PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Omfalokel adalah suatu hernia pada pusat, sehingga sebagian isi perut keluar dan di
bungkus suatu kantong peritoneum. (Rustam Mochtar,1998).
Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian
usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang
menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan
peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).
Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali kerongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya omfalokel.
(Ngastiyah, 2005).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ
abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus
disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis
peritoneum yang mudah terinfeksi. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995).
B. Rumusan Masalah
- Apa-apa saja defenisinya?
- Apa-apa saja etiologinya?
- Apa-apa saja manifestasi klinisnya?
- Apa-apa saja patofisiologinya?
- Apa-apa saja penatalaksanaan medisnya?
- Apa-apa saja komplikasinya?
- Apa-apa saja asuhan keperawatannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Omphalocel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada
waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus
dan usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari
amnion dan peritoneum (W. A. Newman Dorland, 2002).
Omphalocel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya
dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit (copyright
www.medicastore.com, 2004).
Omphalocel yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu, lahir ditutup oleh
peritonium, selai Warton dan selaput amnion (Cermin Dunia Kesehatan. http://www.
Medicastore.com, 1997).
Omphalocel adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical kantong tertutup
peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)
Omphalocel adalah kelainan yang disebabkan oleh kegagalan alat, dalam kembali ke rongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya
omfalokel(Ngastiyah,1995)
B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan
ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan:
Factor kehamilan seperti penyakit maternal dan infeksi, penggunaan obat (antibiotic
oxytetracycline), merokok, factor tersebut dikonstribusiakan dengan insufisiensi plasenta dan
kelahiaran dengan usia kehamilan rendah (small gestation age) atau bayi premature.
Hernia diafragmatika kongenital
Kelainan jantung atau defek jantung
Defisiensi asam folat
Defisiensi salisilat, dan
Hypoxia (penurunan suplai oksigen ke jaringan)
Kandungan lemah
C. Manifestasi Klinik
Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar
melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalocel, yaitu :
Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan
Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang
sehat.
Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali pusat atau kantong
membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai berukuran
raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali pusat biasanya
diinsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uterus, maka usus akan terlihat gelap dan
edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial. Kira
kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel diasosiasikan sebagai congenital anomaly atau abnormal.
D. Patofisiologi
Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu
janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel atau omphalocel.
Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan
visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi
apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat
(FKUI), 1985).
Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 10 minggu
kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena
abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 11 minggu, normalnya usus akan berpindah
kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan
menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi
oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap obnormalitas
yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson,
D.B.& Sounders, 1993).
E. Penatalaksanaan Medis
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan
untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus diberi
merkurokrom dan diharapakan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong
tersebut, sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan
segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan alat
visera sekaligus kerongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru,
sehingga timbul gangguan pernafasan (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).
contohnya:
Morfin: oral 0,20,4 mg/kg tiap 3 4 jam. Parenteral 0,1 0,2 mg/kg. IM 3 4 jam 0,02
0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam.
Fentanil: oral 5 15 mg/kg. Parenteral 0,5 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam.
Kodein: oral 1 mg/kg tiap 34 jam. Parenteral tidak dianjurkan.
F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :
1. Infeksi usus
Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena
usus yang tidak dilindungi.
Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :
Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi
Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapat menyebabkan menurunnya
kerja organ pernafasan.
Pembedahan
Perdarahan
Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan (strerilisasi)
Luka pada organ
Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan tekanan pada abdomen, ketika
omphalocel ditutup).
Peritonitis (radang pada selaput lambung)
Kelumpuhan sementara pada usus halus
G. Asuhan Keperawatan
3) Kaji Sirkulasi
a. Kaji adanya sianosis perifer
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan rongga abdomen (paru-paru)
2) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan immaturitas
3) Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
4) Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar
5) Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang relevan
6) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit serius
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan post op.
Post Op
1) Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur pembedahan menutup abdomen.
2) Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.
3) Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.
4) Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak
menderita omphalokel).
5) Cemas berhubungan dengan kematian.
3. Intervensi
Pre Op
Dx 1 : Pola napas tidak efektif b.d. penekanan rongga abdomen (paru-paru).
Kriteria Hasil:
a. Suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu, mampu bernapas dengan
mudah, tidak ada pursed (ips)
b. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tertekik, irama napas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal seperti whezing/mengi).
c. TTV dalam batas normal
d. Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
NIC: Airway Management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status oksigen
Keluarkan skret dengan batuk atau suction
Kriteria Hasil:
a. Suhu tubuh pasien dalam batas normal
b. Tidak ada stress pernapasan
c. Tidak ada letargi
d. Perubahan warna kulit dalam rentang yang diharapkan
e. Pasien tidak menggigil
f. Status hidrasi adekuat
Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
Kriteria hasil:
a. Keseimbangan intake & output dalam batas normal
b. Elektrolit serum dalam batas normal
c. Tidak ada mata cekung
d. Tidak ada hipertensi ortostatik
e. Tekanan darah dalam batas normal
Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
Kriteria Hasil:
a. Identifikasi informasi yang relevan
b. Identifikasi alternative
c. Memilih berbagai alternative
Skala:
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
Kriteria hasil :
a. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang tes dan prosedur
b. Anak dan keluarga menunjukkan tentang informasi yang diberikan
Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Konsisten
Kriteria Hasil :
a. Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan anak
b. Menjelaskan proses penyakit
c. Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhi
d. Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknya
Skala :
1) Tidak mengetahui
2) Terbatas pengetahuannya
3) Sedikit mengetahui
4) Banyak pengetahuannya
5) Intensif atau mengetahuinya secara kompleks
Post Op
Dx 8 : Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis, prosedur pembedahan
menutup abdomen.
Skala :
1. Ekstream
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
NIC : Menejemen Nyeri
Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas).
Observasi isyarat isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.
Berikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi
pengunjung).
Berikan analgesia sesuai ketentuan
Kontrol faktor faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (lingkungan yang berisik).
Dx 11 :Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak
menderita omphalocel).
NOC: Family Coping
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Keluarga selama 3 x 24 jam,
diharapkan koping keluarga menguat dengan status koping skala 4.
Kriteria Hasil:
a. Mendemonstrasikan fleksibilitas peran
b. Menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Percaya dapat memenej masalah
d. Melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan
e. Mengekspresikan perasan
f. Menggunakan strategi menurunkan stress (devence mecanism)
Skala:
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
Kesimpulan
Omfalokel adalah suatu hernia pada pusat, sehingga sebagian isi perut keluar dan di
bungkus suatu kantong peritoneum. (Rustam Mochtar,1998).
Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian
usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang
menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan
peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).
DAFTAR PUSTAKA