Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dan GEA
2. Pola nafas tidak efekttif b/d retensi urine
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis

2.3 Intervensi
1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dan GEA
Tujuan : Defisit volume cairan dapat teratasi
Kriteria Hasil :
1. Klien tidak mengeluh pusing
2. Membran mukosa lembab
3. Turgor kulit normal
4. CRT <2 detik
5. Urine >600 ml/hari
Intervensi :
1. Monitor status pasien
R : Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan status cairan
2. Kaji keadaan Odema
R : Odema menunjukan keadaan perpindahan cairan sehingga berat badan
dapat meningkat cepat.
3. Kontrol intake dan output per 24 jam
R : Mengetahui fungsi ginjal
4. Timbang berat badan setiap hari
R : Menentukan keseimbangan dan masukan cairan yang tepat.
5. Kolaborasi pemberian obat anti deuretik
R : Meningkatkan volume cairan urine adekuat.
6. Kolaborasi pemeriksaan lab fungsi ginjal.
R : Menentukan sejauh mana ginjal mengalami perbaikan.

2. Pola nafas tidak efektif b/d retensi cairan


Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
1. Klien tidak sesak nafas
2. RR = 16-20 x/menit
Intervensi :
1. Monitor ketat TTV
R : Perubahan TTV mengidentifikasikan intervensi untuk secepatnya
dilakukan.
2. Istirahatkan pasien dengan posisi powler
R : Meningkatkan ekspansi paru
3. Kolaborasi pemberian RL secara intravena
R : Cairan RL dapat memperbaiki keadaan asidosis
4. Kolaborasi pemberian O2 bila pasien sesak
R : O2 meningkatkan kerja jantung dan paru.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis


Tujuan : Nutrisi tercukupi pada klien sesuai kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
1. Asupan nutrisi adekuat
2. Asupan makan baik
3. Klien merasa lebih sehat
Intervensi :
1. Monitor catatan masukan kandungan nutrisi
R : sebagai bahan perhitungan jumlah nutrisi yang diterima klien
2. Monitor adanya muntah-muntah pada klien
R : Muntah akan menyebabkan nutrisi tidak diserap dengan maksimal
3. Timbang BB setiap hari
R : Melihat adanya keefektifan dari nutrisi yang diterima
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesaui dengan kebutuhan
klien
R : Agar Nutrisi pasien dapat terenuhi.

2.4 Implementasi
Diagnosa 1 :
1. Memonitoring status cairan
2. Mengkaji keadaan odema
3. Mengontrol intake dan output per 24 jam
4. Menimbang berat badan setiap hari.
5. Berkolaborasi pemberian obat anti diuretic
6. Berkolaborsasi pemeriksaan lab fungsi ginjal
Diagnos 2 :
1. Memonitoring ketat TTV
2. Mengistirahatkan pasien dengan posisi fowler
3. Berkloaborasi pemberian RL secara intravena
4. Berkolaborasi pemberian O2 bila pasien sesak
Diagnosa 3 :
1. Memonitor catatan masukan kandungan nutrisi
2. Memonitor adanya muntah-muntah pada klien
3. Menimbang BB setiap hari
4. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet sesuai kebutuhan pasien.

2.5 Evaluasi
1. Defisit volume cairan pada klien teratasi.
2. Pola nafas kembali efektif.
3. Nutrisi klien tercukupi sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai