Anda di halaman 1dari 11

STEP 1

1. Hipestesi : berkurangnya kepekaan kulit atau


kepekaan terhadap sensitasi khusus.
- Hipakusis : kurang pada pendengaran
- Hipogenestesi : - sensasi pengecapan
- Hiposemi : - sensasi penciuman
- Hiposelakasi : - sensasi peraba
2. Hiporefleksi : penurunana aktivitas spontan yang
ditimbulkan setelah terstimulus suatu rangsangan yang
normal
STEP 2
1. Mengapa pasien mengalami lemah di tungkai diikuti
dengan kedua lengan?
2. Bagaimana mekanisme kelemahan otot?
3. Apa saja penyebab kelemahan otot?
4. Klasifikasi dari derajat kekuatan otot?
5. Perbedaan UMN dan LMN dan reaksi fisologisnya?
6. Apa yang interpretasi dari hasil pemeriksaan motorik?
7. Bagaimana cara pemeriksaan refleks fisiologis dan
patologis?
8. Penilaian ADL?
9. Apa dd dan diagnosis dari skenario?
10. Apa faktor resiko dari penyakit tersebut?
11. Apa manifestasi klinis dari skenario?
12. Pemeriksaan penunjang untuk mendukung
diagnosis?
13. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit tsb?
STEP 3
1. Mengapa pasien mengalami lemah di tungkai diikuti
dengan kedua lengan?
Paralisis
Paralisis merupakan ketidak mampuan kelompok otot
untuk bergerak secara volunter. Otot dikendalikan
melalui pesan yang di kirim oleh otak yang dapat
memicu gerak.
Fisiologi : ketika lesi di saraf (2 atau satu tungkai) lesi
kanan )kiri kena --- lesi kontralateral (kenanya sesuai
tempat)
Talamus mid brain pons medulla spinal cord
2. Apa saja penyebab kelemahan otot? Secara garis besar
dijelaskan
1. Genetik (genetik mutasi CaCNL113= mengatur kadar
Ca. di sel otot)
2. Virus (ebv)
3. Mediator inflamasi
4. Gangguan pada mielin saraf motorik (karena virus
perusak sistem saraf)
5. Infeksi bakteri/ virus (masuk sel sawar, aktifkan
limfosit T produksi Ab spesifik mengubah
susunan sel saraf tubuh mengenali sbg benda asing
infeksi menyebabkan kemampuan mengenali diri
sendri destruksi mielin (sel saraf tdk sehingga otot
kehilangan kemamuan merespon perintah otak)
otak menerima lebih sedikit

Infeksi (bakteri/virus) masuk sel schwan


replikasi dri antigen mengaktivasi sel limfosit T
proses pematangan Limfosit B dan produksi
autoantibodi sel saraf tidak dapat menerima ke
motorik otok tidak merespon ke otak dan otak
menerima sedikit impuls sensorik di bagian tubuh
6. Vaksinasi
7. Pembedahan (salah satu syndrome symtom nya
kelemahan otot
8. Kehamilan atau masa nifas
9. Neuromuscular junction dan mielin
3. Klasifikasi dari derajat kekuatan otot?
0 = tidak ada kontraksi
1 = kontraksi tapi tidak ada pergerakan
2 = kontraksi namun hanya geser
3 = kontraksi dan bisa melakukan gerak, tapi tidak bisa
melawan gravitasi
4 = kontraksi, bisa melakukan gerakan, melawan
gravitasi, diberi tahanan jatuh
5 = normal
(istilah kekuatan 0, 1-4)

4. Perbedaan UMN dan LMN dan reaksi fisologisnya?


UMN LMN
Lokasi sspusat ssperifer
Sifat Spastik (kuat) Flaksit (lemah)
Atrofi - +
Fisiologis Meningkat Menurun
(refleks fisiologis)
Refleks Patologis + -
Klonus + -
Contoh Stroke, parkinson Miastenia gravis,
SGB, poliomelitis,
addison, ALS
Lesi sensorik UMN = pendengaran , penciuman, peraba
terganggu
Lesi LMN = tidak akan merasakan rasa nyeri
5. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan motorik? (cari
Gambar)
Dilihat dari derajat kekuatan otot. Reflek patologis =
umumnya tidak ada pada orang sehat, kecuali anak bayi
karena mielisasi belum sempurna, macam nya yaitu di
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah . pada ekstr
atas(tromer = jika disentuh jari tengah, maka jari lain
ekstensi, hofmen)
Ektremitas bawah (open heim = penggoresan dari
proximal ke distal pada os. Tibia, positif jika jari-jari kaki
ekstensi dan jempol kaki elevasi. Babinsky =
pemeriksaan lateral telapak kaki)

