Anda di halaman 1dari 2

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan

Dimas Bimo Mahardika / 15713014 bangunan bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong gorong,
pipa pipa, dan sebagainya.
ii. Menurut Letak Bangunan
DRAINASE 1. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
2. Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)
A. DEFINISI iii. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Drainase adalah pembuangan masa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah Saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja

permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, atau atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan

membuang air. Pada drainase terdapat dua jenis air yang ditangani, yaitu wastewater dan stormwater lain lain.
2. Multi Purpose
yang sekiranya dapat menyebabkan masalah terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Atau Saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu
kaitannya dapat dilihat pada skema dibawah ini. kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
iv. Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka
Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2. Saluran Tertutup
Gambar 1. Skema Drainase Saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu
kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
B. FUNGSI b. Pola Jaringan Drainase
Fungsi dari drainase ini antara lain: Pola pola dalam jaringan drainase ini antara lain pola siku yaitu pola yang dibuat pada
1. Mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Selain itu terdapat
optimal pola paralel, yaitu saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Selanjutnya pola
2. Sebagai pengendali air ke permukaan dengan tindakan memperbaiki daerah genangan air/banjir Grid Iron yaitu pola dimana saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran
3. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal
4. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan, dan bangunan yang ada pengumpulan. Kemudian pola alamiah, sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola
5. Mengatasi air hujan yang berlebihan sehingga tidak menyebabkan banjir. alamiah lebih besar. Dan yang terakhir pola radial, yaitu pola saluran yang memencar ke
C. MACAM MACAM DRAINASE segala arah.
a. Jenis Drainase
i. Menurut Sejarah Terbentuknya
1. Drainase Alamiah
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan D. SISTEM DAN BANGUNAN PELENGKAP
1. Kemiringan melintang, perkerasan jalan dan bahu jalan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-
Pada daerah jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan pengendalian air perlu
lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat
mempertimbangkan besarnya kemiringan vertikal yang berupa tanjakan dan turunan. Hal ini
laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
supaya aliran air secepatnya mengalir ke selokan samping.
2. Drainase Buatan
2. Selokan samping
Selokan samping merupakan selokan yang dibuat disisi kanan dan kiri badan jalan yang Teknologi sanitasi sudah terdapat berupa tiga buah sumur resapan. Dengan kondisi seperti itu,
berfungsi untuk menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan, daerah diharapkan air hujan dapat tertampung dengan baik. Akan tetapi warga tidak mengetahui
pengaliran sekitar jalan. Apabila daerah pengaliran airnya luas atau terdapat air limbah, maka bagaimana konsep dari sumur resapan ini, sehingga tidak diketahui juga sudah seperti apa
menggunakan sistem drainase terpisah (tersendiri). Terdapat tiga tahapan dalam merencanakan kondisi saat ini.
d. Aspek ekonomi
selokan samping, yaitu analisis hidrologi, perhitungan hidrolika, dan gambar rencana.
Karena pengelolaan drainase di lokasi studi tidak memerlukan biaya operasional, maka tidak
3. Gorong gorong
Gorong-gorong berfungsi untuk mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi jalan lainnya (crossing). aspek ekonomi tidak terlalu menjadi hambatan.
e. Aspek finansial
Oleh karena itu dalam mendesain perlu mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur agar
Pembangunan maupun perbaikan fasilitas drainase menggunakan anggaran dana daerah,
gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu
melalui proposal yang diajukan warga setempat.
lintas dan timbunan tanah. f. Aspek institusi
4. Sumur Resapan Dengan adanya institusi kemasyarakatan seperti karang taruna, PKK, dll, maka dapat
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat
dijadikan motor penggerak dalam pemeliharaan fasilitas drainase.
sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang g. Aspek lingkungan
Pada wilayah studi, saluran drainase yang tersedia, digunakan juga untuk pembuangan limbah
berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap
limbah bekas cucian dan dapur. Hal ini menyebabkan drainase tidak digunakan secara
air dan meresapkannya ke dalam tanah.
5. Kolam Retensi seharusnya, di mana drainase seharusnya digunakan untuk mengalirkan air hujan. Hal
Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air
tersebut tentunya akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan karena zat pencemar yang
sementara yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam tergantung dari
berasal dari limbah tersebut dan terbawa oleh dranase. Selain itu, karena letak wilayah studi
bahan pelapis dinding dan dasar kolam, yaitu kolam alami dan kolam buatan.
yang berada pada kemiringan tinggi , maka tidak ada kasus banjir, dan air limpasan akan
segera turun ke bawah.

Gambar 2. Sistem Drainase

E. KONDISI EKSISTING LAPANGAN


Berdasarkan hasil tinjauan lapangan yang dilakukan di Kelurahan Jatiroke RW 01,
Kecamatan Jatinangor, Jawa Barat, didapatkan analisis dari kondisi eksisiting lapangan sebagai
berikut.
a. Aspek sosial
Masyarakat memiliki kebiasaan gotong royong yang dilakukan setiap hari Minggu.
b. Aspek kesehatan
Karena drainase merupakan salah satu temapt dari vektor penyakit, maka harus dilakukan
pemeliharaan dengan benar.
c. Aspek teknologi

Anda mungkin juga menyukai