dan diselenggarakan secara berkala, paling ditentukan. Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan
kurang 4 (empat) kali dalam setahun, serta rata-rata satu kali dalam seminggu dan dihadiri
dihadiri secara fisik paling kurang 2 (dua) secara fisik oleh hampir seluruh anggotanya. Rapat
kali dalam setahun, atau melalui teknologi Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan
telekonferensi apabila anggota Dewan rata-rata 2 (dua) kali sebulan dan dihadiri secara fisik
Komisaris tidak dapat menghadiri rapat oleh hampir seluruh anggota Dewan Komisaris.
secara fisik.
14) Pengambilan keputusan rapat Dewan 14) Pengambilan keputusan dalam rapat Dewan
Komisaris telah dilakukan berdasarkan Komisaris senantiasa dilakukan secara musyawarah
musyawarah mufakat atau suara terbanyak mufakat.
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.
15) Anggota Dewan Komisaris tidak 15) Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang
memanfaatkan Bank untuk kepentingan memanfaatkan BCA untuk kepentingan pribadi,
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang keluarga dan/atau pihak lain yang merugikan atau
merugikan atau mengurangi keuntungan mengurangi keuntungan BCA.
Bank.

Halaman11dari101
16) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil 16) Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BCA
Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
yang ditetapkan RUPS. ditetapkan RUPS.
17) Pemilik melakukan intervensi terhadap 17) Pemilik tidak melakukan intervensi apapun terhadap
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
menyebabkan kegiatan operasional Bank
terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
menyebabkan kerugian Bank.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil rapat Dewan Komisaris telah 1) Setiap hasil rapat Dewan Komisaris selalu dituangkan
dituangkan dalam risalah rapat dan dalam risalah rapat dan ditandatangani oleh seluruh
didokumentasikan dengan baik, termasuk anggota Dewan Komisaris yang hadir dan
dissenting opinions yang terjadi secara jelas. didokumentasikan dengan tertib dan baik.
2) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan 2) Setiap hasil rapat Dewan Komisaris diedarkan kepada
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris seluruh anggota Dewan Komisaris dan informasi yang
dan pihak yang terkait. relevan diteruskan kepada pihak yang terkait untuk

Halaman12dari101
dapat ditindaklanjuti.
3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan 3) Keputusan yang diambil dalam rapat Dewan
rekomendasi dan/atau arahan yang dapat Komisaris merupakan rekomendasi dan/atau arahan
diimplementasikan oleh RUPS dan/atau yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau
Direksi. Direksi.
4) Dalam laporan pelaksanaan GCG, anggota 4) Dalam Laporan Pelaksanaan GCG BCA, anggota
Dewan Komisaris paling kurang telah Dewan Komisaris telah mengungkapkan:
mengungkapkan:
a) kepemilikan sahamnya yang mencapai a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima
5% (lima persen) atau lebih pada Bank persen) atau lebih pada BCA maupun pada bank
yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam
dan perusahaan lain yang berkedudukan dan di luar negeri;
di dalam dan di luar negeri;
b) hubungan keuangan dan hubungan b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga
keluarga dengan anggota Dewan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Komisaris lainnya, anggota Direksi Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
dan/atau Pemegang Saham Pengendali BCA;
Bank;
c) remunerasi dan fasilitas lain; c) remunerasi dan fasilitas lain;

Halaman13dari101
d) shares option yang dimiliki Dewan d) shares option yang dimiliki Dewan Komisaris.
Komisaris.
5) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan 5) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota
kemampuan Anggota Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah meningkat dalam melakukan
dalam pengawasan Bank yang ditunjukkan pengawasan terhadap BCA yang ditunjukkan antara
antara lain dengan peningkatan kinerja lain dengan meningkatnya kinerja BCA, penyelesaian
Bank, penyelesaian permasalahan yang permasalahan yang dihadapi BCA, dan pencapaian
dihadapi Bank, dan pencapaian hasil sesuai hasil sesuai dengan ekspektasi pemangku
ekspektasi pemangku kepentingan kepentingan (stakeholders).
(stakeholders). Anggota Dewan Komisaris telah meningkatkan budaya
Peningkatan budaya pembelajaran secara pembelajaran secara berkelanjutan dengan mengikuti
berkelanjutan dalam rangka peningkatan berbagai program training/seminar baik di dalam
pengetahuan tentang perbankan dan maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan
perkembangan terkini terkait bidang pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
keuangan/lainnya yang mendukung terkini terkait bidang keuangan/ lainnya yang
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Anggota Dewan Komisaris. anggota Dewan Komisaris.
6) Kegiatan operasional Bank terganggu 6) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi
dan/atau memberikan keuntungan yang tidak dan/atau pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang

Halaman14dari101
wajar kepada pemilik yang berdampak pada menyebabkan kegiatan operasional BCA terganggu
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau dan/atau memberikan keuntungan yang tidak wajar
menyebabkan kerugian Bank, akibat kepada pemilik yang berdampak pada berkurangnya
intervensi pemilik terhadap komposisi keuntungan BCA dan/atau menyebabkan kerugian
dan/atau pelaksanaan tugas Dewan BCA.
Komisaris.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) 1) Anggota Direksi BCA berjumlah 10 (sepuluh) orang
orang. sebagaimana tercantum dalam akta Berita Acara
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BCA No. 143
tanggal 12 Mei 2011 dan akta Berita Acara RUPS Luar
Biasa BCA No. 206 tanggal 16 Mei 2012.
2) Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di 2) Seluruh anggota Direksi BCA berdomisili di Indonesia,
Indonesia. berdasarkan kartu identitas (KTP/KITAS) masing-
masing anggota Direksi yang bersangkutan.
3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki 3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman
pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di perbankan diatas 5 (lima) tahun di bidang operasional
bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif sebagai Pejabat Eksekutif.
Halaman15dari101
Bank, kecuali untuk Bank Syariah (minimal
2 (dua) tahun).
4) Direksi tidak memiliki rangkap jabatan 4) Anggota Direksi BCA tidak ada yang merangkap
sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau Eksekutif pada Bank, perusahaan dan/atau lembaga
lembaga lain kecuali terhadap hal yang telah lain.
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum
yaitu menjadi Dewan Komisaris dalam
rangka melaksanakan tugas pengawasan
atas penyertaan pada perusahaan anak
bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank.
5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri 5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau
atau bersama-sama tidak memiliki saham bersama-sama tidak ada yang memiliki saham
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal
modal disetor pada suatu perusahaan lain. disetor pada suatu perusahaan lain.
6) Mayoritas anggota Direksi tidak saling 6) Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki
memiliki hubungan keluarga sampai dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
derajat kedua dengan sesama anggota dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan

Halaman16dari101
Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan anggota Dewan Komisaris.
Komisaris.
7) Penggantian dan/atau pengangkatan anggota 7) Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN)
Direksi telah memperhatikan rekomendasi merekomendasikan calon anggota Direksi kepada
Komite Nominasi atau Komite Remunerasi Dewan Komisaris. Selanjutnya dengan
dan Nominasi. memperhatikan rekomendasi dari KRN tersebut,
Dewan Komisaris mengusulkan pengangkatan calon
anggota Direksi. RUPS mengangkat calon anggota
Direksi menjadi anggota Direksi.
8) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib 8) Telah dibuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
kerja yang telah mencantumkan pengaturan yang mengatur antara lain mengenai:
etika kerja, waktu kerja, dan rapat. - komposisi, kriteria, independensi, dan masa
jabatan;
- rangkap jabatan;
- kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenang;
- aspek transparansi;
- larangan bagi Direksi;
- etika dan waktu kerja;
- rapat Direksi;

Halaman17dari101
yang dimuat dalam Manual GCG BCA.
9) Direksi tidak menggunakan penasehat 9) Tidak ada penasehat perorangan dan/atau jasa
perorangan dan/atau jasa profesional profesional yang digunakan oleh Direksi sebagai
sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang konsultan.
bersifat khusus, telah didasari oleh kontrak
yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung
jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya,
serta konsultan merupakan Pihak
Independen yang memiliki kualifikasi untuk
mengerjakan proyek yang bersifat khusus.
10) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, 10) Integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang
kompetensi dan reputasi keuangan yang dimiliki oleh seluruh anggota Direksi telah memadai.
memadai.
11) Presiden Direktur atau Direktur Utama, 11) Presiden Direktur adalah pihak yang independen
berasal dari pihak yang independen terhadap terhadap Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak
Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
memiliki hubungan keuangan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan
kepengurusan, kepemilikan saham dan Pemegang Saham Pengendali.
hubungan keluarga.

Halaman18dari101
12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and 12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and Proper Test
Proper Test dan telah memperoleh surat dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank
persetujuan dari Bank Indonesia. Indonesia.
13) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang 13) Kompetensi yang dimiliki oleh anggota Direksi telah
memadai dan relevan dengan jabatannya memadai dan relevan dengan jabatannya untuk
untuk menjalankan tugas dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Anggota
tanggungjawabnya serta mampu Direksi memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan kompetensi yang mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
tanggungjawabnya.
14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan 14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan
kemampuan untuk melakukan pembelajaran yang memadai untuk melakukan pembelajaran secara
secara berkelanjutan dalam rangka berkelanjutan dalam rangka peningkatan
peningkatan pengetahuan tentang perbankan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
dan perkembangan terkini terkait bidang terkini terkait bidang keuangan/ lainnya yang
keuangan/lainnya yang mendukung mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. jawabnya.
15) Anggota Direksi membudayakan 15) Anggota Direksi telah membudayakan pembelajaran
pembelajaran secara berkelanjutan dalam secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan

Halaman19dari101
rangka peningkatan pengetahuan tentang pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
perbankan dan perkembangan terkini terkait terkini terkait bidang keuangan/ lainnya yang
bidang keuangan/lainnya yang mendukung mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya anggota Direksi pada seluruh tingkatan atau jenjang
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
organisasi.
16) Komposisi Direksi tidak memenuhi ketentuan 16) Komposisi Direksi memenuhi ketentuan dan tidak ada
karena adanya intervensi pemilik. intervensi pemilik

B. Governance Process B. Governance Process


1) Direksi telah mengangkat anggota Komite, 1) Berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris,
didasarkan pada keputusan rapat Dewan Direksi telah mengangkat anggota masing-masing
Komisaris. Komite.
2) Anggota Direksi tidak memberikan kuasa 2) Anggota Direksi tidak ada yang memberikan kuasa
umum kepada pihak lain yang umum kepada pihak lain yang mengakibatkan
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
Direksi.
3) Direksi bertanggung jawab penuh atas 3) Pelaksanaan kepengurusan BCA telah dilakukan oleh
pelaksanaan kepengurusan Bank. Direksi dengan penuh tanggung jawab untuk

Halaman20dari101
kepentingan dan tujuan BCA.
4) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan 4) BCA telah dikelola oleh Direksi sesuai dengan
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur kewenangan dan tanggung jawab Direksi sesuai
dalam Anggaran Dasar dan peraturan dengan Anggaran Dasar BCA dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. perundang-undangan yang berlaku.
5) Direksi telah melaksanakan tugas dan 5) Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung
tanggung jawabnya secara independen jawabnya secara independen terhadap pemegang
terhadap pemegang saham. saham.
6) Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip 6) Dalam setiap kegiatan usaha BCA pada seluruh
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada tingkatan/jenjang organisasi, Direksi telah
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. melaksanakan prinsip-prinsip GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi, dan kewajaran.
7) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit 7) Temuan audit dan rekomendasi dari Divisi Audit
dan rekomendasi dari SKAI, auditor Internal (DAI), Auditor Eksternal, dan hasil
eksternal, dan hasil pengawasan Bank pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil
Indonesia dan/atau hasil pengawasan pengawasan otoritas lain telah ditindaklanjuti oleh
otoritas lain. Direksi.

