Anda di halaman 1dari 28

BAB II

BATUAN BEKU

2.1 Tinjauan Umum Batuan Beku


Batuan beku adalah merupakan kumpulan (agregate) mineral-mineral silikat
dari hasil penghabluran magma yang mendingin (W.T. Huang, 1962). Proses
pembekuan tersebut merupakan perubahan fase cair menjadi padat. Proses
pembekuan magma sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal yang akan tercermin
dari tekstur dan struktur primer pada batuan.
Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :
1. Mineral felsik : adalah mineral-mineral yang memiliki warna yang cerah. dan
tersusun atas silika dan aluminium. Mineral tersebut antara lain kwarsa,
plagioklas, orthoklas, muskovit.
2. Mineral mafik : adalah mineral-mineral yang memiliki warna yang gelap,
tersusun atas unsur besi, magnesium, kalsium. Misalnya olivine, piroksin,
hornblende, biotit, dan lain-lain.
Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral
mafik pada umumnya mengkristal pada suhu yang relatif tinggi dibandingkan
dengan mineral felsik.
Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,bersifat
mobile dengan temperatur 900oC 1600oC dari dasar kerak bumi atau dari
selubung bumi bagian atas.
Tabel 2.1. Hubungan antara jenis magma dengan viskositas dan temperatur
Jenis Komposisi Kandungan
Magma Kimia Temperatur Viskositas Gas
45-55% SiO2, Tinggi
akan Fe, Mg, Ca,
Basaltik 1000o 1200o C 10 103 PaS Rendah
rendah K,Na
55 65% SiO2
Kandungan Fe,Mg, 103 105
Andesitik 800 1000 C
o o
Sedang
Ca,K dan Na sedang PaS

65 75% SiO2,
rendah akan Mg,Ca
dan tinggi akan 105 109
Rhyolitik 650 800 C
o o
Tinggi
K,Na. PaS

Penggolongan batuan beku dapat dilakukan berdasarkan kepada tiga patokan


utama, yaitu :
Berdasarkan genesa batuannya
Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung
Berdasarkan komposisi mineralnya
Berdasarkan genesa atau tempat terjadinya batuan beku dapat dibagi atas 3
bagian, yaitu:
Batuan Ekstrusi (Vulkanik)
Batuan ini terdiri dari material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di
daratan maupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan
cepat, ada yang berbentuk padat atau suatu larutan yang kental dan panas
disebut larva.

Gambar 2.1. Lava

Putri Eka Safitri


14307017 II-2
Batuan Intrusi (Plutonik)
Proses pembentukan ini sangat berbeda dengan proses pembentukan batuan
ekstrusi, dimana batuan ini sifatnya menerobos batuan yang telah terbentuk
sebelumnya. Ada tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku berdasarkan
bentuk dasar dari geometri, yaitu:
Batuan tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan
biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan (batolit dan stock).
Intrusi bentuk tabular, mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu yang
mempunyai bentuk diskordan (dike) dan yang berbentuk konkordan (sill
dan lakolit).
Intrusi yang memiliki tubuh yang kecil, bentuk yang khas dari grup ini
adalah intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar dari sisa korok gunung
api (volcanic rock)
Batuan Beku Gang (Hipobisal)
Batuan ini terbentuk diatara batuan plutonikdan vulkanik, disebut juga
dengan istilah batuan beku gang atau hipobisal.

2.2. Proses Keterbentukan Batuan Beku


Cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara ilmiah,bersifat
mobile,bersuhu antara 9000-12000 atau lebih berasal dari kerak bumi bagian
bawah atau selubung bumi bagian atas (vide F.F. GROUTS, 1947;
TURNERdanVERHOOGEN, 1960;H.WILLIAM, 1962).
Komposisi magma dikontrol oleh elemen-elemen yang dapat berlimpah di
bumi yaitu Al, Fe, Ca, Mg, Na, K, H dan O. Karena anion O2-, maka umumnya
komposisi magma diekspresikan dalam oksida seperti SiO2, Al2O3, CaO, dan
H2O. Berdasarkan analisa kimia dari sample batuan beku terdiri dari :
1. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur oksida dalam
magma jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma sehingga merupakan
mayor elemen, terdiri dari oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O,
K2O, TiO2, P2O5.
2. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma terdiri dari fraksi-
fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2.

Putri Eka Safitri


14307017 II-3
3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan
minor elemen seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, Cr, S dan Pb.
Bunsen 1951, vide W.T. Huang 1962, mempunyai pendapat ada dua jenis
magma primer yaitu basaltic dan granitic, dan batuan beku merupakan hasil
campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.
Dailly Winkler, 1933, Vide W.T. Huang 1962, berpendapat lain yaitu
magma asli (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses
differensiasi magmatik akan menjadi magma bersifat lain.Magma basa bersifat
lebih encer (vikositas rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H+, OH- dan
gas tinggi. Sedangkan magma asam adalah sebaliknya.
Sekurang kurangnya genesa batuan beku, vulkanik maupun plutonik harus
ditinjau dari tiga segi :
1. Faktor yang memberikan bagaimana dan dimana larutan yang bergenerasi
didalam selubung atau pada kerak bumi bagian bawah.
2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik kepermukaan.
3. Proses-proses didekat permukaan yang menyempurnakan generasi.
Ada tiga cara megakibatkan perubahan-perubahan tersebut, yaitu :
Diffrensiasi magma, asimilasi dan Proses pencampuran magma.
1. Differensiasi Magma
Merupakan suatu proses dimana yang homogen terpisah dalam fraksi-fraksi
dengan komposisi yang berbeda-beda. Barth melakukan perubahan pada diagram
yang dibuat oleh Bowen, yang menunjukkan adanya reaksi yang pokok yaitu
Discontinous series dan Continous series.

