Anda di halaman 1dari 4

Nama : Erra Putri Siregar

NIM : 101000249

PENYAKIT HEPATITIS A

a. Identifikasi Hepatitis A

Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan. Hal ini disebabkan infeksi
virus hepatitis A (VHA) umumnya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati.
Mereka yang terinfeksi oleh virus ini, 99% dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A menular
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus hepatitis A (VHA).

Penyakit hepatitis A ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang
banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah (Djoko Widodo, 2007). Hal ini
disebabkan oleh kesehatan lingkungan yang kurang memadai, penyediaan air minum yang
tidak memenuhi syarat, tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat (Harrison,
2005).

b. Masa Inkubasi

Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral,
yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan
penderita.

Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama
beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus,
infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga
tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan
baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan
mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus,
seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan
terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam
yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll

c. Tanda dan Gejala

Gejala hepatitis A pada orang dewasa ditandai dengan demam, malaise, anoreksia, nausea
dan gangguan abdominal, diikuti dengan munculnya ikterus dalam beberapa hari. Infeksi
virus hepatitis A yang terjadi pada masa kanak- kanak umumnya asimtomatis atau dengan
gejala sakit ringan

d. Penularan
Dari orang ke orang melalui faecal oral
Melalui makanan dan minuman yang mengandung virus hepatitis A
HAV dapat menular melalui rimming (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut
dan dubur)
Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak menyebabkan infeksi
kronis
e. Masa Inkubasi dan Reservoir
Berkisar 15-50 hari dengan rata-rata 28-30 hari
Reservoir penyakit: manusia dan simpanse (jarang terjadi)

f. Distribusi Penyakit Hepatitis A

Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di dunia. Hepatitis A
terjadi secara sporadis di seluruh dunia, dengan kecenderungan pengulangan siklus epidemi.
Di dunia prevalensi infeksi virus hepatitis A sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun (WHO) dengan
prevalensi tertinggi pada negara berkembang. Epidemi yang terkait dengan makanan atau air
yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai pada tahun 1988
yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang.

Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian
setiap tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang
persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-
68,3% (Sanitoso, 2007). Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis
dengan 80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis pada
mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau pedagang
kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak baik (Laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember, 2003).

Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3% dari
total penduduk 237.6 juta jiwa. Di sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk 7.019.964
jiwa, prevalensi hepatitis A adalah 0.2-1.9%. Pada November 2011 terjadi KLB hepatitis A di
SMK 2 Depok dengan jumlah penderita 90 orang dan Desember 2011 terjadi KLB hepatitis
A di SMA 4 Depok dengan jumlah penderita 30 orang.

Menurut WHO (Deinhart F, dkk, 1982) prevalensi Hepatitis dibagi dalarn tiga kategori,
yaitu sebagai berikut :

Tinggi: di negara-negara berkembang dengan sanitasi yang sangat buruk dan perilaku
personal hygiene yang kurang baik, risiko infeksi lebih besar dari 90%. Sebagian besar
infeksi terjadi pada anak usia dini dan mereka yang terinfeksi tidak memiliki gejala nyata.
Wabah jarang karena anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa umumnya kebal.
Prevalensi penyakit di daerah seperti ini tergolong rendah dan jarang terjadi wabah.

Menengah: Di negara-negara berkembang, negara dengan ekonomi di daerah transisi


di mana kondisi sanitasi sangat bervariasi. Ada daerah yang memiliki sistem sanitasi yang
sudah memadai, namun juga ada yang masih kurang. Ironisnya, kondisi ekonomi yang
terus membaik dan kesehatan dapat menyebabkan tingkat lebih tinggi dari penyakit,
seperti infeksi terjadi pada kelompok usia lebih tua, dan wabah besar dapat terjadi
(kejadian luar biasa).

Rendah: di negara maju dengan sanitasi yang baik dan kebersihan di tingkat infeksi
rendah. Penyakit ini dapat terjadi pada remaja dan orang dewasa di kelompok berisiko
tinggi seperti pengguna narkoba suntik, pria gay, orang yang bepergian ke daerah risiko
tinggi dan populasi terisolasi, misalnya ditutup komunitas agama.

Dari berbagai hasil penelitian nampak jelas bahwa Indonesia termasuk Intermediate
Prevalence, bahkan pada daerah tertentu termasuk dalam kategori High Prevalence
(Suwignjo, 1985). Hal ini dikarenakan ada sebagian provinsi di Indonesia, khususnya di jawa,
yang memiliki sistem sanitasi bervariasi, dan dengan kepadatan penduduk yang tinggi
(memungkinkan untuk terjadinya wabah hepatitis A). Namun, di daerah lain, khususnya
Indonesia timur, sistem sanitasi cenderung kurang baik, sementara kepadatan penduduknya
rendah (wabah kepatitis A jarang terjadi).

Dari segi kesehatan masyarakat, tingginya prevalensi Hepatitis virus ini merupakan
indikasi bahwa sebetulnya ini merupakan masalah kesehatan masyarakat. Namun belum
mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama di daerah-daerah, karena jarang
menyebabkan kematian langsung. Hal ini mudah dilihat dari kurang tersedianya rekap data
infeksi virus hepatitis A baik di tingkat puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan daerah
dari tahun ke tahun.

g. Pencegahan dan Pengawasan


1. Pencegahan:
Pesonal hygiene yang baik juga dapat mencegah penularan.
Imunisasi Hepatitis A
memperbaiki sanitasi lingkungan terutama perbaikan kualitas sumber air.
2. Pengawasan
Laporan kepada instansi kesehatan setempat
Isolasi: bagi yang terbukti positif hepatitis A.
Disinfeksi serentak: pembuangan tinja
Karantina: Tidak diperlukan.
Investigasi kontak dan sumber infeksi dengan surveilance

Anda mungkin juga menyukai