Halaman21dari101
8) Direksi telah menyediakan data dan 8) Segala data dan informasi yang dibutuhkan oleh
informasi yang lengkap, akurat, kini dan Dewan Komisaris telah disediakan oleh Direksi
tepat waktu kepada Komisaris. kepada Dewan Komisaris secara lengkap, akurat,
terkini dan tepat waktu.
9) Pengambilan keputusan rapat Direksi telah 9) Seluruh keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan dengan berdasarkan musyawarah mufakat.
atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat.
10) Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi 10) Keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi dapat
dapat diimplementasikan dan sesuai dengan diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan,
kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku.
yang berlaku.
11) Direksi telah menetapkan kebijakan dan 11) Setiap kebijakan dan keputusan strategis telah
keputusan strategis melalui mekanisme rapat ditetapkan oleh Direksi melalui mekanisme Rapat
Direksi. Direksi.
12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk 12) Anggota Direksi tidak ada yang memanfaatkan BCA
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak
pihak lain yang merugikan atau mengurangi lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
keuntungan Bank. BCA.

Halaman22dari101
13) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima 13) Anggota Direksi tidak ada yang mengambil dan/atau
keuntungan pribadi dari Bank selain menerima keuntungan pribadi dari BCA selain
Remunerasi dan fasilitas lainnya yang remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
ditetapkan RUPS. RUPS.
14) Pemilik melakukan intervensi terhadap 14) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap
pelaksanaan tugas Direksi yang pelaksanaan tugas Direksi yang menyebabkan
menyebabkan kegiatan operasional Bank kegiatan operasional BCA terganggu.
terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
menyebabkan kerugian Bank.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Direksi telah mempertanggungjawabkan 1) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS
saham melalui RUPS. Tahunan BCA pada tanggal 6 Mei 2013.
2) Pertanggungjawaban Direksi atas 2) Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan
pelaksanaan tugasnya diterima oleh tugasnya telah diterima/disetujui oleh pemegang
pemegang saham melalui RUPS. saham melalui RUPS Tahunan tanggal 6 Mei 2013.

Halaman23dari101
3) Direksi telah mengungkapkan kebijakan- 3) Kebijakan-kebijakan BCA yang bersifat strategis di
kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian telah diungkapkan dalam:
bidang kepegawaian kepada pegawai dengan - media MyBCA yang dapat diakses oleh karyawan
media yang mudah diakses pegawai. BCA; dan
- buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah
dibagikan kepada seluruh karyawan BCA.
4) Direksi telah mengkomunikasikan kepada 4) Arah bisnis BCA dalam rangka pencapaian misi dan
pegawai mengenai arah bisnis bank dalam visi BCA telah dikomunikasikan oleh Direksi kepada
rangka pencapaian misi dan visi bank. pegawai yang diungkapkan antara lain dalam:
- Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA; dan
- Laporan Tahunan, di-upload dalam website BCA.
5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam 5) Setiap hasil rapat Direksi selalu dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan risalah rapat dan ditandatangani oleh seluruh anggota
baik, termasuk pengungkapan secara jelas Direksi yang hadir dan didokumentasikan dengan
dissenting opinions yang terjadi dalam rapat tertib dan baik.
Direksi.
6) Dalam laporan pelaksanaan GCG, seluruh 6) Dalam Laporan Pelaksanaan GCG BCA, anggota
anggota Direksi paling kurang telah Direksi telah mengungkapkan:
mengungkapkan:

Halaman24dari101
a) kepemilikan saham yang mencapai 5% a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima
(lima persen) atau lebih pada Bank yang persen) atau lebih pada BCA maupun pada bank
bersangkutan maupun pada bank dan dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam
perusahaan lain yang berkedudukan di dan di luar negeri;
dalam dan di luar negeri;
b) hubungan keuangan dan hubungan b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga
keluarga dengan anggota Dewan dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi
Komisaris, anggota Direksi lainnya lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali
dan/atau Pemegang Saham Pengendali BCA;
Bank;
c) remunerasi dan fasilitas lain; c) remunerasi dan fasilitas lain;
d) shares option yang dimiliki Direksi. d) shares option yang dimiliki Direksi.
7) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan 7) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota
kemampuan Anggota Direksi dalam Direksi telah meningkat dalam melakukan
pengelolaan Bank yang ditunjukkan antara pengelolaan BCA yang ditunjukkan antara lain
lain dengan peningkatan kinerja Bank, dengan meningkatnya kinerja BCA, penyelesaian
penyelesaian permasalahan yang dihadapi permasalahan yang dihadapi BCA, dan pencapaian
Bank, dan pencapaian hasil sesuai hasil sesuai dengan ekspektasi pemangku
ekspektasi stakeholders. kepentingan (stakeholders).

Halaman25dari101
8) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan 8) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan dari seluruh
kemampuan dari seluruh karyawan Bank karyawan BCA pada seluruh tingkatan atau jenjang
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi telah meningkat yang ditunjukkan antara
organisasi yang ditunjukkan antara lain lain dengan meningkatnya kinerja individu sesuai
dengan peningkatan kinerja individu sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
tugas dan tanggungjawabnya.
9) Peningkatan budaya pembelajaran secara 9) Anggota Direksi telah meningkatkan budaya
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka
pengetahuan tentang perbankan dan meningkatkan pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang perkembangan terkini terkait bidang keuangan/
keuangan/lainnya yang mendukung lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau
pada seluruh tingkatan atau jenjang jenjang organisasi yang ditunjukkan antara lain
organisasi yang ditunjukkan antara lain dengan meningkatnya keikutsertaan karyawan BCA
dengan peningkatan keikutsertaan karyawan dalam sertifikasi perbankan dan/atau pendidikan/
Bank dalam sertifikasi perbankan dan/atau pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas
pendidikan/pelatihan dalam rangka individu.
pengembangan kualitas individu. BCA memiliki kebijakan yang mengharuskan agar:
- pejabat BCA memberikan kontribusi dalam

Halaman26dari101
kegiatan pembelajaran untuk kalangan internal
karyawan BCA;
- karyawan BCA mengikuti pelatihan minimal 1
(satu) kali dalam setahun.
10) Kegiatan operasional Bank terganggu 10) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi
dan/atau memberikan keuntungan yang dan/atau pelaksanaan tugas Direksi.
tidak wajar kepada pemilik yang berdampak
pada berkurangnya keuntungan Bank
dan/atau menyebabkan kerugian Bank,
akibat intervensi pemilik terhadap komposisi
dan/atau pelaksanaan tugas Direksi.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Komite Audit 1) Komite Audit
a) Anggota Komite Audit paling kurang a) Komite Audit beranggotakan 3 (tiga) orang, yang
terdiri dari seorang Komisaris terdiri dari seorang Ketua yang juga adalah
Independen, seorang Pihak Independen Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota
yang ahli di bidang keuangan atau yang semuanya merupakan Pihak Independen.
akuntansi dan seorang Pihak Independen Seorang Pihak Independen ahli di bidang
Halaman27dari101
yang ahli di bidang hukum atau keuangan/akuntansi dan seorang Pihak
perbankan. Independen ahli di bidang perbankan.
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.
Independen.
c) Paling kurang 51% (lima puluh satu c) 100% (seratus persen) anggota Komite Audit
persen) anggota Komite Audit adalah adalah Komisaris Independen dan Pihak
Komisaris Independen dan Pihak Independen.
Independen.
d) Anggota Komite Audit memiliki integritas, d) Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak
akhlak dan moral yang baik. dan moral yang baik.
2) Komite Pemantau Risiko 2) Komite Pemantau Risiko
a) Anggota Komite Pemantau Risiko paling a) Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga)
kurang terdiri dari seorang Komisaris orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang juga
Independen, seorang Pihak Independen adalah Komisaris Independen dan 2 (dua) orang
yang ahli di bidang keuangan dan anggota yang semuanya merupakan Pihak
seorang Pihak Independen yang ahli di Independen.
bidang manajemen risiko. Seorang Pihak Independen ahli di bidang keuangan
dan seorang Pihak Independen ahli di bidang
manajemen risiko.

Halaman28dari101
b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris
Komisaris Independen. Independen.
c) Paling kurang 51% (lima puluh satu c) 100% (seratus persen) anggota Komite Pemantau
persen) anggota Komite Pemantau Risiko Risiko adalah Komisaris Independen dan Pihak
adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen.
Independen.
d) Anggota Komite Pemantau Risiko d) Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki
memiliki integritas, akhlak dan moral integritas, akhlak dan moral yang baik.
yang baik.
3) Komite Remunerasi dan Nominasi 3) Komite Remunerasi dan Nominasi
a) Anggota Komite Remunerasi dan a) Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3
Nominasi paling kurang terdiri dari (tiga) orang, yang terdiri dari seorang Ketua yang
seorang Komisaris Independen, seorang juga adalah Komisaris Independen dan 2 (dua)
Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif orang anggota, yaitu seorang Presiden Komisaris
yang membawahi sumber daya manusia dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi
atau seorang perwakilan pegawai. Divisi Human Capital Management (Sumber Daya
Manusia)
b) Pejabat Eksekutif atau perwakilan b) Pejabat Eksekutif anggota Komite memiliki
pegawai anggota Komite harus memiliki pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem

Halaman29dari101
pengetahuan dan mengetahui ketentuan remunerasi dan/atau nominasi serta succession
sistem remunerasi dan/atau nominasi plan.
serta succession plan Bank.
c) Komite Remunerasi dan Nominasi c) Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh
diketuai oleh Komisaris Independen. Komisaris Independen.
d) Apabila jumlah anggota Komite d) Jumlah anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Remunerasi dan Nominasi yang adalah 3 (tiga) orang.
ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka
anggota Komisaris Independen paling
kurang berjumlah 2 (dua) orang.
e) Apabila Bank membentuk Komite
tersebut secara terpisah, maka:
(1) Pejabat Eksekutif atau perwakilan
pegawai anggota Komite Remunerasi
harus memiliki pengetahuan
mengenai sistem remunerasi Bank;
dan
(2) Pejabat Eksekutif anggota Komite
Nominasi harus memiliki

Halaman30dari101
pengetahuan tentang sistem nominasi
dan succession plan Bank.
4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau 4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko
Risiko bukan merupakan anggota Direksi bukan anggota Direksi BCA maupun Bank lain.
Bank yang sama maupun Bank lain.
5) Rangkap jabatan Pihak Independen pada 5) Rangkap jabatan Pihak Independen anggota Komite
Bank yang sama, Bank lain dan/atau Audit dan Komite Pemantau Risiko pada Bank lain
perusahaan lain telah memperhatikan dan/atau perusahaan lain telah memperhatikan
kompetensi, kriteria independensi, kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode
kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan etik, dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
tugas dan tanggung jawab.
6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite 6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak
tidak memiliki hubungan keuangan, memiliki hubungan keuangan, pengurusan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
hubungan keluarga dengan Dewan dengan Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau
Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Saham Pengendali atau hubungan dengan BCA, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
Bank, yang dapat mempengaruhi untuk bertindak independen.
kemampuannya untuk bertindak

Halaman31dari101
independen.
7) Seluruh Pihak Independen yang berasal dari 7) Seluruh Pihak Independen tidak ada yang berasal dari
mantan Anggota Direksi atau Pejabat mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BCA
Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama dan tidak melakukan fungsi pengawasan atau pihak-
dan tidak melakukan fungsi pengawasan pihak lain yang mempunyai hubungan dengan BCA
atau pihak-pihak lain yang mempunyai yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk
hubungan dengan Bank yang dapat bertindak independen.
mempengaruhi kemampuan untuk bertindak
independen telah menjalani masa tunggu
(cooling off) selama 6 (enam) bulan.
8) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau 8) Rapat Komite Audit dihadiri oleh seluruh anggota
Risiko paling kurang dihadiri 51% (lima Komite Audit termasuk Komisaris Independen dan
puluh satu persen) dari jumlah anggota Pihak Independen. Rapat Komite Pemantau Risiko
termasuk Komisaris Independen dan Pihak dihadiri lebih dari 51% (lima puluh satu persen) dari
Independen. jumlah anggota termasuk Komisaris Independen dan
Pihak Independen.
9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, 9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dihadiri oleh
paling kurang dihadiri 51% (lima puluh seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
satu persen) dari jumlah anggota termasuk termasuk Komisaris Independen dan Pejabat

Halaman32dari101
seorang Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif Divisi Human Capital Management (Sumber
Eksekutif atau perwakilan pegawai. Daya Manusia).
10) Komposisi Komite tidak memenuhi ketentuan 10) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap komposisi
karena adanya intervensi pemilik. Komite.

