KELOMPOK 3:
Dwi Nur Anggraeni
M.Asep Rizki
Fidelia Maria Gomes
Asta BayuA Ardhani
Veni Oktayani Haryati
1. Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
2. Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
3. Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menciptakan keindahan
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit
yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya
diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut
sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit,
rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu
pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung
para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis
jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak
normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur
atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara
tiba tiba harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter
dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005).
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan : Laki
2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : -
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien mendapat uang
bulanan dari anak - anaknya
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi : -
Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : L (perawat)
Jarak dari rumah : 1 km
Rumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / 3 km
Klinik : PKM BMG I / 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah : -
Makanan yang dihantarkan : -
Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga : -
Lain lain : -
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya : -
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan cepat
lelah jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita penyakit
berat. Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau
flu biasa.
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli obat
di warung
Obat obatan
-
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -
Penyakit yang diderita
-
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital : TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg
N 72 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m
S 36,4
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. Sekresi dan Batuk : Tidak Ada
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur
4. Bunyi Nafas
b. Normal : Vesikuler di semua lapang paru
c. Abnormal : -
d. Resonen lokal : -
5. Pergerakan dada : Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -
7. Alat Bantu Pernafasan : -
REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan
Kelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause
ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin
PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa
lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.
ANALISA DATA
No
Data Etiologi Problem
.
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak
terawat
- Rambut putih, kulit keriput
I. PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien mandi 2x 1. Menjaga kebersihan dan
tindakan keperawatan sehari dan ajarkan klien kelembaban kulit
selama 1 x 24 jam, memakai baby oil setiap 2. Menjaga kebersihan dan
klien mampu habis mandi kesegaran mulut
melakukan perawatan 2. Anjurkan klien menyikat 3. Menjaga kebersihan rambut
diri dengan kriteria gigi minimal setiap mandi dan kelembaban kulit kepala
hasil : 3. Anjurkan klien mencuci 4. Menjaga kerapianrambut
1. Klien tampak bersih, rambut rutin 3x seminggu,5. Menjaga kebersihan kuku,
rapi, dan terawat memakai conditioner dan menghindari terjadi luka
2. Klien tampak sehat anjurkan untuk minta karena akan sulit sembuh
bantuan orang terdekat / 6. Menjaga kenyamanan dan
anak menjaga agar selalu rapi dan
4. Anjurkan klien menyisir tidak terjadi iritasi
rambutnya tiap hari dan 7. Meningkatkan pengetahuan
ditata rapi dan kesadaran klien akan
5. Anjurkan klien minta pentingnya tetap melakukan
bantuan pada orang perawatan diri / menjaga
terdekat / anak untuk kebersihan diri meskipun
memotong kuku bila sudah lansia
panjang, bila bisa mandiri
ingatkan untuk hati hati
dan jangan terlalu pendek
atau sampai menimbulkan
luka
6. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang
tidak berbahan kasar, tidak
tebal, mudah dan nyaman
dipakai
7. Berikan penkes tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan Tanggal 28 Maret 2012
. mengajarkan klien memakai baby oil setiap Jam 17.00 WIB
habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal S : Saya sudah mulai mencoba
setiap mandi menjalankan anjuran anjuran
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x untuk perawatan diri saya dan
seminggu, memakai conditioner dan saya meminta bimbingan dari
menganjurkan untuk minta bantuan orang anak saya karena saya sudah tua
terdekat / anak begini tidak bisa melakukannya
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap sendiri
hari dan ditata rapi
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada O:
orang terdekat / anak untuk memotong kuku - Klien tampak bersih, rapi, dan
bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk terawat
hati hati dan jangan terlalu pendek atau - Klien tampak sehat
sampai menimbulkan luka
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian A : Masalah teratasi
yang tidak berbahan kasar, tidak tebal,
mudah dan nyaman dipakai P : Lanjutkan intervensi
7. Memberikan penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna
dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan
gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan
tempat tidur dan posisi tidur.
3.2 SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang
kebersihan diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi
keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah
termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat
memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan
keperawatan. Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan
memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 10:
Eny Novianti
Harianto
Melinda Lestari
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menciptakan keindahan
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit
yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya
diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut
sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit,
rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu
pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung
para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis
jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak
normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur
atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara
tiba tiba harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter
dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005).
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart &
Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status
kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui
fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri
mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).
1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan
motorik, keleamahan otot
Intervensi :
Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai
klien.
Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan
kemampuan untuk makan sendiri
Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan
fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
Berikan kontak sosial selama makan
Untuk kekurang-kurangan yang nampak
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel
(misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai dengan
yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat pada
rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur -
sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging, buah,
hot dog) untuk meningkatkan kemandirian
Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang
diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong
Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega
Untuk klien dengan kekurangan kognitif
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah
mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien
dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan,
frustasi, atau agitasi
2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual
dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
Berikan privasi selama mandi rutin
Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung
pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau
pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran
Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur untuk
membantu menurukan ansietas
- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya
perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan
satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap
keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas yang
tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas
Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada
berbagai kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk
membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan
3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan
kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan
tidak dibantu
Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan
bagian depan
Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak
tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan
Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut
Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa
bantuan yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok
sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis
Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian
malam
Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin
Untuk individual dengan kemunduran kognitif
- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan
suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari
pengalihan
- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan
ansietas
Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional
diatas
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna
dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan
gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan
tempat tidur dan posisi tidur.
