TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Epidemiologi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan jenis vertigo
vestibular perifer yang paling sering ditemui di kalangan masyarakat umum.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa,
didapatkan prevalensi BPPV di Amerika adalah sebanyak 64 kasus per 100.000
penduduk, dengan penderita jenis kelamin wanita lebih banyak daripada pria.
BPPV cenderung ditemukan pada usia yang lebih tua, yaitu di atas 50 tahun (51
57 tahun) dan jarang terjadi pada penderita berusia di bawah 35 tahun tanpa
riwayat cedera kepala.8,9
2.3. Patofisiologi
BPPV terjadi akibat perubahan posisi kepala yang cepat dan tiba-tiba
seperti saat berguling di tempat tidur, membungkuk, atau menengadah ke atas,
dan biasanya akan disertai sensasi pusing yang sangat berat dengan durasi
bervariasi pada masing-masing penderita. Vertigo dapat berlangsung hanya
beberapa menit hingga berhari-hari dan dapat disertai dengan gejala mual dan
muntah. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para ahli adalah kemungkinan
adanya trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedahan telinga, faktor
degeneratif karena usia dan kelainan pembuluh darah. Mekanisme pasti terjadinya
BPPV masih belum dapat dipastikan, namun penyebabnya sudah diketahui, yaitu
kristal kalsium karbonat (otokonia) yang terdapat pada kanalis semisirkularis,
yang diduga menyebabkan perubahan tekanan endolimfe dan defleksi cupula.1,2,6,7
Untuk memahami patofisiologi terjadinya BPPV, dibutuhkan pemahaman
tentang anatomi dan fisiologi normal dari kanalis semisirkularis. Setiap telinga
bagian dalam mengandungi 3 kanalis semisirkularis. Masing-masing kanal terdiri
dari krura yang ujungnya melebar (ampulla) yang terletak berdekatan dengan
krista ampullaris (reseptor saraf). Krista ampullaris memiliki cupula, yang
mendeteksi aliran cairan dalam kanalis semisirkularis. Jika seseorang tiba-tiba
menoleh ke kanan, cairan dalam kanal horizontal kanan akan tertinggal,
menyebabkan cupula terdeviasi ke kiri (ke arah ampulla, atau ampullopetal).
Deviasi ini berikutnya akan diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang menegaskan
bahwa posisi kepala sedang berputar ke kanan. Ketidakcocokan informasi
sensorik antara gerakan kepala dan deviasi cupula inilah yang menghasilkan
sensasi vertigo.3,4
Gambar 1. Otokonia berpindah dari utrikulus dan pada umumnya masuk ke
kanalis semisirkularis posterior, kemudian pada saat kepala bergerak
menyebabkan cupula mengirimkan sinyal-sinyal palsu ke otak yang menyebabkan
persepsi vertigo.9,10
Pada lesi perifer, dalam hal ini positif BPPV, akan didapatkan nistagmus
posisi dengan gejala sebagai berikut.3,4,6,7
1. Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda
setelah 5-20 detik.
2. Disertai vertigo berat.
3. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
4. Pada uji ulangan akan berkurang sampai menghilang (fatigue), tetapi juga
berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.
Berbeda dengan lesi sentral, periode laten tidak ditemukan, vertigo dan
nistagmus berlangsung lebih dari 1 menit, dan bila diulang gejala tetap ada (non-
fatigue).6,7
2.8 Terapi
Pilihan pengobatan untuk penatalaksanaan BPPV adalah observasi,
medikasi vestibulosupresan, rehabilitasi vestibular, reposisi canalith, dan
pembedahan.6-8
Observasi: Mengingat BPPV adalah jinak dan gejalanya dapat berkurang dan
menghilang tanpa pengobatan dalam beberapa minggu ke bulan, ada beberapa
pendapat yang mengatakan bahwa penatalaksanaan BPPV cukup dengan
observasi sederhana.7-8
Medikamentosa: Dapat diberikan medikamentosa vestibulosupresan,
antihistamin, dan benzodiazepin sebagai pendukung. Pengobatan ini biasanya
tidak mengatasi vertigo tersebut secara tuntas, malah cenderung dihindari
karena penggunaan obat vestibulosupresan yang berkepanjangan hingga lebih
dari 2 minggu dapat mengganggu mekanisme adaptasi susunan saraf pusat
terhadap abnormalitas vestibular perifer yang sudah terjadi. Selain itu, efek
samping yang timbul bisa berupa kantuk, letargi, dan perburukan
keseimbangan.6,8
Rehabilitasi: Sejak rasio manfaat-resikonya sangat tinggi setelah dilakukan
penelitian, reposisi canalith tampaknya menjadi pilihan pertama di antara
semua modalitas pengobatan yang tersedia.6-8
C. Latihan Brandt-Daroff
Latihan Brandt-Daroff mencakup gerakan berulang yang
menginduksi vertigo dua hingga tiga kali per hari hingga sekitar tiga
minggu. Pada latihan ini, pasien duduk tegak, kemudian memiringkan
kepala 45 ke kiri, kemudian dengan cepat berbaring ke sisi kanan
tubuhnya selama 10 detik. Setelah kembali duduk tegak, pasien kemudian
memiringkan kepalanya 45 ke kanan, berbaring dengan cepat ke sisi kiri
tubuhnya selama 10 detik, kemudian kembali duduk tegak. Latihan ini
dapat dilakukan sendiri oleh pasien di rumah setelah dilatih oleh dokter
atau fisioterapis. Apabila pasien menaati jadwal latihan yang diberikan,
latihan Brandt-Daroff dapat mengurangi respons vertigo pada pergerakan
kepala dalam 95% kasus. Namun, pada beberapa pasien dapat timbul
komplikasi berupa BPPV multikanal.4,10
Gambar 5. Latihan Brandt-Daroff10