B. Governance Process B. Governance Process


1) Komite Audit 1) Komite Audit
Untuk memberikan rekomendasi kepada Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan
Dewan Komisaris: Komisaris:
a) Komite Audit telah memantau dan a) Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi
mengevaluasi perencanaan dan perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pelaksanaan audit serta memantau memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal
menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan dalam proses penyusunan
termasuk kecukupan proses pelaporan dan penyajian laporan keuangan.
keuangan.
b) Komite Audit telah melakukan review b) Komite Audit telah melakukan review terhadap:
terhadap:
(1) pelaksanaan tugas SKAI; (1) Pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal (DAI);

Halaman33dari101
(2) kesesuaian pelaksanaan audit oleh (2) Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Akuntan Publik dengan standar audit yang
standar audit yang berlaku; berlaku;
(3) kesesuaian laporan keuangan dengan (3) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar
standar akuntansi yang berlaku; dan akuntansi yang berlaku;
(4) pelaksanaan tindak lanjut oleh (4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas
Direksi atas hasil temuan SKAI, hasil temuan Divisi Audit Internal (DAI),
Akuntan Publik dan hasil pengawasan Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank
Bank Indonesia. Indonesia.
c) Komite Audit telah memberikan
rekomendasi penunjukan Akuntan Publik
dan KAP sesuai ketentuan yang berlaku
kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.

2) Komite Pemantau Risiko 2) Komite Pemantau Risiko


Untuk memberikan rekomendasi kepada Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan
Dewan Komisaris: Komisaris:
a) Komite Pemantau Risiko mengevaluasi a) Komite Pemantau Risiko telah melakukan evaluasi
kebijakan dan pelaksanaan manajemen dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan

Halaman34dari101
risiko; manajemen risiko serta memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
b) Komite Pemantau Risiko memantau dan b) Komite Pemantau Risiko telah melakukan
mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Komite Menajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR). Manajemen Risiko (SKMR) melalui pertemuan atau
rapat bersama dengan SKMR.
3) Komite Remunerasi dan Nominasi 3) Komite Remunerasi dan Nominasi
Untuk memberikan rekomendasi kepada Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan
Dewan Komisaris: Komisaris, Komite Remunerasi dan Nominasi telah:
a) Komite Remunerasi telah mengevaluasi a) Mengevaluasi kebijakan remunerasi dan nominasi,
kebijakan remunerasi bagi: dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
(1) Dewan Komisaris dan Direksi dan mengenai:
telah disampaikan kepada RUPS; (1) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris
(2) Pejabat Eksekutif dan pegawai dan dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat
telah disampaikan kepada Direksi. Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan BCA.
(2) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif
dan pegawai secara keseluruhan untuk
disampaikan kepada Direksi.

Halaman35dari101
b) Terkait dengan kebijakan nominasi, b) Menyusun dan merekomendasikan kepada Dewan
Komite telah menyusun sistem, serta Komisaris mengenai sistem dan prosedur
prosedurpemilihan dan/atau penggantian pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada
untuk disampaikan kepada RUPS. RUPS.
Memastikan kebijakan remunerasi sesuai dengan
kinerja keuangan, prestasi kerja individual,
kewajaran dengan peer group, sasaran dan strategi
jangka menengah/panjang Perusahaan.
c) Komite Nominasi, telah memberikan c) Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris
rekomendasi calon anggota Dewan mengenai calon anggota Dewan Komisaris
Komisaris dan/atau Direksi untuk dan/atau Direksi untuk disampaikan kepada
disampaikan kepada RUPS. RUPS.
d) Komite Nominasi, telah memberikan d) Merekomendasikan calon-calon anggota Komite
rekomendasi calon Pihak Independen Audit dan Komite Pemantau Risiko dari pihak
yang dapat menjadi anggota Komite independen kepada Dewan Komisaris.
kepada Dewan Komisaris.
4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai 4) Rapat Komite telah diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan Bank. kebutuhan BCA.

Halaman36dari101
5) Keputusan rapat diambil berdasarkan 5) Keputusan rapat Komite telah diambil berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak musyawarah mufakat.
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.
6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi 6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang
yang dapat dimanfaatkan secara optimal dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan
oleh Dewan Komisaris. Komisaris.
7) Pemilik melakukan intervensi terhadap 7) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap
pelaksanaan tugas Komite, seperti misalnya pelaksanaan tugas Komite.
terkait rekomendasi pemberian remunerasi
yang tidak wajar kepada pihak terkait
pemilik, rekomendasi calon Dewan
Komisaris/Direksi yang tidak sesuai dengan
prosedur pemilihan dan/atau penggantian
yang telah ditetapkan.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil risalah rapat wajib dibuat, termasuk 1) Hasil rapat Komite selalu dituangkan dalam suatu
pengungkapan perbedaaan pendapat risalah rapat yang ditanda tangani oleh seluruh
(dissenting opinions) secara jelas dan wajib anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan

Halaman37dari101
didokumentasikan dengan baik. secara tertib dan baik.
2) Masing-masing Komite telah melaksanakan 2) Masing-masing Komite telah melaksanakan fungsinya
fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku sesuai ketentuan yang berlaku seperti misalnya
seperti misalnya pemberian rekomendasi pemberian rekomendasi sesuai tugasnya kepada
sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris, hasil rapat seluruh Komite
merupakan rekomendasi yang dapat digunakan oleh
Dewan Komisaris untuk melakukan pengambilan
keputusan.
4. Penanganan Benturan Kepentingan 4. Penanganan Benturan Kepentingan
A. Governance Structure A. Governance Structure
Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur BCA telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai: penyelesaian mengenai:
1) benturan kepentingan yang mengikat setiap 1) benturan Kepentingan; dan
pengurus dan pegawai Bank; 2) administrasi, dokumentasi dan pengungkapan
2) administrasi, dokumentasi dan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah
pengungkapan benturan kepentingan Rapat.
dimaksud dalam Risalah Rapat. BCA telah memiliki Manual Ketentuan Kredit terkait
pemberian kredit kepada Pihak Terkait dan keluarga
pejabat BCA.
Halaman38dari101
B. Governance Process B. Governance Process
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota - Dalam hal terjadi transaksi yang mengandung
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris,
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat anggota Direksi, Pejabat Eksekutif tidak mengambil
merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan BCA.
- Ada penyediaan dana kepada pihak terkait dan
keluarga pejabat BCA. Penyediaan dana tersebut telah
dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-
hatian serta memenuhi segala ketentuan dan prosedur
yang berlaku.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Benturan kepentingan yang dapat merugikan 1) Tidak ada transaksi yang mengandung benturan
Bank atau mengurangi keuntungan Bank kepentingan yang dapat merugikan BCA atau
telah diungkapkan dalam setiap keputusan mengurangi keuntungan BCA.
dan telah terdokumentasi dengan baik.
2) Kegiatan operasional bank bebas dari 2) Kegiatan operasional BCA bebas dari intervensi
intervensi pemilik/pihak terkait/pihak pemilik/pihak terkait/pihak lainnya yang dapat

Halaman39dari101
lainnya yang dapat menimbulkan benturan menimbulkan benturan kepentingan yang dapat
kepentingan yang dapat merugikan Bank merugikan BCA atau mengurangi keuntungan BCA.
atau mengurangi keuntungan Bank.
3) Bank berhasil menyelesaikan benturan 3) Tidak ada transaksi yang mengandung benturan
kepentingan yang terjadi. kepentingan yang dapat merugikan BCA atau
mengurangi keuntungan BCA.
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Satuan kerja kepatuhan independen 1) Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap satuan
terhadap satuan kerja operasional. kerja operasional sebagaimana tercermin pada
struktur organisasi pada SK No. 083/SK/DIR/2011
tanggal 22 Juni 2011 perihal Struktur Organisasi
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK).
2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau 2) Pengangkatan Direktur Kepatuhan telah dilaksanakan
pengunduran diri Direktur yang sesuai dengan PBI No. 12/23/PBI/2010 tanggal 29
membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai Desember 2010 perihal Uji Kemampuan dan
dengan ketentuan Bank Indonesia. Kepatutan (Fit and Proper Test), dan PBI No.
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 perihal
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
Halaman40dari101
3) Bank telah menyediakan sumber daya 3) Penempatan sumber daya manusia pada SKK telah
manusia yang berkualitas pada satuan kerja mempertimbangkan kompetensi dan pengalaman
Kepatuhan untuk menyelesaikan tugas kerja.
secara efektif.
B. Governance Process B. Governance Process
1) Direktur yang membawahkan Fungsi 1. Direktur Kepatuhan senantiasa bertugas dan
Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab bertanggungjawab antara lain:
antara lain:
a) memastikan kepatuhan Bank terhadap a) Memastikan kepatuhan BCA terhadap ketentuan
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan BI dan peraturan perundang-undangan yang
perundang-undangan yang berlaku, berlaku, dengan cara menetapkan:
dengan cara: - SK No. 081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012
(1) menetapkan langkah-langkah yang perihal Kebijakan Manajemen Risiko
diperlukan dengan memperhatikan Kepatuhan.
prinsip kehati-hatian; - SE No.155/SE/POL/2013 tanggal 27 september
(2) Memantau dan menjaga agar kegiatan 2013 perihal Ketentuan Proses yang berkaitan
usaha Bank tidak menyimpang dari dengan Manajemen Risiko Kepatuhan.
ketentuan; - SE No. 195/SE/POL/2010 tanggal 17 Desember
(3) memantau dan menjaga kepatuhan 2010 perihal Mekanisme Persetujuan Kredit

Halaman41dari101
Bank terhadap seluruh perjanjian dan kepada Pihak Terkait.
komitmen yang dibuat oleh Bank - SK No. 083/SK/DIR/2013 tanggal 28 Juni 2013
kepada Bank Indonesia dan lembaga perihal Pedoman Program Anti Pencucian Uang
otoritas yang berwenang; dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan
PPT).
- SE No. 155/SE/POL/2010 tanggal 1 November
2010 perihal Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT).
b) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas b) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan
dan tanggung jawab secara triwulanan tanggung jawab secara bulanan dalam Laporan
kepada Direktur Utama dengan tembusan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Ketentuan
kepada Dewan Komisaris atau pihak yang Kehati-hatian BCA yang disampaikan kepada
berwenang sesuai struktur organisasi Presiden Direktur dengan tembusan Dewan
Bank; Komisaris.
c) merumuskan strategi guna mendorong c) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya
terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; Budaya Kepatuhan BCA melalui 2 (dua) strategi
umum yaitu:
1. Secara proaktif melakukan pencegahan (ex-ante)

Halaman42dari101
dalam rangka meminimalkan kemungkinan
terjadinya pelanggaran.
Menjaga dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan kesadaran jajaran organisasi
terhadap peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
Hal ini dilakukan antara lain melalui pelatihan
dan sosialisasi dari waktu ke waktu kepada
jajaran organisasi.
- Proses bisnis BCA selalu memperhatikan
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Agar proses bisnis berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, kebijakan, manual,
dan prosedur perlu disesuaikan dari waktu
ke waktu dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
- Pemantauan kepatuhan
Pemantauan kepatuhan dilakukan untuk
memastikan kepatuhan dan mendeteksi

