Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes (Pembimbing IGD dan Rawat Inap)
dr. Benidiktus Setyo Untoro (Pembimbing Rawat Jalan)
Disusun oleh:
dr. Shochibul Kahfi
LAPORAN KASUS
KASUS GAWAT DARURAT BEDAH
TORSIO TESTIS
Oleh :
Dokter Pembimbing Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
KASUS GAWAT DARURAT BEDAH
TORSIO TESTIS
Oleh :
Dokter Pembimbing Rawat Jalan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Semesta Alam atas bimbingan-
Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan portofolio laporan kasus yang
berjudul Torsio Testis. Dalam penyelesaian portofolio laporan kasus ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr.Hendryk Kwandang, M.Kes selaku dokter pembimbing instalasi gawat
darurat dan rawat inap
2. dr.Benidiktus Setyo Untoro selaku dokter pembimbing rawat jalan
3. dr. Antarestawati, dr. Anita Ikawati, dr. Janny Fajar Dita, dr. Yudha Perdana
dan dr. Romualdus Redy Wibowo selaku dokter jaga dua
4. Serta paramedis yang selalu membimbing dan membantu penulis.
Portofolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................................iv
Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................1
Bab 2 Laporan Kasus.........................................................................................................2
2.1. Identitas..............................................................................................................2
2.2. Anamnesa...........................................................................................................2
2.3. Pemeriksaan Fisik..............................................................................................3
2.4. Resume...............................................................................................................5
2.5. Diagnosis............................................................................................................6
2.6. Rencana Terapi...................................................................................................6
2.7. Rencana Edukasi................................................................................................7
Bab 3 Tinjauan Pustaka......................................................................................................8
3.1 Anatomi Testis....................................................................................................8
3.2 Fisiologi Testis...................................................................................................8
3.3 Epidemiologi dan Prevalensi Torsio Testis.........................................................9
3.4 Etiologi Torsio Testis..........................................................................................9
3.5 Patofisiologi Torsio Testis................................................................................10
3.6 Diagnosis Torsio Testis.....................................................................................11
3.7 Diagnosis Banding Torsio Testis.......................................................................13
3.8 Penatalaksanaan Torsio Testis...........................................................................14
3.9 Komplikasi dan Prognosis Torsio Testis...........................................................15
Bab 4 Pembahasan...........................................................................................................17
Bab 5 Kesimpulan............................................................................................................18
Daftar Pustaka..................................................................................................................19
iv
Bab 1
Pendahuluan
Torsio testis merupakan suatu kegawatdaruratan vaskuler yang murni dan
memerlukan tindakan bedah yang segera. Dengan keadaan terpeluntirnya
funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada
testis. Jika kondisi ini tidak ditangani dalam waktu singkat (dalam 4 hingga 6 jam
setelah onset nyeri) dapat menyebabkan infark dari testis, yang selanjutnya
akan diikuti oleh atrofi testis. Keadaan ini diderita oleh 1 diantara 4000 pria yang
berumur kurang dari 25 tahun, paling banyak diderita oleh anak pada masa
pubertas (12-20 tahun) (Purnomo, 2013). Di Rumah Sakit Saiful Anwar semenjak
tahun Januari 2002 hingga Juni 2014 dari 5333 pasien rawat inap urologi terdapat
61 pasien yang terdiagnosis torsio testis, dengan 85 % pasien dibawah 25 tahun
(Data Urologi RSSA,2014).
1
Bab 2
Laporan Kasus
2.1. Identitas.
Nama : Sdr. M.A
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/Suku : Islam/Jawa
Alamat : Pagelaran Kepanjen
Tanggal pemeriksaan : 28 Januari 2016
No. RM : 39395x
2.2. Anamnesa.
Autoanamnesa (28 Januari 2016) pkl 12.05 di IGD.
1. Keluhan Utama
Nyeri dan bengkak pada buah zakar kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dan bengkak pada buah zakar kiri sejak pukul 04.00 saat pasien bangun tidur.
