BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu menerapkan pengelolaan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien diruang Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah
Praya
1. Tempat :
Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya
2. Alokasi Waktu :
Praktek Management Keperawatan Profesi Ners dilakukan selama empat
minggu, dari tanggal 2 sampai 26 Mei 2017 dan sejak tanggal 2 Mei sampai
tanggal 4 Mei 2017 melaksanakan observasi yakni selama 3 hari. Dan pada
tanggal 5 Mei sampai tanggal 7 Mei 2017 melakukan evaluasi analisa situasi
ruangan, melakukan analisa SWOT dan menyusun perencanaan, serta
pelaksanaan MAKP.
1.4 Pengorganisasian
Berdasarkan analisa situasi di lingkungan tempat aplikasi
model praktek keperawatan professional (MPKP), maka kelompok
mahasiswa membuat tim kerja sebagai berikut :
Ketua : Muchlis Asriyanto, S.Kep
Sekretaris : Rusmiati, S.Kep
Bendahara : Hesti Ardini, S.Kep
Anggota :
1. Suprianto, S.Kep
2. Ni Made Meika L.W, S.Kep
3. Sumayati, S.Kep
4. Hartinah, S.Kep
5. Sri Pidiawati, S.Kep
1.5 Pendanaan
Swadana mahasiswa
4
BAB II
LANDASAN TEORI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasiann
penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. (Manulang 2004).
2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. fungsi
manajemen 3 bagian yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih
cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
1) Tujuan perencanaan :
a) Memberi arah organisasi.
b) Menentukan tujuan yang realistik.
c) Menjamin tercapainya tujuan.
5
d) Meningkatkan efesiensi.
e) Membuang program yang tidak bermanfaat.
f) Menghindari duplikasi upaya atau program.
g) Mengkonsentrasikan pelayanan yang bersifat urgent.
h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi.
i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja.
2) Prinsip perencanaan :
a) Jelas tujuan.
b) Jelas hasil yang akan dicapai.
c) Sederhana.
d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku.
e) Prioritas.
f) Perlibatan aktif.
g) Efektif dan efesien.
h) Fleksibel.
i) Berkesinambungan.
j) Kejelasan metode evaluasi.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1) Prinsip pengorganisasian:
a) Rantai komando (Chain of Command).
b) Rantai Kesatuan Komando (Unity of Command).
c) Rentang Kontrol (Spain of Control).
d) Spesialisasi.
3) Aktifitas pengorganisasian :
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur.
7
4) Strutur organisasi :
a) Birokrasi (Hierarchial Structure/line structute).
b) Adhocracy.
c) Matrik (free Form Structure)
5) Kegunaan pengorganisasian :
a) Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan.
b) Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan
atau kelompok.
c) Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota
kelompok untuk hubungan dan organisasi.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Pengarah merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan
pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi yang
menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat
membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik
dengan atasan maupun teman sejawat
d. Pengendalian (controling)
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran
penyimpangan-penyimpangan dari arah yang direncanakan yang
8
1) PrinsipControlling:
a) Principle of Unifomity : Dibentuk dari awal sampai akhir
b) Principle of Comparison : Membandingkan yang direncanakan
dengan yang dicapai
c) Principle of Exception : Tidak sesempurna dari perencanaan,
tetapi ada umpan balik untuk
perbaikan
3) Tipe Controlling:
a) Input control
b) Proses control
c) Output control
B. Manajemen Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan produktif
dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Dimana didalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi ( Grant & Massay, 1999).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses penyelesaian pekerjaan
melalui orang-orang atau staf keperawatan sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai secara efektif (Gillies, 1986).
4. Ketenagaan (Staffing).
a. Definisi
Ketenagaan adalah anggota organisasi/badan usaha yang memperoleh
imbalan.
2) Metoda penugasan :
Cara untuk membagi pekerjaan yang ada di satu unit perawatan
kepada tenaga yang ada di unit tersebut. Metode penugasan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dapat mengunakan
beberapa metode.
12
d) Penghitungan Tenaga:
Perhitungan Rumus ada beberapa yaitu :
1) Rumus Gillies
jam kprwtn u/ psn/hari x rata-rata sensus psn/hari x
hari/thn
hari/thn hari libur prwt x jam kerja/hari
= jam kprwtn u/ psn/thn = jumlah perqawat di suatu unit
jam kerja prwt/thn
14
Catatan:
Waktu perawatan menurut Gillies, 1989
1. Perawatan langsung
Minimal care = 2 jam
Partial care = 3-4 jam
Total care = 4-7 jam
Rata-rata keperawatan langsung = 4 5 jam
2. Waktu perawatan tidak langsung = 38 menit / pasien /
hari
3. Waktu penyuluhan = 15 menit / pasien / hari
Rasio perawatan ahli : trampil = 55 % : 17 %
Proporsi dinas pagi : sore : malam = 47 % : 36 % : 17 %
2) Rumus Douglas
perawat = pasien x derajat ketergantungan
Tabel ketergantungan pasien:
b. Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas,
dalam arti harus transparan. Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat,
rincian harga pelayanan jasa pengobatan dan lain- lain.
c. Metode/model
Menjelaskan tentang metode keperawatan yang ada dalam sebuah
manajemen, terdiri dari penerapan MAKP, ronde keperawatan,
pendokumentasian, discharge planning, visite, pengelolaan nutrisi dan
labolatorium.Ada beberapa pendekatan tentang metode penerapan MAKP
menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) sebagai
berikut :
Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim yang terdiri
dari tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu tim kecil
yang saling membantu. Pembagian tugas di dalam kelompok atau grup
dilakukan oleh ketua kelompok. Selain itu, ketua tim bertanggung jawab
dalam mengarahkan anggota tim sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan perawatan klien, serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan, selanjutnya
ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
1. Keuntungan :
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahan :
19
d. Material
1) Lingkungan Fisik :
Fasilitas fisik lokasi:
a. Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi.
b. Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat
dengan unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu unit
pelayanan terpadu.
Ukuran :
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan
kompleksitas rumah sakit. menurut standar Gudelines for Contraction
and Equipment for Hospital and Medical Vasilities (1992-1993)
Ruangan :
a. Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien,
catatan: dalam konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum
seharusnya dapat menampung dua pasien. peraturan sekarang,
kapasitas maksimum ruangan menampung sekitar empat
pasien.
b. Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas
minimal 9,2 m2, ukuran lantai perbed dan luas area tergantung
dari kebijakan RS setempat dan lahan yang ada, ukuran lantai
perbed sama dengan ruas area single bed. Ruang toilet, kloset,
loker, gudang, ruang depan, susunan ruangan seharusnya
berukuran minimal 0,91 m2 termasuk dari sisi dan kaki tempat
tidur dan dinding. diruang multiple bed ukuran lantai minimal
1,22 m2, dalam area multiple bed ruangan pasien berukuran
20
Desain Ruangan :
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur
yang telah ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat
mungkin yang paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan
di tengah. Desain seperti ini akan memberikan pengamatan yang
maksimal kepada klien. selain itu harus mempunyai washtafel dan
dapat dikombinasikan menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi,
serta mempunyai pintu darurat.
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis.:
1. Alat Tenun :
a. Alas baki
b. Alas Brankar
c. Bantal
d. Barak Short
21
e. Duk Bolong
f. Under Pad (Pengalas steril)
g. Gorden Tebal
h. Gorden Vitrase
i. Handuk
j. Kelambu
k. Laken Dewasa
l. Selimut Wool
m. Stik Laken
n. Sarung Bantal
o. Sarung Penderita
p. Sampiran
q. Tutup Mayat
r. Taplak Meja Klien
s. Waslap
t. Kasur Busa Dewasa
e. Marketing
Marketing diartikan sebagai pemasaran, sebagai indikator bagi
pemanfaatan rumah sakit dan peningkatan mutu pelayanan bagi para
konsumen, indikator dari tingginya nilai jual rumah sakit dapat dilihat dari
peningkatan konsumen dalam pemanfaatan pelayanan rumah sakit,
indikator tersebut sebagai berikut :
1) Bed Occupancy Rate (BOR)
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat
pemnafaatan tempat tidur rumah sakit (Muninjaya A.A.G, 1999: 158).
Rumus :
Jumlah hasil perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah TT x 365
(Muninjaya, 1999: 158)
Sedangkan menurut Nursalam (2002), untuk menghitung BOR adalah:
Jumlah TT terpakai x 100%
Jumlah TT tersedia
Rumus:
Jumlah hari perawatan pasien dalam 1 tahun x 100%
23
sumber daya yang ada. Untuk itu diperlukan tenaga keperawatan yang handal yang
dilengkapi perangkat perundangan, peraturan dan bekerja harus sesuai dengan
standar pelayanan asuhan keperawatan dan prosedur tindakan keperawatan.
Lingkup dari manajemen keperawatan adalah :
2) Nutrisi
a) Mengkaji kebiasaan makan klien (waktu, jenis dan alergi)
b) Mengatur posisi klien untuk makan dan minum
c) Mempersiapkan makanan/minuman klien di tempat tidur
25
4) Eliminasi
a) Membantu kliien untuk BAB/BAK di kamar mandi
b) Membantu kliien untuk BAB/BAK di tempat tidur dengan
menggunakan pispot/urinal
c) Mencatat karakteristik (warna, jumlah, konsistensi) urine dan
feses
d) Memberikan laksatif
e) Mempersiapkan pelaksanaan huknah
f) Menjelaskan prosedur dan tujuan huknah pada klien dan keluarga
26
6) Istirahat Tidur
a) Mengatur lingkungan yang kondusif untuk klien beristirahat dan
tidur
b) Mengatur posisi tidur yang nyaman bagi klien
c) Mengajarkan teknik relaksasi
d) Menyarankan pada klien minum susu hangat saat sebelum tidur
jika klien mengalami kesulitan tidur
e) Mencegah klien terjatuh selama tidur dengan memasang bedside
rail
7) Mencegah infeksi
a) Precaution
27
8) Aktivitas
a) Membantu klien beraktivitas di tempat tidur
b) Membantu klien beraktivitas di sekitar tempat tidur
c) Melakukan ambulasi dini
b. Psikososiospritual
1) Identitas sosiokultural
a) Berkomunikasi aktif dengan keluarga klien
b) Memperkenalkan diri pada setiap kontrak baru
c) Memotivasi klien untuk memperkenalkan identitasnya
d) Mengkaji hubungan social dan peran di masyarakat
2) Kesehatan mental
a) Mengkaji orientasi klien terhadap waktu, orang dan tempat
b) Mengkaji konsep diri klien
c) Mengkaji peran yang dirasakan saat ini
4) Seksualitas
a) Mengkaji kebutuhan seksual klien
b) Mengidentifikasi perubahan pola aktivitas seksual
c) Mengidentifikasi adanya disfungsi seksual
3. Proses keperawatan
a. Standar pengkajian dan diagnosa keperawatan
28
E. ANALISIS SWOT
32
1.
2. Dst
Total kekuatan
No WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Total
Kelemahan
Selisih Total Kekuatan Total Kelemahan = S W = x
No OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1.
2. Dst
Total Peluang
No TREATH SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang Total Tantangan = O T = y
BAB III
PENGKAJIAN PENGUMPULAN DATA, ANALISIS SWOT, DAN
IDENTIFIKASI MASALAH.
.1 Pengkajian
1. Gambaran Umum
35
e) Poliklinik Mata
f) Poliklinik Kulit dan Kelamin
g) Poliklinik Gigi
h) Poliklinik THT
i) Poliklinik Fisioterapi/ Rehabilitasi Medik
j) Poliklinik Medical Cek Up
k) Poliklinik VCT
2) Fasilitas Rawat Inap :
a) Ruang VIP : 16 tempat tidur
b) Ruang Kelas 1 : 18 tempat tidur (Ruang Dahlia :
16, Flamboyan: 2)
c) Ruang Kelas II : 32 tempat tidur (Ruang Melati: 9,
Ruang Flamboyan: 10, Ruang
Tunjung I: 8, Ruang Tunjung 2: 3)
d) Ruang Kelas III : 125 tempat tidur (Ruang Melati:
33, Ruang Flamboyan: 14, Ruang
Tunjung I : 29, Ruang Tunjung 2:
23, Ruang Anggrek: 15)
e) Ruang Nifas : 18 tempat tidur
3) Fasilitas ICU : 7 Tempat Tidur
4) Fasilitas NICU : 10 Box Bayi, 10 Incubator
5) Fasilitas Ruang Tindakan :
a) Ruang IGD
b) Ruang bersalin / VK
c) Kamar Operasi / OK
6) Fasilitas Penunjang
a) Instalasi Farmasi
b) Instalasi Laboratorium
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
e) Instalasi Kesehatan Lingkungan
f) Instalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit
37
g) Bank Darah
h) Rekam Medis
i) Ambulance
j) Mobil Jenazah
k) Instalasi CSSD
l) Kamar Jenazah
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dari 2 Mei sampai dengan 4 Mei 2017
bersama-sama seluruh anggota kelompok dengan cara observasi, wawancara dan
survey angket. Pada Model Asuhan Keperawatan Profesional harus mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional dan untuk itu diperlukan penataan
5 komponen utama yaitu : tenaga perawat/M1 (Man): (2) metode pemberian
38
3) Struktur organisasi.
40
Kepala Ruangan
Ners. Farida, S. Kep
Staf Administrasi
-Baiq Nursihan
-Hj. Sumarni
PP I PP II
Suhartini, S.Kep Ns. Baiq Yestika Sri L,S.Kep
PA PA
Utiasih, S.Kep Nurul Utami, S.Kep
Ns. Utrianingsih, S.Kep Husnul Khotimah, Amd. Kep
Ns. Devi D, S. Kep Ns.Baiq Haerana, S.Kep
Erlina S, S.Kep Ns. Sriatun Hasanah, S.Kep
Nurhidayah, S.Kep Ns.Baiq Wirlina, S.Kep
Baiq Dian A, Amd. Kep Namirah, S.Kep
Roslaini, Amd. Kep Rani Armayanti, S.Kep
Nurhasanah, Amd. Kep Suryatniwati, Amd. Kep
Baiq Yeni F , Amd. Kep Baiq Nunung, Amd. Kep
Rukiawati, Amd. Kep St Ramdani, Amd. Keb
Baiq Yuliatmiyanti, Sri Wahyuni, Amd. Keb
Amd. Keb
4) Tugas Pokok Dari Kepala Ruangan, Perawat Primer dan Perawat
Asociate
41
e) Pemakain suction
f) Gelisah / disorientasi
g) Perawatan luka kompleks
8 9 10 13
6
12
7 11
48
Pasien
IGD Poliklinik
49
5. Kulkas - -
6. Jam dinding 9 buah 9 Baik
7. Wastafel 8 buah 5 Baik, 3 Rusak
8. Kipas Angin 2 buah Baik
9. Brankar - -
10 Kursi Roda 1 buah Baik
. Kamar Mandi 9 buah Baik
11. dan WC
Timbangan BB 2 -
12 Pengukur TB 1 -
. Bak Sampah 9 Baik
13
.
14
.
Sumber : Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya, 2017
Tabel 3.9 Fasilitas untuk petugas kesehatan
1 R.Karu
2 KM dan WC
3 R.Administrasi
4 R.Ganti/jaga Perawat
5 R. Dokter
6 R. Sholat
Tabel 3.10 Peralatan Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya
Jumla Kondisi Kondisi
No Nama Barang
h Baik Rusak
1. Termometer 1 1 -
2. Medline 1 1 -
3. Standar Infus 15 12 3
4. Oksigen Consentrator - - -
5. Steroskop Dewasa/Anak 1:1 1:1 -
6. Spinomanometer Anak 1 1 -
51
7. Brankard - - -
8. Ambu Bag 2 1 1
9. Troli Tindakan 1 1 -
10 Korentang 1 1 -
11 Tongue Spatel 1 1 -
12. Troly Tempat Baskom 1 1 -
13. Bak Instrumen Besar 1 1 -
14. Bengkok 1 1 -
15. Spalk 10 10 -
16. Pen Light 1 1 -
17. Torniquet 1 1 -
18. Incubator 2 1 1
19 Pengukur Panjang Badan Kayu 1 1 -
20. Gunting Perban 1 1 -
21. Set Rawat Luka 1 1 -
22. Safety Box 1 1 -
23 Nebulizer 2 1 1
24. Gunting Jaringan 1 1 -
25. Kom kecil 1 1 -
26. Section 1 1 -
27. Sterilisator 1 1 -
28. Pemadan Api 1 1 -
29. Emergency Kit 1 1 -
30. Bak Injeksi 1 1 -
31. Bak Instrumen 1 1 -
32. Pinset 1 1 -
33. Klem 1 1 -
34. Tromol Kasa 1 1 -
35. Kulkas Tempat Obat 1 1 -
36. Rak/Lemari Obat 1 1 -
c. METODE (M3)
1) Penerapan Model MAKP
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
observasi pada tanggal 3 5 mei 2017 tentang model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang
digunakan di Ruang Melati adalah model asuhan keperawatan
professional dengan model keperawatan modifikasi Tim-Primer.
Penerapan MAKP di Ruang Melati dikoordinatori oleh seorang
kepala ruangan dengan membawahi wakil kepala ruangan dengan
membawahi 2orang PP. Masing-masing PP beranggotakan 11 orang PA.
Penerapan model keperawatan dengan metode tim-primer di
ruang Melati RSUD Praya sudah berjalan namun belum optimal.
2) Timbang Terima
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yakni
prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan yaitu dilakukan tiga
kali sehari yaitu pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 08.00), pagi
ke sore (pukul 14.00), dan sore ke malam (pukul 20.00) Rencana
tindakan yang sudah dilakukan dan terlaksana disampaikan pada shift
berikutnya namun belum terungkap secara komprehensif, meliputi: isi
timbang terima (lebih fokus pada diagnosa medis dan instruksi dokter),
dilakukan secara lisan dan di dokumentasikan dalam buku laporan
instruksi dokter. Validasi data dengan mendatangi pasien satu-persatu
sudah dilaksanakan tetapi belum dilaksanakan secara optimal karena
dalam memvalidasi belum disampaikan isi timbang terima di ruang
Perawat. Dan dalam timbang terima tidak dilakukan secara alur dari fase
pembukaan sampai penutup yang disertai doa.
3) Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan, selama ini pernah
dilakukan ronde keperawatan namun belum optimal karena masih
53
merupakan hal yang baru bagi sebagian besar staf keperawatan. Yang
dimana ronde keperawatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.
Adapun yang termasuk dalam ronde keperawatan tersebut
meliputi : tujuan,peran (peran ketua tim dan anggota tim, peran ketua tim
lain atau konselor), persiapan (penetapan kasus minimal 1 hari sebelum
waktu pelaksanaan ronde, pemberian inform konsen pada klien),
pelaksanaan, langkah-langkah ronde keperawatan, pasca ronde
(mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan), dan supervisi.
5) Supervisi
Berdasarkan hasil observasi di ruang Melati RSUD Praya yaitu
supervisi keperawatan diruang Melati sudah dilakukan,jenis supevisi
yang dijalankan selama ini berbentuk supervisi melekat dimana karu
memiliki tugas langsung melaksanakan supervisi.
6) Discharge Planning
54
7) Logistik
Logistik yang mencakup amprahan alat (alat-alat untuk tindakan
maupun alat-alat tenun/linen) sudah dilaksanakan dan terkoordinasikan.
Fasilitas cukup memadai dan untuk pengaturan diit pasien sudah
dilakukan setiap hari.
8) Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian keperawatan sejauh ini belum dilakukan dengan
optimal dan penambahan menggunakan dokumentasi dengan adanya
sistem komputerisasi dalam dokumentasi di RSUD Praya untuk
administrasi, adapun bentuk-bentuk dokumentasi yang ada dalam satu
rekapan medik pasien meliputi:
Tabel 3.6 Dokumentasi Rekapan Medik Pasien Ruang Melati
Kode
Uraian Ada Tidak
Form
Lembar masuk dan keluar rumah sakit, lembar
RM1
pernyataan persetujuan/ penolakan.
RM2 Lembar masuk dan keluar rumah sakit.
Lembar sebab kematian.
RM
Lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan, dll).
IGD
Lembar daftar masalah.
Lembar pemeriksaan khusus dari UPF termasuk lembar
laporan operasi/ anastesi.
RM3 Lembar catatan harian dokter (perjalanan pernyakit).
Lembar instruksi dokter dan laporan perawat/ bidan.
RM5 Lembar penempelan hasil pemeriksaan laboratorium
Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan endoskopi/
RM5
patologi anatomi/ sitologi.
