Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Pemanasan global yang sekarang terjadi disebabkan oleh semakin bertambahnya gas emisi
rumah kaca, dimana sebagian besarnya (78%) adalah akibat dari peningkatan emisi gas CO2
dari pembakaran bahan bakar fosil. Dalam hal ini, sektor bangunan menyumbang 24% dari total
CO2 tersebut. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentunya pertumbuhan sektor
bangunan juga akan semakin besar. Jika bangunan-bangunan baru pemakaian energinya sama
dengan bangunan-bangunan yang ada saat ini, maka akan sulit untuk menekan angka
peningkatan suhu global. Universitas sebagai yang selalu berada di garda terdepan
menyuarakan tentang pemasan global dan efisiensi energi, juga telah banyak menerapkan
konsep hemat energi pada bangunan-bangunannya. Tercatat, lebih dari 4000 bangunan kampus
telah mendapat sertifikasi LEED. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsep-konsep
bangunan hemat energi yang bisa diterapkan pada bangunan kampus dengan menganalisis lima
objek bangunan kampus yang sudah menerapkannya. Hasilnya, beberapa konsep yang bisa
diterapkan antara lain memaksimalkan terlebih dahulu pendekatan-pendekatan pasif seperti
memaksimalkan pencahayaan alami dan penghawaan alami untuk menekan pemakaian sistem
pencahayaan dan penghawaan buatan, mengganti alat-alat elektronik dengan yang lebih hemat
energi, sampai menyediakan sumber energi terbarukan.
Kata kunci: hemat energi, efisiensi energi, bangunan kampus, bangunan hijau
ABSTRACT
The current global warming is caused by increasing GHG, where most (78%) are the result of
increased CO2 emissions from fossil fuels. In this case, the building sector responsible for 24% of the
total CO2. With the increasing number of population, the growth of the building sector will also be
greater. If energy use of the new buildings are the same as the current buildings , it will be difficult
to suppress said global warming. The University, which has always been at the forefront in
addressing global warming and energy efficiency, has also applied many energy-efficient concepts
to its buildings. In fact, more than 4000 campus buildings have got the LEED certificate. This paper
aims to find out the concepts of energy-efficient buildings that can be applied to campus buildings
by analyzing five campus buildings that have already applied such concepts. As a result, some of the
applicable concepts include maximizing passive approaches such as maximizing natural lighting
and natural carriage to reduce the use of artificial lighting and AC, replacing electronic devices
with the more energy efficient one, and to provide renewable energy sources such as geothermal
system and photovoltaic.
Perubahan iklim adalah salah satu permasalahan global pada abad 21.
Suhu permukaan telah naik 0,7oC sejak era industri dengan tren yang terus
meningkat sekitar 0,2oC setiap dekadenya (UN-Habitat 2012). Jika mencapai 2oC,
diperkirakan berbagai bencana akan terjadi. Namun keadaan sekarang terbilang
mengkhawatirkan. Pada tahun 2010, total emisi gas rumah kaca (GHG) mencapai
7 ton CO2 eq per kapita . Untuk mencapai target 2oC tersebut, maka dibutuhkan
penurunan total GHG sebesar tons CO2eq per kapita (Ecofys 2013). Penyebabnya
adalah peningkatan emisi gas CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil yang
berkontribusi sebesar 78% dari peningkatan total gas rumah kaca (IPCC 2014).
Sektor bangunan berkontribusi cukup besar dalam menyumbang gas
emisi gas rumah kaca tersebut. Pada tahun 2010, sektor bangunan menyumbang
24% dari total emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil, menempati urutan kedua di bawah sektor industri. (UN-Habitat 2014).
Bahkan angka tersebut belum termasuk embodied energy pada material
konstruksinya. Maka desain dan konstruksi bangunan merupakan faktor yang
sangat menentukan untuk mencapai target 2oC tersebut. Peningkatan konsumsi
energi dari sektor bangunan ini diperkirakan akan meningkat seiring
peningkatan jumlah bangunan itu sendiri. Jika bangunan-bangunan baru tersebut
tetap mengkonsumsi energi seperti bangunan-bangunan yang ada sekarang,
maka tidak mungkin target penurunan emisi CO2 bisa dicapai. Maka dibutuhkan
kontribusi sektor bangunan untuk mengedepankan desain-desain bangunan
hemat energi.
Perguruan tinggi telah menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan
pengembangan berkelanjutan dan isu pemanasan global lewat pemanfaatan
energi yang inovatif, konservasi energi, dan teknologi clean-energy (Eagan 2008).
Berbagai inisiatif seperti The American College and University Presidents Climate
Commitment (ACUPCC) juga berkomitmen untuk mencapai pengembangan
berkelanjutan lewat program-program yang mengajak universitas-universitas di
Amerika Serikat untuk menghitung, mengurangi, dan menghilangkan emisi gas
rumah kaca mereka (Abdul-Azeez 2015). Konsep Green Campus yang semakin
populer juga membuat banyak pihak mulai memperhatikan pengembangan
berkelanjutan dalam bangunan-bangunan pendidikan. Terbukti, sampai saat ini
lebih dari 4000 bangunan pendidikan telah menyandang sertifikasi LEED
(Leadership in Energy and Environmental Design) (Hough M.H 2013). Masing-
masing perguruan tinggi juga memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda
untuk mengurangi konsumsi energi, seperti melakukan renovasi, mengganti
lampu-lampu dengan lampu hemat energi, memperbaiki sistem AC dan ventilasi,
menggunakan sumber energi terbarukan, mengatur penggunaan barang-barang
elektronik, hingga membuat komitmen dengan mahasiswa untuk hidup sadar
energi (Han 2015).
2. Metode
Dari sisi interior, sekitar 70% ruangan pada gedung ini adalah
laboratorium dan kantor laboratorium atau ruang-ruang penunjangnya dan
100% ruang-ruang tersebut mendapatkan penghawaan alami. Shading
device pada bukaan juga mengurangi panas yang masuk pada saat musim
panas. Secara total, Wisconsin Institute of Discovery 25% lebih hemat
dibanding gedung biasa.
Material cool-roof
Solar sensor untuk
Pencahayaan alami
Jerome L. Greene mengatur shading
Double-skin faade
Science Center, Pengaturan lampu
Subtropis LEED Platinum Material lokal
Columbia University yang intuitif
Sentralisasi energi
LEED Gold
Wisconsin Institute Pencahayaan alami
Innovative Green
of Discovery, Penghawaan alami 25% lebih hemat
Building Award
University of Subtropis Material atap reflektif Sistem geotermal energi dibanding
2012
Wisconsin-Madison Penggunaan kembali 88% bangunan biasa
Laboratory of The
limbah konstruksi
Year 2012
Juara Pertama
60% ruang terbuka
Gedung New Media Gedung Hemat Penggunaan lampu
Double-skin faade
Tower, Universitas Energi 2013 LED
Pencahayaan alami
Multimedia Tropis Energy Efficient Sistem pengolahan
Penghawaan alami
Nusantara Building kategori dan pemanfaatan
Stack ventilation
Tropical Building limbah air
M system pada dinding
2014
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Abdul-Azeez, I.A dan Ho, C.S. 2015. Realizing Low Carbon Emission in the
Archdaily. 2016. Eindhoven University of Technology Building to Become
World's Most Sustainable University Building.
http://www.archdaily.com/796414/eindhoven-university-of-technology-building-
to-become-worlds-most-sustainable-university-building [diakses pada 15 Mei
2017]
Columbia University. Jerome L. Greene Science Center Designed for Discovery:
An innovative space for exploring the complexities of mind, brain and behavior.
http://manhattanville.columbia.edu/campus/buildings/jerome-l-greene-
science-center. [diakses pada 15 Mei 2017]
Eagan, D.J. 2008. Higher Education in a Warming World. The Business Case for
Climate Leadership on Campus. National Wildlife Federations Campus Ecology.
Ecofys. 2013. World GHG Emissions Flow Chart 2010.
Han Y, X Zhou, R Luo. 2015. Analysis on Campus Energy Consumption and
Energy Saving Measures in Cold Region in China. Procedia Engineering 121 ( 2015
) 801 808.
IPCC. 2014. Climate Change 2014: Synthesis Report. Contribution of Working
Groups I, II and III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel
on Climate Change [Core Writing Team, R.K. Pachauri and L.A. Meyer (eds.)]. IPCC,
Geneva, Switzerland, 151 pp.
IPCC. 2007. Climate Change 2007: Synthesis Report. Contribution of Working
Groups I, II and III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel
on Climate Change [Core Writing Team, Pachauri, R.K and Reisinger, A. (eds.)].
IPCC, Geneva, Switzerland, 104 pp.
M.H. Hough. 2010. The Campus Green: Trampled by the Wheels of LEED.
Chronicle of Higher Education, 16, 2010.
UN-Habitat. 2014. Sustainable Building Design for Tropical Climates Principles
and Applications for Eastern Africa. Nairobi: United Nations Human Settlements
Programme (UN-Habitat).
University Campus towards Energy Sustainability. Open Journal of Energy
Efficiency, 2015, 4, 15-27
University of Wisconsin-Madison. 2010. School of Education University of
Wisconsin-Madison Sustainability Tour.
University of Wisconsin-Madison. Education Building LEED Platinum Certified.
http://www.cpd.fpm.wisc.edu/Education-Building.htm [diakses pada 15 Mei
2017]
University of Wisconsin-Madison. Wisconsin Institutes for Discovery receives
innovative green Building Award. http://news.wisc.edu/wisconsin-institutes-for-
discovery-receives-innovative-green-building-award/ [diakses pada 15 Mei
2017]
University of Wisconsin-Madison. Wisconsin Institutes for Discovery named
2012 Laboratory of the Year. http://news.wisc.edu/wisconsin-institutes-for-
discovery-named-2012-laboratory-of-the-year/ [diakses pada 15 Mei 2017]
University of Wisconsin-Madison. Wisconsin Institutes of Discovery LEED Gold
Certified. http://www.cpd.fpm.wisc.edu/Wisconsin-Institutes-for-Discovery.htm
[diakses pada 15 Mei 2017]