Halaman43dari101
secara dini apabila terjadi permasalahan. Hal
ini dilakukan antara lain melalui uji
kepatuhan.
2. Melakukan tindakan kuratif (ex-post) dalam
rangka perbaikan. Tindakan kuratif perlu juga
dilakukan apabila ditemukan pelanggaran atau
ketidakpatuhan berdasarkan temuan baik oleh
audit internal maupun dari pengawas bank dan
audit eksternal.
d) mengusulkan kebijakan kepatuhan atau d) Direktur Kepatuhan telah mengusulkan kebijakan
prinsip-prinsip kepatuhan yang akan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan.
ditetapkan oleh Direksi; Kebijakan yang telah ada saat ini terdiri dari:
- SK No. 081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012
perihal Kebijakan Manajemen Risiko
Kepatuhan.
- SE No.155/SE/POL/2013 tanggal 27 September
2013 perihal Ketentuan Proses yang berkaitan
dengan Manajemen Risiko Kepatuhan.
- SE No. 195/SE/POL/2010 tanggal 17 Desember

Halaman44dari101
2010 perihal Mekanisme Persetujuan Kredit
kepada Pihak Terkait.
- SK No. 083/SK/DIR/2013 tanggal 28 Juni 2013
perihal Pedoman Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan
PPT).
- SE No. 155/SE/POL/2010 tanggal 1 November
2010 perihal Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT).
e) menetapkan sistem dan prosedur e) Direktur Kepatuhan telah menetapkan sistem dan
kepatuhan yang akan digunakan untuk prosedur kepatuhan.
menyusun ketentuan dan pedoman
internal Bank;
f) memastikan bahwa seluruh kebijakan, f) Telah dilakukan pengkajian untuk memastikan
ketentuan, sistem, dan prosedur, serta bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia BCA telah sesuai dengan ketentuan Bank
dan peraturan perundang-undangan yang Indonesia dan peraturan perundang-undangan

Halaman45dari101
berlaku; yang berlaku antara lain melalui laporan ringkasan
hasil review (draft) SK/SE, manual kerja, serta
Laporan Pemantauan Kepatuhan.
g) meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank; g) Meminimalkan Risiko Kepatuhan BCA, antara lain
melalui monitoring terhadap Laporan Profil Risiko
Kepatuhan yang mencakup informasi mengenai :
1. Risiko Inheren
- Jenis dan Signifikansi Pelanggaran yang
Dilakukan
- Frekuensi Pelanggaran yang Dilakukan atau
Track Record Kepatuhan BCA.
- Pelanggaran Terhadap Ketentuan atas
Transaksi Keuangan Tertentu.
2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
- Tata Kelola Risiko
- Kerangka Manajemen Risiko
- Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi
Manajemen dan Sumber Daya Manusia
- Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko

Halaman46dari101
Kepatuhan.
h) melakukan tindakan pencegahan agar h) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan
kebijakan dan/atau keputusan yang dan/atau keputusan yang diambil Direksi BCA
diambil Direksi Bank atau pimpinan KCBA tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia
tidak menyimpang dari ketentuan Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Indonesia dan peraturan perundang- dengan Direktur Kepatuhan ikut hadir dalam
undangan yang berlaku; Rapat Direksi (Radisi) dan Rapat Komite.
i) melakukan tugas-tugas lainnya yang i) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait
terkait dengan Fungsi Kepatuhan. dengan Fungsi Kepatuhan, yaitu memastikan
kepatuhan BCA terhadap komitmen yang dibuat
oleh BCA kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas
pengawas lain yang berwenang.
2) Penunjukan Direktur yang membawahkan 2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi
Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang
ketentuan yang berlaku. berlaku, yaitu PBI No. 12/23/PBI/2010 tanggal 29
Desember 2010 perihal Uji Kemampuan dan
Kepatutan (Fit and Proper Test), dan PBI No.
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 perihal
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

Halaman47dari101
3) Direksi telah: 3) Direksi telah:
a) menyetujui kebijakan kepatuhan Bank a) menyetujui kebijakan kepatuhan BCA
dalam bentuk dokumen formal tentang sebagaimana dimaksud dalam SE No.
fungsi kepatuhan yang efektif; 155/SE/POL/2013 tgl. 27 September 2013 perihal
Ketentuan Proses yang berkaitan dengan
Manajemen Risiko Kepatuhan dan SK No.
081/SK/DIR/2012 tanggal 3 Mei 2012 perihal
Kebijakan Manajemen Risiko Kepatuhan.
b) bertanggung jawab untuk b) Seluruh kebijakan, pedoman, sistem dan prosedur
mengkomunikasikan seluruh kebijakan, telah dikomunikasikan ke seluruh jenjang
pedoman, sistem dan prosedur ke organisasi melalui unit kerja terkait yang secara
seluruh jenjang organisasi terkait; formal menerbitkan SK/SE dan manual kerja, dan
mendistribusikan serta mengkomunikasikannya
kepada seluruh unit kerja dan seluruh kantor
cabang.
c) bertanggung jawab untuk menciptakan c) Fungsi kepatuhan telah dibentuk sebagaimana
fungsi kepatuhan yang efektif dan dimaksud dalam SK No. 083/SK/DIR/2011 tgl. 22
permanen sebagai bagian dari kebijakan Juni 2011 perihal Struktur Organisasi Satuan
kepatuhan Bank secara keseluruhan. Kerja Kepatuhan (SKK).

Halaman48dari101
4) Satuan kerja kepatuhan bertugas dan 4) Satuan Kerja Kepatuhan bertugas dan bertanggung
bertanggung jawab antara lain: jawab antara lain:
a) membuat langkah-langkah dalam rangka a) Membuat langkah-langkah untuk mendukung
mendukung terciptanya Budaya terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh
Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha kegiatan usaha BCA pada setiap jenjang
Bank pada setiap jenjang organisasi; organisasi, yaitu:
- Melakukan identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian terhadap risiko
kepatuhan.
- Menilai dan mengevaluasi efektivitas,
kecukupan dan kesesuaian rancangan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur
yang dimiliki oleh BCA dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
- Melakukan kajian dan/atau merekomendasikan
pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh BCA agar sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-

Halaman49dari101
undangan yang berlaku.
- Melakukan upaya-upaya untuk memastikan
bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha BCA telah
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Memberikan pendapat kepada unit kerja
berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku.
- Menyusun sistem dokumentasi dan database
peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang relevan
dengan kegiatan perbankan, serta mengkinikan
compliance matrix diary.
- Mengkaji produk/aktivitas baru dan penyediaan
dana jumlah besar kredit yang dikategorikan
kredit korporasi dari segi kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku.
- Melakukan tugas-tugas lainnya terkait dengan

Halaman50dari101
fungsi kepatuhan antara lain:
Memastikan kepatuhan BCA terhadap
komitmen yang dibuat oleh BCA kepada
Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas
lain yang berwenang,
Melakukan sosialisasi kepada pekerja BCA
mengenai hal-hal yang terkait dengan fungsi
kepatuhan terutama mengenai ketentuan
yang berlaku.
- Menyusun dan menyampaikan laporan pokok-
pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan
secara berkala kepada Bank Indonesia, serta
laporan pelaksanaan manajemen kepatuhan
kepada Direksi dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris.
- Memberikan pendapat mengenai tindakan
korporasi yang berkaitan dengan segi
kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia
dan peraturan perundangan lainnya.
Halaman51dari101
b) melakukan identifikasi, pengukuran, b) SKK melakukan identifikasi, pengukuran,
monitoring, dan pengendalian terhadap monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko
Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank
peraturan Bank Indonesia mengenai Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank bagi Bank Umum sebagaimana tertuang dalam
Umum; Laporan Profil Risiko yang dibuat triwulanan.
c) menilai dan mengevaluasi efektivitas, c) SKK melakukan evaluasi terhadap efektivitas,
kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BCA
dimiliki oleh Bank dengan peraturan dengan peraturan perundang-undangan yang
perundang-undangan yang berlaku; berlaku.
d) melakukan review dan/atau d) SKK melakukan review dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
sistem maupun prosedur yang dimiliki maupun prosedur yang dimiliki oleh BCA agar
oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
Bank Indonesia dan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perundang-undangan yang berlaku;

Halaman52dari101
e) melakukan upaya-upaya untuk e) SKK melakukan upaya-upaya untuk memastikan
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur,
sistem dan prosedur, serta kegiatan serta kegiatan usaha BCA telah sesuai dengan
usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Upaya
perundangan-undangan yang berlaku; dimaksud dilakukan antara lain :
- melakukan review ketentuan internal yang akan
diterbitkan;
- merekomendasikan pengkinian/penyesuaian
dan efektivitas ketentuan internal terhadap
ketentuan yang berlaku;
- memonitor pelaksanaan produk dan aktivitas
BCA agar senantiasa berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;

f) melakukan tugas-tugas lainnya yang f) SKK melakukan tugas-tugas lainnya yang

terkait dengan Fungsi Kepatuhan. terkait dengan Fungsi Kepatuhan, antara lain
sebagai liaison officer kepada Bank Indonesia,
dan aktif dalam FKDKP.

Halaman53dari101
C. Governance Outcome C. Governance Outcome
1) Bank telah menyampaikan laporan pokok 1) BCA telah menyampaikan Laporan Kepatuhan
pelaksanaan tugas Direktur yang kepada Bank Indonesia setiap 6 bulan sekali secara
membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan tepat waktu.
khusus kepada Bank Indonesia dan pihak
terkait.
2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur 2) Cakupan laporan dimaksud telah sesuai dengan
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Pokok-
tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank pokok laporan mencakup mengenai :
Indonesia yang berlaku. a) Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
- Pemantauan Kepatuhan terhadap Ketentuan
Kehati-hatian Bank Indonesia;
- Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-
PPT).
b) Pengelolaan Risiko Kepatuhan.
3) Bank berhasil menurunkan tingkat 3) Tidak ada pelanggaran yang signifikan terhadap
pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. ketentuan yang berlaku.

Halaman54dari101
4) Bank berhasil membangun budaya kepatuhan 4) BCA telah membangun budaya kepatuhan dalam
dalam pengambilan keputusan dan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan
kegiatan operasional bank. operasional BCA, antara lain :
- Telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan terkait
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;
- Seluruh kebijakan telah dikomunikasikan kepada
seluruh jenjang organisasi yang dapat diakses
melalui website internal (MyBCA);
- Penandatanganan Pernyataan Tahunan (Annual
Disclosure) setiap tahun yang dilakukan oleh
karyawan S5 ke atas, Direksi dan Dewan
Komisaris.
6. Penerapan fungsi audit intern 6. Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Struktur organisasi SKAI Bank telah sesuai 1) Struktur organisasi SKAI BCA (selanjutnya disebut
dengan ketentuan yang berlaku. Divisi Audit Intenal/DAI) telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2) Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi 2) BCA telah memiliki:
Audit Intern Bank (SPFAIB), dengan: a) Piagam Audit Intern yang telah mendapatkan
Halaman55dari101
a) menyusun Piagam Audit Intern (Internal persetujuan Presiden Direktur dan Dewan
Audit Charter); Komisaris.
b) membentuk SKAI; b) Panduan audit intern berupa:
c) menyusun panduan audit intern. 1. Manual Audit Intern (Pedoman umum)
diperbaharui September 2013.
2. Manual Teknis DAI mencakup:
Profesionalisme
Risk-based audit
Pedoman kerja per aspek
3) Kelembagaan SKAI independen terhadap 3) Kedudukan Divisi Audit Intern independen dari
satuan kerja operasional. satuan kerja operasional dan bertanggung jawab
langsung ke Presiden Direktur dan dapat
berkomunikasi langsung kepada Dewan Komisaris
dan Komite Audit.
4) Bank menyediakan sumber daya yang 4) Divisi Audit Internal memiliki program kerja
berkualitas pada SKAI untuk menyelesaikan rekrutmen dan kegiatan pelatihan untuk
tugas secara efektif. meningkatkan dan memenuhi kebutuhan kompetensi
auditor intern secara berkala dan berkelanjutan.