Gambar 2.2. Seri Reaksi Bowen dan Jenis Batuan Beku yang terbentuk

Putri Eka Safitri


14307017 II-4
Differensiasi magmatik meliputi semua proses yang mengubah magma dari
keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan beku dengan
komposisi yang berfariasi. Proses-proses diffrensiasi magma meliputi :
Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma, karena proses
kristalisasi berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan
magma tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma baru
ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang
menyolok dan tiba-tiba. Proses fragsinasi ini merupakan proses diffrensiasi
yang paling utama.
Crystal setting atau gravitational adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari
kristalkristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian
dasar waduk,disini mineral silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat
ringan.
Liquid immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan
pecah menjadi larutan yang masing-masing membentuk bahan yang heterogen.
Crystal flotation adalah pengambangan mineral ringan dari sodium dan
pottasium yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk
magma.
Vesculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen
seperti CO2 ,SO2 ,SO2 dan H2O sewaktu naik ke permukaan membentuk
gelembung gas dan membawa serta komponen volatil sodium Na dan potasium
K.
Disfussion ialah bercampurnya batuan batuan dinding dengan magma dalam
waduk magma scara lateral.
2. Assimilasi
Evolusi magma dapat juga dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dengan batuan
sekitarnya (wall rock). Jika magma yang menerobos kepermukaan temperaturnya
lebih tinggi dari pada temperatur batuan sekitarnya tersebut hingga mempengaruhi
komposisi magma tersebut. Hal ini sering terjadi terutama pada magma plutonik
karena letaknya yang jauh dari permukaan bumi.

Putri Eka Safitri


14307017 II-5
3. Proses pencampuran magma
Proses pencampuran magma adalah dua batuan yang terbentuknya berbeda
seperti batuan vulkanik dan batuan intrusi dangkal dapat juga dihasilkan dari
campuran sebagian kristalin, yaitu kristalisasi magma. Contohnya adalah batuan
basalt, andesit dan Rhyolit di Colorado dihasilkan dari pergantian erupsi yang
cepat dari suatu lubang erupsi.

2.3. Tekstur Batuan Beku


Pengertian tekstur pada batuan beku mengacu kepada kenampakan butir
mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, granularitas
dan hubungan antar butir (fabrik).
Tekstur adalah kenampakkan atau ciri batuan yang berkaitan dengan
hubungan antara komponen batuan baik yang kristalin maupun non kristalin dan
dapat mencerminkan cara terdapatnya ataupun cara pembentukan batuan. Hal
tersebut dikarenakan tekstur batuan beku menunjukkan derajat kristalisasi, ukuran
butir atau granularitas, dan fabrik (kemas).
1. Derajat Kristalisasi (Degree of Crystallinity).
Derajat kristalisasi mencerminkan keadaan proporsi antara komponen
kristalin dengan non kristalin (amorf) massa gelas dalam batuan beku, yang
dibedakan atas :
Holokristalin
Apabila batuan tersebut terdiri dari massa kristal seluruhnya. Kristal biasanya
berupa granular, mikrolit yaitu kristal yang berukuran halus yang berbentuk
tabular maupun prismatik dan bersifat anisotrof, serta berupa kristalin, yaitu
kristal yang berukuran sangat halus yang berbentuk sperikel, seperti rambut
atau tongkat dan bersifat anisotrof.

Putri Eka Safitri


14307017 II-6
Gambar 2.3.Kenampakan holokristalin dalam sayatan tipis

Hipokristalin
Apabila batuan disusun oleh massa gelas dan massa kristal, hal ini disebut
juga dengan istilah metokristalin.

Gambar 2.4.Kenampakan hipokristalin dalam sayatan tipis


Holohialin
Apabila batuan tersebut disusun oleh massa gelas seluruhnya.

Gambar 2.5. Kenampakan holohialin dalam sayatan tipis

Putri Eka Safitri


14307017 II-7
2. Ukuran Butir (Granularitas)
Ukuran butir dalam batuan beku dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal
meskipun dengan menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.
Umumnya dikenal 2 kelompok ukuran butir, yaitu :
a) Fanerik
Dikatakan fanerik apabila batuan mempunyai ukuran butir kristalnya kasar
(dapat dilihat dengan jelas), dengan ketentuan :
Fanerik sangat kasar, bila diameter berukuran > 3 cm.
Fanerik kasar, bila diameter berukuran 5 mm 3 cm.
Fanerik sedang, bila diameter berukuran 1 mm 5 mm.
Fanerik halus, bila diameter berukuran < 1 mm.
b) Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga
tidak dapat dibedakan dengan kasat mata. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
disusun atas massa kristal, massa gelas, ataupun keduanya. Selain itu juga dikenal
istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila kristal
individu dapat dikenal atau dilihat dengan menggunakan mikroskop, sedangkan
apabila kristal individu dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, maka disebut
dengan kriptokristalin.
3. Fabrik (Kemas)
Merupakan tekstur yang memperlihatkan hubungan geometri antara bentuk
dan proporsi butir-butir penyusun batuan. Secara individu bentuk butir mineral
dibedakan atas :

Euhedral, bila mineral dibatasai oleh bidang atau bentuk kristal yang
sempurna.
Subhedral, bila mineral dibatasi oleh sebagian bidang atau bentuk kristalnya.
Anhedral, bila mineral tidak dibatasi oleh bidang atau bentuk kristalnya.
Euhedral Subhedral Anhedral

Gambar 2.6. Bentuk butir mineral

Putri Eka Safitri


14307017 II-8
Sedangkan fabrik (kemas) dibedakan atas :
Equigranular, bila batuan disusun oleh butiran-butiran mineral yang relatif
seragam, dibedakan atas:
Panidiamorfic granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk
euhedral dan ukuran butir relatif seragam.
Hipidiamorfic granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk
subhedral dan ukuran butir relatif seragam.
Allotriamorfic granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk
anhedral dan ukuran butir relatif seragam.
Inequigranular, bila mineral disusun oleh butiran-butiran mineral yang relatif
tidak seragam, seperti:
Porfiritic, bila kristal atau mineral yang berukuran besar (fenokris) tertanam
dalam massa dasar (matrik) kristal -kristal yang berukuran lebih kecil.
Vitrofiric, seperti tekstur porfiritik tetapi massa dasarnya berupa gelas.

Gambar 2.7. Kemas Batuan Beku

2.3.1 Tekstur Umum Batuan Beku


Tekstur umum batuan beku dari ultra mafic felsic adalah sebagai berikut
1. Tekstur Poikilitik
Tekstur dimana butiran kecil dilingkupi oleh mineral besar.

Putri Eka Safitri


14307017 II-9
Gambar 2.8. Tekstur Poikilitik pada batuan beku
2. Tektur Porfiritik
Tekstur dimana ada butiran kecil dan butiran besar. Sama seperti istilah
porfiritik di tekstur batuan beku (yang ada fanerik, afanitik, porfiritik).
Namun butiran kecilnya kristal.

Gambar 2.9. Tekstur Porfiritik pada batuan beku


3. Tekstur Vitrofirik
Hampir sama seperti porfiritik, tekstur dimana ada butiran kecil dan
butiran besar. Sama seperti istilah porfiritik di tekstur batuan beku (yang
ada fanerik, afanitik, porfiritik). Namun butiran kecilnya gelas.

Putri Eka Safitri


14307017 II-10
Gambar 2.10. Tekstur Vitrovirik pada batuan beku
4. Tekstur Koronar (Reaction rim)
Tekstur dimana suatu kristal dikelilingi kristal lain akibat dari
ketidakstabilan kristal dan bereaksi dengan kristal sekelilingnya.

(a) (b)
Gambar 2.11. (a) Tekstur Koronar, (b) Tekstur Rim pada miner opak

2.3.2. Tekstur Khusus Batuan Beku


Selain tekstur umum,dalam pengamatan secara mikroskopis akan dapat
dengan mudah diamati adanya tekstur-tekstur khusus dalam batuan beku, seperti
tekstur tumbuh bersama antara dua mineral (intergrowth), tekstur aliran maupun
tekstur khusus lainnya.

2.3.2.1. Tekstur Intergrowth (Tekstur Tumbuh Berasama)


Ofitik, tumbuh bersama antara plagioklas dengan piroksin, dimana plagioklas
terbentuk lebih dahulu, kemudian tumbuh bersama dengan piroksin (kristal
piroksin lebih besar dari plagioklas).

Putri Eka Safitri


14307017 II-11
Gambar 2.12. Tekstur Ofitik
Sub-ofitik, tekstur ofitik, dimana plagioklas dan piroksin berukuran sama
besar.

Gambar 2.13. TeksturSub-Ofitik

Diabasik, tekstur ofitik, dimana piroksin tidak terlihat jelas dan plagioklas
membentuk radier terhadap piroksin.

Gambar 2.14. Tekstur Diabasik


Hialoofitik, tekstur ofitik dalam massa dasar gelas.
Intergranular, tekstur dimana butiran mineral mineral mafik (olivin,
piroksin) berada diantara mineral-mineral plagioklas yang memanjang dengan
arah yang tidak teratur (random)

Putri Eka Safitri


14307017 II-12
Gambar 2.15. Tekstur Intergranular
Intersental,seperti tekstur intergranular, tetapi bagian-bagian (ruang) antar
mineral-mineral plagioklas ditempati oleh mineral gelas atau oleh mineral-
mineral sekunder, seperti klorit, serpentin, kalsit, dan lain-lain.

Gambar 2.16. Tekstur Intersental

Grafik,tumbuh bersama antara mineral kuarsa dengan K-feldspar pada titik


eutektik dimana kuarsa berbentuk runcing dengan letak tidak teratur.

Gambar 2.17. Tekstur Grafik


Granofitik,tumbuh bersama antara kuarsa dan K-feldspar tidak pada titik
eutektik tetapi pada proses replacement. Kuarsa berbentuk anhedral dan tidak
teratur memperlihatkan kontinuitas warna (bias rangkap), misalnya
memperlihatkan BF kuning keseluruhan.

Putri Eka Safitri


14307017 II-13
Mirmekitik,tekstur tumbuh bersama antara kuarsa dengan plagioklas asam,
dimana kuarsa membentuk menjari atau seperti jaring yang membentuk radial
terhadap plagioklas asam (kuarsa seperti inklusi di dalam plagioklas asam).
Ciri lain pemadaman kuarsa akan serentak pada saat meja diputar.
Pertit, tekstur tumbuh bersama antara K-feldspar (mikroklin & orthoklas)
dengan plagioklas asam oleh proses inmixing atau exolution (pemisahan
terjadi karena penurunan temperatur). K-feldspar tumbuh lebih besar dan
plagioklas asam biasa tumbuh teratur pada bidang belah K-feldspar.
Antipertit,seperti tekstur pertit,namun plagioklas asam tumbuh lebih besar.

2.3.2.2. Tekstur Aliran


Trakitik, tekstur menunjukkan kesan aliran, dimana fenokris ataupun
mikrolit-mikrolit sanidin (K-feldspar) bersama plagioklas menunjukkan pola
kesejajaran.
Pilotaksitik, fenokris dan massa dasar plagioklas menunjukkan pensejajaran
akibat pengaliran.
Hialopilitik, mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan arah
tidak teratur dalam massa dasar gelas.

2.3.2.3. Tekstur Khusus Lain


Felted tekstur, tekstur dimana massa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang
tidak beraturan.
Felsoferik, tektur dimana massa dasar terdiri dari intergrowth antara kuarsa
dengan feldspar.
Corona atau Reaction Rim atau Kelfitik Rim, tekstur dimana mineral asal
(pertama terbentuk) dikelilingi atau dilingkupi oleh mineral yang terbentuk
berikutnya. Terjadi pada proses magmatik atau oleh proses metamorfosa
derajat rendah.
Ravakivi, tektur dimana K-Feldspar dilingkupi oleh plagioklas asam
(oligoklas).
Poikilitik, tekstur dimana terdapat inklusi-inklusi mineral secara random
dalam satu mineral besar.

