Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 15 TAHUN 2016

TENTANG ISTHITAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

DISUSUN OLEH : dr. NI GUSTI MADE NOVIANI

NOMOR REGISTER : 143700001015

INSTANSI : RUMKIT TK IV WIRA BHAKTI MATARAM

EMBARKASI : LOP

Isthitaah kesehatan jemaah haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan
yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai
tuntunan Agama Islam untuk itulah diperlukan pembinaan kesehatan jemaah haji sejak
dini.

Beberapa dasar hokum yang berkaitan dengan hal ini antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara


2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Ibadah Haji
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Reguler
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Jemaah haji adalah warga negara Indonesia, beragama islam dan telah
mendaftarkan diri untuk memunaikan ibadah haji.
Isthitaah adalah kemampuan jemaah haji secara jasmani dan rohani, pembekalan
dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban
terhadap keluarga.
Isthitaah Kesehatan Jemaah haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek
kesehatan meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat melaksanakan ibadahnya.
Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji adalah rangkaian kegiatan penilaian status
keehatan jamaah secara komprehensif.
Pembinaan isthitaah kesehatan haji adalah serangkaian terpadu, terencana,
terstruktur, terukur diawali dengan pemeriksaan kesehatan saat mendaftar hingga
keberangkatan.
Tim penyelenggara kesehatan haji kab/ kota adalah tim yang ditetapkan bupati/
walikota untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan kesehatan haji
PPIH embarkasi adalah panitia yang dibentuk oleh menteri agama untuk
melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan jemaah pada saat
pelaksanaan operasional di embarkasi.
PPIH bidang kesehatan adalah panitia yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan untuk
melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan pada saat pelaksaan
operasional ibadah haji di embarkasi.
Menteri adalah menteri yang menyelenggrakan urusn pemerintahan di bidang
kesehatan.
Pasal 2
Pengaturan isthitaah bertujuan untuk terselenggarakannya pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan sehingga dapat menunaikan ibadahnya
Pasal 3
Terhadap jemaah haji harus dilakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
dalam rangka isthitaah Kesehatan Haji
Pasal 4
Dinas kesehatan kabupaten/ kota membentuk tim penyelenggara kesehatan haji di
wilayahnya. Tim tersebut melakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
jemaah haji di puskesmas/ rumah sakit yang ditunjuk.

BAB II
PEMERIKSAAN KESEHATAN DALAM RANGKA ISTHITAAH KESEHATAN
JEMAAH HAJI
Pasal 5
Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebagai dasar pembinaan kesehatan dalam
rangka isthitaah kesehatan jemaah haji
Pasal 6
1. Pemeriksaan kesehatan meliputi tahap pertama, kedua dan ketiga
2. Tahap pertama dilaksanakan oleh tim penyelenggara Kesehatan haji di
kabupaten/ kota di puskesmas atau rumah sakit dimana jemaah melakukan
pendaftaran nomor proporsi
3. Tahap kedua dilaksanakan oleh Tim penyelenggara kesehatan kabupaten/ kota
di puskesmas/ rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukan kepastian
keberangkatan jemaah haji.
4. Tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH embarkasi bidang kesehatan di embarkasi
menjelang keberangkatan
Pasal 7
1. Berdasarkan pemeriksaan kesehatan tahap pertama ditetapkan status
kesehatan jemaah haji risiko tinggi atau tidak risiko tinggi
2. Kriteria status kesehatan risiko tinggi :
a. Usia 60 tahun atau lebih ; dan atau
b. Memiliki faktor risiko kesehatan
Pasal 8
3. Penetapan status kesehatan jemaah haji risiko tinggi dituangkan dalam surat
keterangan hasil pemeriksaan jemaaah haji yang ditandatangani dokter
pemeriksa kesehatan haji.
4. Surat keterangan tersebut tercantum dalam formulir satu
Pasal 9
1. Berdasarkan pemeriksaan tahap kedua ditetapkan isthitaah kesehatan jemaah
haji
2. Isthitaah kesehatan jemaah haji meliputi :
a. Memenuhi Syarat Isthitaah Kesehatan Haji
b. Memenuhi Syarat Isthitaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan
c. Tidak Memenuhi Syarat Isthitaah Kesehatan Haji Untuk Sementara
d. Tidak Memenuhi Syarat Isthitaah Kesehatan Haji
Pasal 10
1. Jemaah Haji yang Memenuhi Syarat Isthitaah Kesehatan Haji merupakan
jemaah yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan
obat, alat, dan atau orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani cukup
2. Penentuan tingkat kebugaran dilakukan melalui pemeriksaan kebugaran
3. Jemaah haji berperan aktif dalam kegiatan promotif dan preventif
Pasal 11
Kriteria Jemaah haji yang ditetapkan memenuhi syarat isthitaah ksehatan haji
dengan pendampingan :
a. Berusia 60 tahun atau lebih ; dan atau
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk kriteria tidak memenuhi syarat
isthitaah sementara dan atau tidak memenuhi syarat isthitaah
Pasal 12
Kriteria Jemaah haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat isthitaah kesehatan
haji untuk sementara :
a. Tidak memiliki serifikat vaksinasi internasional (ICV) yang sah
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh
c. Suspek dan atau confirm penyakit menular yang berpotensi wabah
d. Psikosis akut
e. Fraktur tungkai membutuhkan immobilisasi
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis
g. Usia kehamilan kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu
Pasal 13
Kriteria Jemaah haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat isthitaah kesehatan
haji :
a. Kondisi klinis yang mengancam jiwa
b. Gangguan jiwa berat
c. Jemaah yang sulit diharapkan kesembuhannya
Pasal 14
1. Penetapan isthitaah kesehatan jemaah haji dituangkan dalam berita acara
penetapan isthitaah kesehatan jemaah haji yang ditandatangani oleh Ketua
Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
2. Berita acara tersebut tercantum dalam formulir II
3. Berita acara disampaikan kepada jemaah haji yang bersangkutan
4. Berita acara penetapan isthitaah kesehatan jemaah haji dengan status tidak
memenuhi syarat isthitaah sementara dan status isthitaah tidak memenuhi
syarat disampaikan kepada kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota
5. Rekapitulasi hasil penetapan isthitaah keehatan jemaah haji dilaporkan kepada
Kepala Daerah kabupaten/ Kota dan kepala dinas kesehatan provinsi

