Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Omfalokel adalah suatu hernia pada pusat, sehingga sebagian isi perut keluar dan di
bungkus suatu kantong peritoneum. (Rustam Mochtar,1998).
Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian
usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang
menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan
peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).
Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali kerongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya omfalokel.
(Ngastiyah, 2005).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ
abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus
disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis
peritoneum yang mudah terinfeksi. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995).

B. Rumusan Masalah
- Apa-apa saja defenisinya?
- Apa-apa saja etiologinya?
- Apa-apa saja manifestasi klinisnya?
- Apa-apa saja patofisiologinya?
- Apa-apa saja penatalaksanaan medisnya?
- Apa-apa saja komplikasinya?
- Apa-apa saja asuhan keperawatannya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Omphalocel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada
waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus
dan usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari
amnion dan peritoneum (W. A. Newman Dorland, 2002).
Omphalocel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya
dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit (copyright
www.medicastore.com, 2004).

Omphalocel yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu, lahir ditutup oleh
peritonium, selai Warton dan selaput amnion (Cermin Dunia Kesehatan. http://www.
Medicastore.com, 1997).
Omphalocel adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical kantong tertutup
peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)
Omphalocel adalah kelainan yang disebabkan oleh kegagalan alat, dalam kembali ke rongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya
omfalokel(Ngastiyah,1995)

B. Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan
ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan:

Masalah genetic atau abnormalitas kromosom

Factor kehamilan seperti penyakit maternal dan infeksi, penggunaan obat (antibiotic
oxytetracycline), merokok, factor tersebut dikonstribusiakan dengan insufisiensi plasenta dan
kelahiaran dengan usia kehamilan rendah (small gestation age) atau bayi premature.
Hernia diafragmatika kongenital
Kelainan jantung atau defek jantung
Defisiensi asam folat
Defisiensi salisilat, dan
Hypoxia (penurunan suplai oksigen ke jaringan)
Kandungan lemah

Bentuk kerusakan dinding abdomen pada bayi mengakibatkan terganggunya pada


pembentukan organ selama periode embrio. Berikut ini teori pada etiologi omphalocel :
Keadaan sederhana yang mengikuti bentuk tubuh secara terus menerus
Kegagalan isi perut untuk kembali ke abdomen
Kegagalan lipatan tubuh bagian lateral yang sempurna untuk berpindah dan dinding tubuh
yang menutup
Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal

C. Manifestasi Klinik
Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar
melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalocel, yaitu :
Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan
Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang
sehat.

Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali pusat atau kantong
membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai berukuran
raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali pusat biasanya
diinsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uterus, maka usus akan terlihat gelap dan
edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial. Kira
kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel diasosiasikan sebagai congenital anomaly atau abnormal.

D. Patofisiologi
Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu
janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel atau omphalocel.
Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan
visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi
apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat
(FKUI), 1985).
Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 10 minggu
kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena
abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 11 minggu, normalnya usus akan berpindah
kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan
menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi
oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap obnormalitas
yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson,
D.B.& Sounders, 1993).

E. Penatalaksanaan Medis
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan
untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus diberi
merkurokrom dan diharapakan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong
tersebut, sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan
segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan alat
visera sekaligus kerongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru,
sehingga timbul gangguan pernafasan (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).

Menurut Ngastiah, 1997 penatalaksanaan pada penderita omphalocel anatara lain :


1. Medik
Operasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan memasukkan semua
usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan terjadi tekanan yang mendadak
pada paru, sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan, maka operasi biasanya
dilakukan penundaan sampai beberapa bulan
2. Keperawatan
Makalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infeksi, sebelum dilakukan
operasi bila kantong belum pecah dapat diolewskan merkurokrom setiap hari untuk
mencegah infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan atau menunggu terjadinya
penebalan selaput yang menutupi kantongh tersebut. Setelah diolesi merkurokrom dapat
ditutupi dengan kasa steril kemudian diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru
dapat dipasangkan gurita.
Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu. Sebuah
kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalah berat yang lain (seperti
gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan. Untuk memfiksasi omphalocel,
kantung tersebut dibalut dengan benda buatan spesial , dimana kemudian dijahit ditempat
tersebut. Secara perlahan, lama lama isi abdomen (Usus yang keluar) ditekan ke dalam
abdomen. Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen, maka benda buatan
tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.

Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel :


Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong akan
menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil dapat dilakukan operasi satu
tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudia
lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit.
Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan rongga perut terlalu besar, sehingga isi kantong
tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jia dipaksakan maka karena regangan pada dinding
perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan pernafasan.
Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan yang dapat
dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan cairan antiseptic, musalnya betadin
dan menutupnya dengan kain kasa atau dakron agar tidak tercemar.
Pemberian obat analgesic :
1. Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum prosedur :
Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 2 jam untuk hapir semua obat analgesik.
Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit.
2. Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasa lebih
baik.
3. Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB, contoh obat:
Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 20 mg/kg per dosis
setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis dalam 24 jam.
Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak dengan BB < 50kg).

contohnya:
Morfin: oral 0,20,4 mg/kg tiap 3 4 jam. Parenteral 0,1 0,2 mg/kg. IM 3 4 jam 0,02
0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam.
Fentanil: oral 5 15 mg/kg. Parenteral 0,5 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam.
Kodein: oral 1 mg/kg tiap 34 jam. Parenteral tidak dianjurkan.

F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :
1. Infeksi usus
Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena
usus yang tidak dilindungi.
Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :
Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi
Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapat menyebabkan menurunnya
kerja organ pernafasan.
Pembedahan
Perdarahan
Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan (strerilisasi)
Luka pada organ
Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan tekanan pada abdomen, ketika
omphalocel ditutup).
Peritonitis (radang pada selaput lambung)
Kelumpuhan sementara pada usus halus

G. Asuhan Keperawatan

1. Data Fokus Pengkajian

Fokus Pengkajian menurut Dongoes, M.F (1999):

1) Mengkaji Kondisi Abdomen

a. Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka


b. Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus
c. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
d. Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/ironis sering disebabkan oleh
inflamasi, obstruksi
e. Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh
pelambatan penyosongan lambung, akumulasi gas/feses, inflamasi/obstruksi.
2) Mengukur temperatur tubuh
a. Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan GI, biasanya
berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.
b. Lakukan pengukuran suhu secara kontinu tiap 2 jam
c. Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu secara mendadak

3) Kaji Sirkulasi
a. Kaji adanya sianosis perifer

4) Kaji distress pernafasan


a. Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru, terhadap
b. Frekuensi : Cepat (takipneu), normal atau lambat
c. Kedalaman : normal, dangkal (Hipopnea), terlalu dalam (hipernea)
d. Kemudahan : sulit (dispneu), othopnea
e. Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan
f. Observasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, seputum dan nyeri dada
g. Kaji adanya suara nafas tambahan (mengi/wheezing)
h. Perhatikan bila pasien tampak pucat/sianosis

2. Diagnosa Keperawatan

Pre Op
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan rongga abdomen (paru-paru)
2) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan immaturitas
3) Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
4) Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar
5) Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang relevan
6) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit serius
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan post op.

Post Op
1) Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur pembedahan menutup abdomen.
2) Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.
3) Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.
4) Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak
menderita omphalokel).
5) Cemas berhubungan dengan kematian.

3. Intervensi

Pre Op
Dx 1 : Pola napas tidak efektif b.d. penekanan rongga abdomen (paru-paru).

NOC: Respiratory Status: Airway


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas selama 3 x 24 jam,
diharapkan pola napas pasien kembali normal dan efektif dengan status respirasi skala 4

Kriteria Hasil:
a. Suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu, mampu bernapas dengan
mudah, tidak ada pursed (ips)
b. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tertekik, irama napas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal seperti whezing/mengi).
c. TTV dalam batas normal
d. Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan
NIC: Airway Management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status oksigen
Keluarkan skret dengan batuk atau suction

Dx 2 : Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas

NOC: Thermoregulatoin: Neonate

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Regulasi suhu selama 3 x 24 jam,


diharapkan termoregulasi pasien kembali normal dan efektif dengan status regulasi
skala 4.