Putri Eka Safitri


14307017 II-14
Glamero pofiritik,tekstur ditunjukkan oleh adanya fenokris - fenokris sejenis
yang mengumpul dan tertanam dalam massa dasar.
Kumolo porfiritik, tekstur yang ditunjukkan oleh mengumpulnya fenokris-
fenokris yang tidak sejenis.

2.4. Klasifikasi Batuan Beku


Banyak para ahli mengklasifikasikan batuan beku, ada yang
mengklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya (Rosen Busch) yang
dibedakan menjadi :
Batuan beku efusif, yaitu batuan beku yang membeku dipermukaan
Batuan beku kerok atau hipobisal, yaitu batuan beku yang membeku diantara
batuan beku efusif dan batuan beku plutonik.
Batuan beku plutonik, yaitu batuan beku yang membeku di bawah permukaan.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kesamaan komposisi mineralogi dan kimia
dikemukakan oleh Weels dan Daly yang dikenal dengan nama Clan
Concept, klasifikasi ini tidak mempersoalkan apakah mereka terbentuk pada
permukaan atau pada kedalaman bumi, juga tanpa mempersoalkan apa
teksturnya dan apakah berasal dari proses magmatik atau metasomatik. Suatu
clan dari batuan-batuan dibatasi oleh persamaan komposisinya, dalam
perbedaan setiap clan akan ditentukan berdasarkan tekstur antara komposisi-
komposisi batuan yang berbutir halus dan kelompok batuan yang berbutir
kasar. Sebagian besar batuan-batuan yang membentuk kelompok (family) yang
demikian adalah batuan vulkanik dan batuan plutonik. Berdasarkan klan yang
dimilikinya setiap batuan yang berbutir kasar akan diberi klan yang sama.
Didasarkan pada kesamaan komposisi mineral dan tekstur, batuan beku
dibagi atas lima kerabat (clan), yaitu : kerabat batuan Ultramafik dan Lamprofir,
kerabat batuan Gabro Kalk-Alkali, kerabat batuan Gabro Alkali, kerabat batuan
Diorit Monzonit Syenit, kerabat batuan Granodiorit Adamelit dan Granit.

Putri Eka Safitri


14307017 II-15
Tabel 2.2. Ciri Ciri Kerabat Batuan
Kerabat Ultramafik Diorit Granodiorit
Gabro Gabro Kalk
dan Mozonit Adamelit
Alkali Alkali
Parameter Lamprofir Syenit Granit
Indeks >70 40 70 40 70 10 40 10
warna - - - <10 % >10 %
Kwarsa An 70 An 50 70 An 50 70 An 3050 < An 30
Plagioklas
Olivin, Olivin, Olivin, Olivin, Px, Biotit,
Mineralogy Piroksin, Piroksin, Piroksin Hrb, Plg, Kwarsa,
Hrb, Plg Hrb, Plg KF > 10 % Biotit, Muskovit,
basa basa Hrb, Plg Kwarsa KF >> plg,
KF < 10 % basa KF< 10 % asam

Grafik
Mirmekitik
Tekstur Ofitik, Subofitik, Poiklitik, Corona, Trakhitik
Granofirik
Khusus Kellipitik rim, Intergranular, Intersertal, pilotaks
Pertit
Afirik, Pilotaksitik
Anti pertit

2.4.1. Kerabat Batuan Ultramafik dan Lamprofir


Sebagian besar batuan ultramafik atau juga disebut ultrabasa
mengandung silika lebih kecil dari 45 %. Batuan ini mempunyai indeks warna
yang lebih besar dari 70. batuan ini tidak mengandung feldspar atau kurang
dari 10 %, batuan ini banyak ditemukan pada bagian bawah dari sill tebal,
aliran-aliran lapolik dimana semakin keatas berangsur kebatuan basa. Kejadian
pada posisi demikian merupakan gejala akhir dari pembentukan kristal
sebelumnya. Batuan ultramafik lainnya kemungkinan berasal dari diferensiasi
kristal dan beberapa diantaranya dihasilkan oleh alterasi metasomatik
sebelumnya.

Putri Eka Safitri


14307017 II-16
Variasi Batuan
1. Tipe Berbutir Halus
a. Picrit dan Ankaramit
Pada picrit ultramafik mengandung olivin antara setengah sampai tiga
perempat bagian dari seluruh volume batuan, persentase Ca-Plagioklas
berkisar antara 10 25 %. Jenis piroksen yang terdapat pada picrit yang
berasosiasi dengan batuan kalk-alkali basalt dan diabas adalah augit,
pigeonit yang bercampur dengan sedikit hornblende pada picrit yang
berasosiasi dengan alkali basalt dan diabas biasanya mengandung piroksen
dari jenis titanugit dan paling banyak dari jenis negirin augit. Amfibol
yang terdapat adalah barkevit atau arvecson.

b. Limburgit
Biasa berbentuk aliran, dike, sill, plug (sumbat lava) dan selalu
berasosisasi dengan batuan alkali basa terutama adalsit, basanit dan
monchiquit, kebanyakan berwarna gelap kaya akan gelas, feldspar tetapi
sedikit plagioklas atau nefelin atau kedua-duanya.
Jenis yang kaya Felspatoid antara lain :
Kutunggit
Kutunggit adalah kelilitit yang kaya akan melillitik dan miskin piroksin.
Kandungan silikanya rata-rata 35 % yang menjadikan batuan ini
merupakan salah satu lava yang sangat basa. Mengandung kalium lebih
banyak dari pada natrium. Fenokris melilit serta olivin secara bersamaan
membentuk 2/3 dari masa batuan. Apatit, provskit danmagnetit titan besi
melimpah sedangkan biotit, kalliofilit, leusit dan nefelin berjumlah sedikit.
Ugandit
Ugandit adalah leusitit olivin melanokratik tinggi namun kekurangan
melilit. Terdiri dari olivin dengan sejumlah augit, leusit, provskit mineral
bijih dan biotit di dalam massa dasar gelas hitam.
Maduptit
Maduptit dari leucit hills, Hyoming juga merupakan leusitit yang kaya
akan gelas, hampir separuhnya merupakan diopsid sekitar 1/5phlogofit dan

Putri Eka Safitri


14307017 II-17
1
/10 adalah provskit, apatit dan mineral bijih, leusit jarang atau tidak hadir.
Kaya akan K dan Ni.
Mafurit
Berbentuk aliran serta bongkah, bersifat kurang asam dengan kandungan K
lebih tinggi daripada ugandit, kalsilit, mineral jarangnya adalah polimorf
KAlSiO4 yang menjadi penyusun utama dalam massa dasar gelas.
Melilit dan Nefelinit
Batuan-batuan ini umumnya kekurangan plagioklas, dari sini nama asalnya
basalt melilit dan basalt nefelin, diantaranya ada yang mengandung
silika cukup banyak dan memiliki indeks warna cukup rendah sehingga
berubah menjadi kerabat alkali gabro. Nefelinit tersusun oleh nefelin dan
augit serta kekurangan mineral melilit, dengan massa dasar nefelin, olivin
yang terserpentinasikan dan biotit.

2. Tipe Berbutir Kasar


a. Dunit.
Batuan ini hampir seluruhnya terdiri dari olivin, pada umumnya
berbentuk sill tetapi ditemukan juga sebagai lensa-lensa paralel dan pipa-
pipa menyilang berpotongan. Kromit dan pikotit sangat utama dalam
dunit. Selain itu dalam dunit kaya akan magnetit, ilmenit, dan pyrkolit dan
berbagai kumpulan platina alam, spinel hijau, enstatit dan diallag sangat
jarang dan sedikit.

b. Peridotit
Penyusun utama adalah dunit dan olivin dan mengandung beberapa
mineral mafik lain dalam jumlah banyak dan perubahan jenis
menunjukkan sebagian besar mengandung mineral mafik ini. Berdasarkan
dari kandungan mineral piroksennya peridotit dibedakan menjadi beberapa
variasi, yaitu : Wherklite yang mengandung olivin dan dialage (px) dengan
perbandingan 3 : 1, mineral tambahannya enstatite, hornblende, pikotite
dan chromit dalam jumlah kecil. Harzburgite terdiri dari mineral olivin dan
orthopiroksen (enstatite, bronzite atau hiprestine), mineral tambahan

Putri Eka Safitri


14307017 II-18
chromite, besi, diopsid dan diallage. Lherzolite adalah pertengahan Antara
wherlit dan harzburgit mengandung diallag dan orthopiroksen dijumpai
dalam jumlah yang seimbang. Jenis peridotit yang lain adalah :
Peridotit Hornblende, ciri cirinya : hornblende hadir berukuran besar,
hasil ubahan deuritik piroksen dan olivin, tekstur poilitik (olivin dan
piroksen menginklusi hornblende), Mineral lain yang hadir flogopit,
magnetit, pirotit, spinel, apatit dan plagioklas kalsit.
Peridotit Mika (Kimberlit), sering berasosiasi dengan endapan intan,
Kimberlite hasil ubahan dari mineral melilit olivin dan alonit, shand
kimberlit adalah breksi yang kaya akan xenolit dalam massa dasar dalam
campuran serpentin, karbonat, olivin, piroksen, garnet, ilemenit, biotit,
cromit.

c. Serpentinit
Sill yang sangat besar yang tersusun oleh serpentnit ditemukan
dibeberapa sabuk orogen, dimana batuan ini mengintrusi sedimen
geosinklial dan berasosiasi dengan aliran-aliran dan sill spilit. Dominan
tersusun oleh mineral serpentinit hasil serpentinisasi oleh olivin dan
piroksen. Umumnya hasil ubahan dari dunit atau peridotit, olivin terubah
menjadi serpentinit membentuk tekstur mesh (jala), piroksen (enstatit)
terubah menjadi serpentinit membentuk tekstur bastit.

d. Piroksinit
Adalah batuan beku yang dominan disusun oleh piroksen (90 %),
mineral lain hornblende, biotit dan plagioklas (sedikit), umumnya
bertekstur kasar, allotriomorfik granular, garnet, spinel, opak, apatit,
olivin, mineral sulfida, cromit,klinopiroksinit sangat jarang dijumpai
dibandingkan orthopiroksenVariasi dari piroksin, yaitu :
Piroksinit biotit, dimana biotit hadir (50 %) dengan asosiasi mineral
lainnya augit, aktinolit, opak, dan apatit.
Piroksinit hornblende dimana augit hadir 60 % dan hornblende 30 %
dengan mineral lainnya pyrit, spinel, apatit dan anortit.

Putri Eka Safitri


14307017 II-19
Diopsidit, dominan disusun oleh piroksen jenis diopsit.
Websterit, mineral ortopiroksin dan klinopiroksin hadir dalam jumlah
yang sama dan tumbuh bersama.
Piroksinit yang kaya akan feldspartoid seperti unchompagrite turjait dan
okait (dominan foid yang hadir melilit), sedangkan melteigite,
jakupiringte dan missaurite (foid yang hadir adalah nefelin dan leucit).

2.5.2. Kerabat Batuan Gabro Kalk-Alkali


Batuan beku ini mempunyai komposisi terutama terdiri dari plagioklas
yang lebih basa Ab1An1 sehingga mempunyai indeks warna lebih besar dari 40.
mengandung mineral augit, hipersten, dan olivine yang merupakan mineral
mafik yang khas dalam batuan ini. Beberapa dari batuan ini mengandung
kwarsa atau alkali feldspar atau keduanya, tetapi tidak satupun yang
mengandung lebih dari 10 % alkali feldspar.