Nyeri dirasakan muncul mendadak dan semakin lama semakin nyeri. Nyeri bertambah
hebat bila dibuat bergerak dan mereda jika dibuat diam.
Pasien juga mengeluhkan mual-mual dan muntah sebanyak dua kali.
Tidak ada keluhan demam. BAB dan BAK dalam batas normal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini.
Menurut pasien dan keluarga, buah zakar pasien sudah sering keluar masuk sejak usia
5 tahun.
4. Riwayat Keluarga
Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
5. Riwayat Pengobatan.
Pasien tidak berobat kemana-mana dan baru dibawa ke RSUD pkl 12.00.
2
Pasien tampak sakit sedang, compos mentis, GCS 456
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Laju denyut jantung : 102 x/menit reguler
c. Laju pernapasan : 22 x/menit
d. Suhu aksiler : 36,5OC
3. Kepala
a. Bentuk : normosefal, benjolan massa (-)
b. Ukuran : mesosefal
c. Rambut : tebal,hitam.
d. Wajah : simetris, bundar, rash (-), sianosis (-), edema (-).
e. Mata
konjungtiva : anemis (-).
sklera : ikterik (-).
palpebra : edema (-).
reflek cahaya : (+/+).
pupil : isokor, (+/+), 2mm/2mm..
telinga : bentuk normal, posisi normal, sekret (-).
f. Hidung : sekret (-) jernih, pernafasan cuping hidung(-),
perdarahan (-), hiperemi (-).
g. Mulut : mukosa bibir basah, mucosa sianosis (-), lidah
kotor (-). Tampak mulut terbuka, didapatkan
tonjolan pada sendi temporomandibular sinistra,
keras, fix, diameter: 2 cm.
4. Leher
a. Inspeksi : massa (-/-).
b. Palpasi : pembesaran kelenjar limfa regional (-/-).
5. Thoraks
a. Inspeksi. : bentuk dada kesan normal dan simetris; retraksi
dinding dada (-), tidak didapatkan deformitas.
b. Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di MCL (S) ICS V(S).
Perkusi : batas jantung normal.
3
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, ekstrasistol (-), gallop (-),
murmur (-).
c. Paru :
Inspeksi : gerak nafas simetris pada kedua sisi dinding
dada, retraksi (-), RR 22 kali/menit, teratur, simetris.
Palpasi : pergerakan dinding dada saat bernafas simetris.
Perkusi : sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru.
- - - -
Rh - - Wh - -
- - - -
6. Abdomen
a. Inspeksi : datar, kulit abdomen : jaringan parut (-).
b. Auskultasi : bising usus (+), normal.
c. Perkusi : timpani, shifting dullnes (-).
d. Palpasi : H/L tidak teraba.
7. Genitalia perineum
Slightly edema scrotum sinistra, nyeri tekan, cremaster sign (-)
4
8. Ekstremitas
2.4. Resume.
Sdr. M.A/ Laki-laki/ 16 tahun
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri dan bengkak pada buah zakar kiri
Nyeri dan bengkak pada buah zakar kiri sejak pukul 04.00 saat pasien bangun tidur.
Nyeri dirasakan muncul mendadak dan semakin lama semakin nyeri. Nyeri bertambah
hebat bila dibuat bergerak dan mereda jika dibuat diam.
Pasien juga mengeluhkan mual-mual dan muntah sebanyak dua kali.
Tidak ada keluhan demam. BAB dan BAK dalam batas normal..
Pemeriksaan fisik
Pasien tampak sakit sedang, compos mentis, GCS 456
Tanda vital :Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut jantung : 102 x/menit reguler
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu aksiler : 36,5O C
Kepala : tidak ditemukan kelainan.
Leher : tidak ditemukan kelainan.
Thoraks : tidak ditemukan kelainan.
Abdomen : tidak ditemukan kelainan.