Halaman56dari101
B. Governance Process B. Governance Process
1) Direksi bertanggung jawab atas: 1) Tanggung jawab Direksi terlaksana dengan:
a) terciptanya struktur pengendalian intern, a) Membuat kebijakan sistem pengendalian intern
dan menjamin terselenggaranya fungsi BCA yang penerapannya menjadi cakupan audit
audit intern Bank dalam setiap tingkatan internal. Direksi telah menyetujui Piagam Audit
manajemen; Intern, Rencana, dan Realisasi Audit Tahunan
untuk menjamin terselenggaranya fungsi audit
Intern BCA dalam setiap tingkatan manajemen.
b) tindak lanjut temuan audit intern Bank b) Memastikan setiap temuan audit ditindaklanjuti
sesuai dengan kebijakan dan arahan oleh unit kerja terkait/auditee dan membuat
Dewan Komisaris. disposisi terhadap temuan audit yang perlu
mendapat perhatian (dipandang penting dan
mendesak) untuk ditindaklanjuti.
2) Bank menerapkan fungsi audit intern secara 2) Melalui perencanaan audit berbasis risiko yang telah
efektif pada seluruh aspek dan unsur mendapatkan persetujuan Direksi, Dewan Komisaris,
kegiatan yang secara langsung diperkirakan dan Komite Audit, fungsi audit intern telah secara
dapat mempengaruhi kepentingan Bank dan efektif mencakup aspek/area yang secara langsung
masyarakat. diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BCA
dan masyarakat.

Halaman57dari101
3) Bank melakukan kaji ulang secara berkala 3) BCA melakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan
atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan fungsi audit intern yang dilakukan sekali dalam tiga
kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak tahun. Kajian oleh pihak eksternal yang independen
eksternal setiap tiga tahun. terakhir terlaksana pada akhir tahun 2013.
4) Rencana pemeriksaan SKAI Bank, 4) DAI menyusun rencana pemeriksaan BCA, kecukupan
kecukupan ruang lingkup pemeriksaan serta ruang lingkup pemeriksaan serta kedalaman
kedalaman pemeriksaan telah memadai. pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan secara
memadai.
5) Tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi 5) DAI memastikan tidak terdapat penyimpangan dalam
atas rencana pemeriksaan SKAI Bank. realisasi atas rencana pemeriksaan DAI.
6) Bank merencanakan dan merealisasikan 6) DAI merencanakan dan merealisasikan peningkatan
peningkatan mutu keterampilan sumber mutu keterampilan sumber daya manusia secara
daya manusia secara berkala dan berkala dan berkelanjutan.
berkelanjutan.
7) SKAI telah melakukan fungsi pengawasan 7) DAI telah menjalankan fungsi pengawasan secara
secara independen dengan cakupan tugas independen. DAI telah menyusun Strategic Audit Plan
yang memadai dan sesuai dengan rencana, berjangka waktu tiga tahun dan diperbaharui setiap
pelaksanaan maupun pemantauan hasil tahunnya sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA.
audit. Perencanaan dan realisasi audit tahunan

Halaman58dari101
dilaksanakan dengan pendekatan audit berbasis
risiko yang mencakup seluruh auditable entity/
aspek/ area/ strategic initiative yang diperkirakan
dapat secara langsung mempengaruhi kepentingan
BCA dan masyarakat.
8) SKAI telah melaksanakan tugas sekurang- 8) Cakupan penugasan audit meliputi penilaian atas
kurangnya meliputi penilaian: kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern
a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern BCA, pengelolaan risiko dan kualitas kinerja.
Bank;
b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Bank;
c) kualitas kinerja.
9) SKAI telah melaporkan seluruh temuan hasil 9) DAI telah melaporkan seluruh temuan hasil
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku. pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku dengan
membuat ringkasan laporan hasil audit bulanan yang
dikirimkan ke Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite
Audit. Laporan Hasil Audit rinci dikirimkan ke unit
kerja terkait (auditee) dan disimpan dalam electronic
file yang dapat diakses langsung oleh Direksi, Dewan

Halaman59dari101
Komisaris, dan Komite Audit melalui intranet.
10) SKAI telah memantau, menganalisis dan 10) DAI memantau, menganalisis, dan melaporkan hasil
melaporkan perkembangan tindaklanjut tindak lanjut temuan audit kepada Direksi, Dewan
perbaikan yang dilakukan auditee. Komisaris, dan Komite Audit setiap triwulan.
11) SKAI telah menyusun, dan mengkinikan 11) DAI telah menyusun dan mengkinikan pedoman serta
pedoman serta sistem dan prosedur kerja sistem dan prosedur kerja secara berkala sesuai
secara berkala sesuai ketentuan dan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
perundangan yang berlaku.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Direksi bertanggung jawab atas tersedianya 1) Laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern
laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit BCA dimuat dalam Laporan Tahunan BCA - bagian
intern Bank kepada RUPS. Tata Kelola Perusahaan, yang tersedia dalam RUPS.
2) Temuan-temuan pemeriksaan SKAI telah 2) DAI mengevaluasi dan melaporkan kepada Direksi
ditindaklanjuti dan tidak terjadi temuan yang hasil tindak lanjut auditee atas temuan pemeriksaan
berulang. setiap tiga bulan sekali.
3) SKAI bertindak obyektif dalam melakukan 3) Assessment yang dilaksanakan telah obyektif.
assessment.
4) Fungsi audit intern telah dilaksanakan 4) Fungsi Audit Intern telah dilaksanakan secara

Halaman60dari101
secara memadai dengan memperhatikan memadai dengan memperhatikan:
antara lain:
a. Program audit telah mencakup a. Memo Perencanaan Audit dan Program Audit telah
keseluruhan unit kerja yang mencakup keseluruhan unit kerja yang
pelaksanaannya mempertimbangkan pelaksanaannya menggunakan pendekatan audit
tingkat risiko pada masing-masing unit berbasis risiko pada masing-masing unit kerja/
kerja. proses kegiatan.
b. Program audit dan ruang lingkup audit b. Program Audit dan ruang lingkup audit telah
telah memadai sesuai dengan prinsip- direncanakan dengan memadai sesuai prinsip-
prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya prinsip SPFAIB, independensi, objektivitas dan
independensi, objektivitas, tidak ada kebebasan dalam akses data informasi untuk
pembatasan dalam cakupan dan ruang pelaksanaan audit.
lingkup audit intern.
c. Terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor c. Jumlah dan kualitas auditor intern senantiasa
intern. ditingkatkan sesuai kebutuhan.
7. Penerapan fungsi audit ekstern 7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
A. Governance Structure A. Governance Structure
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Semua aspek penugasan audit kepada KAP dan Akuntan
KAP sekurang-kurangnya memenuhi aspek- Publik, baik dari segi kapasitas KAP, legalitas perjanjian
Halaman61dari101
aspek: kerja, ruang lingkup audit, standar profesional Akuntan
1) kapasitas KAP yang ditunjuk; Publik, dan lain-lain telah tertuang dalam perjanjian
2) legalitas perjanjian kerja; kerja yang telah disepakati oleh KAP dan BCA.
3) ruang lingkup audit;
4) standar profesional akuntan publik; dan
5) komunikasi Bank Indonesia dengan KAP
dimaksud.

B. Governance Process B. Governance Process


1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan 1) Dalam seleksi penunjukkan Kantor Akuntan Publik
Bank, Bank menunjuk Akuntan Publik dan (KAP), BCA mengikutsertakan 4 KAP terbesar (the big
KAP yang terdaftar di Bank Indonesia. four) yang terdaftar di Bank Indonesia. Akuntan
Publik (partner in-charge)-nya juga merupakan
Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia yang
independen, kompeten, profesional dan objektif, serta
menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan seksama (due professional care).
2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang 2) Penunjukan Kantor Akuntan Publik yang sama oleh
sama oleh Bank telah sesuai peraturan BCA telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia,

Halaman62dari101
perundang-undangan yang berlaku. dimana BCA hanya menggunakan KAP yang sama
paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-
turut, sedangkan penunjukan Akuntan Publik telah
sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK, dimana BCA
hanya menggunakan Akuntan Publik yang sama
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Jadi meskipun masih menggunakan KAP yang sama
di tahun buku ke-4, BCA selalu mengganti Akuntan
Publik.
3) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP 3) Dalam RUPS Tahunan 2013, RUPS telah memberikan
terlebih dahulu memperoleh persetujuan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite menunjuk KAP (termasuk Akuntan Publik),
Audit melalui Dewan Komisaris. berdasarkan rekomendasi sebelumnya dari Komite
Audit kepada Dewan Komisaris, dan dalam
pelaksanaannya selalu ada persetujuan tertulis baik
dari Komite Audit maupun Dewan Komisaris.
4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk, 4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk mampu
mampu bekerja secara independen, bekerja secara independen, memenuhi Standard
memenuhi standar profesional akuntan Professional Akuntan Publik dan perjanjian kerja

Halaman63dari101
publik dan perjanjian kerja serta ruang serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
lingkup audit yang ditetapkan.
5) Akuntan Publik telah melakukan komunikasi 5) Dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit,
dengan Bank Indonesia mengenai kondisi Akuntan Publik melakukan komunikasi dengan Bank
Bank yang diaudit dalam rangka persiapan Indonesia.
dan pelaksanaan audit.
6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit 6) Akuntan Publik yang ditunjuk merupakan Akuntan
secara independen dan profesional. Publik yang terdaftar di Bank Indonesia, dimana
Akuntan Publik harus bersikap independen dan
profesional dalam penugasan audit sebagai salah satu
persyaratan bagi akuntan publik untuk terdaftar di
Bank Indonesia.
7) Akuntan Publik telah melaporkan hasil audit 7) Dengan pernyataan surat kuasa yang diberikan BCA
dan Management Letter kepada Bank kepada KAP, KAP selalu menyampaikan hasil audit
Indonesia. dan management letter kepada Bank Indonesia secara
tepat waktu.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil audit dan management lettertelah 1) Hasil audit dan management letter telah