Pasal 15
1. Pemeriksaan tahap ketiga dilakukan untuk menetapkan status kesehatan
jemaah haji laik atau tidak laik terbang
2. Jemaah haji yang tidak laik terbang merupakan jemaah haji dengan kondisi
yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional dan
atau peraturan kesehatan internasional
3. Dalam menetapkan status kesehatan, PPIH embarkasi bidang kesehatan
berkoordinasi dengan dokter penerbangan
Pasal 16
1. Penetapan status jemaah haji tidak laik terbang dituangkan dalam berita acara
kelaikan terbang yang ditandatangani oleh Ketua PPIH embarkasi bidang
kesehatan
2. Berita acara kelaikan terbang tercantum dalam formulir III
3. Berita acara harus disampaikan oleh Ketua PPIH embarkasi bidang kesehatan
kepada ketua PPIH embarkasi.

BAB III
PEMBINAAN DALAM RANGKA ISTHITAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
Pasal 17
1. Pembinaan kesehatan jemaah haji dilakukan berdasarkan pemeriksaan
kesehatan jemaah
2. Pembinaan kesehatan merupakan upaya untuk mempersiapkan isthitaah
kesehatan haji
3. Jenis dan metode pembinaan meliputi penyuluhan, konseling, latihan
kebugaran, pemanfaatan pos pembinaan terpadu, pemanfaatan media massa,
penyerbarluasan informasi, kunjungan rumah dan manasik kesehatan
Pasal 18
1. Pembinaan dalam rangka isthitaah kesehatan jemaah meliputi pembinaan
masa tunggu dan keberangkatan
2. Pelaksanaan pembinaan terintegrasi dengan program kesehatan kab/ kota

3. Pembinaan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan organisasi


profesi dan atau organisasi kemasyarakatan
Pasal 19
1. Pembinaan isthitaah kesehatan jemaah haji masa tunggu dilakukan terhadap
seluruh jemaah haji setelah memperoleh nomor porsi
2. Pembinaan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan
Pasal 20
1. Pembinaan masa keberangkatan dilakukan pada jemaah haji yang akan
berangkat pada tahun berjalan
2. Jemaah haji sebagaimana dimaksud dengan penetapan :
a. Memenuhi syarat isthitaah kesehatan haji
b. Memenuhi syarat isthitaah kesehatan haji dengan pendampingan
c. Tidak memenuhi syarat isthitaah kesehatan haji untuk sementara

Anda mungkin juga menyukai