55
e. Mutu ( M5 )
1) Bor (Bed Occupation Rate) Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 3 Mei s/d 4 Mei 2017
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang Ruang Melati RSUD
Praya sebagai berikut :
Rabu 3 Mei 2017
Shift Kelas 3 Kelas 2 Ruang BOR
Isolasi
23 bed (17 9 bed 1 bed (1 10/33 x 100%=
Pagi
kosong) (5 kosong) kosong) 30 %
23 bed (20 9 bed (7 1 bed (1 5/33 x 100%=
Sore
kosong) kosong) kosong) 15,15 %
56
diterima
dibandingka
n pekerjaan
yang saudara
lakukan.
2. Sistem 7 7 2 - -
penggajian
yang
diterima
dibandingka
n pendidikan
saudara
3. Jumlah gaji 7 8 1 - -
yang
diterima
dibandingka
n pendidikan
saudara
4. Pemberian 3 13 - - -
insentif
tambahan
atas suatu
prestasi atau
kerja ekstra
5. Tersedianya - 4 11 1 -
peralatan
dan
perlengkapa
n yang
mendukung
pekerjaan
6. Tersedianya - 1 11 4 -
fasilitas
penunjang
seperti
kamar
mandi,
59
tempat
parker,
kantin
7. Kondisi 1 1 10 4 -
ruangan
kerja
terutama
berkaitan
dengan
ventilasi
udara,
kebersihan
dan
kebisingan
8. Adanya 11 5 - - -
jaminan atas
kesehatan/
keselamatan
kerja
9. Perhatian 7 9 - - -
institusi
rumah sakit
terhadap
saudara
10. Hubungan - 1 13 2 -
antara
karyawan
dalam
kelompok
kerja
11. Kemampuan - 1 11 4 -
dalam
bekerja sama
antara
karyawan
12. Sikap - - 11 3 2
teman-teman
60
sekerja
terhadap
saudara
13. Kesesuaian 1 2 11 2 -
antara
pekerjaan
dan latar
belakang
pendidikan
saudara
14. Kemampuan - 1 11 4 -
dalam
menggunaka
n waktu
bekerja
dengan
penugasan
yang
diberikan
15. Kemampuan 1 2 10 3 -
supervise/
pengawasan
dalam
membuat
keputusan
16. Perlakuan 1 - 1 12 2
atasan
selama saya
bekerja
disini
17. Kebebasan - 1 9 3 3
dalam
melakukan
suatu
metoda
sendiri
dalam
61
menyelesaik
an pekerjaan
18. Kesempatan 3 4 7 - 2
untuk
meningkatka
n
kemampuan
kerja melalui
pelatihan
atau
pendidikan
tambahan
19. Kesempatan 6 4 6 - -
untuk
mendapatka
n posisi
yang lebih
tinggi
20. Kesempatan 6 5 5 - -
untuk
membuat
suatu
prestasi dan
mendapatka
n kenaikan
pangkat
TOTAL 61 76 132 42 9
(19,06%) (23,75%) (41,25%) (13,13%) (2,8%)
Sumber: Data Primer, 2017
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat di ruang
Melati merasa cukup puas dengan presentase (41,25%) sedangkan yang
merasa sangat puas 2,8%.
1. M1 (ketenagaan)
Factor internal (IFAS)
Kekuatan(Strength)
lebih professional
c. Semakin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
d. Rendahnya kesejahteraan perawat 0,3 3 0,9
Total 1 3
2 M2 ( Material )
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Tersedianya sarana dan prasarana 0,4 3 1,2 S-W= 2,7-1 =
bagi pasien dan tenaga kesehatan 1,7
dengan jumlah yang mencukupi
b. Terdapat peralatan yang 0,3 2 0,6
mendukung tindakan keperawatan
c. Memiliki SOP, Standart Asuhan 0,3 3 0,9
Keperawatan, lembar observasi
Total 1 2,7
Kelemahan ( Weakness )
a. Adanya beberapa sarana bagi 1 1 1
pasien yang sudah rusak
Total
Faktor Eksternal ( EFAS )
Peluang ( Oportunity )
a. Adanya kesempatan untuk 0,5 3 1,5 O-T = 3- 2,6 =
mengganti saran dan prasarana 0,4
yang rusak
b. Adanya kerjasama dengan tenaga 0,5 3 1,5
non keperawatan untuk mengurus
fasilitas yang ada di ruangan
Total 1 3
Ancaman ( Threat )
a. Adanya peningkatan harga alat-alat 0,2 1 0,2
medis
b. Adanya tuntutan yang tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana
65
M3-Method
MAKP
3 Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Memiliki visi, misi dan motto 0,1 2 0,2 S-W=2,25-2,5=
sebagai acuan melaksanakan -0,25
kegiatan pelayanan
keperawatan yg praktek
manajemen
b. Ada kerjasama yg baik antara 0,1 3 0,3
perawat klinik dan mahasiswa
c. Ada kerjasama antara institusi 0,3 4 1,2
pendidikan dengan RS
d. Ada kebijakan tentang 0,3 3 0,9
profesionalisasi perawat.