Halaman64dari101
menggambarkan permasalahan bank yang menggambarkan permasalahan BCA yang signifikan
signifikan dan disampaikan secara tepat dan disampaikan secara tepat waktu kepada Bank
waktu kepada Bank Indonesia oleh KAP yang Indonesia oleh KAP yang ditunjuk.
ditunjuk.
2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai 2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan
dengan ruang lingkup audit sebagaimana ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
diatur dalam ketentuan yang berlaku. ketentuan yang berlaku.
3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan 3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan
assessment. assessment.
8. Penerapan manajemen risiko termasuk Sistem 8. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
Pengendalian Intern Pengendalian Intern
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Bank telah memiliki struktur organisasi yang 1) BCA telah memiliki struktur organisasi yang memadai
memadai untuk mendukung penerapan untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan
manajemen risiko dan pengendalian intern pengendalian intern, yaitu:
yang baik antara lain SKAI, SKMR dan Divisi Audit Internal (SK No. 089/SK/DIR/2012
Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja tanggal 29 Mei 2012) dengan misi meningkatkan
Kepatuhan. efektivitas dan memberikan nilai tambah terhadap
proses manajemen risiko, pengendalian internal
Halaman65dari101
dan tata kelola melalui penilaian independen dan
obyektif serta pemberian konsultasi atas seluruh
kegiatan perusahaan (BCA).
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SK No.
172/SK/DIR/2012 tanggal 8 November 2012)
dengan misi meyakinkan bahwa risiko yang
dihadapi BCA dapat diidentifikasi, diukur,
dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan
benar melalui penerapan kerangka kerja
manajemen risiko yang sesuai.
Satuan Kerja Kepatuhan (SK No.
083/SK/DIR/2011 tanggal 22 Juni 2011) dengan
misi mengelola risiko kepatuhan perusahaan dan
mendorong terwujudnya budaya kepatuhan sejalan
dengan perkembangan bisnis.
Komite Manajemen Risiko (SK No.
140/SK/DIR/2011 tanggal 17 Oktober 2011)
dengan misi memastikan bahwa kerangka kerja
manajemen risiko telah memberikan perlindungan
Halaman66dari101
yang memadai terhadap seluruh risiko BCA.
2) Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan 2) BCA telah memiliki:
penetapan limit risiko yang memadai. Kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam
Program Kerja Perusahaan dan telah disusun
sesuai dengan visi, misi, strategi bisnis, kecukupan
permodalan, kemampuan SDM dan risk appetite.
Kebijakan pengelolaan risiko telah diatur, antara
lain dalam:
- Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
- Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan
Teknologi Informasi (KDMR PTI);
- Pedoman Standar Sistem Pengendalian
Internal (PSSPI);
- Kebijakan Dasar Perkreditan BCA (KDPB);
- Manual Ketentuan Kredit (sesuai dengan
masing-masing kategori kredit); serta
- Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus
mendapat persetujuan dari Direksi.
Kebijakan-kebijakan tersebut dikaji ulang secara
Halaman67dari101
berkala dan disesuaikan dengan perkembangan/
perubahan yang terjadi (baik internal maupun
eksternal), misalnya:
(1) Penetapan limit per sektor industri;
(2) Limit trading;
(3) Metode pengukuran;
(4) Sistem pelaporan dan dokumentasi;
(5) Sistem informasi manajemen; serta
(6) Contingency plan.
Prosedur pemberian kredit dan prosedur kegiatan
operasional lainnya telah diatur secara jelas dalam
Manual Ketentuan, Panduan Kerja, Surat
Keputusan, dan Surat Edaran.
B. Governance Process B. Governance Process
1) Dewan Komisaris memiliki tugas dan 1) Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko
tangung jawab yang jelas, diantaranya: Dewan Komisaris telah memiliki tugas dan tanggung
jawab yang jelas, diantaranya:
a) menyetujui kebijakan Manajemen Risiko a) Menyetujui kebijakan-kebijakan yang harus
termasuk strategi dan kerangka mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris,
Halaman68dari101
Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai seperti:
dengan tingkat risiko yang diambil (risk 1. Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
appetite) dan toleransi risiko (risk 2. Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
tolerance); (PSSPI);
3. Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB);
4. Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
b) mengevaluasi kebijakan Manajemen b) Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan
Risiko dan Strategi Manajemen Risiko strategi manajemen risiko paling kurang satu kali
paling kurang satu kali dalam satu tahun dalam satu tahun, melalui revisi kebijakan antara
atau dalam frekuensi yang lebih sering lain:
dalam hal terdapat perubahan faktor- - Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
faktor yang mempengaruhi kegiatan - Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
usaha Bank secara signifikan; (PSSPI);
- Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB);
- Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
c) mengevaluasi pertanggungjawaban c) Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan
Direksi dan memberikan arahan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan

Halaman69dari101
perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Kebijakan Manajemen Risiko secara berkala,
Manajemen Risiko secara berkala. antara lain:
Evaluasi dilakukan dalam rangka - Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
memastikan bahwa Direksi mengelola manajemen risiko melalui Laporan Pelaksanaan
aktivitas dan risiko-risiko Bank secara Kebijakan Manajemen Risiko yang disampaikan
efektif. kepada Dewan Komisaris secara berkala.
- Meminta persetujuan Dewan Komisaris untuk
hal-hal yang memiliki risiko yang signifikan,
antara lain namun tidak terbatas pada:
1. Pemberian kredit yang melebihi limit Direksi;
2. Pembelian fixed assets yang melebihi limit
Direksi;
3. Penempatan/pembelian surat berharga yang
melebihi limit Direksi;
4. Penyusunan budget untuk pendapatan dan
biaya serta perkiraan Placement & Funding;
5. Penyediaan dana kepada pihak terkait;
6. Transaksi lainnya yang memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris.

Halaman70dari101
- Meminta penjelasan kepada Direksi jika dalam
pelaksanaan pemberian kredit terdapat
penyimpangan dari kebijakan yang telah
ditetapkan.
d) Menyetujui transaksi yang memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris, antara lain
namun tidak terbatas pada:
1. Pemberian kredit dengan jumlah di atas Rp 500
milyar;
2. Penyediaan dana kepada pihak terkait; serta
3. Transaksi lainnya yang memerlukan
persetujuan dari Dewan Komisaris.
2) Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab 2) Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko,
yang jelas, diantaranya: Direksi telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang
a) menyusun kebijakan Manajemen Risiko jelas, diantaranya:
termasuk strategi dan kerangka Mengevaluasi dan menyetujui metodologi yang
Manajemen Risiko secara tertulis dan digunakan untuk penilaian berbagai jenis risiko
komprehensif termasuk limit risiko secara BCA.
keseluruhan dan per jenis risiko, dengan

Halaman71dari101
memperhatikan tingkat risiko yang Memantau perkembangan risiko BCA secara
diambil dan toleransi risiko terhadap periodik.
kecukupan permodalan. Setelah Memantau pelaksanaan implementasi Sistem
mendapat persetujuan dari Dewan Informasi Manajemen (SIM).
Komisaris maka Direksi menetapkan Mengevaluasi dan menyetujui kebijakan-kebijakan,
kebijakan, strategi, dan kerangka seperti:
Manajemen Risiko dimaksud; - Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR);
b) menyusun, menetapkan, dan - Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan
mengkinikan prosedur dan alat untuk Teknologi Informasi (KDMR PTI);
mengidentifikasi, mengukur, memonitor, - Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
dan mengendalikan risiko; (PSSPI);
c) menyusun dan menetapkan mekanisme - Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB);
persetujuan transaksi, termasuk yang - Manual Ketentuan Kredit (sesuai dengan
melampaui limit dan kewenangan untuk masing-masing kategori kredit); serta
setiap jenjang jabatan; - Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus
d) mengevaluasi dan/atau mengkinikan mendapat persetujuan dari Direksi.
kebijakan, strategi, dan kerangka Menetapkan kualifikasi SDM serta struktur
Manajemen Risiko paling kurang satu kali organisasi yang jelas menyangkut batasan
dalam satu tahun atau dalam frekuensi wewenang, tugas dan tanggung jawab serta fungsi
Halaman72dari101
yang lebih sering dalam hal terdapat pada aktivitas yang memiliki risiko serta prosedur
perubahan faktor-faktor yang kaji ulangnya.
mempengaruhi kegiatan usaha Bank, Mengadakan program pelatihan manajemen risiko
eksposur risiko, dan/atau profil risiko secara reguler yang diikuti oleh seluruh
secara signifikan; pejabat/karyawan BCA dalam rangka peningkatan
e) menetapkan struktur organisasi mutu dan ketrampilan sumber daya manusia di
termasuk wewenang dan tanggung jawab bidang manajemen risiko.
yang jelas pada setiap jenjang jabatan Mengikutsertakan karyawan/pejabat untuk
yang terkait dengan penerapan mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai
Manajemen Risiko; dengan jenjang jabatannya.
f) bertanggungjawab atas pelaksanaan
kebijakan, strategi, dan kerangka
Manajemen Risiko yang telah disetujui
oleh Dewan Komisaris serta mengevaluasi
dan memberikan arahan berdasarkan
laporan-laporan yang disampaikan oleh
SKMR termasuk laporan mengenai profil
risiko;
g) memastikan seluruh risiko yang material

Halaman73dari101
dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko
dimaksud telah ditindaklanjuti dan telah
menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Dewan
Komisaris secara berkala. Laporan
dimaksud antara lain memuat laporan
perkembangan dan permasalahan terkait
risiko yang material disertai langkah-
langkah perbaikan yang telah, sedang,
dan akan dilakukan;
h) memastikan pelaksanaan langkah-
langkah perbaikan atas permasalahan
atau penyimpangan dalam kegiatan
usaha Bank yang ditemukan oleh SKAI;
i) mengembangkan budaya Manajemen
Risiko termasuk kesadaran risiko pada
seluruh jenjang organisasi, antara lain
meliputi komunikasi yang memadai
kepada seluruh jenjang organisasi

Halaman74dari101
tentang pentingnya pengendalian intern
yang efektif;
j) memastikan kecukupan dukungan
keuangan dan infrastruktur untuk
mengelola dan mengendalikan risiko;
k) memastikan bahwa fungsi Manajemen
Risiko telah diterapkan secara
independen yang dicerminkan antara lain
adanya pemisahan fungsi antara SKMR
yang melakukan identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko dengan satuan kerja
yang melakukan dan menyelesaikan
transaksi.
3) Bank telah menerapkan sistem pengendalian 3) BCA telah memiliki dan menerapkan kebijakan sistem
intern yang menyeluruh dan handal. pengendalian internal yang mencakup 5 (lima)
komponen:
Pengawasan oleh manajemen dan kultur
pengendalian.

Halaman75dari101
Identifikasi dan penilaian risiko.
Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi.
Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi.
Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi
penyimpangan.
Di samping itu, BCA juga:
Memiliki business continuity dan disaster recovery
plan yang digunakan untuk mempercepat proses
pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster).
Memiliki system back up untuk mencegah
kegagalan usaha yang berisiko tinggi.
Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki
peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan
kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian
internal BCA.
Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab
dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal di
BCA antara lain:
- Dewan Komisaris
Halaman76dari101
- Direksi
- Komite Audit
- Divisi Audit Internal
- Pengawasan Internal Cabang
- Pengawasan Internal Kantor Wilayah
- Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor
Pusat
- Pejabat dan pegawai BCA

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Bank menerapkan manajemen risiko secara 1) BCA telah memiliki:
efektif, yang disesuaikan dengan tujuan, Kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam
kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas Program Kerja Perusahaan dan telah disusun
usaha serta kemampuan Bank. sesuai dengan visi, misi, strategi bisnis, kecukupan
permodalan, kemampuan SDM dan risk appetite.
Kebijakan pengelolaan risiko telah diatur, antara lain
dalam:
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR).
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Penggunaan
Halaman77dari101
Teknologi Informasi (KDMR PTI).
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Internal
(PSSPI).
Kebijakan Dasar Perkreditan Bank (KDPB).
Manual Ketentuan Kredit (sesuai dengan masing-
masing kategori kredit).
Kebijakan-kebijakan lainnya yang harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Kebijakan-kebijakan tersebut dikaji ulang secara
berkala dan disesuaikan dengan perkembangan/
perubahan yang terjadi (baik internal maupun
eksternal), misalnya:
Penetapan limit per sektor industri;
Limit trading;
Metode pengukuran;
Sistem pelaporan dan dokumentasi;
Sistem informasi manajemen; serta
Contingency plan.

Halaman78dari101
2) Komisaris dan Direksi (Manajemen) mampu 2) Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan
melakukan pengawasan secara aktif Direksi (Manajemen), dilakukan antara lain:
terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi Pengawasan Dewan Komisaris dilaksanakan seusai
manajemen risiko. tugas dan tanggung jawab sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundangan yang berlaku.
Tugas pengawasan Dewan Komisaris dibantu oleh
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite
Remunerasi & Nominasi.
Dewan Komisaris tetap menjaga komunikasi yang
konstruktif dengan Direksi melalui pertemuan-
pertemuan rutin, khusus dan ad hoc.
Dewan Komisaris secara aktif memberikan saran
kepada Direksi dalam menentukan langkah-
langkah strategis yang perlu dijalankan.
Direksi secara aktif melakukan diskusi/
memberikan masukan serta memantau kondisi
internal dan perkembangan faktor eksternal yang

Halaman79dari101
secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi strategi bisnis BCA.
3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang 3) Dalam melakukan aktivitas bisnisnya, BCA telah:
melampaui kemampuan permodalan untuk Menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas
menyerap risiko kerugian. strategi BCA secara keseluruhan yang mencakup
arah pengembangan bisnis.
Penetapan strategi telah memperhitungkan
dampak terhadap permodalan BCA, antara lain
proyeksi permodalan dan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM).