3.2 SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang
kebersihan diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi
keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah
termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat
memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan
keperawatan. Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan
memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Personal hygiene merupakan kebersihan perseorangan yang harus di lakukan oleh
setiap lansia yang mana kebersihan itu di mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, di
antaranya dari kebersihan rambut, mata, telinga, hidung, mulut, gigi, kulit, kuku dan genital
yang semuanya itu harus dijaga dan dibersihkan setiap hari agar terhindar dari serangan
penyakit, selain itu agar tampak lebih bersih dan rapi .
Dari fenomena yang ada lansia biasanya sangat kurang memperhatikan kebersihan
dirinya sehingga mempengaruhi kesehatannya.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit klien mampu mengetahui dan
melakukan kebersihan perseorangan.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit klien mampu menyebutkan dan
melakukan :
- Pengertian personal hygiene
- Tujuan dilakukan personal hygiene
- Manfaat dilakukannya personal hygiene
- Cara melaksanakan personal hygiene yang baik dan benar
- Mendemonstrasikan cara melakukan personal hygiene :
a. Cara keramas yang baik
b. Cara membersihkan telinga, mulut, gigi yang baik dan benar
c. Cara membersihkan kulit dan cara mandi yang benar
d. Cara membersihkan area genital
e. Cara memotong kuku yang baik
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Metode yang digunakan Ceramah dan Tanya Jawab.
E. Media
Demonstrasi
Leaflet
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan pada klien Ny. N di Ruang Pelayanan Khusus
Wanita Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
Klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Klien mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tentang manfaat dan pentingnya
personal Hygiene.
G. Kegiatan Penyuluhan
1. 2 Pembukaan :
menit
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit Memberikan
penjelasan Memperhatikan
tentang personal hygiene
Mendemonstrasian tentang Memperhatikan
personal hygiene
Memberikan kesempatan Bertanya dan menjawab
pada klien untuk bertanya. pertanyaan yang diajukan
Menjawab pertanyaan klien Memperhatikan
3. 3 Evaluasi :
menit
Memberikan evaluasi secara Menjawab pertanyaan
lisan bersama Ny. N di Ruang
Pelayanan Khusus Wanita. Memperhatikan
Memberikan salam penutup
OLEH
BAIHAQI, S.Kep
NPM. 1414901300
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA
1. Pengertian
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit
yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya
diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut
sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit,
rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu
pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung
para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis
jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak
normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur
atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara
tiba tiba harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter
dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005).
Menjelaskan
2. Inti 15 Menit pengertianpersonal hygiene Mendengarkan dan
Mendemonstrasikan dan ikut
menjelaskan macam-macam p mendemonstrasikan
ersonal hygiene
Menyebutkan dan
menjelaskan tujuanpersonal
hygiene
Menyebutkan dan
menjelaskan factor-faktor
yang mempengaruhipersonal
hygiene
Menarik kesimpulan
Mengevaluasi
Salam penutup
5 Menit
3. Penutup Mendengarkan dan
menjawab
pertanyaan
M. Materi
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. Macam-macam Personal Hygiene
a. Perawatan Kulit Rambut dan Kepala.
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan
dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo (minimal 2 kali
seminggu) adalah cara-cara dasar higienis untuk perawatan kulit rambut dan kepala.
b. Perawatan Mata.
1) Cahaya harus cukup terang ketika membaca atau bekerja.
2) Hindari tempat berdebu.
3) Makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A (wortel, hati dll).
c. Perawatan Hidung.
1) Untuk mengurangi masuknya polusi udara yang masuk pakailah kain untuk menutupi
hidung pada saat berjalan.
2) Supaya tidak tertular ketika orang bersin/batuk pakailah penutup hidung.
3) Hiruplah udara segar pada pagi hari.
d. Perawatan Telinga.
1) Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.
2) Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.
e. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan.
1) Potonglah kuku kaki dan tangan yang pendek dan memperhatikan sudut-sudutnya.
f. Perawatan Genitalia.
1) Gunakan celana dalam yang bahan kainnya dapat menyerap keringat serta jangan ketat
(kalau bisa terbuat dari katun) serta ganti ketika terasa lembab.
g. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh.
1) Mandi dua kali sehari, yang bertujuan:
a) Membersihkan kulit dari bakteri, mengurangi keringat dan sel kulit yang mati yang
meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.
b) Mengurangi bau badan.
c) Peningkatan citra diri.
d) Meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan.
3. Tujuan Personal Hygiene
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan terhadap penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Body image (Citra Tubuh)
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. Citra
tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. Citra
tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik higiene pribadi. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosiol ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
digunakan. Bahan-bahan yang penting seperti deodoran, kosmetik, sampo, pasta gigi, sikat
gigi, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
N. Evaluasi
Soal :
1. Bagaimana perawatan pada telinga yang benar? Peragakan !
2. Jelaskan tujuan dari personal hygiene!
Jawaban :
1. Cara membersihkan telinga :
a. Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.
b. Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun telinga dengan lembut.
2. Tujuan personal hygene adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan terhadap penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
Daftar Pustaka