16
W .S .
GS
W 4 W S W3
Dimana :
WS = Weight of soil ( berat asli tanah )
= Specific gravity water pada temperatur tertentu
W4 = Weight of bottle + water
GS = Specific gravity
W3 = Weight of bottle + soil + water
Tabel 3.1. Nilai nilai khas berat jenis untuk mineral-mineral tanah
Gipsum 2,30
Montmorilonit 2,40
Ilit 2,00
Kwarsa 2,60
Dolomite 2,87
Argonit 2,92
Anhydrit 3,00
17
Hornblende 3,00 3,47
Limonit 3,8
1,80
Vs = 2,65 (1)
= 0,679 cm3 (asumsi)
Dan
0,321
Vv = 1 - 0,679 = 0,321 e = 0,679 = 0,473
18
e'
Persen = x 100
e
0,473
= 0,445 x 100
= 106 persen
Angka pori 6 persen lebih besar akibat pemakaian nilai 2,65 yang salah.
Karena penyelesaiannya juga tergantung pada d = 1,80 yang secara statistic
benar, maka terdapat kesalahan yang lebih kecil. Apabila perhitungan yang sama
dilakukan untuk d = 2,0 dan 1,5 g/cm 3. Persentase pertambahannya menjadi
masing-masing 8,2 dan 4,5 persen. Juga nilai yang benar sebesar 2,60 itu dapat
dianggap benat hanya apabila sejumlah kecil tanah (biasanya sekitar 150 g) yang
digunakan untuk menentukana Gs benar-benar mewakili massa tanah yang hendak
diteliti.
Permukaan Specifik
Permukaan specific menghubungkan luas permukaan suatu bahan dengan
berat atau volume bahan tersebut, dimana volume biasanya lebih banyak dipilih.
Dengan menggunakan defenisi yang terakhir, permukaan specific adalah :
luas permukaan
Permukaan Specifik =
Volume
Secara fisik, kegunaan permukaan spesifik ini dapat diperlihatkan dengan
menggunakan kubus 1 x 1 x1 cm sebagai berikut :
Luas Permukaan
Permukaan specific =
Volume
6
= = 6
1
Jumlah kubus = 2x2x2x2 = 8
Luas permukaan = (0,5)2 (6) (8) = 12 cm 2
12
Permukaan specific = = 12
1
Sekarang membagi sifat-sifat tersebut dengan 10 :
Jumlah kubus = 10 x 10 x 10 = 1000
Luas permukaan = (0,1)2 (6) (1000) = 60 cm2
Dan
19
60
Permukaan specific = = 60
1
Ini memperlihkan bahwa partikel partikel yang besar, apakah itu kubus
atau partikel tanah, mempunyai luas permukaan persatuan volume yang lebih
kecil dan karena itu mempunyai permukaan specific yang lebih kecil jika
dibandingakan dengan butiran-butiran tanah yang kecil.
Sekarang apabila terdapat air yang cukup untuk melembabkan permukaan
dalam conto diatas, maka diperlukan air 10 kali lebih banyak untuk membasahi
semua permukaan butiran apabila kubusnya berukuran 0,1 x 0,1 x 0,1 cm jika
dibandingkan apabila volume yang sama itu menempati kubus tuggal berukuran 1
cm3.
Hubungan Antar Fase
Tanah merupakan komposisi dari dua atau tiga fase yang berbeda. Tanah
yang benar benar kering terdiri dari dua fase, yang disebut partikel padat dan
udara mengisi pori (disebut udara pori). Tanah yang jenuh sempurna (fully
saturated) juga terdiri dari dua fase, yaitu partikel padat dan air pori. Sedangkan
tanah yang jenuh sebagian terdiri dari tiga fase, yaitu partikel padat dan air pori.
Komponen komponen tanah dapat digambarkan dalam suatu diagram fase seperti
berikut:
20
2. Air suling ( aquades ) berfungsi untuk melarutkan tanah di dalam botol
yang akan diteliti.
Vacum Test
21
Neraca Listrik
Piknometer
Saringan No. 40
22
3.5. Pembahasan
Dari hasil percobaan dengan menggunakan vakum test, maka diperoleh
nilai specific gravity of soil ( GS ) dan average ;
Tabel 3.2 Tabel Specific Gravity
Determination No 1 2 3
Bottle No 1 2 3
Average 2,18
23
Rumus yang digunakan untuk menentukan GS adalah :
W S .
GS
W 4 W S W3
207,6 gr x 0,9989
691,8 gr 207,6 gr 801,5 gr
2,118 gr
Piknometer II
WS .
SG
W4 WS W3
2,238 gr
Piknometer III
WS .
SG
W4 WS W3
2,184 gr
SG I SG II SG III
Average
3
2,1gr 2,23 gr 2,18 gr
3
2,18 gr
24
Berdasarkan dari hasil percobaan praktikum, maka diperoleh data :
SG I = 2,1 gr
SG II = 2,23 gr
SG III = 2,17 gr
Maka Average ( rata rata ) yang diperoleh yaitu : 2,10 gr
Yang mana artinya adalah nilai specific gravity sangat mempengaruhi
keadaan tanah dalam pembangunan jalan ataupun bangunan apabila nilai SG suatu
tanah tinggi maka kwalitas tanah untuk pembangunan akan semakin buruk.
3.6.2. Saran
Untuk kebaikan dan kelancaran praktikum, maka praktikan menyarankan
agar peralatan praktikum dapat dilengkapi sehingga memenuhi standar perguruan
tinggi agar para mahasiswa menjadi teliti. Praktikan juga mengharapkan agar
antara teori dan praktikum dapat sejalan sebagaimana mestinya.
25