Anda di halaman 1dari 17

Modul 1

Peran, Fungsi Kompetensi Ortotis Prostetis

Mata Kuliah
ETIKA PROFESI ORTOTIS PROSTETIS

Penulis:
Nur Rachmat, BPO, M.Kes

2017
Mata Kuliah : Etika Profesi Ortotis Prostetis
Beban Studi : 1 SKS
Modul 1 : Etika Profesi Ortotis Prostetis
Kegiatan Belajar 1: Peran Ortotis Prostetis
Kegiatan Belajar 2: Fungsi Ortotis Prostetis
Kegiatan Belajar 3: Kompetensi Ortotis Prostetis

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 1


Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 2
Daftar Isi
Hal
Pendahuluan................................................................................................
Kegiatan Belajar 1: Peran Ortotis Prostetis .............................................
Kegiatan Belajar 2: Fungsi Ortotis Prostetis.............................................
Kegiatan Belajar 3: Kompetensi Ortotis Prostetis........................................
Tujuan Pembelajaran Umum.........................................................................
Tujuan pembelajaran Khusus........................................................................
Pokok-Pokok Materi......................................................................................
Materi.............................................................................................................
Test Formatif.................................................................................................
Daftar Pustaka

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 3


Modul 1 : Etika Profesi Ortotis Prostetis

I. PENDAHULUAN
A. Pengantar
Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah Etika Profesi Ortotis Prostetis.
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini, mahasiswa
menguasai Etika Profesi Ortotis Prostetis.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan dan wawasan Etika Profesi Ortotis Prostetis di
kampus, maupun di tempat kerja nantinya sehingga akan
tercipta sumber daya manusia yang dapat bekerja dengan aman,
sehat, selamat, handal, berkualitas dan memiliki produktivitas
yang tinggi.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan SCL
(Student Centre Learning) dan evaluasi dilakukan baik dengan
Test dan Non Test.
Sejalan dengan tuntutan era global, kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan serta pembangunan kesehatan di masa
depan diperkirakan akan mengalami pergeseran, demikian juga
keadaan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan
pendidikan. Era Global yang telah dimulai pada abad 21 akan
menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal antar negara-
negara ASEAN bahkan seluruh dunia, seperti manusia, barang,
investasi, tenaga kerja, IPTEK dan lain-lain. Tenaga kesehatan
Indonesia mempunyai peluang untuk bekerja di luar negeri,
sebaliknya tenaga kesehatan asing akan dapat juga bekerja di
Indonesia. Dengan demikian perdagangan bebas dalam bidang
jasa dan pelayanan akan merupakan peluang sekaligus
tantangan bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Untuk itu
diperlukan tenaga kesehatan yang mampu bekerja secara
profesional.
Ortotis Prostetis dituntut untuk selalu peka terhadap lingkungan
sosial dan dapat melaksanakan pendekatan secara
komprehensif yang menyangkut aspek kesehatan yang
berkaitan dengan pelayanan Ortotik Prostetik. Untuk
melaksanakan serta mempertahankan pelayanan Ortotik
Prostetik yang bermutu, diperlukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pendidikan dan praktek ortotik
prostetik. Hal ini hanya dapat dilaksanakan bila ortotik
prostetiks mempunyai kemampuan menetapkan keputusan serta
dapat menilai hasil pekerjaannya sebagai pendamping dan
penopang pelayanan medik serta pekerjaan mandiri dalam
intervensi Ortotik Prostetik. Keadaan ini hanya dapat dicapai

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 4


melalui pendidikan etika profesi yang dipersiapkan sebaik-
baiknya dengan memperhatikan penjenjangan dan jenis
pendidikan yang berdasarkan peraturan yang berlaku.
Kemampuan yang harus dimiliki profesi Ortotis Prostetis
antara lain: (1) kemampuan melakukan justifikasi profesi, (2)
kemampuan melakukan proses ortotik prostetik sampai dengan
evaluasi, (3) kemampuan analisis yang kompleks, (4)
kemampuan melakukan pengukuran ortotik prostetik, (5)
kemampuan mendidik, (6) kemampuan manajerial di bidang
ortotik prostetik, (7) kemampuan menjaga mutu pelayanan
ortotik prostetik, (8) kemampuan komunikasi, interaksi dan
diskusi dengan profesi kesehatan lain dan (9) kemampuan
melakukan penelitian.