Variasi Batuan
1. Berbutir Halus
a. Basalt dan Diabas
Umumnya basalt merupakan batuan yang berbutir halus dan diabas
merupakan batuan yang berbutir sedang. Tekstur holohialin sampai
holokristalin. Perubahan komposisi yang secara keseluruhan terdiri dari
gelas terutama dijumpai dibagian tepi intrusi-intrusi dangkal karena
pendinginan secara cepat, dalam inti-inti aliran lava dan dalam lava-lava
yang mendingin secara cepat karena mengalir kedalam air atau dibawah
es. Tekstur-tekstur porfiritik tersebar luas baik dalam batuan basalt
maupun diabas dan fenokris-fenokrisnya mungkin terdiri dari olivine,
piroksen atau feldspar.

b. Olivine Basalt dan Olivin Diabase


Olivin basalt, tekstur poforitik, fenokris berbentuk zoning, berupa Olivin
dan plagioklas (An50 An80). Massa dasar plagioklas (An50 An80), olivin,
klinopiroksen (pigeonit augit).Olivin Diabas, secara mineralogi dan
teksturnya batuan ini tidak berbeda dengan batuan olivin basalt, terdapat

Putri Eka Safitri


14307017 II-20
dalam sills dan dike yang tebal biasanya berukuran butir lebih besar
daripada yang terdapat dilava-lava. Adanya tekstur ofitik dan poikilitik.

c. Thoelitic Basalt dan Thoelitic Diabas


Thoelitic Basalt, batuan ini tersusun oleh labradorit, klinopiroksen dan
bijih besi, umumnya terdapat diantara basalt-basalt diantara jalur
orogenesa. Olivin biasanya tidak dijumpai, biasanya terdapat dekat dengan
dasar aliran lava.
Thoelitic Diabas, umumnya merupakan batuan aluminous, saturated,
sedikit oversaturated dengan silika, tetapi dekat dengan dasar sill yang
tebal, batuan ini dapat meningkat menjadi batuan diabas yang kaya akan
olivin. Mempunyai tekstur intergranular yang halus maupun intersal.

2. Berbutir Kasar
Pada sebagian besar batuan gabro, yang berbutir kasar dan yang berbutir
medium, mikro gabro, mineral utamanya adalah plagioklas yang lebih
casic dari Ab1An1 mineral mafik yang hadir adalah augit, hipersten dan
olivine. Jarang mengandung hornblende dan biotit, mempunyai indeks
warna yang berkisar dari 40 70, sedangkan sebagian besar batuan diorit
mempunyai indeks warna sekitar 10-40, untuk batuan yang mendekati
indeks warna 40 komposisi dari plagioklas dapat digunakan dalam
penentuan nama batuan itu.
Normal gabro, bila komposisi terutama terdiri dari labradorit dan augit
atau diallage. Norite, batuan gabro dimana mineral hiperstennya lebih
banyak dari pada mineral klinopiroksinnya. Dan bila suatu batuan dimana
kedua macam mineral piroksen terdapat tetapi mineral plagioklasnya lebih
calsik dari labradorit disebut eucrite. Dengan penambahan pada kandungan
olivinnya, maka batuan ini dapat meningkat menjadi olivin gabro, olivine
norit, dan olivine eucrit. Perubahan selanjutnya akan meningkat menjadi
Troctolit yang komposisinya hampir semuanya terdiri dari olivin dan
labradorit atau bitownit, dan akan meningkat menjadi allivalite, dipihak

Putri Eka Safitri


14307017 II-21
lain batuan piroksen gabro menjadi batuan anorthosit dengan pengurangan
indeks warnanya menjadi 10.

2.4.3. Kerabat Batuan Gabro Alkali


Batuan beku jenis ini kaya akan alkali dan miskin akan silika. Beberapa
batuan ini dengan penambahan indeks warna lebih dari 70 dapat meningkat
menjadi anggota kelompok batuan ultramafik. Mempunyai tekstur porfiritik,
intergranular, ofitik, intersal, poiklitik, trakhitik, feldspar atau felspatoid hadir
lebih besar dari 10 %, mineral mafik yang terdapat pada batuan ini, yaitu :
olivin, piroksen (pigeonit augit, hipersten augit).
Variasi Batuan
1. Tekstur halus
a. Tracybasalt
Sebagian besar batuan tracybasalt berasosiasi erat dengan batuan trachite
dan phonolit atau dengan batuan olivin basalt dan oligoklas basalt. Mineral
mafik yang umum olivin dan augit yang lain hornblende dan biotit (kadang),
felspar potasik >10% (ortho, sanidin), terdapat dalam masa dasar atau
melingkupi plagioklas.

b. Spilit
Intrusi-intrusi spilitic diabas dan aliran-aliran lava bantal spilitik basalt
tersebar luas dan tebal diantara batuan-batuan yang terbentuk dalam
geosinklin-geosinklin dan banyak yang disertai dengan sill-sill serpentin dan
lava-lava karatofir. Batuan ini mempunyai tekstur intergranular, porfiritik,
basalt yang dicirikan oleh feldspar sodium melimpah, umumnya banyak
mengandung mineral sekunder hasil ubahan yaitu klorit, kalsit, dan epidot,
mineral mafik utama piroksen berubah menjadi klorit dan aktinolit, olivine
jarang. Adanya mineral clorit, calsic dan aktinolit menunjukkan efek-efek
penembusan dari larutan-larutan deuteric.