6. Bagaimana cara pemeriksaan refleks fisiologis dan


patologis?
Fisiologis = refleks patella, pada tendo patella (kontraksi
di m. Quadriceps femoris)
Refleks archilles (kontraksi pada m.gastrocnemius)
Reflek triceps (respon ekstensi lengan bawah), cara :
diketuk pada tendo pada triceps
Reflex biceps , cara : diketuk pada tendo m. Biceps
brachii, respon terjadi flexi lengan bawah (bila di ketuk
pada tendo proximal terjadi reflex fisiologi atau tidak)
Refleks ulnaris
Refleks radialis
7. Penilaian ADL?
Dinilai ada 7
Mandiri total = 6 (paling bagus) mandiri mandi ,
berpakaian, pergi ke toilet, berpindah tempat dan
makan
5 = (paling ringan) sama kaya di atas kecuali salah satu
dari fungsi di atas
4 = (tergantung ringan) mandiri dari semua fungsi, kec.
Mandi dan salah satu fungsi lainnya
3= (tergantung sedang) mandiri dari semua fungsi, kec.
Mandi, berpakaian dan salah satu dari fungsi lainnya
2= bisa semua kec. Mandi, berpakaian dan pergi ke
toilet dan salah satu lainnya
1= (paling berat) bisa semua kecuali mandi, berpakaian,
pergi ke toilet dan salah satunya
0 = (total) gak bisa semua
8. Apa dd dan diagnosis dari skenario?
Dd = miastenia gravis (makin parah saat beraktivitas,
gejala dari kelopak mata yang membuka atau menutup)
akut (kelemahan akulomotor)
Trombosis arteri basilaris = pupil masih menerima
cahaya
Neuropati karena logam berat (orang industri)
Poliomieltis = demam pada fase awal dan myalgia gerak
SGB (aktivitas atau tidak tetap parah, onset cepat) =
kelainan dari sistem saraf akut dan difus yang mengenai
radiks spinalis dan saraf perifer dan kadang juga saraf
cranialis setelah infeksi, ciri umum : nyeri pada
ekstremitas bawah atas, tidak disertai demam.
Kelumpuhan berkembang dengan cepat
Diagnosis : SGB (karena keempat ekstremitas penurunan
patologis dan fisiologi (LMN) dan tidak ada riwayat
demam)
9. Apa faktor resiko dari penyakit tersebut?
10. Apa manifestasi klinis dari skenario?
Progesifitas = gejala kelemahan motorik yang
berlangsung cepat, max dalam 4 minggu, 50 % mencapai
puncak dalam 2 minggu, 80 % dalam 3 minggu, 90%
dalam 4 minggu.
Gejala saraf cranial : kurang lebih 50 % terjadi parese n7
dan sering bilateral
Disfungsi otonom
Takikardi dan aritmia = kalsium yang intrasel dan
ekstrasel banyak, sehingga mengumpul di pembuluh
darah jantung memompa darah cepat (pada px,
ditemukan supresor
Hipotensi postural
Tidak ada demam saat onset gejala neurologis

3 fase : fase progresif, fase


1. Fase progresif = 2-3 minggu dari ditemukan sampai
menetap (gejala klinis = timbul rasa nyeri, gangguan
sensorik)
2. Fase = penderita mengalami nyeri hebat karena saraf
mengalami peradangan dan kekauan sendi
3. Fase penyembuhan = mengalami perbaikan dan
penyembuhan spontan , merusak mielin, gejala
berangsur menghilang (selama 3-6 bulan bahkan lebih
dari itu)
11. Pemeriksaan penunjang untuk mendukung
diagnosis?
- Pengukuran jantung (ada di SA, AVE, Purkinji)
- Darah rutin = adanya perdangan atau tidak
- Ncv test
12. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit tsb?

PR : GBS, poliomielitis, miastenia gravis


Etiologi, patofisologi, patogenesis, tanda dan gejala,
penanganan, px fisik penunjang

Inttrepetasi : kenapa pada tungkai baru tangan, usia,


waktu dari 7 hari, sensorik, tidak ada gangguan BAB dan
BAK

SUMBER VALID

Anda mungkin juga menyukai