Genital : Slightly edema scrotum sinistra, nyeri tekan, cremaster sign (-)
Ekstrimitas : edema dan hiperemia pada tangan kiri
5
2.5. Diagnosis.
a. Diagnosis Kerja:
Torsio testis sinistra dd hernia scrotalis sinistra
b. Rencana diagnosis:
-
2.6. Rencana Terapi.
a. Posisi Trendelenburg
b. IVFD Ringer lactate 1000 cc dalam 1 jam
c. Pasang DC
d. Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr intravena => skin test
e. Injeksi Ranitidin 2x50 mg intravena
f. Injeksi Metamizole sodium 3x1 gr intravena
g. Rencana Operasi
Laporan operasi :
1. Informed consent kepada pasien dan keluarga
2. Evaluasi didapatkan testis sinistra mengalami nekrosis dengan pluntiran
3x1800 clockwise
3. Evaluasi testis dekstra dalam batas normal
4. Dilakukan tindakan orchidectomy testis sinistra ( jaringan di periksakan
PA) dan dilakukan tindakan orchidopexy testis dekstra
Terapi post op :
a. IVFD RL 20 tpm
b. Injeksi Ceftriaxon 2x1gr intravena
c. Injeksi Ranitidin 2x50 mg intravena
d. Injeksi Ketorolac 3x30 mg intravena
e. Bedrest 24 jam
f. Bila BU (+) boleh makan
g. Jika tidak muntah, boleh diet bebas TKTP
h. Observasi TTV, nyeri, muntah, luka post op, hematom scrotum, alergi obat
i. Pertahankan DC 2x24 jam
6
Subjektif : nyeri luka bekas operasi
Objektif : KU cukup, GCS 456
TD : 100/60 N : 76x/m RR : 18x/m Tax : 360C
Luka post op baik
Assessment : Post Orchidectomy sinistra dan Orchidopexy dekstra
Planning : Cek DL
IVFD RL 20 tpm
Injeksi Ketorolac 3x30 mg intravena
Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr intravena => skin test
Injeksi Ranitidin 2x50 mg intravena
7
Bab 3
Tinjauan Pustaka
8
Puncak insiden terjadi pada usia 13-15 tahun. Terdapat kecenderungan penurunan
insiden sesuai dengan peningkatan usia.
Peningkatan insiden selama usia dewasa muda mungkin disebabkankarena
testis yang membesar sekitar 5-6 kali selama pubertas. Testis kiri lebih sering
terjadi dibanding testis kanan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena secara
normal spermatic cord kiri lebih panjang. Pada kasus torsio testis yang terjadi
pada periode neonatus, 70% terjadi pada fase prenatal dan 30% terjadi postnatal
(Ringdahl ,2006).
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien. Torsio
dapat terjadi ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster.
Kontraksi otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum jam
dan testis kanan berputar searah dengan jarum jam. Aliran darah terhenti, dan
terbentuk edema. Kedua keadaan tersebut menyebabkan iskemia testis. Pada
akhirnya, testis akan mengalami nekrosis (Francis et al., 2002).
9
dan disebabkan oleh karena abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di
dalam scrotum. Secara normal, fiksasi posterior dari epididymis dan investment
yang tidak komplet dari epididymis dan testis posterior oleh tunika vaginalis
memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan fiksasi yang tepat
dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk bell-clapper deformitas, dan
keadaan ini menyebabkan testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial
terjadi torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.
Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada axis
vertical sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari
gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang
bebas di dalam scrotum. Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan pada
kondisi undesensus testis (Blandy, John.2002).
10
(sumber : Pediatric Urology,2012)
Anamnesis
Pasien-pasien dengan torsio testis dapat mengalami gejala sebagai berikut :
1. Nyeri hebat yang mendadak pada salah satu testis, dengan atau tanpa
faktor predisposisi
2. Scrotum yang membengkak pada salah satu sisi
11
torsio, dapat juga ditemukan nyeri alih di daerah inguinal atau abdominal. Jika
testis yang mengalami torsio merupakan undesendensus testis, maka gejala yang
yang timbul menyerupai hernia strangulate (Scott, et al., 2006).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
12
Doppler, ultrasonografi Doppler, dan sintigrafi testis, yang kesemuanya bertujuan
untuk menilai aliran darah ke testis. Ultrasonografi Doppler berwarna dapat
menilai aliran darah, dan dapat membedakan aliran darah intratestikular dan aliran
darah dinding scrotum. Alat ini juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi
patologis lain pada scrotum (Clark, 2000). Pada torsio testis tidak di dapatkan
adanya aliran darah ke testis, sedangkan pada peradangan akut testis terjadi
peningkatan aliran darah ke testis (Purnomo, 2013).