Putri Eka Safitri


14307017 II-22
c. Basanit dan Tephrite
Mengandung mineral plagioklas, dimana mineral ini menempati lebih dari
10 % volumenya. Batuan tephrite baik yang mengandung olivin maupun
sedikit mineral olivin. Sedangkan basanit mengandung mineral olivin dalam
jumlah yang tertentu meskipun jarang tak dijumpai piroksen. Batuan-batuan
dengan komposisi yang sama, tetapi mengandung gelas yang kaya akan
soda sebagai ganti mineral feldspathoidnya, disebut Basanitoids.

d. Nephelinit dan Leucicates


Batuan ini merupakan lava-lava, intrusi-intrusi dangkal. Batuan ini cukup
kaya akan mineral-mineral gelap, mempunyai tekstur forfiritik,
intergranular, bagian dari tekstur halus klan gabro alkali dengan feldsparnya
< 10 %, Nefelinit : utama nefelin, Leusinit yang mengandung olivine. Pada
batuan nepheline sebagian besar fenokris-fenokrisnya ialah nepheline, dan
diopside atau titanoferous augite.

2. Tekstur Kasar
a. Sutallenit
Batuan ini mempunyai ukuran butir sama dengan batuan tracybasalt yaitu
sedang sampai kasar. Batuan ini dibedakan dari batuan monzonit dengan
banyaknya mineral olivin, indeks warna lebih dari 60 dan persentase
silikonnya lebih rendah.

b. Takanite
Batuan ini membentuk suatu kelompok yang heteronius yang khusus.
Mengandung cukup sedikit silica dan cukup kaya akan mineral mafik untuk
memasukkan kedalam kelompok alkali gabro. Mineralnya yang khas adalah
orthoklas atau sanidin.

c. Malignit
Batuan malignit dijumpai diantara batuan-batuan alkali. Dimana augit
sebagai mineral mafiknya yang paling dominan disertai dengan banyak

Putri Eka Safitri


14307017 II-23
sekali mineral hastingsite yang kaya akan besi dan mineral mikroklin yang
menggantikan mineral plagioklas, mempunyai tekstur forfiritik dan mineral
yang khas adalah aegerin augit (50%).
d. Shonkinit
Plagioklas tidak hadir tetapi mineral orthoklas atau sanidin hadir (20-25 %),
mineral lain sedikit seperti nefelin, leucit, apatit.
e. Kentalonit
Mempunyai ukuran butir menengah sampai kasar, plagioklas & orthoklas
hadir relatif seimbang, mineral lain seperti opak dan apatit.

2.4.4. Kerabat Batuan Diorit Monzonit dan Syenit


Batuan ini digolongkan kedalam batuan intermedier sebab persentase
silikanya 52 sampai 66 %. mempunyai indeks warna 10 40, tidak
mengandung kwarsa atau kwarsa <10 %, secara umum dicirikan dengan
melimpahnya plagioklas An 30 50 (oligoklas, andesin), mineral mafik yang
ada pada batuan ini : hornblende, piroksin, biotit, mineral penyerta : apatit,
zirkon, dicirikan dengan hadirnya feldspatoid, variasi kerabatnya atau jenis
batuannya dipisahkan berdsasarkan kehadiran Feldspatoid dan rasio atau
perbandingan antara K feldspar dengan total feldspar, mempunyai tekstur
khusus trakhitik, pilotaksitik.
Tabel 2.3. Klasifikasi kerabat Diorit Monzonit Syenit berdasarkan rasio KF dengan TF dan
kehadiran mineral felspatoid.
1/3FT<KF<F
Tekstur KF <1/3 FT KF > 2/3 FT Felspatoid
T
Halus Andesit Traciandesit Trakhit Fonolit
Felspatoid
Kasar Diorit Monzonit Syenit syenit

Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a. Andesit
Kebanyakan andesit adalah batuan porfiritik dengan masa dasar pilotaxitic
atau bylopitic. Walaupun banyak yang vitrophyritic. Intergranular, intersal
dan tekstur ofitik. Mineral mafik yang dominan adalah olivin, hypersten,

Putri Eka Safitri


14307017 II-24
augit, hornblende dan biotit andesit. Mineral felsik yang dominan adalah
plagioklas An40. banyak andesit mempunyai komposisi campuran antara
kwarsa dan alkali feldspar. Andesit ini dapat dibedakan menjadi andesit
mengandung olivin, piroksen andesit, hornblende andesit dan andesit
biotit.

b. Traciandesit (latit)
Batuan ini adalah batuan volcanic berukuran halus hipabisal. Mempunyai
penyebaran yang luas dan komposisi kwarsa lebih besar dari 10 %,
komposisi meneralnya hampir sama dengan andesit. Mineral mafik yang
hadir umumnya hornblende hadir > pirokssen.

c. Trakhit
Secara kimia dapat kelewat jenuh (hadir kwarsa) dan tidak jenuh silika
(hadir feldspatoid). Pada trakhit potash soda albit atau anorthoklas lebih
banyak dan kebanyakan mineral mafik yang kaya akan soda. Semua trachy
adalah porfiritik, dengan fenokris feldspar dan sedikit fenokris mafik pada
matriks komposisi utama subparalel mikrolit feldspar. Variasi trakhit lain
berdasarkan kehadiran mineral mafiknya. Seperti trakhit olivin, trakhit
hornblende, trakhit biotit. Trakhit feldspatoid bila kandungan
feldpatoidnya lebih besar dari 10 % dan trakhit kwarsa bila kandungan
kwarsanya lebih dari 10 %.

d. Fonolit
Ini merupakan trakhit undersaturated dengan feldpatoid yang dikandung
lebih besar dari 10 %. Yang dapat dipisahkan dalam bentuk umum atau
soda. Phonolit dan subordinat potas atau leucit, phonolites.