Total 1 3,6
Ancaman (Threat )
a. Persaingan antar RS swasta 0,3 4 1,2
semakin ketat dengan penawaran
fasilitas yang lebih baik
b. Adanya tuntutan masyarakat yg 0,3 3 0,9
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan professional
c. Makin tinggi kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat tentang pentingnya
investasi kesehatan
Total 1 2,9
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
Internal Factor (IFAS)
Kekuatan ( Strength )
a. Sudah ada system 0,6 3 0,18 S-W= 0,98 2,1
pendokumentasian = -1,12
b. Adanya kemauan perawat untuk 0,4 2 0,8
melaksanakan pendokumentasian.
Total 1 0,98
Kelemahan ( Weakness ) 0,3 2 0,6
a. Perawat belum optimal dalam
melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan
b. Belum ada reward bagi SDM 0,2 2 0,4
dengan kinerja terbaik
c. Standar Askep yang ada di 0,1 3 0,3
ruangan belum optimal diterapkan
pada dokumentasi asuhan
67
keperawatan
d. Sistem pendokumentasian masih 0,4 2 0,8
dilakukan secara manual
Total 1 2,1
External Factor (EFAS) O T= 3,2 2
Peluang ( Oportunity ) = 1,2
a. Adanya mahasiswa S.1 0,3 4 1,2
keperawatan yg praktek
manajemen.
b. Kerjasama yang baik antar 0,5 4 2,0
perawat klinik dan mahasiswa
Total 1 3,2
Ancaman ( Threat )
a. Semakin tingginya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat terhadap hukum dan
kesehatan
b. Akreditasi RS terhadap system 0,5 2 1
pendokumentasian
Total 1 2
SENTRALISASI OBAT S-W= 2,1 2,5
Faktor Internal = - 0,4
Kekuatan ( Strength )
a. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 2 0,4
berubah
b. Tersedianya sarana-prasarana 0,1 2 0,2
sentralisasi obat (buku injeksi,
kotak obat)
c. Adanya lembar observasi 0,4 3 1,2
pemberian obat
d. Adanya sentralisasi obat injeksi 0,3 1 0,3
Total 1 2,1
Kelemahan ( Weakness )
a. Tidak ada tenaga farmasi khusus 0,5 3 1,5
untuk ruanagan
b. Mobilitas pasien yang cepat 0,5 2 1
sehingga kesulitan penyimpanan
obat
Total 1 2,5
Factor eksternal (EFAS) O T= 3,2 1,6
Peluang ( Oportunity ) = 1,6
68
profesional
b. Meningkatnya kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 2,6
DISCHARGE PLANING
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Tersedianya resume keperawatan 0,5 3 1,5 S W = 2,5 2
untuk pasien pulang = - 0,6
b. Adanya kemauan untuk 0,3 2 0,6
memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien atau keluarga
c. Memberikan penkes kepada pasien 0,2 2 0,4
atau keluarga selama dirawat atau
pulang
Total 1 2,5
Kelemahan ( Weakness )
a. Tidak tersedianya leaflet untuk 0,5 3 1,5
pasien saat pulang
b. Pemberian penkes dilakukan 0,5 1 0,5
secara lisan pada setiap pasien atau
keluarga
Total 1 2
Faktor Eksternal ( EFAS )
Peluang ( Oportunity )
a. Adanya mahasiswa profesi yang 0,5 4 2,0 O T =3,2 1,7
melakukan praktek manajemen = 1,5
keperawatan
b. Adanya kerjasama yang baik 0,2 3 0,6
antara mahasiswa dan perawat
c. Kemauan pasien dan keluarga 0,3 2 0,6
terhadap anjuran perawat
Total 1 3,2
Ancaman ( Threat )
a. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 2 1
mendapatkan pelanyanan
keperawatan yang profesional
71
klien
Total 1 2,4
Ancaman ( Threat )
a. Adanya Tuntutan yang lebih tinggi 0,6 2 1,2
dari masyarakat untuk mendaptkan
pelayanan yang lebih profesional
b. Tingkat komplain klien yang tinggi 0,3 1 0,3
c. Semakin banyak kompetitor antara 0,1 3 0,3
rumah sakit swasta
Total 1 1,8
PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.16 Prioritas Masalah di Ruang Melati
IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka,
kelompok merumuskan masalah di Ruang Melati.
