Anda di halaman 1dari 11

ANALISA RICKETTS

Menurut Ricketts, analisa sefalometri adalah salah satu alat paling penting untuk
mendapatkan diagnosis dan memonitor pasien, selain itu dapat digunakan untuk mengevaluasi
pertumbuhan dan perkembangan. Dan berikut ini ada beberapa point yang telah dianalisa oleh
Ricketts, yakni:

1. DEFINISI DAN LOKASI TITIK

Gambar 7.1. Analisis titik cephalometri lateral

Keterangan :

A6 (Molar atas) : Titik pada oklusal plane yang berlokasi perpendicular ke permukaan distal
dari mahkota gigi molar pertama rahang atas
B6 (Mandibular molar): Titik pada oklusal plane dan tegak lurus dari permukaan distal M1
rahang bawah
C1 (Condyle): Titik pada kepala kondil yang melekat pada bidang ramus
DT (Jaringan lunak): Titik pada kurva anterior dari jaringan lunak dagu atau garis-E
CC (Titik tengah cranium): Titik dari persimpangan bidang basion nasion dan aksis fasial.
Perpotongan Ba-N dan Pt-Gn
CF (Center of face) point : Perpotongan FH dengan garis tegak lurus yg melalui titik Pt
1
Pt (Point) : Perpotongan dari batas inferior dari foramen rotundum dengan dinding posterior
fissura pterygomaxillary
DC point : Titik di tengah leher condyle pada garis Ba-N
En (Hidung): Titik pada jaringan lunak hidung bersinggungan dengan bidang estetik atau
garis-E
Gn (Gnathion): Titik terendah dari tepi dagu
Go (Gonion): Perpotongan dari ramus dengan bidang mandibula
PM (protuberance menti or suprapogonion): Titik di mana bentuk symphysis mentalis berubah
dari cembung ke cekung
Pog(Pogonion): Titik paling luar dari dagu
PO (Sephalometri): Titik potong antara oklusal dan bidang fasial
Titik TI: Titik pada titik potong antara oklusal dan bidang fasial
Xi : titik di tengah ramus

2. DEFINISI DAN LOKASI TITIK Xi

2
Cara untuk mencari lokasi Xi sebagai berikut:

1. Cari FH dan tarik bidang PTV yang tegak lurus terhadap bidang FH

2. Hubungkan empat garis bersinggungan dengan titik R-1, R-2, R-3, dan R-4 di
perbatasan ramus

R-l: titik terluar pada batas anterior ramus, yang terletak tengah-tengah antara
superior dan inferior kurva.

R-2: Terletak di perbatasan posterior ramus, yang berlawanan R -1.

R-3: titik terdalam cekungan sigmoid , di tengah antara anterior dan posterior
kurva.

R-4: Seberang R-3 di perbatasan inferior mandibula.

3. Bidang yang dibentuk membentuk segi empat

4. Xi titik terletak di tengah-tengah persis pada persimpangan dari Diagonal

Kegunaan untuk mencari lokasi Xi adalah untuk mengetahui perkembangan


dari ramus dan corpus mandibula.

2. Condylar Axis

3
Perpanjangan dari DC ke Xi, yang digunakan untuk menggambarkan
perkembangan dari ramus. DC adalah titik yang terletak ditengah leher kondilus
yang terletak pada bidang basion dan nasion

3. Corpus Axis

4
Perpanjangan dari Xi ke PM, yang digunakan untuk menggambarkan
perkembangan dari corpus . PM (protuberance menti or suprapogonion) adalah
titik tepi anterior simpisis diantara titik B dan pogonion dimana kurvatura berubah
dari konkaf ke konveks.

4. CHIN IN SPACE (POSISI DAGU)/FACIAL AXIS

Facial axis adalah sudut yang dibentuk antara bidang Basion-Nasion dan
bidang dari foramen rotundum (Pt dg Gn). Nilai rata-rata 90, jika sudut lebih
besar dari 90 menunjukkan dagu lebih anterior.

5. FACIAL (DEPTH) ANGLE/ SUDUT KEDALAMAN MUKA

5
Sudut antara bidang fasial (N-Pog) dan Frankfort Horizontal (FH). Sudut ini
melihat relasi horizontal mandibula tehadap kranium. Nilai rata-rata: 87 3, jika
sudutnya kurang dari normal berarti retrognatik, sedangkan lebih dari normal
prognatik.

6. Sudut Bidang Mandibula

Sudut dibentuk dari perpotongan bidang mandibula (Go-Gn) dan bidang FH.
Nilai rata-rata 264. Sudut yang lebih besar menunjukkan open bite, jika lebih
kecil kebalikannya (deep bite ).
6
7. Kecembungan Dititik A

Kecembungan dari muka tengah diukur dari titik A ke bidang fasial (N-Pog).
Nilai rata-rata 2mm2mm. nilai yg besar menunjukkan pola skeletal klas II, nilai
yang kecil menunjukkan pola skeletal klas III.

8. Gigi Insisiv RB ke A-Pog (Mandibular incisor to A-Pog)

7
Garis diukur melalui perpotongan puncak mahkota insisiv sentral RB dg
garis A-Pog( disebut bidang dental). Pengukuran ini digunakan untuk menentukan
protrusi dari insisiv sentral mandibula. Idealnya Insisiv RB 1mm didepan garis A-
Pog. Nilai rata-rata 1mm2mm.

9. Mandibular Incisor Inclination

Sudut perpotongan antara panjang sumbu insisiv RB dg garis A-Pog. Sudut ini
untuk mengetahui kedudukan gigi insisiv RB dalam jurusan anteroposterior pada
mandibula. Nilai rata-rata adalah 22.

8
10. Molar RA ke PtV

Pengukuran ini diukur dari jarak garis PTV ke distal dari maxillary molar .

9
11. Bibir Bawah ke Bidang E-LINE

Ricketts memperkenalkan metode baru secara keseluruhan dalam menganalisa jaringan lunak. Ia
memperkenalkan estetika yang disebut garis estetik (E-line), yang menyentuh dagu dan hidung,
ditarik dari ujung hidung ke titik pogonion (Pg). Idealnya bibir bawah harus 2mm dan bibir atas
4mm di belakang E-line pada wanita, dan sedikit lebih tinggi pada pria karena bibir lebih tipis.
(Milosevic et al 2007)

Jarak antara titik paling anterior bibir bawah dan garis estetik (Pn-Pog) yang merupakan indikasi
keseimbangan jaringan lunak antara bibir dan profil. Nilai rata-rata dari pengukuran ini 2mm dg
standart deviasi 2mm.

Esthetic line metode Ricketts merupakan satu cara untuk melihat posisi bibir dari bidang
anteroposterior. Dengan melihat posisi bibir pada bidang ini akan mendapatkan kesan dari posisi
gigi, dan keadaan retrusi atau protrusi bibir. Penentuan protrusi dan retrusi bibir membantu
klinisi untuk menentukan perawatan ekstraksi (English 2009).

Analisa rickets memberikan perbedaan tiga tipe wajah:

1. Cekung (konkaf) ; ketika posisi bibir berada dibelakang garis estetika.

10
2. Flat (datar) ; ketika posisi bibir berada standar garis rata-rata estetika (bibir atas 3mm dari
garis estetika dan bibir bawah 2mm)
3. Cembung (konveks) ; ketika posisi bibir berasa didepan atau menyentuh garis estetika.
(Micsic et al 2003)

11

Anda mungkin juga menyukai