2. Tekstur Kasar
a. Diorite
Diorit merupakan batuan yang berbutir sedang dan batuan yang berbutir
kasar yang mengandung oligoklas atau andesine, dalam felspar dasar dan

Putri Eka Safitri


14307017 II-25
hornblende dan biotit merupakan mineral mafik yang utama. Mempunyai
tekstur equigranular dan terkadang porfiritik. Diorit ini mempunyai variasi
yaitu bila kwarsa hadir lebih besar dari 10 % maka disebut diorit kwarsa
dan bila mineral oligoklas, biotit dan kwarsa yang dominan, maka disebut
trandjenit tetapi K-F tidak hadir.

b. Monzonit
Monzonit berada pada posisi intermediate antara syenit dan diorit, karena
itu kadang-kadang menunjukkan seperti syenodiorit. Kwarsa hadir dalam
jumlah yang sedikit (lebih kecil dari 10 %), mempunyai indeks warna 30
40 bila kwarsa bertambah maka monzonit akan berubah menjadi adamelit,
bila mineral mafiknya berubah atau meningkat maka monzonit berubah
menjadi kentallinit. Mempunyai tekstur equigranular dengan tekstur
khusus pikilitik, pertit, antipertit, mirmiketik.

c. Syenit
Berbutir menengah sampai kasar, alkali feldspar lebih besar 2/3 total
feldspar, kwarsa hadir lebih kecil dari 10 %, indeks warna dibawah 40.
Variasinya adalah alkali syenit dan alkali lime syenit atau orthosyenit.

d. Syenit Feldspatoid
Feldspatoid syenit kaya akan feldspatoid. Feldspatoid yang umumnya
melimpah adalah nepheline, analcite, sodalite, dan nosean. Dan
ditunjukkan oleh hadirnya beberapa type dari albit, soda orthoklas,
perthite, anorthoklas, dan juga mineral mafik seperti aegerine aegite,
aegerite, arfvedsonite dan berkevikite. Terdapatnya olivine tetapi piroksen
tidak hadir.

2.4.5. Kerabat Batuan Granodiorit, Adamelit dan Granit


Klan ini termasuk kedalam batuan beku asam, walaupun ada sebagian
ada yang mempunyai komposisi intermedier keseluruhan persentase mineral
kwarsa yang terkandung didalamnya melebihi 10 %. Dan kandungan dari alkali

Putri Eka Safitri


14307017 II-26
1 1
feldspar sebanyak /8 lebih kecil dari jumlah /3 kandungan feldspar.
Mempunyai indeks warna lebih kecil dari 10, hadir plagioklas asam An < 30
atau An < 20. biasanya hadir tekstur khusus grafik, mirmeketik, granofirik,
pertit, antipertit.
Tabel 2.4 Klasifikasi kerabat Granit Granodiorit Adamelit berdasarkan rasio antara KF dan TF
Tekstur 1/8FT <KF<1/3 FT 1/3 FT<KF<2/3 FT KF >2/3 FT

Halus Dasit Riodasit Riolit

Kasar Granodiorit Adamelit Granit

Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a. Dasit
Dasit adalah granodiorit yang mempunyai ukuran butir halus,
meskipun batas antara dasit dan andesit sedikit lebih tinggi kadar
silikanya dari pada antara granodiorit dan diorit. Kebanyakan dasit
mengandung fenokris, plagioklas, kwarsa, orthoklas atau sanidin, dan
pada umumnya sedikit piroksen, hornblende atau biotit. Masa dasar
biasanya gelas. Kwarsa hadir lebih besar dari 10%, sering dijumpai
tekstur embayment pada mineral kwarsa dan feldspar yaitu proses korosi
pada larutan sisa.

b. Rhyodasit
Pada hakekatnya rhyodasit disamakan dengan quartza latite adanya
variasi kandungan gelas tidak dapat untuk membedakan dengan rhyolit.
Atau kecuali dengan dasit. Kandungan gelasnya dapat dibedakan secara
analisa kimia atau pengukuran secara refraksi kristal atau holokristalin dari
rhyodasit dapat dibedakan dengan decipe sebab pada umumnya kandungan
potash feldsparnya lebih banyak dan fenokris dari plagioklasnya pada
umumnya lebih sodik. Batuan ini dapat dibedakan dari kandungan mineral
mafiknya yang dominan hadir adalah hornblende, biotit dan dapat juga
piroksen.

Putri Eka Safitri


14307017 II-27
c. Rhyolit
Rhyolit dapat dibagi menjadi tipe potas dan soda, pada mulanya mineral
mafik yang utama biasanya biotit dan akhirnya menjadi kaya akan soda
amfibol atau piroksen atau keduanya. Mengandung kwarsa lebih besar dari
10%.

2. Tekstur Kasar
a. Granodiorit
Granodiorit kebanyakan penyusun batholit, dimana kwarsa hadir lebih
besar dari 10%, mineral mafik yang utama adalah piroksen dan
hornblende, mungkin augit bias hadir dalam jumlah banyak kristal
plagioklas dalam granodiorit umumnya berbentuk euhedral atau subhedral
kecuali orthoklas sangat jarang. Tekstur khusus yang biasa hadir
inequigranular, equigranular atau pegmatite.

b. Adamelit
Komposisi kwarsa pada adamelit lebih besar dari 10%, hadir plagioklas
asam yang umumnya oligoklas, mempunyai tekstur hipidiamorfik
granular, sering dijumpai tekstur khusus granofirik dan grafik, mineral
mafik yang utama adalah hornblende dan biotit.

c. Granit
Kebanyakan dari batuan granit bertekstur hipidiamorfik granular, mineral-
mineral mafik dan plagioklas condong membentuk euhedral, jenis
plagioklas yang hadir adalah albit-oligoklas, mineral penyerta yang hadir
topaz, flourit, tourmalin, tekstur khusus yang dijumpai granopirik dan
grafik, tetapi ada sebagian granit yang mempunyai tekstur nebular
berbentuk seperti telur, panjangnya sampai beberapa inci. Kebanyakan
membentuk kulit yang konsentris bergantian antara yang kaya akan
mineral gelap dan terang. Bila mineral hornblende hadir lebih besar dari
10% disebut hornblende granit.

Putri Eka Safitri


14307017 II-28

Anda mungkin juga menyukai