B. Deskripsi cakupan materi modul


Modul 1. ini membahas tentang Etika Profesi Ortotis Prostetis
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu menjelaskan Etika Profesi Ortotis Prostetis
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran Ortotis
Prostetis
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Fungsi Ortotis Prostetik
c. Mahasiswa mampu menjelaskan Kompetensi Ortotis
Prostetis

D. Kegunaan Modul bagi Mahasiswa


Materi pada modul Etika Ortotis Prostetis diharapkan
bermanfaat bagi mahasiswa untuk memahami Etika Ortotis
Prostetis Khususnya Peran, Fungsi dan Kompetensi Ortotis
Prostetis

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 5


Kegiatan Belajar I : Biomekanik Ortotik Prostetik

A. Bagian Inti
PERAN DAN FUNGSI
Peran 1 : Sebagai pelaksana pelayanan Ortotik Prostetik
Fungsi : 1.1. Mengidentifikasikan masalah Ortotik Prostetik
1.2. Menentukan bentuk dan jenis Ortotik Prostetik
1.3. Merancang bentuk dan jenis Ortotik Prostetik
1.4. Membuat Ortotik Prostetik
1.5. Mengepas dan menentukan ketepatan Ortotik
Prostetik
1.6. Mengevaluasi penggunaan Ortotik Prostetik
1.7. Memperbaiki Ortotik Prostetik

Peran 2 : Sebagai Pengelola Pelayanan Ortotik Prostetik


Fungsi : 2.1 Mengelola unit pelayanan Ortotik Prostetik

Peran 3 : Sebagai pendidik


Fungsi : 3.1. Penyuluh pelayanan Ortotik Prostetik di Masyarakat.
3.2. Melatih di bidang Ortotik Prostetik bagi masyarakat dan
tenaga kesehatan terkait.

Peran 4 : Sebagai Peneliti


Fungsi : 4.1. Berperan serta dalam membantu kegiatan penelitian
4.2. Menggunakan hasil penelitian di bidang Ortotik Prostetik

KOMPETENSI TENAGA ORTOTIK PROSTETIK


B.1. Pelayanan pasien
B.1.1. Melakukan pemeriksaan pasien untuk membuat alat bantu
Ortotik dan Prostetik.

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 6


B.1.2. Memberikan saran kepada pasien mengenai desain alat bantu
Ortotik dan Prostetik, suspensi dan pemilihan komponen yang
tepat.
B.1.3. Memberikan masukan pada aspek-aspek yang relevan dari pra-
operasi, pasca-bedah, medis dan manajemen terapi individu
yang membutuhkan alat bantu Ortotik dan Prostetik.
B.1.4. Membuat rekam medis yang relevan tentang pasien dan
keluarga mereka, termasuk penentuan harapan dan kebutuhan.
B.1.5. Memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pasien dan
keluarga mereka.

B.2. Pemasangan, fabrikasi dan penatalaksanaan


B.2.1. Mengidentifikasi fisik dan karakteristik lain yang relevan
dengan pasien
B.2.2. Merancang desain alat bantu Ortotik Prostetik termasuk
pemilihan bahan, komponen dan alat bantu tambahan.
B.2.3. Melakukan pengukuran yang diperlukan untuk fabrikasi yang
tepat.
B.2.4. Membuat cetakan yang diperlukan untuk fabrikasi yang tepat.
B.2.5. Memodifikasi positif dan / atau negatif model dan / atau desain
layout untuk memperoleh yang optimal sesuai dengan kondisi
pasien.
B.2.6. Melakukan fitting, static dan dynamic alignment alat bantu
ortotik dan Prostetik kepada pasien.
B.2.7. Memberikan latihan awal dan koreksi alat bantu ortotik dan
Prostetik kepada pasien.
B.2.8. Melakukan finishing terhadap pembuatan prostesis atau
orthosis.