1. Penerimaan Pasien Baru
1) Pasien belum diorientasikan secara lengkap tentang fasilitasRS,
2) Tuntutan pasien akan pelayanan yang profesional,
3) Kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya kesehatan
2. Sentralisasi Obat
1) Obat oral berupa sirup belum tersentralisasi,
2) Masyarakat sadar akan hukum,
3) Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional
3. Ronde Keparawatan
73
BAB IV
PERENCANAAN
4.1 Pengorganisasian
Untuk efektivitas pelaksanaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal
yang sifatnya umumkelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Muchlis Asriyanto, S.Kep
Wakail ketua : Ni Made Meika W., S.Kep
Sekretaria 1 : Rusmiati, S.Kep
Sekretaris 2 : Suprianto, S.Kep
Bendahara : Sumayati, S.Kep
74
b. Target
a) Mensosialisasikan ulang pelaksanaan penerimaan pasien baru yang benar,
b) Melaksanakan penerimaan pasien baru secara lengkap sesuai format yang
ada,
c) Meningkatkan koordinasi antara perawat pelaksana dengan perawat primer
selaku penanggung jawab penerimaan pasien baru,
d) Memberikan kartu penunggu kepada keluarga pasien,
e) Menyusun materi kegiatan sentralisasi obat,
f) Melaksanakan sentralisasi obat.
3 Post penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat Ruang kepala 5 menit
a. PP memberikan/melaporkan hasil dari proses ruangan
penerimaan pasien baru kepada Karu,
b. Karu mengecek kembali kelengkapan
pendokumentasian penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat.
BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
b. Pelaksanaan
Pasien datang pertama kali melalui IGD atau Poli. Ketika pasien baru
datang Karu, PP, PN menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam
seta memperkenalkan diri pada pasien/keluarga. PA mengantarkan pasien ke
kamar yang telah di siapkan dan PP hand over dengan perawat IGD/Poli tentang
78
kondisi pasien saat ini. Setelah itu, PP mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan
pasien baru. PP menjelaskan tentang penyakit yang di derita pasien, terapi yang
dijalani, menjelaskan dokter yang menangani pasien dan jadwal visite,
mengorientasipasien pada ruangan/lingkungan rumah sakit dan melakukan
sentralisasi obat. PP menjelaskan tentang obat-obat yang diberikan dan
penyimpanan obat-obat tersebut akan disentralisasikan di ruang perawat agar
memudahkan pasien dalam pemberian, seperti dosis, waktu dan cara pemberian,
kemudian PP di bantu PA untuk melakukan pengkajian keperawatan dan
pemeriksaan fisik pada pasien. PP menanyakan kembali pada pasien/keluarga
mengenai hal-hal yang belum dimengerti. PP, keluarga pasien menandatangani
lembar penerimaan pasien baru. Karu, PP, PA kembali ke nurse station. Karu
memeriksa kembali kelengkapan pengisian dokumen penerimaan pasien baru
dan memberikan reward pada PP dan PA kemudian PP merencanakan intervesi
keperawatan.
c. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
1. Menetapkan pasien dan melakukan kontrak dengan pasien/keluarga,
2. Menetukan Karu, PP, PA,
3. Mempersiapkan format dan kelengkapan berkas penerimaan pasien baru
dan sentralisasi obat,
4. Melakukan role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sesuai
mekanisme kerja.
b) Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh pembimbing klinik, mahasiswa praktik D3
keperawatan dan mahasiswa profesi,
2. Kegiatan berjalan lancar walaupun ada beberapa pelaksa peran seperti
Karu, PP dan PA tidak bisa hadir dan harus di gantikan.