Matahari berjalan dan perlahan meredupkan sinarnya. Langitpun berganti menjadi
gelap gulita. Bulan bersama bintang bintang yang bertebaran di angkasa menggantikan tugas matahari. Hewan-hewan kecil mengeluarkan suaranya. Hembusan angin yang keras mampu menerpa seseorang yang berada di belakang tembok berlumut, memberikan udara dingin. Dia adalah seorang gadis yang berdiri dengan kedua kakinya yang lemah. Kedua lututnya tertekuk, tak mampu untuk menopang tubuhnya. Jari jari kakinya mengerut terkena dinginnya udara. Tangannya tidak sanggup menggenggam apapun. Bibirnya yang kering, hanya bisa terdiam, matanya sayu. Dia sangat lemas dan tak berdaya. Dalam pikirannya hanya terpikir kata kata yang terucap dari bibir penasehat itu. Seketika dia merasa sangat terjatuh. Kepalanya tertunduk, raut wajahnya murung dengan tatapan yang kosong. Seakan akan dunia ini hampa. Matanya berkaca kaca, hati kecilnya berteriak, tak bisa menampung apa yang dia rasakan. Kelopak matanya tidak bisa membendung air mata hingga meluap dan membasahi pipinya. Jiwanya seperti terbang melayang karena tidak mampu menahan tangisnya. Pikirannya berputar putar dan teringat tingkahnya di masa lampau. Jelas siapa yang tak mengenalnya, pakaian rapi wangi dan menawan selalu melekat pada dirinya dengan seragam yang setiap hari dikenakannya. Dia menjadi sangat popular di sekolahnya dengan saingan gadis cantik kaya itu. Gadis itu sangat berbeda denganny, karena dia memiliki 2 kenyataan yang berbeda. Tak seorang pun yang mengetahui hal ini, sekalipun saingannya. Setiap kali dia pergi ke sekolah, hatinya berbunga bunga karena dia bisa berkumpul dengan teman yang sederajat dengannya. Pulang sekolah langsung jalan jalan menuju tempat makan dan bercanda tawa menghabiskan waktu yang tersisa. Bermain kesana kesini tak pernah lelah untuk menghibur diri dan menikmati dunia. Membeli apapun yang dia inginkan. Dia berpisah dengan kegembiraannya ketika hari sudah petang dan jarum jam menunjuk angka 7. Dia pulang dengan malam yang gelap. Tak disadari bahwa ada orang yang berjalan dibelakangnya, mengikutinya hingga sampai di rumahnya. Ternyata dia adalah gadis cantik kaya, saingannya. Dia terkejut, seketika jantungnya berdetak keras berdebar debar menggetarkan jiwanya. Gadis itu telah mengetahui siapa dia sebenarnya. Dia hanyalah orang yang berasal dari keluarga sederhana. Rumahnya tersusun dari anyaman bambu yang sudah rapuh. Kekhawatiran dan ketakutan akan kebohongannya semakin menghantuinya. Dia takut kenyataannya terbongkar. Dia mencari cara agar rahasianya tetap utuh terjaga. Tanpa berpikir panjang dan tanpa menunggu waktu lebih lama, aku mengejar gadis itu, melenyapkan nyawanya dan mengembalikannya pada Sang Pencipta.