B.3. Evaluasi dan tindak lanjut

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 7


B.3.1. Berperan aktif sebagai anggota tim dalam koreksi dan evaluasi
fitting sesuai fungsi dan kosmetik.
B.3.2. Menginstruksikan kepada pasien atau keluarga dalam
penggunaan dan perawatan alat bantu Ortotik dan Prostetik.
B.3.3. Berperan serta dalam tindak lanjut pemeliharaan, perbaikan dan
Memberikan resume terhadap alat yang dibuat sebelum
digunakan oleh pasien agar sesuai dengan kebutuhan
pasien.penggantian alat.
B.3.4. Bekerjasama dan berkonsultasi dengan tim yang terlibat dalam
pengelolaan pasien.
B.4. Manajemen dan pengawasan
B.4.1. Mengawasi aktivitas dan memberikan supervisi kepada teknisi
Ortotik Prostetik.
B.4.2. Melakukan manajemen terhadap klinik dan workshop, meliputi :
- penggunaan dan pemeliharaan alat dan peralatan
- pemeliharaan lingkungan kerja yang aman dan sesuai
prosedur
- persediaan dan pengendalian stok
- tenaga kerja
- keuangan
- dokumentasi
- manajemen kendali mutu
B.4.3. Merencanakan perbaikan metode kerja untuk meningkatkan
efisiensi.
Berkomunikasi dengan profesi lain, serta pemerintah dan
lembaga non pemerintah.
B.4.4. Berperan serta dalam perencanaan dan pelaksanaan sistem
perawatan teknis ortopedi.

B.5. Pelatihan dan pendidikan

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 8


B.5.1. Mampu mengawasi dan berperan serta dalam pendidikan
Ortotik Prostetik
B.5.2. Mampu menjelaskan dan memperagakan kepada rekan sejawat
dan profesi lain serta kepada masyarakat yang berkaitan dengan
Ortotik dan Prostetik.
B.5.3. Berperan serta dalam proses pendidikan berkelanjutan
professional, apabila diperlukan.
B.5.4. Mengikuti perkembangan baru tentang Ortotik Prostetik

B.6. Layanan Masyarakat


B.6.1. Berperan serta dalam program rehabilitasi berbasis masyarakat
(CBR/Community Based Rehabilitation).

B.7. Medis, persyaratan hukum dan etika


B.7.1. Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan kode etik.
B.7.2. Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek
medikolegal.
pengganti anggota gerak), mencegah dan mengoreksi kecacatan.

SEJARAH PENDIDIKAN OP
Angkatan pertama tahun 1982-1985 (satu angkatan) berjumlah 17 orang,
di bawah jurusan Fisioterapi, Akademi Fisioterapi Surakarta.
Tahun 2003-2004 Poltekkes Surakarta membuka Prodi DIII Ortotik
Prostetik. (berdasarkan Surat Kep. MenKes RI
(No.74/MENKES/SK/2004)
Tahun 2011 Poltekkes Surakarta membuka prodi D IV OP

INSTANSI PENGGUNA PROFESI


Terdapat beberapa instansi pengguna profesi OP, baik instansi milik pemerintah
maupun swasta, diantaranya adalah:
1. POLTEKKES Surakarta

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 9


2. BBRSBD Surakarta (DEPSOS)
3. RSO. Prof. Dr. Soeharso Surakarta
4. RSUD. Sragen
5. RS Kariyadi, Semarang
6. RS Tugu, Semarang
7. POLTEKKES Jakarta 1
8. RSPAD Gatot Subroto, Jakarta
9. RSCM, Jakarta
10. R.S Dr.SUYOTO Jakarta (DEPHAN)
11. R.S. Fatmawati Jakarta
12. RS. Hasan Sadikin Bandung
13. RS Sitanala, Tangerang
14. RS Palembang
15. BBRSBD Palembang (DEPSOS)
16. RS.Stroke Bukittinggi
17. RS Adam Malik, Medan
18. RS. Dr. kandao Manado
19. R.S Pelamonia MAKASSAR
20. RS. Soetomo, Surabaya
21. RS Sanglah Bali
22. PT. Kuspito Prosthetic Orthotic
23. dan instansi-instansi lain.

BAB III
Fokus dan Implementasi Kompetensi

Tenaga Ortotis Prostetis profesional harus mampu:


1. Mampu memanfaatkan IPTEK dalam bidang ortotik Prostetik untuk
mengembangkan pelayanan, dan mampu beradaptasi terhadap situasi
yang dihadapi dalam penyelesaian masalah ortotikprostetik.

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 10


2. Menguasai konsep teoritis bidang ortotik prostetik secara umum dan
khusus dalam bidang tertentu (fisik, psikososial, spiritual, dan
lingkungan) serta mampu memformulasikan, menganalisis, dan
mengevaluasi secara prosedural proses ortotik prostetik.
3. Kreatif, bersifat terbuka dalam mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan analisis informasi dan data serta dapat memberikan
petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi.
4. Berperan serta dalam kegiatan penelitian, menganalisis secara kritis
konsep-konsep dan metoda baru dalam bidang ortotik prostetik.
5. Bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan ortotik prostetik
dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi

1. FOKUS I:
Pemahaman proses Ortotik Prostetik dalam pengumpulan data berdasarkan
kebutuhan kapasitas fungsional manusia dalam mengidentifikasi strategi
dalam kebutuhan tersebut untuk mempertahankan optimalisasi fungsi anggota
gerak pada pasien/klien.