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related 9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (related party)
party) dan penyediaan dana besar (large dan Penyediaan Dana Besar (large exposure)
exposure)
A. Governance Structure A. Governance Structure
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan Dalam melakukan kegiatan penyediaan dana kepada
prosedur tertulis yang memadai untuk pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
penyediaan dana kepada pihak terkait dan (large exposure), BCA telah memiliki kebijakan, sistem
penyediaan dana besar, berikut monitoring dan dan prosedur tertulis yang memadai sebagaimana

Halaman80dari101
penyelesaian masalahnya. tercantum dalam Ketentuan internal yang terkait yaitu
Manual Ketentuan Kredit SME, Manual Ketentuan Kredit
Komersial, Manual Ketentuan Kredit Korporasi dan
Manual Ketentuan Kredit Konsumen.

B. Governance Process B. Governance Process


1) Bank telah secara berkala mengevaluasi dan 1) BCA telah secara berkala mengevaluasi dan
mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur
dimaksud agar disesuaikan dengan dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan dan
ketentuan dan perundang-undangan yang perundang-undangan yang berlaku.
berlaku.
2) Terdapat proses yang memadai untuk 2) Proses yang memadai untuk memastikan penyediaan
memastikan penyediaan dana kepada pihak dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana
terkait dan penyediaan dana dalam jumlah dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
besar telah sesuai dengan prinsip kehati- kehati-hatian, yaitu sebagai berikut:
hatian. - sebagaimana tercantum dalam Memo Pengolahan
Kredit (MPK).
- Untuk Pihak Terkait telah dilakukan monitoring.

Halaman81dari101
3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan 3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana
dana diputuskan manajemen secara diputuskan manajemen secara independen tanpa
independen tanpa intervensi dari pihak intervensi dari pihak terkait dan/atau pihak lainnya,
terkait dan/atau pihak lainnya. serta dilakukan berdasarkan wewenang persetujuan.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Penerapan penyediaan dana oleh Bank 1) Penerapan penyediaan dana oleh BCA kepada pihak
kepada pihak terkait dan/atau penyediaan terkait dan/atau penyediaan dana besar telah:
dana besar telah:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia i. memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang
tentang Batas Maksimum Pemberian BMPK, sebagaimana tercermin dalam Laporan
Kredit (BMPK) dan memperhatikan BMPK kepada Bank Indonesia.
prinsip kehati-hatian maupun
perundang-undangan yang berlaku;
b) memperhatikan kemampuan permodalan ii. Memperhatikan kemampuan permodalan dan
dan penyebaran/diversifikasi portofolio penyebaran diversifikasi portofolio penyediaan
penyediaan dana. dana.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2) Laporan penyediaan dana kepada pihak terkait
1) telah disampaikan secara berkala kepada dan/atau penyediaan dana besar disampaikan kepada

Halaman82dari101
Bank Indonesia secara tepat waktu. Bank Indonesia secara tepat waktu.

10. Transparansi kondisi keuangan dan non 10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan,
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal
pelaporan internal
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Bank memiliki kebijakan dan prosedur 1) Kebijakan dan prosedur mengenai tata cara
mengenai tata cara pelaksanaan transparansi pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non
kondisi keuangan dan non keuangan. keuangan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
2) Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan 2) BCA telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada
GCG pada setiap akhir tahun buku dengan setiap akhir tahun buku dengan cakupan sesuai
cakupan sesuai ketentuan yang berlaku. ketentuan yang berlaku.
3) Tersedianya pelaporan internal yang lengkap, 3) Saat ini informasi Debitur disajikan di homepage MIS
akurat, dan tepat waktu yang didukung oleh dan dikirimkan melalui e-mail kepada manajemen dan
SIM yang memadai. kepala unit kerja terkait mengenai perkembangan
pelepasan kredit mingguan dan bulanan, serta Day -1
dalam bentuk report sesuai kebutuhan.
4) Terdapat sistem informasi yang handal yang 4) Sistem Informasi Manajemen BCA memadai dan

Halaman83dari101
didukung oleh sumber daya manusia yang mampu memberikan informasi yang lengkap, akurat,
kompeten dan IT security system yang dan tepat waktu kepada Direksi untuk digunakan
memadai. dalam mendukung proses pengambilan keputusan
bisnis BCA. Selain itu, akses informasi sudah
menggunakan User-ID dan Password.
B. Governance Process B. Governance Process
1) Bank telah mentransparansikan kondisi 1) BCA telah melaksanakan Transparansi Kondisi
keuangan dan non-keuangan kepada Keuangan dan non Keuangan kepada stakeholders
stakeholders termasuk mengumumkan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan dan peraturan perundangan yang berlaku.
melaporkannya kepada Bank Indonesia atau BCA telah mempublikasikan Laporan Keuangan
stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku. dalam surat kabar berskala nasional dan menerbitkan
Laporan Tahunan yang didistribusikan ke berbagai
Lembaga Keuangan dan non Keuangan sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate
Governance. BCA juga telah menyampaikan Laporan
Keuangan termasuk Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan kepada Bank Indonesia dan stakeholders
sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, kondisi

Halaman84dari101
keuangan dan non keuangan juga ditransparansikan
antara lain dalam Analyst Meeting, Press Conference,
Public Expose, dan Road Show.
2) Bank mentransparansikan informasi produk 2) BCA telah memberikan informasi mengenai produk
Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia BCA secara jelas, akurat, dan terkini yang dapat
tentang Transparansi Informasi Produk Bank diperoleh secara mudah oleh nasabah sesuai
dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, Ketentuan Bank Indonesia seperti leaflet, brosur atau
antara lain: bentuk tertulis lainnya di setiap Kantor Cabang BCA
a) informasi secara tertulis mengenai yang mudah diakses oleh nasabah dan/atau dalam
produk Bank yang memenuhi bentuk informasi secara elektronis yang disediakan
persyaratan minimal sebagaimana melalui hotline service/call center atau website.
ditentukan;
b) Petugas Bank (Customer Service dan
Marketing) telah menjelaskan informasi-
informasi produk kepada nasabah;
c) informasi produk yang disampaikan sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya;
d) Bank telah menyampaikan kepada
nasabah jika terdapat perubahan-

Halaman85dari101
perubahan informasi produk;
e) informasi-informasi produk dapat terbaca
dengan jelas dan dapat dimengerti;
f) Bank memiliki layanan informasi produk
yang dapat diperoleh dengan mudah oleh
masyarakat;
g) Bank telah menjelaskan tujuan dan
konsekuensi penyebaran data pribadi
tersebut kepada nasabah;
h) nasabah yang data pribadinya
disebarluaskan telah memberikan
persetujuan atas pemberian data
pribadinya tersebut.
3) Bank mentransparansikan tata cara 3) BCA menyediakan tata cara pengaduan nasabah dan
pengaduan nasabah dan penyelesaian penyelesaian sengketa kepada nasabah sesuai
sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan ketentuan Bank Indonesia tentang Pengaduan
Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah Nasabah dan Mediasi Perbankan.
dan Mediasi Perbankan.
4) Bank menyusun dan menyajikan laporan 4) BCA telah menyusun dan menyajikan laporan dengan

Halaman86dari101
dengan tata cara, jenis dan cakupan tata cara, jenis, dan cakupan sebagaimana diatur
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank dalam Peraturan Bank Indonesia tentang
Indonesia tentang Transparansi Kondisi Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
Keuangan.
5) Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan 5) BCA telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG
GCG dengan isi dan cakupan sekurang- dengan isi dan cakupan sesuai dengan ketentuan
kurangnya sesuai dengan ketentuan yang Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang
berlaku. berlaku.
6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG tidak 6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG BCA tidak
sesuai dengan kondisi Bank yang sesuai dengan kondisi BCA yang sebenarnya, BCA
sebenarnya, Bank segera mengumpulkan akan segera menyampaikan revisi Laporan
revisi secara lengkap kepada Bank Indonesia, Pelaksanaan GCG BCA secara lengkap kepada Bank
dan bagi Bank yang telah memiliki homepage Indonesia, dan mempublikasikannya pada homepage
wajib mempublikasikannya pula pada BCA.
homepage Bank.
7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat 7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat Faktor GCG
Faktor GCG dalam hasil penilaian (self dalam hasil penilaian (self assessment) pada Laporan
assessment) pada Laporan Pelaksanaan GCG Pelaksanaan GCG BCA dengan hasil penilaian
Bank dengan hasil penilaian pelaksanaan pelaksanaan GCG oleh Bank Indonesia, BCA akan:

Halaman87dari101
GCG oleh Bank Indonesia, Bank:
a) Paling kurang melakukan revisi terhadap a) Merevisi Peringkat Faktor GCG dan Definisi
Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat hasil penilaian (self assessment)
Peringkat hasil penilaian (self dimaksud kepada Publik melalui Laporan
assessment) dimaksud kepada publik Keuangan Publikasi pada periode yang terdekat.
melalui Laporan Keuangan Publikasi
pada periode yang terdekat;
b) Segera menyampaikan revisi hasil b) Menyampaikan revisi hasil penilaian (self
penilaian (self assessment) GCG Bank assessment) GCG BCA secara lengkap kepada
secara lengkap kepada Bank Indonesia, Bank Indonesia, dan mempublikasikannya pula
dan bagi Bank yang telah memiliki pada homepage BCA.
homepage wajib mempublikasikannya
pula pada homepage Bank.
C. Governance Outcome C. Governance Outcome
1) Laporan Tahunan telah disampaikan Bank 1) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.
secara lengkap dan tepat waktu kepada 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang
pemegang saham dan sekurang-kurangnya Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan PBI No.
kepada: 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang
a) Bank Indonesia; Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, BCA telah

Halaman88dari101
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank
(YLKI); Indonesia dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia; dengan ketentuan dimaksud yaitu YLKI, Lembaga
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia; Pemeringkat di Indonesia, Asosiasi Perbankan di
e) Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, LPPI, 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang
Indonesia (LPPI); Ekonomi dan Keuangan dan 2 (dua) majalah Ekonomi
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang dan Keuangan.
Ekonomi dan Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.
2) Transparansi laporan telah dilakukan secara 2) Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan) dan
tepat waktu dengan cakupan sesuai Laporan Keuangan Publikasi BCA telah termuat pada
ketentuan pada homepage Bank, meliputi: website/homepage BCA yaitu di www.klikbca.co.id
a) Laporan Tahunan (keuangan dan non- dan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat kabar
keuangan); berbahasa Indonesia dan 1 (satu) surat kabar
b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan berbahasa Inggris.
sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat
kabar berbahasa Indonesia yang memiliki
peredaran luas di tempat kedudukan
kantor pusat Bank atau di tempat

Halaman89dari101
kedudukan KCBA.
3) Laporan Pelaksanaan GCG telah 3) Laporan Pelaksanaan GCG telah mencerminkan
mencerminkan kondisi Bank yang kondisi BCA yang sebenarnya atau sesuai hasil
sebenarnya atau sesuai hasil penilaian (self penilaian (self assessment) BCA dan dilampiri hasil
assessment) Bank dan dilampiri hasil penilaian (self assessment) yang antara lain
penilaian (self assessment) serta paling mencakup:
kurang mencakup:
a) cakupan GCG sebagaimana dimaksud a. cakupan GCG sebagaimana dimaksud dalam PBI
dalam PBI GCG dan hasil penilaian (self tentang GCG dan hasil penilaian (self assessment)
assessment) atas pelaksanaan GCG; atas pelaksanaan GCG;
b) kepemilikan saham anggota Dewan b. kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta
Komisaris serta hubungan keuangan dan hubungan keuangan dan hubungan keluarga
hubungan keluarga anggota Dewan anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan
Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau
Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham BCA;
pemegang saham Bank;
c) kepemilikan saham anggota Direksi serta c. kepemilikan saham anggota Direksi serta
hubungan keuangan dan hubungan hubungan keuangan dan hubungan keluarga
keluarga anggota Direksi dengan anggota anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris,