Kriteria Hasil:
a. Suhu tubuh pasien dalam batas normal
b. Tidak ada stress pernapasan
c. Tidak ada letargi
d. Perubahan warna kulit dalam rentang yang diharapkan
e. Pasien tidak menggigil
f. Status hidrasi adekuat
Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan

NIC: Temperatur Regulation


Monitor suhu badan pasien setiap 2 jam
Monitor suhu badan bayi baru lahir sampai stabil
Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
Monitor warna kulit dan suhu
Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan atau hipertermi
Monitor warna kulit dan suhu
Bantu meningkatkan keadekuatan cairan dan intake nutrisi

Dx 3 : Resiko kurang volume cairan b.d. dehidrasi

NOC: Keseimbangan cairan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen cairan selama 3 x 24 jam,


diharapkan keseimbangan cairan pada pasien adekuat dengan status cairan skala 4.

Kriteria hasil:
a. Keseimbangan intake & output dalam batas normal
b. Elektrolit serum dalam batas normal
c. Tidak ada mata cekung
d. Tidak ada hipertensi ortostatik
e. Tekanan darah dalam batas normal
Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan

NIC: Manajemen Cairan


Pertahankan intake & output yang adekuat
Monitor status hidrasi (membran mukosa yang adekuat)
Monitor status hemodinamik
Monitor intake & output yang akurat
Monitor berat badan
DX 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar

NOC: Knowledge: infection control


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol Infeksi selama 3 x 24 jam,
diharapakan infeksi tidak terjadi (terkontrol) dengan status kontrol infeksi skala 4.
Kriteria hasil:
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Skala :
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan

NIC: Infection control


Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila perlu
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Tingkatkan intake nutrisi

Dx 5 : Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang relevan.

NOC: Decision Making


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan keluarga selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak terjadi konflik dalam keluarga dengan skala pembuatan keputusan 4.

Kriteria Hasil:
a. Identifikasi informasi yang relevan
b. Identifikasi alternative
c. Memilih berbagai alternative
Skala:
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan

NIC: Family Support


Informasikan kepada keluarga tentang alternatif pilihan atau solusi
Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan dan kerugian alternatif lain
Tawarkan informasi konsen
Bantu keluarga dalam menjelaskan keputusannyapada anggota keluarga yang lain, jika
diperlikan
Berikan dukungan secara penuh

Dx 6 : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita


penyakit serius (omphalokel).

NOC : Family Normalization


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan Normalisasi selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien (keluarga) dapat mempersiapkan diri untuk prosedur diagnostik / operasi
dengan status perubahan proses keluarga skala 4.

Kriteria hasil :
a. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang tes dan prosedur
b. Anak dan keluarga menunjukkan tentang informasi yang diberikan

Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Konsisten

NIC : Peningkatan Normalisasi


Jelaskan alasan setiap terapi
Jelakskan kebutuhan anak kepada orang tua misalnya anak harus dirawat dalam dalam
inkubator dan terpasang berbagai alat (Infus, Oksigen, NGT, dll)
Jelaskan pada keluarga tentang pengalaman umum setelah pembedahan
Jelaskan pada keluarga apa yang akan terjadi paska operasi
Berpartisipasi dalam konferensi praoperasi dengan keluarga dan dokter

Dx 7 : Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kondisi anak, proses penyakit


yang diderita anak.

NOC : Pengetahuan : Proses Penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengajaran Proses Penyakit selama 3 x 24


jam diharapkan Keluarga dapat mengerti / lebih paham mengenai penyakit anaknya dan
pengobatannya dengan status pengetahuan proses penyakit skala 4.

Kriteria Hasil :
a. Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan anak
b. Menjelaskan proses penyakit
c. Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhi
d. Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknya
Skala :
1) Tidak mengetahui
2) Terbatas pengetahuannya
3) Sedikit mengetahui
4) Banyak pengetahuannya
5) Intensif atau mengetahuinya secara kompleks

NIC : Pengajaran Proses Penyakit


Identifikasi faktor dalam atau luar untuk menambah / meningkatkan motivasi
pengobatan anaknya.
Menjelaskan proses penyakit
Bersama keluarga identifikasi penyebab penyakit
Tentukan hubungan individu dengan latar belakang sosial budaya pada individu,
keluarga atau masyarakat mengenai tingkah laku kesehatannya.
Hindari menggunakan teknik menakut-nakuti
Mengikiusertakan keluarga (bila memungkinkan) dalam melaksanakan pengobatan/
terapi anaknya.
Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman keluarga.