2. TUJUAN
Ortotis Prostetik harus mampu:

2.1. Menghayati peranan Ortotik Prostetik sebagai anggota profesi dan


anggota tim kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan.
2.2. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perilaku, Ilmu
Sosial Budaya dan ilmu Bio-Medik dalam rangka memahami
manusia sebagai makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural dengan
seluruh kebutuhan anggota keluarga dan kelompok.
2.3. Mengkaji fungsi dan kebutuhan fisik pasien dengan menggunakan
semua metode pengumpulan data.
2.4. Mengidentifikasi kebutuhan psikis, sosial dan spiritual.
2.5. Mengkaji sumber-sumber yang ada dan potensial dalam
mengembangkan rencana Ortotik Prostetik.

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 11


Pengembangan kepribadian berbudi luhur, mandiri, serta bertanggung
jawab untuk membentuk sikap dan perilaku sebagai ortotik prostetik
profesional.
Peningkatan kemampuan komunikasi dan ketrampilan dalam
melakukan assesment, pemahaman prinsip-prinsip pengkajian masalah
ortotik prostetik dalam upaya menentukan diagnosis ortotik prostetik,
serta menyusun dan mengevaluasi rencana intervensi ortotik prostetik
berdasarkan hasil pengkajian masalah.

Pada akhirnya Ortotis Prostetis diharapkan mampu :


a.Menghayati peranan ortotik prostetik sebagai anggota profesi dan
anggota tim kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan.
b. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perilaku, ilmu
sosial budaya dan ilmu anatomi fisiologi dalam rangka memahami
manusia sebagai mahluk bio-psio-sosial dengan seluruh kebutuhan
anggota keluarga maupun kelompok.
c.Memahami struktur dan fungsi tubuh baik yang normal maupun
patologis
d. Mengkaji fungsi dan kebutuhan fisik pasien/klien dengan
menggunakan metoda assesment.
e.Mengidentifikasi kebutuhan psikis, sosial dan spiritual pasien/klien.
f. Melakukan komunikasi terapeutik kepada individu dan kelompok
dalam upaya memperoleh informasi obyektif dan subyektif serta
melakukan edukasi dan promosi kesehatan.

1. FOKUS II:
Pemahaman prinsip-prinsip pengkajian masalah ortotik prostetik dan
memahami keilmuan dan ketrampilan yang melandasi praktik ortotik
prostetik. Pengkajian dan meningkatkan kesehatan kapasitas
fungsional dengan penerapan Ortotik Prostetik dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada dan potensi pasien/klien, keluarga dan

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 12


masyarakat. Penerapan ortotik prostetik pada individu dan atau
kelompok yang mendapat gangguan kapasitas fungsionalnya.

2. TUJUAN:

Ortotis Prostetis supaya memiliki kemampuan:

2.1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip Ortotik Prostetik


pada kasus Musculo Skeletal dan Neorologi, yang dipergunakan
untuk mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
tindakan Ortotik Prostetik pada kasus tersebut.
2.2. Mengkaji dan mempergunakan sumber-sumber yang ada dan
potensial serta mengikut sertakan keluarga dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan guna optimalisasikan fungsi
anggota gerak.
2.3. Mengkaji kebutuhan kesehatan kapasitas fungsional anggota
gerak pasien/klien yang berhubungan dengan masalah Musculo
Skeletal dan Neorologi berdasarkan upaya pelayanan kesehatan
dalam memberikan pelayanan Ortotik Prostetik yang tepat.
2.4. Mendokumentasikan proses Ortotik Prostetik secara sistematis
dengan menggunakan catatan pasien/klien untuk memonitor
kualitas pelayanan Ortotik Prostetik dasar.
2.5. Berperan sebagai anggota tim kesehatan dan bekerja sama dengan
anggota tim lainnya.
2.6. Melaksanakan kegiatan Ortotik Prostetik dasar dalam bentuk
tanggung jawabnya sesuai dengan etika profesi.

FOKUS III :

Penerapan Ortotik Prostetik melalui pengembangan data untuk menentukan


kasus Ortotik Prostetik, strategi dan tujuan Ortotik Prostetik cara mengatasi
kapasitas fungsional anggota gerak.

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 13


Pengelolaan Ortotik Prostetik secara menyeluruh dengan menampilkan
kepemimpinan dan menggunakan hasil penelitian serta membuat rencana
pelayanan Ortotik Prostetik.

2. Tujuan

Ortotis Prostetis diharapkan memiliki kemampuan:

2.1. Mengkaji kebutuhan Ortotik Prostetik sesuai dengan perubahan


kapasitas fungsional anggota gerak pasien.
2.2. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan Ortotik
Prostetik pada pasien/klien berdasarkan diagnosa Ortotik
Prostetik.
2.3. Menerima tanggung jawab kepemimpinan sesuai delegasi dan
menerapkan keterampilan manajemen dalam tindakan Ortotik
Prostetik pada pasien secara utuh.
2.4. Mengidentifikasi masalah penelitian bidang Ortotik Prostetik,
membuat usulan, rencana penelitian sederhana Ortotik Prostetik
dan menerapkan hasil penelitian yang tepat dalam tindakan
Ortotik Prostetik.
2.5. Berperan serta dalam merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan,
merencanakan program dan pelaksanaan Ortotik Prostetik dalam
pelayanan kesehatan sebagai pendamping, penopang maupun
mandiri.
1. FOKUS IV :
Pengelolaan Ortotiki Prostetik pasien/klien secara menyeluruh,
menampilkan kepemimpinan dan menggunakan hasil penelitian serta
membuat rencana Ortotik Prostetik.

2. TUJUAN:
Ortotis Prostetis harus mampu :

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 14


a. Menerima tanggung jawab sebagai pengelola pelayanan dan
menerapkan keterampilan manajemen dalam tindakan Ortotik
Prostetik pada pasien/klien secara utuh.
b. Mengidentifikasi masalah penelitian bidang Ortotik Prostetik
membuat usulan rencana penelitian Ortotik Prostetik dan
menerapkan hasil penelitian yang penting dan tepat dalam
tindakan Ortotik Prostetik.
c. Berperan serta dalam merencanakan program dan melaksanakan
Ortotik Prostetik dalam pelayanan kesehatan sebagai pendamping,
penopang maupun mandiri.
d. Melaksanakan tindakan Ortotik Prostetik sesuai dengan
kewenangan Ortotik Prostetik.

A. TEST FORMATIF
B.
C.

A. Test Formatif

1. Manakah yang bukan Peran Profesi Ortotis Prostetis


a. Membuat Lower Limb Orthotis
b. Membuat Upper Limb Orthotis
c. Membuat Lower Limb Prosthetis
d. Membuat Alat Kesehatan Rontgen
e. Membuat Upper Limb Prosthetis

2. Manakah yang bukan Fungsi Profesi Ortotis Prostetis


a. Sebagai pelaksana pelayanan Ortotik Prostetik
b. Sebagai Pengelola Pelayanan Ortotik Prostetik
c. Sebagai pendidik
d. Sebagai Pengelola Rumah Sakit
e. Sebagai Penelit
3. Manakah yang bukan Kompetensi Profesi Ortotis Prostetis
a. Pelayanan pasien
b. Merawat Luka
c. Pemasangan, fabrikasi dan penatalaksanaan
d. Evaluasi dan tindak lanjut

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 15


e. Manajemen dan pengawasan

A. GLOSARIUM
B.
C.

1. Ortotis Prostetis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Ortotik Prostetik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Fasilitas pelayanan ortotik prostetik adalah tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan pelayanan ortotik/prostetik sebagai upaya kesehatan
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh instansi
pemerintah dan swasta.
3. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah
memiliki sertifikat kompetensi.
4. Surat Izin Kerja Ortotis Prostetis, selanjutnya disingkat SIKOP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada Ortotis Prostetis yang sudah
memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Surat Izin Praktik Ortotis Prostetis, selanjutnya disingkat SIPOP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada Ortotis Prostetis yang sudah
memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik Ortotik Prostetik mandiri.
6. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan
standar operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik ortotis prostetis swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Ortotis Prostetis Indonesia (IOPI)

XI. DAFTAR PUSTAKA

Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 16


Modul Etika Profesi Ortotis Prostetis Nur Rachmat, BPO, MKes 17

Anda mungkin juga menyukai