13
3.8 Penatalaksanaan Torsio Testis
Jika testis masih viable, dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika
dartos kemudian disusul pada testis kontralateral. Orkidopeksi dilakukan dengan
menggunakan benang yang tidak diserap pada tiga tempat untuk mencegah agar
testis tidak terpuntir kembali. Sedangkan pada testis yang sudah mengalami
nekrosis, dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi) dan kemudian disusul
orkidopeksi kontralateral. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap berada
di scrotum dapat merangsang terbentuknya antibodi antisperma sehingga
mengurangi kemampuan fertilitas di kemudian hari (Purnomo, 2013).
14
Torsio testis akan berlanjut sebagai salah satu kegawat daruratan dalam
bidang urologi. Nekrosis tubular pada testis yang terlibat jelas terlihat setelah 2
jam dari torsio. Keterlambatan lebih dari 6-8 jam secara onset gejala yang timbul
dan waktu pembedahan atau detorsi manual akan menurunkan angka pertolongan
terhadap testis hingga 55%-85%. Putusnya suplai darah ke testis dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan atrofi testis. Atrofi testicular dapat terjadi
dalam waktu 8 jam setelah onset iskemia. Insiden terjadinya atrofi testis
meningkat bila torsio terjadi 8 jam atau lebih. Komplikasi klinis dari torsio testis
adalah kesuburan yang menurun dan hilangnya testicular apabila torsi tersebut
tidak diperbaiki dengan cukup cepat. Tingkat yang lebih ekstrim dari torsio testis
mempengaruhi tikat iskemia testicular dan kemungkinan penyelamatan
(Greenberg, 2005).
15
Bab 4 Pembahasan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis torsio testis. Penegakan diagnosa ini
didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk penegakan diagnosis ini
tidak perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, cukup berdasarkan klinis saja.
Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluh nyeri dan
bengkak pada buah zakar yang kiri sekitar 8 jam sebelum pasien masuk IGD.
Pasien juga mengeluh mual dan muntah. Sesuai dengan teori, bahwa keluhan pada
torsio testis bersifat mendadak pada satu sisi skrotum dan dapat disertai mual dan
muntah.
Dari hasil pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis ditemukan skrotum kiri agak bengkak disertai
dengan nyeri tekan. Pada pemeriksaan reflex kremaster, ditemukan hasilnya
negative. Sesuai dengan teori, pada pemeriksaan fisik pasien dengan torsio testis,
didapatkan bengkak pada sisi yang mengalami torsio serta reflex kremaster
menghilang.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah :
a. Posisi Trendelenburg
b. IVFD Ringer lactate 1000 cc dalam 1 jam
c. Pasang DC
d. Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr intravena => skin test
e. Injeksi Ranitidin 2x50 mg intravena
f. Injeksi Metamizole sodium 3x1 gr intravena
g. Rencana operasi
h. Dilakukan pembedahan eksploratif dan dilakukan orkidektomi testis
sinistra dan orkidopeksi testis dekstra
Sesuai dengan teori, tatalaksana untuk torsio testis adalah tindakan pembedahan
eksploratif. Eksplorasi dibutuhkan untuk membuktikan diagnosis, untuk
menyelamatkan testis (jika masih mungkin), dan untuk melakukan orkidopeksi
pada testis kontralateral.
Bab 5 Kesimpulan
Pada torsio testis, pasien mengeluh nyeri hebat didaerah skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan itu disebut
akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah.
Gejala lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-kadang
disertai demam ringan.