Halaman90dari101
Dewan Komisaris, anggota Direksi lain anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham
dan/atau pemegang saham Bank; BCA;
d) paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas d. paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi
lain bagi anggota Dewan Komisaris serta anggota Dewan Komisaris serta Direksi;
Direksi;
e) shares option yang dimiliki Komisaris, e. shares option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan
Direksi, dan Pejabat Eksekutif; Pejabat Eksekutif (tidak ada program shares
f) rasio gaji tertinggi dan gaji terendah; option);
g) frekuensi rapat Dewan Komisaris sesuai f. rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
ketentuan; g. frekuensi rapat Dewan Komisaris sesuai
h) jumlah penyimpangan (internal fraud) ketentuan;
yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh h. jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi
Bank; dan upaya penyelesaian oleh BCA;
i) transaksi yang mengandung benturan i. transaksi yang mengandung benturan
kepentingan; kepentingan;
j) buy back sharesdan/atau buy back j. buy back shares BCA (tidak ada buy back shares);
obligasi Bank;
k) pemberian dana untuk kegiatan sosial k. pemberian dana untuk kegiatan sosial baik
dan kegiatan politik, baik nominal nominal maupun penerimaan.

Halaman91dari101
maupun penerimaan.
4) Laporan Pelaksanaan GCG telah 4) Laporan Pelaksanaan GCG BCA telah disampaikan
disampaikan secara lengkap dan tepat secara lengkap dan tepat waktu, kepada pemegang
waktu, kepada pemegang saham dan kepada: saham dan kepada:
a) Bank Indonesia; a. Bank Indonesia;
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
(YLKI);
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia; c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia; d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
e) Lembaga Pengembangan Perbankan e. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);
Indonesia (LPPI);
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang f. 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan
Ekonomi dan Keuangan; Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan. g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.
5) Laporan pelaksanaan GCG telah disajikan 5) Laporan pelaksanaan GCG BCA telah disajikan dalam
dalam homepage secara tepat waktu. homepage secara tepat waktu.
6) Mediasi dalam rangka penyelesaian 6) Mediasi dalam rangka penyelesaian pengaduan nasabah
pengaduan nasabah Bank dilaksanakan BCA dilaksanakan dengan baik, dengan sarana
dengan baik. pengaduan antara lain melalui Halo BCA, call center,

Halaman92dari101
humas@bca.co.id, investor_relation@bca.co.id
7) Bank menerapkan transparansi informasi 7) BCA menerapkan transparansi informasi produk dan
mengenai produk dan penggunaan data penggunaan data pribadi nasabah sesuai ketentuan yang
pribadi nasabah. berlaku.

11. Rencana strategis Bank 11. Rencana Strategis Bank


A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Rencana strategis Bank telah disusun dalam 1) BCA senantiasa mengkaji strategi, baik untuk
bentuk Rencana Korporasi (corporate plan) jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai yang dituangkan dalam Rencanan Bisnis Bank
dengan visi dan misi Bank. (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
(RKAT).
Penyusunan RBB/RKAT didasari oleh:
Visi dan misi BCA;
Perkembangan makro ekonomi (dunia dan
regional, khususnya Indonesia dan perbankan
nasional) dan mikro ekonomi yang dibuat
dengan memperhatikan kondisi eksternal dan
internal;
Halaman93dari101
Analisa SWOT, analisa kompetitor (Bank dan
non Bank), dan lain-lain;
Performa historis BCA;
Diskusi internal yang melibatkan Dewan
Komisaris/Direksi dan para pejabat senior BCA
mengenai strategi bisnis.
2) Rencana Strategis Bank didukung 2) Permodalan BCA telah sesuai dengan ketentuan
sepenuhnya oleh pemilik, antara lain yang berlaku.
tercermin dari komitmen dan upaya pemilik
untuk memperkuat permodalan Bank.

B. Governance Process B. Governance Process


1) Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank 1) RBB senantiasa disusun secara realistis,
secara realistis, komprehensif, terukur komprehensif, terukur (achievable) dengan
(achievable) dengan memperhatikan prinsip memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif
kehati-hatian dan responsif terhadap terhadap perubahan internal dan eksternal, dimana:
perubahan internal dan eksternal. RBB memuat target bisnis tiga tahunan dan RKAT
memuat target bisnis tahunan (baik finansial
maupun non finansial) yang pencapaiannya
Halaman94dari101
senantiasa dimonitor secara berkala;
Penyusunan RBB dan RKAT mengacu kepada
Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010
tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis
Bank dan Ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 tentang
Rencana Bisnis Bank Umum.
2) Rencana Bisnis Bank disetujui oleh Dewan 2) Rencana Bisnis Bank telah disetujui oleh Dewan
Komisaris. Komisaris.
3) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana 3) Direksi senantiasa mengomunikasikan Rencana Bisnis
Bisnis Bank kepada: Bank ke seluruh jenjang organisasi melalui:
a) Pemegang Saham Bank; Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
b) seluruh jenjang organisasi yang ada pada Laporan Tahunan;
Bank. Website BCA;
Buku RBB dan RKAT.
4) Direksi telah melaksanakan Rencana Bisnis 4) Direksi melaksanakan RBB secara efektif, antara lain
Bank (RBB) secara efektif. melalui:
Pemantauan realisasi RBB dan RKAT dilakukan

Halaman95dari101
setiap triwulan dan dilaporkan ke Bank Indonesia;
Laporan Keuangan publikasi triwulanan;
Laporan Keuangan publikasi bulanan dalam
format Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), untuk
dipublikasikan di website Bank Indonesia; dan
Analyst Meeting diadakan setiap triwulan yang
memaparkan antara lain kinerja BCA.
5) Dalam penyusunan dan penyampaian RBB 5) Penyusunan dan Penyampaian RBB/RKAT dilakukan
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia dengan:
tentang Rencana Bisnis Bank dan Bank telah Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.
memperhatikan: 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 perihal
a) faktor eksternal dan internal yang dapat Rencana Bisnis Bank dan Ketentuan SEBI No.
mempengaruhi kelangsungan usaha 12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 perihal
Bank; Rencana Bisnis Bank Umum.
b) prinsip kehati-hatian; Memperhatikan Risk Assessment System yang
c) penerapan manajemen risiko; telah dimiliki BCA yang bertujuan untuk
d) azas perbankan yang sehat; mengevaluasi strategi bisnis ini dengan tetap
berpegang pada prinsip kehati-hatian dan

Halaman96dari101
peraturan perbankan lainnya.
6) Komisaris telah melaksanakan pengawasan 6) Pelaksanaan RBB dan RKAT diawasi oleh Dewan
terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank. Komisaris dengan:
Mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi
dan memberikan pengarahan kepada Direksi; dan
Hasil evaluasi tersebut dituangkan dalam bentuk
laporan per semester dari Dewan Komisaris ke
Bank Indonesia.
7) Pemilik tidak menunjukkan keseriusan 7) Pemilik mendukung rencana strategis dan kebutuhan
dan/atau tidak mengambil langkah-langkah permodalan BCA yang telah ditegaskan melalui RUPS
yang diperlukan dalam rangka mendukung tahunan. Pemilik mendukung penyesuaian dividen
rencana strategis Bank antara lain tercermin setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan permodalan
dari kurangnya komitmen dan upaya pemilik dalam rangka mendukung pertumbuhan portofolio
untuk memperkuat permodalan Bank. kredit serta belanja modal terkait pengembangan
infrastruktur dan jaringan. Pemilik telah mendukung
penyesuaian dividend pay-out ratio BCA.

C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis 1) RBB dan RKAT telah disusun melalui serangkaian
Halaman97dari101
disusun oleh Direksi dan disetujui oleh diskusi yang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi
Komisaris. serta pejabat senior BCA, dan telah disetujui oleh Dewan
Komisaris dan Direksi.
2) Rencana Korporasi (corporate plan) dan 2) Rencana Bisnis Bank (business plan) beserta realisasinya
Rencana Bisnis Bank (business plan) berserta telah dikomunikasikan oleh Direksi kepada Pemegang
realisasinya telah dikomunikasikan Direksi Saham dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada
kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke BCA, melalui:
seluruh jenjang organisasi yang ada pada RUPS Tahunan;
Bank. Buku Laporan Tahunan;
Quarterly Analyst Meeting;
Website BCA;
Buku RBB dan RKAT beserta realisasinya telah
didistribusikan kepada seluruh Divisi dan Kepala
Kantor Wilayah.
3) Rencana Bisnis Bank menggambarkan 3) RBB 2013-2015 memuat proyeksi pertumbuhan antara

pertumbuhan Bank yang berkesinambungan. lain proyeksi neraca dan rugi laba untuk tahun 2013-
2015, yang diproyeksikan dengan mempertimbangkan
pada pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya.

4) Pertumbuhan Bank memberikan manfaat 4) Visi BCA adalah menjadi Bank pilihan utama andalan

ekonomis dan non ekonomis bagi masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting

stakeholders. perekonomian Indonesia. Strategi bisnis BCA bertumpu

Halaman98dari101
pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu:
Memperkuat layanan payment settlement, yang
antara lain mempermudah masyarakat dalam
melakukan pembayaran.
Meningkatkan fungsi intermediasi, dengan
menyalurkan kredit, baik nasabah korporasi,
komersial, SME maupun nasabah konsumer.
Mengembangkan bisnis baru. Industri pembiayaan
kendaraan roda empat telah dilayani oleh PT BCA
Finance dan PT Bank BCA Syariah yang telah
menunjukkan kinerja keuangan yang baik.
Selanjutnya, BCA mulai mengembangkan bisnis
sekuritas, asuransi umum dan pembiayaan
kendaraan roda dua.
5) Rencana strategis bank disusun atas dasar 5) RBB 2013-2015 disusun atas dasar kajian yang
kajian yang komprehensif dengan komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan
memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan kekuatan yang dimiliki BCA serta mengidentifikasikan
yang dimiliki bank serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).
kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).

Halaman99dari101
6) Rencana strategis bank harus didukung 6) RBB 2013-2015 memuat antara lain rencana
dengan penyiapan infrastruktur yang pengembangan SDM, sistem informasi manajemen dan
memadaiantara lain SDM, IT, jaringan rencanan pembukaan, perubahan status, pemindahan
kantor, kebijakan dan prosedur. alamat dan/atau penutupan jaringan kantor, yang akan
dilakukan BCA untuk mendukung rencana
pengembangan bisnis BCA.
7) Terdapat intervensi pemilik terhadap 7) Tidak ada intervensi dari pemilik terhadap pembagian
pembagian keuntungan Bank yang dilakukan keuntungan BCA yang dilakukan tanpa memperhatikan
tanpa memperhatikan upaya pemupukan upaya pemupukan modal untuk mendukung rencana
modal untuk mendukung rencana strategis strategis BCA.
Bank.
8) Pemilik tidak mampu mengatasi kondisi 8) Permodalan BCA telah sesuai dengan ketentuan yang
permodalan Bank yang memburuk atau berlaku. Capital Adequacy Ratio BCA berada pada
permodalan Bank kurang dari jumlah yang tingkat yang solid sebesar 16,2% (per September 2013),
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. jauh diatas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 8%.

Halaman100dari101
Halaman101dari101

Anda mungkin juga menyukai