Post Op
Dx 8 : Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis, prosedur pembedahan
menutup abdomen.

NOC I: Tingkat Nyeri


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen nyeri selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat yang
dapat diterima anak dengan status penerimaan nyeri skala 2.
Kriteria hasil :
a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri (rewel)
b. Nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak

NOC II: Level Nyeri


Kriteria hasil :
a. Memberikan isyarat rasa nyaman (tidak rewel)
b. Nyeri menurun

Skala :
1. Ekstream
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
NIC : Menejemen Nyeri
Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas).
Observasi isyarat isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.
Berikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi
pengunjung).
Berikan analgesia sesuai ketentuan
Kontrol faktor faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (lingkungan yang berisik).

Dx 9 : Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.

NOC : Pengenalian Resiko


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengendalian Infeksi selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien tidak mengalami infeksi dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada pasien
dengan status pengendalian skala 4.
Kriteria hasil :
a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Temperatur badan
c. Imunisasi
Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Konsisten

NIC : Pengendalian Infeksi


Pantau tanda / gejala infeksi
Informaiskan kepada orang tua tentang jadwal imunisasi
Rawat luka op dengan teknik steril
Memelihara teknik isolasi (batasi jumlah pengunjung)
Ganti peralatan perawatan pasien sesuai dengan protap

Dx 10 : Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.

NOC : Physical Aging Status


Tujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Developmental Enhancement selama 3 x
24 jam diharapkan pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal sesuai
usianya dengan status perkembangan skala 2.
Kriteria hasil :
a. Rata-rata berat badan
b. Cardiac out put
c. Elastisitas kulit
d. Kekuatan otot
Skala :
1) Ekstrem
2) Berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada

NIC : Developmental Enhancement


Bina hubungan saling percaya dengan anak
Demonstrasikan aktivitas yang meninggkatkan perkembangan anak sesuai dengan
umurnya (contoh bermain icik-icik)
Bantu anak belajar ketrampilan
Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktivitas motorik/verbal pasien
Berikan reinforcement positif

Dx 11 :Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak
menderita omphalocel).
NOC: Family Coping
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Keluarga selama 3 x 24 jam,
diharapkan koping keluarga menguat dengan status koping skala 4.

Kriteria Hasil:
a. Mendemonstrasikan fleksibilitas peran
b. Menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Percaya dapat memenej masalah
d. Melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan
e. Mengekspresikan perasan
f. Menggunakan strategi menurunkan stress (devence mecanism)
Skala:
1) Tidak pernah menunjukkan
2) Jarang menunjukkan
3) Kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
5) Selalu menunjukkan

NIC: Dukungan keluarga


Yakinkan keluarga akan memberikan perawatan terbaik pada pasien
Hargai reaksi emosional keluarga terhadap kondisi pasien
Selesaikan prognosis beban psikologis keluarga
Berikan harapan yang realistic
Dengarkan kecemasan keluarga, perasaan dan pertanyaan keluarga
Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga pasien

Dx 12: Cemas berhubungan dengan ancaman kematian


NOC : Kontrol Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perbaikan Koping Keluarga selama 3 x24 jam,
diharapkan kecemasan hilang atau berkurang dengan status cemas skala 4.
Kriteria hasil :
a. Monitor intensitas kecemasan
b. Rencanakan strategi koping untuk mengurangi stress
c. Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
d. Kondisikan lingkungan nyaman
Skala :
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang-kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Enhancement Family Coping
Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.
Tetap dampingi pasien dan keluarga untuk menjaga keselamatan pasien dan mengurangi
ansietas keluarga
Instruksikan kepada keluarga untuk melakukan ternik relaksasi
Bantu keluarga mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Omfalokel adalah suatu hernia pada pusat, sehingga sebagian isi perut keluar dan di
bungkus suatu kantong peritoneum. (Rustam Mochtar,1998).
Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian
usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang
menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan
peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta:EGC.


Dongoes, M.F.1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 2. Jakarta : EGC.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29 (Ahli bahasa ;
Huriawati Hartono, dkk). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai