Anda di halaman 1dari 79

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional, dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2007).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan
dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut
dapat berupa pentaan system model asuhan keperawatan professional (MAKP)
mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan system MAKP, dan perbaiki dokumentasi
keperawatan dengan menerapkan prinsip SME (Sesuai Standar, Mudah
dilaksanakan, Efisiensi dan Efektif). (Nursalam, 2011).
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya pasien dan
keluarganya.Tujuan utama pelayanan rumah sakit adalah memberikan pelayanan
yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarganya.Pasien
dan keluarganya merupakan subyek yang penting dalam pelayanan rumah sakit.
Pelayanan yang berkualitas didukung oleh sumber-sumber yang memadai
antara lain sumber daya manusia, standar pelayanan / standar praktek keperawatan
dan fasilitas. Sumber- sumber yang tersedia dimanfaatkan sebaikbaiknya agar
berdaya guna sehingga tercapai kualitas yang tinggi dengan biaya seminimal
mungkin.
Pengembangan model praktek keperawatan profesional merupakan hal yang
sangat penting yang memberikan konstribusi terhadap profesi keperawatan dalam
meningkatkan mutu pelayanan / asuhan keperawatan.Melalui pengembangan
2

model praktek keperawatan profesional masyarakat dapat melihat secara nyata


pemberian pelayanan secara profesional. (Nursalam, 2014)
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena
dengan adanya faktor kelolaan yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana
peningkatan keefektifan pemberian pelayanan keperawatan sekaligus lebih
menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan (Nursalam, 2014)
Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya merupakan tempat praktek
klinik manajemen keperawatan Mahasiswa STIKES Yarsi Mataram Angkatan VII
tahun akademik 2016/2017. Fasilitas yang diberikan ini merupakan sarana dan
sebagai wahana mahasiswa dalam menerapkan konsep MAKP secara nyata
dilapangan mulai dari pengumpulan data, identifikasi masalah dengan
menggunakan analisa SWOT, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan dari program pendidikan keperawatan.

1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu menerapkan pengelolaan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien diruang Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah
Praya

1.2.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa mampu mengaplikasikan :
1. Mampu mengumpulkan data / melakukan analisa SWOT
2. Mampu menyusun perencanaan Timbang Terima, Model Asuhan
Keperawatan Profesional, Supervisi, Discarge Planning, Dokumentasi
Keperawatan.
3. Mampu membuat struktur pengorganisasian ruangan
4. Mampu melakukan pengawasan dan evaluasi.
5. Mampu melaksanakan ronde keperawatan.
6. Mampu melaksanakan sentralisasi obat.
7. Mampu melaksanakan pendokumentasian keperawatan.
3

1.3 Tempat dan Alokasi Waktu

1. Tempat :
Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya
2. Alokasi Waktu :
Praktek Management Keperawatan Profesi Ners dilakukan selama empat
minggu, dari tanggal 2 sampai 26 Mei 2017 dan sejak tanggal 2 Mei sampai
tanggal 4 Mei 2017 melaksanakan observasi yakni selama 3 hari. Dan pada
tanggal 5 Mei sampai tanggal 7 Mei 2017 melakukan evaluasi analisa situasi
ruangan, melakukan analisa SWOT dan menyusun perencanaan, serta
pelaksanaan MAKP.

1.4 Pengorganisasian
Berdasarkan analisa situasi di lingkungan tempat aplikasi
model praktek keperawatan professional (MPKP), maka kelompok
mahasiswa membuat tim kerja sebagai berikut :
Ketua : Muchlis Asriyanto, S.Kep
Sekretaris : Rusmiati, S.Kep
Bendahara : Hesti Ardini, S.Kep
Anggota :
1. Suprianto, S.Kep
2. Ni Made Meika L.W, S.Kep
3. Sumayati, S.Kep
4. Hartinah, S.Kep
5. Sri Pidiawati, S.Kep

1.5 Pendanaan
Swadana mahasiswa
4

BAB II
LANDASAN TEORI
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasiann
penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. (Manulang 2004).

2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. fungsi
manajemen 3 bagian yaitu :

a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih
cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).

1) Tujuan perencanaan :
a) Memberi arah organisasi.
b) Menentukan tujuan yang realistik.
c) Menjamin tercapainya tujuan.
5

d) Meningkatkan efesiensi.
e) Membuang program yang tidak bermanfaat.
f) Menghindari duplikasi upaya atau program.
g) Mengkonsentrasikan pelayanan yang bersifat urgent.
h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi.
i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja.

2) Prinsip perencanaan :
a) Jelas tujuan.
b) Jelas hasil yang akan dicapai.
c) Sederhana.
d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku.
e) Prioritas.
f) Perlibatan aktif.
g) Efektif dan efesien.
h) Fleksibel.
i) Berkesinambungan.
j) Kejelasan metode evaluasi.

3) Perencanaan meliputi kegiatan:


a) Pengumpulan data : Data tentang pasien, pegawai/staf,
kepemimpinan, peralatan, dan pelayanan
keperawatan.
b) Analisa lingkungan : Dengan menggunakan analisa SWOT
(Strength, Weaknes, Opportunities,
Threath).
c) Pengorganisasian data : Memilih data yang mendukung dan
menghambat.
d) Pembuatan rencana : Menentukan objektif/ sarana yang ingin
dicapai, uraian kegiatan, prosedur, target
waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,
peralatan, metoda.
6

b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1) Prinsip pengorganisasian:
a) Rantai komando (Chain of Command).
b) Rantai Kesatuan Komando (Unity of Command).
c) Rentang Kontrol (Spain of Control).
d) Spesialisasi.

2) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi:


a) Pola strutur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan
secara efektif.
b) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam
organisasi.
c) Strutur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama
pola hubungan antara kegiatan yang tepat dan pembinaan cara
komunikasi yang efektif antara perawat.

3) Aktifitas pengorganisasian :
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur.
7

c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas.

4) Strutur organisasi :
a) Birokrasi (Hierarchial Structure/line structute).
b) Adhocracy.
c) Matrik (free Form Structure)

5) Kegunaan pengorganisasian :
a) Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan.
b) Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan
atau kelompok.
c) Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota
kelompok untuk hubungan dan organisasi.

c. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.
Pengarah merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan
pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi yang
menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat
membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik
dengan atasan maupun teman sejawat

d. Pengendalian (controling)
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran
penyimpangan-penyimpangan dari arah yang direncanakan yang
8

merupakan aktifitas berkesinambungan dan di buat berdasarkan evaluasi


pada waktu kegiatan sedang berjalan.

1) PrinsipControlling:
a) Principle of Unifomity : Dibentuk dari awal sampai akhir
b) Principle of Comparison : Membandingkan yang direncanakan
dengan yang dicapai
c) Principle of Exception : Tidak sesempurna dari perencanaan,
tetapi ada umpan balik untuk
perbaikan

2) Controlling dilakukan melalui kegiatan:


a) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan
b) Preconperence, overan, post conperence
c) Ronde keperawatan
d) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah
dibuat
e) Program evaluasi dan peer review

3) Tipe Controlling:
a) Input control
b) Proses control
c) Output control

4) Controlling dilakukan pada :


1. Pasien:
a. Kebutuhan fisik pertama mental dan sosial
b. Perawatan, pemeriksaan dan pengobatan
c. Lingkungan
2. Ketenagaan :
a. Penampilan dan sikap
b. Pelayanan asuhan keperawatan dan sistem kerja
c. Prestasi kerja
9

3. Alat-alat dan obat-obatan


a. Penggunaan
b. Pencatatan dan pelaporannya
c. Inventaris

B. Manajemen Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan produktif
dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Dimana didalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi ( Grant & Massay, 1999).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses penyelesaian pekerjaan
melalui orang-orang atau staf keperawatan sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai secara efektif (Gillies, 1986).

2. Konsep, Filosofi, dan Tujuan Manajemen Keperawatan.


a. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
Konsep dasar dalam manajemen keperawatan adalah manajemen
partisipasif yang berdasarkan paradigma keperawatan yaitu: manusia,
lingkungan, keperawatan dan kesehatan

b. Filosofi Manajemen Keperawatan


Filosofi dalam manajemen keperawatan adalah keyakinan yang
dimiliki oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas melalui pembagian kerja,
koordinasi dan evaluasi.

c. Tujuan Manajemen Keperawatan


Tujuan manajemen keperawatan pada umumnya ditentukan oleh bidang
keperawatan meliputi :
1) Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit.
10

2) Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan


dengan mendidik perawat agar mempunyai sikap professional dan
bertanggunmg jawab terhadap pekerjaan.
3) Meningkatkan hubungan dengan pasien, keluarga, dan masyarakat.
4) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya
mempertahankan kenyamanan pasien.
5) Meningkatkan komunikasi antar staf.
6) Meningkatkan produktifitas dan kualitas staf keperawatan.

3. Lingkup Manajemen Keperawatan


a. Manajemen Operasional/Pelayanan
1) Planning
2) Organization
3) Staffing
4) Directing
5) Controling

b. Manajemen Asuhan Keperawatan


1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi

4. Ketenagaan (Staffing).
a. Definisi
Ketenagaan adalah anggota organisasi/badan usaha yang memperoleh
imbalan.

b. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat:


Mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang
dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
pengguna jasa.
11

c. Fungsi utama ketenagaan :


1) Memenuhi falsafah organisasi dan budget organisasi, dimana
pelayanan kerepawatan tergantung pada kuantitas tenaga keperawatan
yang bertugas selama 24 jam yang dibagi menjadi 3 shif dan
pelaksanaannya saling berkesinambungan

2) Dukungan SDM yang optimal diharapkan mampu meningkatkan


mutu pelayanan keperawatan. Untuk itu selain kuantitas tenaga
diperlukan juga pengembangan karir bagi perawat, seperti
keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan, peningkatan jenjang
pendidikan dan lain-lain.

d. Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan :


1) Kategori klien :
a) Keperawatan mandiri/Self Care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan
keperawatan dan pengobatan.

b) Keperawatan sebagian/Partial Care.


Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan
dan pengobatan tertentu seperti pemberian obat intravena.

c) Keperawatan penuh/Total Care.


Memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan
memerlukan observasi ketat.

2) Metoda penugasan :
Cara untuk membagi pekerjaan yang ada di satu unit perawatan
kepada tenaga yang ada di unit tersebut. Metode penugasan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dapat mengunakan
beberapa metode.
12

3) Analisa kebutuhan tenaga keperawatan:


Perencanaan tenaga keperawatan merupakan proses memperkirakan
secara kuantitatif dan kualitatif tenaga keperawatan yang diperlukan.
Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan organisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi karyawan di masa mendatang.
Penyusunan program bidang sumber daya manusia dalam manajemen
strategi suatu pasien dirawat. Metode pendekatan primer ini
mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana dan pelaksanaannya rumah sakit, meliputi langkah - langkah :

a) Langkah-langkah perencanaan kebutuhan sumber daya mausia


1) Inventarisasi sumber daya manusia yang ada
2) Inventarisasi beban kerja masing-masing
3) Evaluasi kebutuhan sumber daya manusia di masing-masing
unit kerja
4) Penetapan jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia yang
benar-benar dibutuhkan

b) Langkah perencanaan pengisian kebutuhan sumber daya manusia


1) Identifikasi jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia
yang ada di rumah sakit
2) Identifikasi jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia
yang diperlukan
3) Penetapan jumlah kebutuhan sumber daya manusia yang diisi
dari dalam organisasi
4) Perencanaan pengisian kebutuhan sumber daya manusia

c) Langkah Perencanaan pengembangan sumber daya manusia


1) Evaluasi kemampuan sumber daya manusia yang ada
2) Identifikasi usaha-usaha peningkatan kemampuan sumber
daya manusia
3) Evaluasi hasil prestasi sumber daya manusia
13

4) Alternatif pendidikan dan latihan yang diperlukan akan


dilakukan
5) Perluasan wilayah pelayanan
6) Usaha pengembangan jasa pelayanan kesehatan dan wilayah
pelayanan

Langkah-langkah perencanaan tenaga menurut Drucker (1989) dan


Gillies (1989) antara lain :
a) Mengidentifikasi bentuk dan tujuan jumlah perawatan yang
akan diberikan
b) Menentukan kategori perawat yang akan dipekerjakan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang dibutuhkan
c) Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat
diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
diperlukan
d) Menerima (menyaring) tenaga untuk mengisi posisi yang ada
e) Menyeleksi calon yang berminat untuk bekerja
f) Menentukan tenaga perawat dalam konfigurasi sesuai unit
kerja dan jadwal yang tertuang dalam shift
g) Memberikan tanggungjawab untuk pelayanan asuhan
keperawatan dalam berbagai model pemberian asuhan
keperawatan

d) Penghitungan Tenaga:
Perhitungan Rumus ada beberapa yaitu :
1) Rumus Gillies
jam kprwtn u/ psn/hari x rata-rata sensus psn/hari x
hari/thn
hari/thn hari libur prwt x jam kerja/hari
= jam kprwtn u/ psn/thn = jumlah perqawat di suatu unit
jam kerja prwt/thn
14

Catatan:
Waktu perawatan menurut Gillies, 1989
1. Perawatan langsung
Minimal care = 2 jam
Partial care = 3-4 jam
Total care = 4-7 jam
Rata-rata keperawatan langsung = 4 5 jam
2. Waktu perawatan tidak langsung = 38 menit / pasien /
hari
3. Waktu penyuluhan = 15 menit / pasien / hari
Rasio perawatan ahli : trampil = 55 % : 17 %
Proporsi dinas pagi : sore : malam = 47 % : 36 % : 17 %
2) Rumus Douglas
perawat = pasien x derajat ketergantungan
Tabel ketergantungan pasien:

Minimal care Partial care Total care


Pasien Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi sore Malam
1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0.10 0.36 0.30 0.20
2 0.34 0.28 0.14 0.54 0.30 0.20 0.72 0.60 0.40
3) Rumus Depkes 2003
Berdasarkan:
1. Tingkat ketergantungan pasien
2. Rata-rata pasien per hari
3. Jam perawatan yang diperlukan hari per pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari
5. Jam kerja efektif setiap perawat
Cara perhitungan:
1. Hitung jumlah perawat yang tersedia
2. Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur / cuti / hari
besar dan tugas-tugas non keperawatan Loss day / hari
libur / cuti / hari besar
15

3. Tugas non keperawatan


Jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C

5. Struktur Administrasi dan Pengelolaan


Sebagai bagian internal dari rumah sakit diciptakan sedemikian rupa
untuk memenuhi kebutuhan klien. Untuk itu diperlukan :
a. Bagan dan struktur organisasi ruangan yang jelas dan lengkap sehingga
tercermin hubungan kerjasama antar staf, dijabarkan uraian tugas dan
ada evaluasi pelaksaan berkala dan catatan individual staf. Struktur
organisasi ruangan disahkan oleh Dirut Rumah Sakit.
b. Hak dan kewajiban staf dan ruangan dijabarkan dalam uraian tugas.
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan

6. Pimpinan Atau Kepala Ruangan


a. Kepala ruangan sebagai pimpinan dalam level manajemen keperawatan
pertama memiliki tanggung jawab :
1) Mengatur Staf perawatan/ bawahannya untuk memberikan
perawatan agar efektif dan efisien kepada pasien
2) Memberikan kesejahteraan fisik, emosional dan pengembangan karir
staf.
b. Seorang kepala ruangan (perawat) yang memiliki pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan yang berhubungan dengan ruangan rawat
inap tertentu dan sikap sesuai dengan persyaratan
c. Ditunjuk berdasarkan SK Direktur
d. Bertanggungjawab pada kepala bidang keperawatan atas pengendalian
dan pengaturan kegiatan perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta tanggungjawab yang telah ditentukan.

7. Fasilitas dan Perawatan


a. Desain ruangan harus dapat menunjang pelayanan yang aman, nyaman,
efisien dan efektif.
16

b. Peralatan yang menunjang terhadap layanan asuhan keperawatan kepada


pasien.

8. Kebijaksanaan dan Prosedur


Kebijaksanaan dan prosedur dibuat tertulis dan disahkan dengan surat SK
Direktur RS ditempatkan pada tempat yang sudah dibaca. Untuk itu perlu
dilakukan:
a. Kebijaksanaan dan prosedur (termasuk tata tertib) yang ada sesuai
dengan perkembangan rumah sakit
b. Tersedia prosedur tertulis tentang pemeliharaan ruangan dan alat
c. Adanya program dan prosedur pengadaan dan pengendalian logistik
secara tertulis.

9. Program Pengembangan staf dan Program latihan


Perlu rencana tertulis dan hasil evaluasi pelaksanaan pendidikan yang
berkelanjutan untuk staf sesuai kebutuhan ruangan.

10. Dokumentasi dan Prosedur evaluasi


a. Adanya format pendokumentasian
b. Adanya prosedur evaluasi dan penilaian keterampilan kerja staf (DPS)

11. Program peningkatan SDM Karyawan dan sumber daya


a. Tersusun program kerja diruangan jangka panjang,menengah, dan
pendek yang saling berhubungan
b. Proses peningkatan di ruangan dilaksanakan secara terus menerus
c. Semua staf diberdayakan secara optimal
d. Dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan pertama untuk
meningkatkan kinerja.
e. Adanya dana untuk keperluan tertetu dari insatalasi rawat inap

C. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan


1. Manajemen Pelayanan Keperawatan
17

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang


keperawatan yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan rumah sakit,
sedangkan pelayanan keperawatan di ruangan dipimpin oleh seorang kepala
ruangan, dimana pelaksanaannya mengacu kepada visi, misi dan tujuan
pelayanan keperawatan.Telaah Manajemen Pelayanan/unit meliputi :
a. Man
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur organisasi,
komposisi ketenagaan (perawat, dokter dan tenaga non perawat) dan
menentukan jumlah tenaga perawat yang di butuhkan setiap harinya sesuai
dengan identifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien
Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan perawatan
sehari :
Minimal Care : 2 jam
Partial Care : 3-4 jam
Total Care : 7 jam
1) Formula pembagian shift (Waster dalam Swanbery, 1996) :
Pagi : 47 %
Sore : 36 %
Malam : 17 %
2) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung profesional : 55% :
45%
3) Jumlah hari libur dalam setahun :
a. Rata-rata hari minggu per tahun : 52 hari
b. Libur nasional : 15 hari
c. Cuti sakit : 7 hari
d. Jumlah hari per tahun : 365 hari
e. Jam kerja produktif : 7 jam
Jumlah perawat (tenaga asuhan langsung)
a. Hitung jumlah perawat yang tersedia
b. Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur / cuti / hari besar dan
tugas-tugas non keperawatanLoss day / hari libur / cuti / hari besar
c. Tugas non keperawatan
18

Jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C

b. Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas,
dalam arti harus transparan. Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat,
rincian harga pelayanan jasa pengobatan dan lain- lain.

c. Metode/model
Menjelaskan tentang metode keperawatan yang ada dalam sebuah
manajemen, terdiri dari penerapan MAKP, ronde keperawatan,
pendokumentasian, discharge planning, visite, pengelolaan nutrisi dan
labolatorium.Ada beberapa pendekatan tentang metode penerapan MAKP
menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) sebagai
berikut :
Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim yang terdiri
dari tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu tim kecil
yang saling membantu. Pembagian tugas di dalam kelompok atau grup
dilakukan oleh ketua kelompok. Selain itu, ketua tim bertanggung jawab
dalam mengarahkan anggota tim sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan perawatan klien, serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan, selanjutnya
ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
1. Keuntungan :
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahan :
19

Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk


konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit
untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

d. Material
1) Lingkungan Fisik :
Fasilitas fisik lokasi:
a. Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi.
b. Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat
dengan unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu unit
pelayanan terpadu.

Ukuran :
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan
kompleksitas rumah sakit. menurut standar Gudelines for Contraction
and Equipment for Hospital and Medical Vasilities (1992-1993)

Ruangan :
a. Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien,
catatan: dalam konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum
seharusnya dapat menampung dua pasien. peraturan sekarang,
kapasitas maksimum ruangan menampung sekitar empat
pasien.
b. Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas
minimal 9,2 m2, ukuran lantai perbed dan luas area tergantung
dari kebijakan RS setempat dan lahan yang ada, ukuran lantai
perbed sama dengan ruas area single bed. Ruang toilet, kloset,
loker, gudang, ruang depan, susunan ruangan seharusnya
berukuran minimal 0,91 m2 termasuk dari sisi dan kaki tempat
tidur dan dinding. diruang multiple bed ukuran lantai minimal
1,22 m2, dalam area multiple bed ruangan pasien berukuran
20

minimal 80 kaki sama dengan ukuran single bed yaitu 9,29


m2.
c. Ruang operator perawat harus mengarah kesemua ruangan
d. Dalam konstruksi baru, wastapel harus disediakan di setiap
ruangan pasien. letak wastapel harus berdekatan dengan
tempat tidur dan tempat menyuci peralatan. Toilet harus
dirancang untuk satu tempat tidur atau dua tempat tidur.
e. Ruang pasien mempunyai jendela pada bagian yang sesuai.
f. Setiap pasien harus dekat dengan toilet tanpa harus keluar
ruangan. satu toilet diperuntukkan untuk empat tempat tidur
atau lebih dari ruang pasien. Toilet memiliki water closet dan
wastapel yang menggunakan pintu double acting.
g. Setiap pasien harus terpisah dari lemari pakaian, loker.
h. Jika dalam ruangan terdapat banyak tempat tidur diperlukan
penghalang untuk menjaga privasi.
i. Untuk ventilasi, ruang oksigen, ruang oksigen, vakum udara
dan listrik harus sesuai dengan standar

Desain Ruangan :
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur
yang telah ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat
mungkin yang paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan
di tengah. Desain seperti ini akan memberikan pengamatan yang
maksimal kepada klien. selain itu harus mempunyai washtafel dan
dapat dikombinasikan menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi,
serta mempunyai pintu darurat.
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis.:
1. Alat Tenun :
a. Alas baki
b. Alas Brankar
c. Bantal
d. Barak Short
21

e. Duk Bolong
f. Under Pad (Pengalas steril)
g. Gorden Tebal
h. Gorden Vitrase
i. Handuk
j. Kelambu
k. Laken Dewasa
l. Selimut Wool
m. Stik Laken
n. Sarung Bantal
o. Sarung Penderita
p. Sampiran
q. Tutup Mayat
r. Taplak Meja Klien
s. Waslap
t. Kasur Busa Dewasa

2. Alat kedokteran dan kesehatan


a. Alat mandi : waskom mandi, standar Waskom
b. Alat eliminasi : pispot, urinal, irrigator, gelas ukuran
c. Alat oksigenasi : monometer oksigen, roda oksigen besar ,
kunci nggris, ambu bag.
d. Pengukuran tanda-tanda vital : tensimeter , stetoskop,
termometer, timbangan
berdiri, timbangan biasa,
tongue spatel.
e. Alat transportasi : brancard, kursi roda, roda cucian.
f. Machine : suction fortable, EKG, nebulizer
g. Lain-lain : vena seksi set, dresing card, perlak, buli-buli
panas, standar infus , standar BSE, windring,
stabilisator listrik
h. Dressing set : pinset anatomis, pinset chirerurgis, gunting
benang, gunting jaringan, kom besar
22

tertutup, kom sedang, kom kecil, korentang,


gunting verban, bak instrument besar, bak
instrument sedang, bak instrument kecil,
baki besar, bengkok besar, bengkok sedang,
gunting besar benang, gunting jahitan.

e. Marketing
Marketing diartikan sebagai pemasaran, sebagai indikator bagi
pemanfaatan rumah sakit dan peningkatan mutu pelayanan bagi para
konsumen, indikator dari tingginya nilai jual rumah sakit dapat dilihat dari
peningkatan konsumen dalam pemanfaatan pelayanan rumah sakit,
indikator tersebut sebagai berikut :
1) Bed Occupancy Rate (BOR)
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat
pemnafaatan tempat tidur rumah sakit (Muninjaya A.A.G, 1999: 158).
Rumus :
Jumlah hasil perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah TT x 365
(Muninjaya, 1999: 158)
Sedangkan menurut Nursalam (2002), untuk menghitung BOR adalah:
Jumlah TT terpakai x 100%
Jumlah TT tersedia

2) Average Length of Stay (ALOS)


Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien. Indikator ini dapat
menggambarkan tingkat efisiensi managemen pasien di sebuah rumah
sakit, untuk mengukur mutu pelayanan apabila diagnosis penyakit
tertentu dijadikan tracernya (sesuatu yang perlu diamati lebih lanjut)
(Muninjaya A.A.G, 1999: 158).

Rumus:
Jumlah hari perawatan pasien dalam 1 tahun x 100%
23

Jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup + mati)

3) Mutu Pelayanan keperawatan


Merupakan hal penting dalam pemasaran sebuah manajemen rumah
sakit, hal ini dilihat dari pelayanan keperawatan yang ada dalam
sebuah rumah sakit apakah pelayanan keperawatan nya sudah
memenuhi standar operasional atau masih belum mencapai standar.
Mutu pelayanan menjadi pilihan utama para konsumen untuk
menentukan pemanfaatan rumah sakit. Sebuah rumah sakit dikatakan
memiliki kualitas dan pelayanan keperawatan yang bermutu dilihat
dari beberapa indikator diantaranya :
a. Rendahnya angka kejadian infeksi nosokomial, plebitis dan
dekubitus,
b. Selain mendapatkan asuhan keperawatan, konsumen juga
mendapatkan pendidikan kesehatan secara optimal,
c. Angka kematian, angka kematian yang tinggi merupakan
indikator pelayanan yang buruk, sehingga sebuah rumah sakit
tentunya bisa menurunkan angka kematian akibat penyakit.
d. Kepuasan pasien
e. Kenyamanan dan keamanan

D. Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti: perencanaan,
pengarahan, dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan
masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan dan mempunyai tujuan
keterlibatan perawat dalam menagani pasien secara komprehensif, dengan landasan
ilmiah, keterampilan teknis dan interpersonal.
Dalam menyelenggarakan asuhan keperawatan, perhatian utama
seorang perawat adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar dan hal-hal yang melatarbelakanginya serta mempelajari berbagai
bentuk upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut dengan memanfaatkan
24

sumber daya yang ada. Untuk itu diperlukan tenaga keperawatan yang handal yang
dilengkapi perangkat perundangan, peraturan dan bekerja harus sesuai dengan
standar pelayanan asuhan keperawatan dan prosedur tindakan keperawatan.
Lingkup dari manajemen keperawatan adalah :

a. Flow of care/ penerimaan pasien


a. Klien masuk ke ruangan atas rujukan dari poliklinik dan UGD
b. Melakukan pemeriksaan status, seleksi kasus berdasarkan diagnose
c. Memberikan informasi mengenai biaya administrasi dan fasilitas yang
tersedia
d. Memberikan kesempatan kepada klien/keluarga untuk memilih fasilitas
sesuai dengan kemampuan

b. Pemenuhan kebutuhan dasar


a. Biologi
1) Oksigenasi
a) Mengatur posisi tidur klien yang dapat melancarkan jualan napas
b) Membersihkan secret dari hidung, mulut, dan trakea (postural
drainage, suction)
c) Memberikan latihan teknik napas dalam dan batuk efektif
d) Mengobservasi frekuensi pernapasan cuping hidung, penggunaan
otot napas tambahan serta suara napas tambahan untuk
menentukan perlu tidaknya klien mendapatkan terapi O2
e) Memberikan O2 pernasal sesuai dengankeburtuhan klien: Nasal
kanul = volume tidal x RR : 20%,Simple mask = volume tidal x
RR : 60%
f) Mempersiapkan pemeriksaan laboratorium.
g) Modifikasi lingkungan untuk mempertahankan sirkulasi udara

2) Nutrisi
a) Mengkaji kebiasaan makan klien (waktu, jenis dan alergi)
b) Mengatur posisi klien untuk makan dan minum
c) Mempersiapkan makanan/minuman klien di tempat tidur
25

d) Mempersiapkan pemasangan alat bantu makan (sonde feeding)


e) Melakukan pemasangan sonde feeding dengan benar (prosedur
pemasangan NGT terlampir)
f) Mengauskultasi bising usus
g) Memberi contoh dan mengajarkan cara pemberian makanan
melalui sonde kepada keluarga
h) Memberskan perlengkapan makan setelah dipakai
i) Menimbang dan mengukur TB-BB

3) Keseimbangan cairan dan elektrolit


a) Mengukur kebutuhan cairan klien
b) Memberi tahu klien atau keluarga mengenai kebutuhan cairan
klien
c) Mencatat intake dan output cairan
d) Mempersiapkan peralatan untuk pemasangan infus
e) Menjelaskan prosedur pemasangan infus kepada klien dan
keluarga
f) Melakukan pemsangan infuse (prosedur pemasangan infuse
terlampir)
g) Mengatur kecepatan tetesan infus
h) Mempersiapkan pemeriksaan laboratorium
i) Mengobservasi tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit

4) Eliminasi
a) Membantu kliien untuk BAB/BAK di kamar mandi
b) Membantu kliien untuk BAB/BAK di tempat tidur dengan
menggunakan pispot/urinal
c) Mencatat karakteristik (warna, jumlah, konsistensi) urine dan
feses
d) Memberikan laksatif
e) Mempersiapkan pelaksanaan huknah
f) Menjelaskan prosedur dan tujuan huknah pada klien dan keluarga
26

g) Melakukan prosedur huknah


h) Mengkaji kebutuhan pemasangan kateter
i) Mempersiapkan pemasangan kateter
j) Menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter pd keluarga
& klien
k) Melakukan pemasangan kateter
l) Melakukan blast spooling
m) Merawat kateter dan mengobservasi pembuangan urine/drainage
n) Mengajarkan toilet training

5) Integritas kulit dan kebersihan diri


a) Membantu klien untuk mandi dan membersihkan diri
b) Mengganti linen
c) Membantu klien mengganti pakaian
d) Mengkaji keadaan kulit
e) Membantu klien mencuci rambut
f) Merawat kebersihan gigi dan mulut
g) Merawat kebersihan kuku
h) Wound care
i) Membantu dan menganjurkan klien untuk melakukan gerakan
aktif atau pasif sesuai dengan kondisi klien

6) Istirahat Tidur
a) Mengatur lingkungan yang kondusif untuk klien beristirahat dan
tidur
b) Mengatur posisi tidur yang nyaman bagi klien
c) Mengajarkan teknik relaksasi
d) Menyarankan pada klien minum susu hangat saat sebelum tidur
jika klien mengalami kesulitan tidur
e) Mencegah klien terjatuh selama tidur dengan memasang bedside
rail
7) Mencegah infeksi
a) Precaution
27

b) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien atau


melakukan tindakan
c) Menggunakan sarung tangan bersih dan steril sesuai dengan
kebutuhan
d) Menggunakan prinsip steril dalam melakukan prosedur invasif
dan perawatan luka

8) Aktivitas
a) Membantu klien beraktivitas di tempat tidur
b) Membantu klien beraktivitas di sekitar tempat tidur
c) Melakukan ambulasi dini

b. Psikososiospritual
1) Identitas sosiokultural
a) Berkomunikasi aktif dengan keluarga klien
b) Memperkenalkan diri pada setiap kontrak baru
c) Memotivasi klien untuk memperkenalkan identitasnya
d) Mengkaji hubungan social dan peran di masyarakat

2) Kesehatan mental
a) Mengkaji orientasi klien terhadap waktu, orang dan tempat
b) Mengkaji konsep diri klien
c) Mengkaji peran yang dirasakan saat ini

3) Nilai dan kepercayaan


a) Mengkaji nilai dan kepercayaan klien
b) Membantu klien dalam melaksanakan ibadah

4) Seksualitas
a) Mengkaji kebutuhan seksual klien
b) Mengidentifikasi perubahan pola aktivitas seksual
c) Mengidentifikasi adanya disfungsi seksual
3. Proses keperawatan
a. Standar pengkajian dan diagnosa keperawatan
28

Komponen pengkajian keperawatan meliputi :


1) Pengumpulan data, kriteria:
Menggunakan format baku Asuhan, keperawatan paripurna
memerlukan data lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus,
tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota
team kesehatan.
2) Sistematis
3) Diisi sesuai item yang tersedia
4) Aktual
5) Absah
6) Pengumpulan data meliputi : data biologis, psikologis, sosial, spiritual
7) Perumusan masalah, kriteria : kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi

b. Standar diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
klien, dianalisis, dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan,
kriteria :
1) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan
dan pemenuhan kebutuhan klien
2) Dibuat sesuai dengan wewenang perawat
3) Komponennya terdiri dari masalah, etiologi, tanda gejala (P-E-S) atau
terdiri dari masalah dan penyebab (P-E)Bersifat aktual apabila
masalah kesehatan klien sudah te
4) Terjadi
5) Bersifat resiko apabila masalah kesehatan klien kemungkinan besar
akan terjadi
6) Dapat ditanggulangi perawat

c. Standar perencanaan keperawatan


29

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan,


komponen perencanaan keperawatan, meliputi :
1) Prioritas masalah, kriteria :
a. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas utama
b. Masalah-masalah yang mengancam kesehatan adalah prioritas
kedua
c. Masalah-masalah yang yang mempengaruhi perilaku merupakan
prioritas ketiga
2) Tujuan asuhan keperawatan :Spesifik, bisa diukur, bisa dicapai,
realistis, ada batas waktu (SMART)
3) Rencana tindakan, kriteria :
a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b. Melibatkan klien dan keluarga
c. Mempertimbangkan latar belakang budaya
d. Klien dan keluarga
e. Menentukan alternatif tindakan yang tepat
f. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya, dan fasilitas yang ada
g. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
h. Kalimat instruksi : ringkas, tegas, dan dengan bahasa yang
mudah dimengerti

d. Standar implementasi keperawatan


Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara
maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan,
serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan klien dan
keluarganya, kriteria :
1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
2) Menyangkut bidang bio-psiko-sosial-spiritual klien
3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
kepada klien atau keluarga
30

4) Sesuai waktu yang telah ditentukan


5) Menggunakan sumber daya yang ada
6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
7) Menerapkan perinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi, dan
mengutamakan keselamatan kien
8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon klien
9) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
10) Merapikan klien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
11) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman kepada prosedur
teknis yang telah ditentukan
12) Intervensi pemenuhan kebutuhan dasar klien

e. Standar evaluasi keperawatan


Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, dan
berencana untuk menilai perkembangan klien, kriteria :
1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
2) Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada perumusan
tujuan
3) Evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
4) Evaluasi melibatkan klien, keluarga, dan tim kesehatan
5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

f. Standar dokumentasi keperawatan


Pendokumentasian keperawatan:
1) Pencatatan asuhan keperawatan dilakukan secara individu, kriteria :
a) Dilakukan selam klien dirawat inap dan rawat jalan
b) Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi, dan
laporan
c) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d) Penulisan harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang
baku
e) Sesuai dengan pelaksanaan proses keparawatan
31

f) Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial/paraf/nama


perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya
g) Menggunakan formulir yang baku
h) Disimpan sesuai peraturan yang berlaku

2) Penerapan sistem timbang terima


a) Timbang terima dilaksanakan dilakukan setiap pergantian shift
b) Di nurse station, perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
dengan masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting yang perlu
dilaksanakan
c) Hal-hal lain yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada perawat yanmg jaga berikutnya
d) Hal-hal yang diperlukan saat timbang terima yaitu :
1. Identitas klien dan diagnosa medis
2. Masalah keperawatan
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4. Intervensi kolaboratif dan dependensi
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan lainnya, persiapan untuk konsul/
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab, dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas.
f) Penyampaian saat timbang terima secara singkat dan jelas

E. ANALISIS SWOT
32

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu


organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi
dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan
(strength), dan kelemahan (weakness). Sementara analisis eksternal mencakup
faktor peluang (oportunity) dan tantangan (threaths).

Ada 2 macam pendekatan dalam analisis SWOT yaitu :


1. Pendekatan kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh kearns
menampilkan 8 kotak, yaitu 2 paling atas adalah kotak faktor eksternal
(peluang dan tantangan) sedangkan 2 kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu isu
strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor faktor internal
dan eksternal
Matriks SWOT kearns
EKSTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
Comparative Mobilizatio
STRENGTH
advantage n
Divestment/ Damage
WEAKNESS
invesment control
Sumber : hisyam (2010)
Keterangan :
a. Sel A : Comparative Adventages
Sel ini merupakan pertemuan 2 elemen kekuatan dan peluang, sehingga
kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat
b. Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. disini
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk memperlunak ancaman dari luar, bahkan kemudioan merubah ancaman
menjadi sebuah peluang.

c. Sel C : Divestment / Investment


33

d. Sel D : Damage Control

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.

Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:


a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T ; Menghitung
skor (a) Masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian
terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi
penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaranskor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti
skor yang paling tinggi.Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor
dilaksanakan secarasaling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu
point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan
point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang
telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi
dengan banyaknya jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor
O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu Y;
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
d. SWOT.

No STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL


34

1.
2. Dst
Total kekuatan
No WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Total
Kelemahan
Selisih Total Kekuatan Total Kelemahan = S W = x
No OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1.
2. Dst
Total Peluang
No TREATH SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang Total Tantangan = O T = y

BAB III
PENGKAJIAN PENGUMPULAN DATA, ANALISIS SWOT, DAN
IDENTIFIKASI MASALAH.

.1 Pengkajian
1. Gambaran Umum
35

a. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Praya


Rumah Sakit Umum Daerah Praya merupakan salah satu
rumah sakit umum milik pemerintah kabupaten Lombok Tengah yang
terletak di kecamatan Praya. Berdiri dilahan seluas 4 Ha dengan luas
bangunan 6738 m2. Rumah Sakit Umum Daerah Praya terletak di jalan
H Lalu Hasyim, Tiwugalih, Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa
Tenggara Barat. Rumah Sakit Umum Daerah Praya secara resmi berdiri
pada tanggal 18 Agustus 1959 dengan lokasi sebelah utara kampung
Pengames yang dipimping Dr. Tang Hong Djwan. Seiring dengan
berjalannya waktu dan kebutuhan akan pelayanan yang lebih luas sejak
tanggal 1 Juni 2006 gedung Rumah Sakit Umum Daerah Praya
dipindahkan ke jalan H Lalu Hasyim kelurahan Tiwu Galih dengan
nama RSUD Praya Baru berdasarkan surat keputusan Menkes nomor :
HK.07.06/III-3/75/2007.
Rumah Sakit Umum Daerah Praya sejak tanggal 5 Juni 1996
berubah dari Rumah Sakit type D menjadi Rumah Sakit type C dengan
SK Menkes 46/Menkes/SK/VI/1996. Pada tahun 2003 terakreditasi
penuh tingkat dasar dan pada tahun 2009 tersertifikasi ISO. Tahun 2011
Rumah Sakit Umum Daerah Praya menjadi BLUD dengan keputusan
Bupati Nomor 374 Tahun 2011 tanggal 1 Oktober 2011.
Sesuai dengan amanah UU tentang JKN Rumah Sakit Umum
Daerah Praya sebagai Rumah Sakit Pemerintah sejak Januari 2014 telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan juga ditetapkan oleh BPJS
Ketenagakerjaan sebagai Rumah Sakit Trauma Center (RSTC) yang
akan melayani peserta kecelakaan kerja.Sarana pelayanan di Rumah
Sakit Daerah Praya sampai dengan Desember 2016 adalah sebagai
berikut :
1) Fasilitas rawat jalan, meliputi :
a) Poliklinik Bedah
b) Poliklinik Kandungan dan Kebidanan dan KB
c) Poliklinik Penyakit Dalam
d) Poliklinik Kesehatan Anak
36

e) Poliklinik Mata
f) Poliklinik Kulit dan Kelamin
g) Poliklinik Gigi
h) Poliklinik THT
i) Poliklinik Fisioterapi/ Rehabilitasi Medik
j) Poliklinik Medical Cek Up
k) Poliklinik VCT
2) Fasilitas Rawat Inap :
a) Ruang VIP : 16 tempat tidur
b) Ruang Kelas 1 : 18 tempat tidur (Ruang Dahlia :
16, Flamboyan: 2)
c) Ruang Kelas II : 32 tempat tidur (Ruang Melati: 9,
Ruang Flamboyan: 10, Ruang
Tunjung I: 8, Ruang Tunjung 2: 3)
d) Ruang Kelas III : 125 tempat tidur (Ruang Melati:
33, Ruang Flamboyan: 14, Ruang
Tunjung I : 29, Ruang Tunjung 2:
23, Ruang Anggrek: 15)
e) Ruang Nifas : 18 tempat tidur
3) Fasilitas ICU : 7 Tempat Tidur
4) Fasilitas NICU : 10 Box Bayi, 10 Incubator
5) Fasilitas Ruang Tindakan :
a) Ruang IGD
b) Ruang bersalin / VK
c) Kamar Operasi / OK
6) Fasilitas Penunjang
a) Instalasi Farmasi
b) Instalasi Laboratorium
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
e) Instalasi Kesehatan Lingkungan
f) Instalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit
37

g) Bank Darah
h) Rekam Medis
i) Ambulance
j) Mobil Jenazah
k) Instalasi CSSD
l) Kamar Jenazah

2. Visi dan Misi


a. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Praya
1) Visi
Rumah Sakit Pelayanan Prima dengan mengutamakan budaya
keselamatan
2) Misi
Rumah Sakit Umum Daerah Praya Kabupaten Lombok Tengah
adalah Rumah Sakit :
(1) Memberikan pelayanan paripurna yang efektif, efisien dan
bermutu.
(2) Menyiapkan pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
(3) Mewujudkan tata kelola BLUD RSUD Praya yang transparan
dan akuntabel.
3) Motto
BERI KEPASTIAN, RAIH KEPERCAYAAN

3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dari 2 Mei sampai dengan 4 Mei 2017
bersama-sama seluruh anggota kelompok dengan cara observasi, wawancara dan
survey angket. Pada Model Asuhan Keperawatan Profesional harus mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional dan untuk itu diperlukan penataan
5 komponen utama yaitu : tenaga perawat/M1 (Man): (2) metode pemberian
38

asuhan keperawatan/M2 (Methode), sarana dan prasarana/ M3 (Material),


keuangan dan pembiayaan/ M4 (Money), Mutu/M5

a. Sumber daya manusia (M1)


1) Tenaga Keperawatan
Jumlah Tenaga Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Praya
Tabel 3.1 Data Tenaga Keperawatan Di Ruang Tunjung 2 RSUD Praya
Pelatihan
Pendidi Lama Jenjang
No Nama Status Yang Pernah
kan Bekerja Karir
Diikuti
1. Ns. Farida, S.Kep S1. Ners PNS 25 th Manejemen PK IV
2. Bq. Erna R, S.Kep S1 PNS 19 th RS,BTCLS PK III
3. Suhartini, S.Kep S1 PNS 20 th PK III
4. Utiasih, S.Kep S1 PNS 15 th PK III
5. Ns. Bq. Yestika Sri L, S1. Ners PNS 7 th BTCLS PK III
S.Kep
6. Khusnul Khotimah, D3 PNS 19 th PK III
Amd.Kep
7. Nurul Utami, S.Kep S1 PNS 12 th PK III
8. Ns. Devi D, S.Kep S1. Ners Sukarel 3 th PK II
9. Roslaini, Amd. Kep D3 a 9 th PK III
10. Erlina S,S.Kep S1 PTT 7 th PK II
11. Nurhidayah, S.Kep S1 PTT 7 th PK II
12. Bq. Dian A, Amd.Kep D3 PTT 12 th PK III
13. Nurhasanah,Amd.Kep D3 Honorer 8 th PK II
14. Bq. Yeni F, Amd.Kep D3 PTT 7 th PK II
15. Rukiawati, Amd.Kep D3 PTT 3 th PK I
16. Bq. Yuliatmiyanti, Amd. D3 PTT 3 th PK I
Keb Sukarel
17. Ns. Sriatun H, S.Kep S1. Ners a 3 th PK II
18. Rani A, S.Kep S1 3 th PK I
19. Bq. Nunung Fitriana, D3 Sukarel 3 th PK I
Amd.Kep a
20. St. Ramdani, Amd. Keb D3 Sukarel 1 th PK I
21. Ns. Bq. Haerana, S.Kep S1. Ners a 7 th PK III
39

22. Namirah, S.Kep S1 PTT 7 th PK II


23. Ns.Bq. Wirlina, S.Kep S1. Ners 6 th PK III
24. Suryatniwati, Amd. Kep D3 Sukarel 7 th PK II
25. Sri Wahyuni, Amd. Keb D3 a 5 th PK II
26. Ns. Utria N, S.Kep S1. Ners PTT 4 th PK II
PTT
PTT
PTT
PTT
PTT
Sumber: Data Primer, 2017
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat di
ruangan Melati merupakan lulusan S1 Keperawatan (58%), status
pekerjaan terbanyak merupakan Non PNS (73%) dan telah bekerja di
RSUD Praya > 5 tahun (65%).
Perawat yang bertugas di Ruang Melati Rumah Sakit Umum
Daerah Praya berjumlah 26 orang dan yang menjadi koordinator/kepala
ruangan/karu adalah seorang tamatan Sarjana (S1) profesi dan berstatus
pegawai tetap/PNS.
Perawat terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi dengan jumlah tenaga
15 orang dengan 1 kepala ruangan, 1 wakil kepala ruangan, shift siang 3
orang dan shift malam 3 orang. Perawat di ruang melati rata-rata adalah
S1 Keperawatan.

2) Jumlah Tenaga Non- Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Praya


Tabel 3.2 Data Tenaga Non Keperawatan Di Ruang Melati RSUD Praya
N Kualifikasi Jumlah Jenis
o
1. Administrasi 2 Honorer
2. Cleaning Service 2 Kontrak
Sumber : Data Primer, 2017.

3) Struktur organisasi.
40

Struktur organisasi di ruang Melati sudah terbentuk dan sudah di


terapkan MAKP.
Skema 3.1 Struktur Organisasi Ruang Melati
Struktur Organisasi Ruang Melati
Kasi Keperawatan
H. Martawan, Ners

Kepala Ruangan
Ners. Farida, S. Kep

Staf Administrasi
-Baiq Nursihan
-Hj. Sumarni

Wakil Kepala Ruangan


Baiq Erna Rosmala, S.Kep

PP I PP II
Suhartini, S.Kep Ns. Baiq Yestika Sri L,S.Kep

PA PA
Utiasih, S.Kep Nurul Utami, S.Kep
Ns. Utrianingsih, S.Kep Husnul Khotimah, Amd. Kep
Ns. Devi D, S. Kep Ns.Baiq Haerana, S.Kep
Erlina S, S.Kep Ns. Sriatun Hasanah, S.Kep
Nurhidayah, S.Kep Ns.Baiq Wirlina, S.Kep
Baiq Dian A, Amd. Kep Namirah, S.Kep
Roslaini, Amd. Kep Rani Armayanti, S.Kep
Nurhasanah, Amd. Kep Suryatniwati, Amd. Kep
Baiq Yeni F , Amd. Kep Baiq Nunung, Amd. Kep
Rukiawati, Amd. Kep St Ramdani, Amd. Keb
Baiq Yuliatmiyanti, Sri Wahyuni, Amd. Keb
Amd. Keb
4) Tugas Pokok Dari Kepala Ruangan, Perawat Primer dan Perawat
Asociate
41

(1) Kepala Ruangan


a) Perencanaan
(a) Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan
masing-masing
(b) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat,
transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM
(c) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien bersama
ketua TIM, mengatur penugasan penjadwalan
(d) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan
(e) Mengikuti Visite dokter untuk mnegetahui
kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
(f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
(g) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri
(h) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
(i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
Rumah Sakit
b) Pengorganisasian
(a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(b) Merumuskan tujuan metode penugasan
(c) Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas
(d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3
ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat
(e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari, dan lainnya
(f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
(g) Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek
42

(h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di


tempat kepada ketua TIM
(i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
(j) Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya
(k) Identifikasi masalah dan penanganannya
c) Pengarahan
(a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM
(b) Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik
(c) Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
(d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
(e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
(f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
(g) Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
d) Pengawasan
(a) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua
TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
(b) Melalui Supervisi
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak
langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,
membacadan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
43

keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),


mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan
tugas. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang
telah disusun bersama ketua TIM dan Audit
keperawatan.

(2) Ketua TIM/Perawat Primer


a) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan klien sejak masuk sampai pulang
b) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya
c) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya
d) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
e) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota
tim
f) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
melakukan tindakan keperawatan
g) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
h) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu
i) Mengembangkan perencanaan pulang
j) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim
k) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim
kesehatan lainnya untuk membahas perkembangan kondisi
pasien
l) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konfrensi
m) Mengevaluasi pemberian ASKEP dan hasil yang di capai
serta pendokumentasiannya

(3) Anggota TIM/ Perawat Asociate


a) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar
b) Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga
44

c) Mengikuti serah terima dengan group/tim lain (group petugas


ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga, logistic
keperawatan, administrasi rekam medik, pelayanan
pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan
d) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnya
e) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
f) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter bila Kepala Group tidak ditempat
g) Membantu pelaksanaaan rujukan dan menyiapkan pasien
untuk pemeriksaan diaganostik, laboratorium, pengobatan,
dan tindakan
h) Melakukan orientasi terhadap pasien/anggota
keluarga/keluarga baru mengenai: tata tertib ruangan/RS,
perawat yang bertugas
i) Membuat laporan pergantian dinaas dan setelah selesai
diparaf
j) Menyiapkan pasien/anggota keluarga pulang dan
memberikan penyuluhan kesehatan
k) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur tugas
cleaning service dan peserta didik
l) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
m) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan
asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
n) Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota
keluarga dan lingkungannya
o) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien/anggota
keluarga/keluarga
p) Mengkomunikasikan kepada Kepala Ruangan/Kepala Group
jika ada masalah yang belum terselesaikan
q) Memeriksa kelengakapan status keperawatan
45

r) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien


yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan
kepala group

5) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Kerja Perawat


Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati RSUD Praya dinilai
dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan pasien
menurut Orem yaitu total, parsial dan minimal care (Nursalam, 2002).
Menurut Douglas, Lovevidge dan Cunnings (1996), klasifikasi
ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Perawatan Minimal (1 2 Jam / 24 Jam)


a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian di lakukan sendiri
b) Makan dan minum di lakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan
d) Observasi tanda tanda vital di lakukan setiap pergantian jaga
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
f) Perawatan luka sederhana.

2. Perawatan Intermediet / Partial (3 4 Jam / 24 Jam)


a) Kebersihan diri di Bantu, makan minum di Bantu
b) Observasi tanda - tanda vital setiap 4 jam
c) Ambulasi di Bantu.
d) Pengobatan dengan injeksi
e) Pasien dengan katheter urine
f) Pasien dengan infus
g) Observasi balance cairan ketat

3. Perawatan Maksimal / Total (5 6 Jam / 24 Jam)


a) Semua kebutuhan pasien di Bantu
b) Perubahan posisi, observasi tanda tanda vital setiap 2 jam
c) Makan melalui selang lambung
d) Pengobatan intra vena perdrip
46

e) Pemakain suction
f) Gelisah / disorientasi
g) Perawatan luka kompleks

Tabel 3.3 klasifikasi ketergantungan pasien menurut douglas (1984)


Kebutuhan perawat
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,10
Intermediate 0,27 0,15 0,07
Maksimal 0,36 0,30 0,20

Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Tanggal 3 Mei2017 di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya
Tabel 3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien Ruang Melati tanggal 3 Mei
2017
Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan
Tk.Keterg Jumlah Pagi Sore Malam
antungan
Minimal 2 2x0,17= 0,34 2x0,14 =0,28 2x0,10= 0,2
Parsial 3 3x0,27= 0,81 3x0,15 = 0,45 3x0,07=0,21
Total 0 0x0,36= 0 0x0,30 = 0 0x0,20= 0
Jumlah 5 1,15 0,73 0,41
Total Tenaga Perawat
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
+
3 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari : 86 x 3/279= 258/279 =0,92 = 1orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 3Mei
2017 di ruang Ruang Melati adalah : 3 orang + 1 orang struktural (kepala
ruangan) + 1 orang wakil kepala ruangan, PP 1, PP 2 + 1 orang lepas
dinas= 8 orang
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun.
47

Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat pada


Tanggal 4 Mei 2017 di Ruang Melati RSUD Praya
Tabel 3.5 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Melati tanggal 4 Mei
2017
Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan
Tk.Keterg Jumlah Pagi Sore Malam
antungan
Minimal 1 1x0,17= 0,17 1x0,14 = 0,14 1x0,10= 0,10
Parsial 3 3x0,27= 0,81 3x0,15 = 0,45 3x0,07=0,21
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30= 0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 5 1,34 0,89 0,51
Total Tenaga Perawat
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
+
3 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:86 x 3/279= 586/279 =0,92 = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 4 Mei
2017 di ruang Ruang Melati adalah : 3 orang + 1 orang struktural (kepala
ruangan), 1 orang wakil kepala ruangan, PP1, PP2 + 1 orang lepas dinas=
8 orang
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun.

b. Sarana dan Prasarana /(M2)


1) Lokasi dan Denah Ruangan
Sebelah Timur : Ruang Dahlia
ebelah Barat : Instalasi Gizi
Sebelah Utara : Ruang Radiologi
Sebelah Selatan : Ruang Tunjung
15 2
5 4 3 2 1 1
6
14 Praya
Denah Ruang Melati Rumah Sakit Daerah

8 9 10 13
6
12
7 11
48

Gambar 3.1 Denah Ruangan Melati


Keterangan:
1. Ruang Tindakan
2. Ruang Melati 1
3. Kamar Melati 2
4. Ruang Melati 3
5. Ruang Melati 4
6. Ruang Gudang
7. Ruang Isolasi
8. Ruang Melati 5
9. Ruang Melati 6
10. Ruang Melati 7
11. Ruang Dokter
12. Ruang Karu
13. Ruang Admin
14. Ruang Jaga Perawat
15. Ruang Istirahat
16. Kamar Mandi
Alur Pasien Keluar Masuk di Ruang Melati

Pasien

IGD Poliklinik
49

Rawat Inap Mendapatkan


R. Melati Umum Pelayanan Sembuh ( BPL)

Memiliki kartu JKN, Dengan - Penyuluhan


Askes Rujukan pasien pulang
- Surat control PULANG
- Terapi obat
lanjutan di rumah
Tanpa Rujukan

Mengurus bukti Jaminan


Mengurus Rujukan
Interna IGD Pelayanan tim pengendali

Bukti jaminan pelayanan di-


serahkan ke ruangan

Mendapatkan Pelayanan Sembuh ( BPL)

Menyerahkan FC. kartu


JKN

Gambar 3.2 Skema Alur Masuk dan Keluar Penderita


2) Fasilitas
Gambaran Umum Peralatan dan Fasilitas Medis di ruang Melati RSUD Praya
2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Daftar fasilitas untuk pasien ruang Melati
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Tempat tidur 33 bed Baik
2. Lemari/ Meja 32 buah Baik
pasien
3. TV 0 -
4. Jemuran 1 -
Handuk
50

5. Kulkas - -
6. Jam dinding 9 buah 9 Baik
7. Wastafel 8 buah 5 Baik, 3 Rusak
8. Kipas Angin 2 buah Baik
9. Brankar - -
10 Kursi Roda 1 buah Baik
. Kamar Mandi 9 buah Baik
11. dan WC
Timbangan BB 2 -
12 Pengukur TB 1 -
. Bak Sampah 9 Baik
13
.
14
.
Sumber : Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya, 2017
Tabel 3.9 Fasilitas untuk petugas kesehatan

No Nama fisilitas ada Tidak

1 R.Karu

2 KM dan WC

3 R.Administrasi

4 R.Ganti/jaga Perawat

5 R. Dokter
6 R. Sholat
Tabel 3.10 Peralatan Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya
Jumla Kondisi Kondisi
No Nama Barang
h Baik Rusak
1. Termometer 1 1 -
2. Medline 1 1 -
3. Standar Infus 15 12 3
4. Oksigen Consentrator - - -
5. Steroskop Dewasa/Anak 1:1 1:1 -
6. Spinomanometer Anak 1 1 -
51

7. Brankard - - -
8. Ambu Bag 2 1 1
9. Troli Tindakan 1 1 -
10 Korentang 1 1 -
11 Tongue Spatel 1 1 -
12. Troly Tempat Baskom 1 1 -
13. Bak Instrumen Besar 1 1 -
14. Bengkok 1 1 -
15. Spalk 10 10 -
16. Pen Light 1 1 -
17. Torniquet 1 1 -
18. Incubator 2 1 1
19 Pengukur Panjang Badan Kayu 1 1 -
20. Gunting Perban 1 1 -
21. Set Rawat Luka 1 1 -
22. Safety Box 1 1 -
23 Nebulizer 2 1 1
24. Gunting Jaringan 1 1 -
25. Kom kecil 1 1 -
26. Section 1 1 -
27. Sterilisator 1 1 -
28. Pemadan Api 1 1 -
29. Emergency Kit 1 1 -
30. Bak Injeksi 1 1 -
31. Bak Instrumen 1 1 -
32. Pinset 1 1 -
33. Klem 1 1 -
34. Tromol Kasa 1 1 -
35. Kulkas Tempat Obat 1 1 -
36. Rak/Lemari Obat 1 1 -

Tabel 3.11.Peralatan di Ruang Melati


Kondisi Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Sprei 9 9 -
2. Selimut 9 9 -
3. Sarung bantal 9 9 -
4. Stek Laken - - -
5. Handuk 0 0 -
6. Sarung Guling 0 0 -
7. Waslap - - --
8. Perlak 9 9 -
52

Sumber: Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Praya, 2017

c. METODE (M3)
1) Penerapan Model MAKP
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
observasi pada tanggal 3 5 mei 2017 tentang model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang
digunakan di Ruang Melati adalah model asuhan keperawatan
professional dengan model keperawatan modifikasi Tim-Primer.
Penerapan MAKP di Ruang Melati dikoordinatori oleh seorang
kepala ruangan dengan membawahi wakil kepala ruangan dengan
membawahi 2orang PP. Masing-masing PP beranggotakan 11 orang PA.
Penerapan model keperawatan dengan metode tim-primer di
ruang Melati RSUD Praya sudah berjalan namun belum optimal.

2) Timbang Terima
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yakni
prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan yaitu dilakukan tiga
kali sehari yaitu pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 08.00), pagi
ke sore (pukul 14.00), dan sore ke malam (pukul 20.00) Rencana
tindakan yang sudah dilakukan dan terlaksana disampaikan pada shift
berikutnya namun belum terungkap secara komprehensif, meliputi: isi
timbang terima (lebih fokus pada diagnosa medis dan instruksi dokter),
dilakukan secara lisan dan di dokumentasikan dalam buku laporan
instruksi dokter. Validasi data dengan mendatangi pasien satu-persatu
sudah dilaksanakan tetapi belum dilaksanakan secara optimal karena
dalam memvalidasi belum disampaikan isi timbang terima di ruang
Perawat. Dan dalam timbang terima tidak dilakukan secara alur dari fase
pembukaan sampai penutup yang disertai doa.

3) Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan, selama ini pernah
dilakukan ronde keperawatan namun belum optimal karena masih
53

merupakan hal yang baru bagi sebagian besar staf keperawatan. Yang
dimana ronde keperawatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau
konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.
Adapun yang termasuk dalam ronde keperawatan tersebut
meliputi : tujuan,peran (peran ketua tim dan anggota tim, peran ketua tim
lain atau konselor), persiapan (penetapan kasus minimal 1 hari sebelum
waktu pelaksanaan ronde, pemberian inform konsen pada klien),
pelaksanaan, langkah-langkah ronde keperawatan, pasca ronde
(mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan), dan supervisi.

4) Pengelolaan Sentralisasi Obat


Sistem pengelolaan sentralisasi obat sudah dilaksanakan sesuai
alur pelaksanaanya dan sudah berjalan cukup baik dimana setiap pasien
sudah memiliki masing-masing loker untuk menyimpan obat-obat injeksi.
Namun masih adanya kekurangan yaitu tidak adanya surat persetujuan
dilakukan sentralisasi obat untuk pasien, surat persetujuan dilakukan
tindakan pemberian obat injeksi namun obat-obatan disimpan di ruang
perawat serta sepenuhnya dikelola oleh perawat, obat injeksi dipegang
oleh perawat serta belum adanya surat persetujuan sentralisasi obat dari
perawat.

5) Supervisi
Berdasarkan hasil observasi di ruang Melati RSUD Praya yaitu
supervisi keperawatan diruang Melati sudah dilakukan,jenis supevisi
yang dijalankan selama ini berbentuk supervisi melekat dimana karu
memiliki tugas langsung melaksanakan supervisi.

6) Discharge Planning
54

Discharge planning sejauh ini sudah dilaksanakan namun belum


optimal dimana pelaksanaannya secara lisan tanpa menggunakan media
seperti leaflet atau flipchart, yang disampaikan hanya instruksi dokter,
perawatan dirumah, fisioterapi, obat-obatan, indikasi dan kontraindikasi
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Dan sekarang sudah
tersedianya surat keterangan pulang rawat inap.

7) Logistik
Logistik yang mencakup amprahan alat (alat-alat untuk tindakan
maupun alat-alat tenun/linen) sudah dilaksanakan dan terkoordinasikan.
Fasilitas cukup memadai dan untuk pengaturan diit pasien sudah
dilakukan setiap hari.

8) Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian keperawatan sejauh ini belum dilakukan dengan
optimal dan penambahan menggunakan dokumentasi dengan adanya
sistem komputerisasi dalam dokumentasi di RSUD Praya untuk
administrasi, adapun bentuk-bentuk dokumentasi yang ada dalam satu
rekapan medik pasien meliputi:
Tabel 3.6 Dokumentasi Rekapan Medik Pasien Ruang Melati
Kode
Uraian Ada Tidak
Form
Lembar masuk dan keluar rumah sakit, lembar
RM1
pernyataan persetujuan/ penolakan.
RM2 Lembar masuk dan keluar rumah sakit.
Lembar sebab kematian.
RM
Lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan, dll).
IGD
Lembar daftar masalah.
Lembar pemeriksaan khusus dari UPF termasuk lembar

laporan operasi/ anastesi.
RM3 Lembar catatan harian dokter (perjalanan pernyakit).
Lembar instruksi dokter dan laporan perawat/ bidan.
RM5 Lembar penempelan hasil pemeriksaan laboratorium
Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan endoskopi/
RM5
patologi anatomi/ sitologi.
55

RM5 Lembar untuk penempelan laporan elektrocardiogram.


Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan radiologi/
RM5
USG
RM19 Lembar konsultasi.
Lembar datar kontrol istimewa.
RM4 Lembar grafik.
RM12 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit).
RM10 Lembar Askep
RM11 Lembar Catatan Perkembangan
RM6 Lembar Catatan Monitoring

Adapun kekurangan dalam pendokumentasian ini adalah :


1. Surat persetujuan sentralisasi obat
2. Surat persetujuan dilakukan tindakan pemberian obat injeksi
3. Surat keterangan pulang rawat inap (sudah ada tapi namun belum secara
komperehensif)

d. Pembiayaan ( M4- Money )


Sumber biaya di Ruang Rawat Melati berupa pengadaan dana bagi ruangan,
sumber dana operasional, pendanaan fasilitas kesehatan, pendanaan bahan
kesehatan bersal dari manajemen Rumah Sakit sendiri. Sumber pendanaan
pasien berasal dari biaya tunai (pasien umum) dan BPJS.

e. Mutu ( M5 )
1) Bor (Bed Occupation Rate) Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 3 Mei s/d 4 Mei 2017
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang Ruang Melati RSUD
Praya sebagai berikut :
Rabu 3 Mei 2017
Shift Kelas 3 Kelas 2 Ruang BOR
Isolasi
23 bed (17 9 bed 1 bed (1 10/33 x 100%=
Pagi
kosong) (5 kosong) kosong) 30 %
23 bed (20 9 bed (7 1 bed (1 5/33 x 100%=
Sore
kosong) kosong) kosong) 15,15 %
56

Mala 23 bed (20 9 bed ( 7 1 bed (1 5/33 x 100%=

m kosong) kosong) kosong) 15,15 %

Tabel 3.11 BOR Ruang Melati tanggal 3 Mei 2017

Kamis 4 Mei 2017


Shift Kelas 3 Kelas 2 Ruang BOR
Isolasi
23 bed (21 9 bed 1 bed 3/33 x 100%=
Pagi
kosong) ( 8 kosong) (1kosong) 9,09 %
23 bed (20 9 bed 1 bed 5/33 x 100%=
Sore
kosong) ( 7 kosong) (1kosong) 15,15 %
Mala 23 bed (20 9 bed 1 bed 17/33 x 100%=

m kosong) (7 kosong) (1kosong) 15,15 %

Tabel 3.12 BOR Ruang Melati tanggal 4 Mei 2017

2) AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


AVLOS menurut Huffman (1994) adalah the average hospitalization stay
of inpatient discharged during the period under consideration.
AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 7-10 hari
(Depkes, 2005).
Rumus: :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rata-rata lamanya pasien dirawat di ruang Melati:
AVLOS = 51/5
= 10,2
Rata-rata lamanya pasien dirawat di ruang Melati adalah 10 hari (masih
dalam batas standar ideal Depkes).
57

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus: :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah
pasien keluar (hidup + mati)

4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Huffman (1994) adalah the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay.
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5) Tingkat Kepuasan Pasien


Berdasarkan survey tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan,
pendidikan dan keselamatan pasien yang dilakukan pada tanggal 3 Mei
dengan sampel seluruh pasien yang ada di ruang Melati didapatkan data:
60% pasien mengatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang
dilakukan, 30% mengatakan cukup puas, 10% mengatakan tidak puas,
0% mengatakan sangat tidak puas.

6) Tingkat Kepuasan Perawat


Tabel 3.13 Tingkat Kepuasan Perawat Ruang Melati
N Instrumen STP TP CP P SP
o
1. Jumlah gaji 7 7 2 - -
yang
58

diterima
dibandingka
n pekerjaan
yang saudara
lakukan.
2. Sistem 7 7 2 - -
penggajian
yang
diterima
dibandingka
n pendidikan
saudara
3. Jumlah gaji 7 8 1 - -
yang
diterima
dibandingka
n pendidikan
saudara
4. Pemberian 3 13 - - -
insentif
tambahan
atas suatu
prestasi atau
kerja ekstra
5. Tersedianya - 4 11 1 -
peralatan
dan
perlengkapa
n yang
mendukung
pekerjaan
6. Tersedianya - 1 11 4 -
fasilitas
penunjang
seperti
kamar
mandi,
59

tempat
parker,
kantin
7. Kondisi 1 1 10 4 -
ruangan
kerja
terutama
berkaitan
dengan
ventilasi
udara,
kebersihan
dan
kebisingan
8. Adanya 11 5 - - -
jaminan atas
kesehatan/
keselamatan
kerja
9. Perhatian 7 9 - - -
institusi
rumah sakit
terhadap
saudara
10. Hubungan - 1 13 2 -
antara
karyawan
dalam
kelompok
kerja
11. Kemampuan - 1 11 4 -
dalam
bekerja sama
antara
karyawan
12. Sikap - - 11 3 2
teman-teman
60

sekerja
terhadap
saudara
13. Kesesuaian 1 2 11 2 -
antara
pekerjaan
dan latar
belakang
pendidikan
saudara
14. Kemampuan - 1 11 4 -
dalam
menggunaka
n waktu
bekerja
dengan
penugasan
yang
diberikan
15. Kemampuan 1 2 10 3 -
supervise/
pengawasan
dalam
membuat
keputusan
16. Perlakuan 1 - 1 12 2
atasan
selama saya
bekerja
disini
17. Kebebasan - 1 9 3 3
dalam
melakukan
suatu
metoda
sendiri
dalam
61

menyelesaik
an pekerjaan
18. Kesempatan 3 4 7 - 2
untuk
meningkatka
n
kemampuan
kerja melalui
pelatihan
atau
pendidikan
tambahan
19. Kesempatan 6 4 6 - -
untuk
mendapatka
n posisi
yang lebih
tinggi
20. Kesempatan 6 5 5 - -
untuk
membuat
suatu
prestasi dan
mendapatka
n kenaikan
pangkat
TOTAL 61 76 132 42 9
(19,06%) (23,75%) (41,25%) (13,13%) (2,8%)
Sumber: Data Primer, 2017

Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat di ruang
Melati merasa cukup puas dengan presentase (41,25%) sedangkan yang
merasa sangat puas 2,8%.

7) Gambaran Kasus Diruang Melati


62

Kasus penyakit terbanyak di Ruang Melati RSUD Praya pada bulan


November - Desember 2017
No Jenis Penyakit Jumlah
No
1. DHF 20
2. KDK 19
3. GE 14
4. KDS 13
5. PNEUMONIA 10
6. THYPOID 7
7. BRONCHIOLITIS 6
8. GIZI BURUK 6
9. TALASEMIA 5
10. SINDROM NEFROTIK 3
Tabel 3.14 Kasus terbanyak di Ruang Melati

2.2 Analisa SWOT


Untuk memberi gambaran yang akurat tentang kekuatan dan kelemahan
organisasi, maka pihak manajemen harus mampu mendeskripsikan serta
mengungkap data dan informasi organisasi pada masa lalu dan sekarang, sehingga
dengan informasi tersebut pihak pimpinan dapat menentukan sikap yang tepat
dalam memecahkan suatu persoalan. Untuk melengkapi data analisa bisa juga
dilengkapi dengan kesempatan dan ancaman dari factor internal sehingga langkah
pemecahan masalah dan strategi yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang
kompleks dari berbagai sudut pandang.Dari hasil pengkajian, dilakukan analisis
SWOT dengan penerapan model MAKP.

Tabel 3.15 Analisis SWOT


N Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x
o Rating
63

1. M1 (ketenagaan)
Factor internal (IFAS)
Kekuatan(Strength)

a. SDM terdiri dari: S1 Ners (7 0,5 3 1,5 S-W = 2,85 -


orang), S1 (8 orang), DIII (11 1,5 = 1,35
orang)
b. Adanya pelatihan yang diikuti 0,3 2,5 0,75
oleh tenaga perawat
c. Perawat paham dengan tugas 0,2 3 0,6
dan fungsinya
Total 1 2,85
Kelemahan (Weakness)
a. Belum ada system pengembangan 0,5 1 0,5
staff berupa seminar dan
workshop
b. Sebagian perawat belum mengikuti 0,5 2 1
pelatihan MAKP
Total 1 1,5
Factor eksternal (EFAS)
Peluang(Opportunity)
a. Kesempatan melanjutkan 0,5 3 1,5 O-T = 3,1 3 =
pendidikan ke jenjang yang lebih 0,1
tinggi
b. Adanya mahasiswa S1 0,1 4 0,4
keperawatan yang praktik di
bagian manajemen keperawatan
c. Adanya kerjasama yang baik 0,2 3 0,6
antara mahasiswa praktik dengan
perawat klinik
d. Adanya program akreditasi RS 0,2 3 0,6
dari pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
Total 1 3,1
Ancaman(Threat)
a. Persaingan antar rumah sakit yang 0,2 3 0,6
semakin kuat
b. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,3 3 0,9
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
64

lebih professional
c. Semakin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
d. Rendahnya kesejahteraan perawat 0,3 3 0,9
Total 1 3

2 M2 ( Material )
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Tersedianya sarana dan prasarana 0,4 3 1,2 S-W= 2,7-1 =
bagi pasien dan tenaga kesehatan 1,7
dengan jumlah yang mencukupi
b. Terdapat peralatan yang 0,3 2 0,6
mendukung tindakan keperawatan
c. Memiliki SOP, Standart Asuhan 0,3 3 0,9
Keperawatan, lembar observasi
Total 1 2,7
Kelemahan ( Weakness )
a. Adanya beberapa sarana bagi 1 1 1
pasien yang sudah rusak
Total
Faktor Eksternal ( EFAS )
Peluang ( Oportunity )
a. Adanya kesempatan untuk 0,5 3 1,5 O-T = 3- 2,6 =
mengganti saran dan prasarana 0,4
yang rusak
b. Adanya kerjasama dengan tenaga 0,5 3 1,5
non keperawatan untuk mengurus
fasilitas yang ada di ruangan
Total 1 3
Ancaman ( Threat )
a. Adanya peningkatan harga alat-alat 0,2 1 0,2
medis
b. Adanya tuntutan yang tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana
65

c. Makin tinggi kesadaran 0,4 3 1,2


masyarakat akan pentingnya
kesehatan
Total 1 2,6

M3-Method
MAKP
3 Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Memiliki visi, misi dan motto 0,1 2 0,2 S-W=2,25-2,5=
sebagai acuan melaksanakan -0,25
kegiatan pelayanan

b. Ada kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6


berubah
c. Sudah ada model MAKP yang 0,15 2 0,3
digunakan modifikasi tim-primer
d. Mempunyai standar asuhan 0,1 4 0,4
keperawatan
e. Mempunyai protap setiap tindakan 0,05 2 0,1
f. Terlaksananya komunikasi yang 0,05 3 0,15
adekuat antara perawatan dan tim
kesehatan lain
g. Supervisi sudah dilaksanakan. 0,2 1 0,2
h. Adanya kepuasan pasien atas 0,15 2 0.3
kepuasan kinerja perawat
Total 1 2,25
Kelemahan ( Weakness)
a. Kurangnya kemampuan perawat 0,5 2 1
dalam pelaksanaan model yang
telah ada
b. Model praktik keperawatan yang 0,5 3 1,5
udah ditetapkan dijalankan,tetapi
belum optimal
c. Supervisi MAKP belum optimal
Total 1 2,5
Faktor Eksternal (EFAS) O-T = 3,6-2,9 =
Peluang (Oportunity) 0,7
a. Adanya mahasiswa S.1 0,3 4 1,2
66

keperawatan yg praktek
manajemen
b. Ada kerjasama yg baik antara 0,1 3 0,3
perawat klinik dan mahasiswa
c. Ada kerjasama antara institusi 0,3 4 1,2
pendidikan dengan RS
d. Ada kebijakan tentang 0,3 3 0,9
profesionalisasi perawat.
Total 1 3,6
Ancaman (Threat )
a. Persaingan antar RS swasta 0,3 4 1,2
semakin ketat dengan penawaran
fasilitas yang lebih baik
b. Adanya tuntutan masyarakat yg 0,3 3 0,9
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan professional
c. Makin tinggi kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat tentang pentingnya
investasi kesehatan
Total 1 2,9
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
Internal Factor (IFAS)
Kekuatan ( Strength )
a. Sudah ada system 0,6 3 0,18 S-W= 0,98 2,1
pendokumentasian = -1,12
b. Adanya kemauan perawat untuk 0,4 2 0,8
melaksanakan pendokumentasian.
Total 1 0,98
Kelemahan ( Weakness ) 0,3 2 0,6
a. Perawat belum optimal dalam
melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan
b. Belum ada reward bagi SDM 0,2 2 0,4
dengan kinerja terbaik
c. Standar Askep yang ada di 0,1 3 0,3
ruangan belum optimal diterapkan
pada dokumentasi asuhan
67

keperawatan
d. Sistem pendokumentasian masih 0,4 2 0,8
dilakukan secara manual
Total 1 2,1
External Factor (EFAS) O T= 3,2 2
Peluang ( Oportunity ) = 1,2
a. Adanya mahasiswa S.1 0,3 4 1,2
keperawatan yg praktek
manajemen.
b. Kerjasama yang baik antar 0,5 4 2,0
perawat klinik dan mahasiswa
Total 1 3,2
Ancaman ( Threat )
a. Semakin tingginya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat terhadap hukum dan
kesehatan
b. Akreditasi RS terhadap system 0,5 2 1
pendokumentasian
Total 1 2
SENTRALISASI OBAT S-W= 2,1 2,5
Faktor Internal = - 0,4
Kekuatan ( Strength )
a. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 2 0,4
berubah
b. Tersedianya sarana-prasarana 0,1 2 0,2
sentralisasi obat (buku injeksi,
kotak obat)
c. Adanya lembar observasi 0,4 3 1,2
pemberian obat
d. Adanya sentralisasi obat injeksi 0,3 1 0,3
Total 1 2,1
Kelemahan ( Weakness )
a. Tidak ada tenaga farmasi khusus 0,5 3 1,5
untuk ruanagan
b. Mobilitas pasien yang cepat 0,5 2 1
sehingga kesulitan penyimpanan
obat
Total 1 2,5
Factor eksternal (EFAS) O T= 3,2 1,6
Peluang ( Oportunity ) = 1,6
68

a. Adanya mahasiswa S1 0,6 4 2,4


keperawatan yang berpraktik di
bagian manajemen keperawatan
b. Kerjasama antara perawat dengan 0,4 4 0,8
mahasiswa
Total 1 3,2
Ancaman ( Threat )
a. Adanya tuntutan pasien untuk 0,6 2 1,2
mendapatkan pelanyanan yang
professional
b. Adanya tidak kepercayaan pasien 0,4 1 0,4
terhadap pengelolaan sentralisasi
obat
Total 1 1,6
5 Supervise S - W= 2,2 2,5
Factor internal (IFAS) = - 0,3
Kekuatan ( Strength )
a. Kepala ruangan mendukung 0,6 3 1,8
kegiatan
b. Adanya program peningkatan 0,4 1 0,4
mutu pelayanan keperawatan dari
Rumah Sakit
Total 1 2,2
Kelemahan ( Weakness )
a. Belum ada uraian jelas tentang 0,5 2 1
fungsi supervisi ruangan oleh
kepala ruangan
b. Supervisi belum terprogram 0,3 3 0,9
c. Belum dilaksanakannya supervisi
secara khusus diruangan 0,2 3 0,6
Total 1 2,5
Factor eksternal (EFAS) O T = 3,6 2
Peluang ( Oportunity ) = 1,6
a. Adanya mahasiswa S1 0,6 4 2,4
keperawatan yang berpraktik di
bagian manajemen keperawatan
b.Terbukanya melanjutkan 0,4 3 1,2
pendidikan atau magang
Total 1 3,6
Ancaman ( Threat )
69

a. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 2 2


dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih professional
Total 1 2
TIMBANG TERIMA
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Timbang terima merupakan 0,4 3 1,2 S W = 2,6 -2,4
kegiatan rutin yang sudah = 0,2
dilaksanakan
b. Adanya kemauan perawat 0,1 3 0,3
untuk berubah
c. Adanya laporan jaga setiap 0,3 3 0,9
shift
d. Adanya kemauan perawat 0,2 1 0,2
untuk melakukan timbang terima
Total 1 2,6
Kelemahan ( Weakness )
a. Pelaksanaan timbang terima 0,6 2 1,2
belum optimal dilakukan secara
langsung ke klien (di luar shif
pagi)
b. Intervensi keperawatan masih 0,4 3 1,2
kurang dilaporkan pada waktu
timbang terima
Total 1 2,4
Faktor Eksternal ( EFAS ) O - T = 3 2,6
Peluang ( Oportunity ) = 0,4
a. Adanya sarana dan prasarana 0,6 3 1,8
seperti dokumen asuhan
keperawatan
b. Adanya kerjasama yang baik 0,4 3 1,2
antara mahasiswa praktek dengan
perawat klinik.
Total 1 3
Ancaman ( Threat )
a. Adanya tuntutan yang lebih 0,6 3 1,8
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih
70

profesional
b. Meningkatnya kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 2,6
DISCHARGE PLANING
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan ( Strength )
a. Tersedianya resume keperawatan 0,5 3 1,5 S W = 2,5 2
untuk pasien pulang = - 0,6
b. Adanya kemauan untuk 0,3 2 0,6
memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien atau keluarga
c. Memberikan penkes kepada pasien 0,2 2 0,4
atau keluarga selama dirawat atau
pulang
Total 1 2,5
Kelemahan ( Weakness )
a. Tidak tersedianya leaflet untuk 0,5 3 1,5
pasien saat pulang
b. Pemberian penkes dilakukan 0,5 1 0,5
secara lisan pada setiap pasien atau
keluarga
Total 1 2
Faktor Eksternal ( EFAS )
Peluang ( Oportunity )
a. Adanya mahasiswa profesi yang 0,5 4 2,0 O T =3,2 1,7
melakukan praktek manajemen = 1,5
keperawatan
b. Adanya kerjasama yang baik 0,2 3 0,6
antara mahasiswa dan perawat
c. Kemauan pasien dan keluarga 0,3 2 0,6
terhadap anjuran perawat
Total 1 3,2
Ancaman ( Threat )
a. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 2 1
mendapatkan pelanyanan
keperawatan yang profesional
71

b. Makin tingginya kesadaran 0,2 2 0,4


masyarakat akan pentingnya
kesehatan
c. Persaingan antar rumah sakit yang 0,3 1 0,3
ketat
Total 1 1,7
RONDE KEPERAWATAN
Faktor Internal ( IFAS )
Kekuatan
a. Bidang perawatan dan ruangan 0,5 4 2 S-W = 3 3,7 =
mendukung adanya kegiatan ronde -0,7
keperawatan
b. Adanya kemauan perawat untuk 0,3 2 0,6
berubah
c. Banyaknya penyakit yang 0,2 2 0,4
memerlukan perhatian khusus
Total 1 3
Kelemahan
a. Perawat ruangan sebagian besar 0,3 4 1,2
belum memahami tentang
pengertian, alur, dan masalah yang
harus dibahas pada kegiatan ronde
b. Perawat ruangan berasumsi bahwa 0,2 4 0,8
diskusi sama dengan ronde
keperawatan
c. Belum dilaksanakannya MAKP 0,3 3 0,9
secara efektif
d. Jadwal ronde secara rutin belum 0,2 4 0,8
ada
Total 1 3,7
Faktor Eksternal ( EFAS )
Peluang ( Oportunity )
a. Adanya kesempatan dari karu 0,6 2 1,2 O - T = 2,4
untuk mengadakan ronde 1,8 = 0,6
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktek 0,4 3 1,2
b. Adanya komunikasi yang baik
antara perawat, klien dan keluarga
72

klien
Total 1 2,4
Ancaman ( Threat )
a. Adanya Tuntutan yang lebih tinggi 0,6 2 1,2
dari masyarakat untuk mendaptkan
pelayanan yang lebih profesional
b. Tingkat komplain klien yang tinggi 0,3 1 0,3
c. Semakin banyak kompetitor antara 0,1 3 0,3
rumah sakit swasta
Total 1 1,8

PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.16 Prioritas Masalah di Ruang Melati

N Penyelesaian Masalah C A R L Jumlah Prioritas


o
1. Penerimaan Pasien Baru 3 3 3 2 54 1
2. Sentralisasi obat 2 3 2 4 32 2
3. Ronde keperawatan 3 2 2 2 24 3
4. MAKP 2 3 1 2 12 4
5. Timbang Terima 3 2 2 1 12 5
6. Discharge planning 2 2 2 1 8
*Penentuan prioritas masalah menggunakan metode CARL
Berdasarkan rumusan masalah diatas dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan
di Ruang Melati maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut : Penerimaan
pasien baru, sentralisasi obat, ronde keperawatan, MAKP, timbang terima, discharge
planing.

IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka,
kelompok merumuskan masalah di Ruang Melati.
1. Penerimaan Pasien Baru
1) Pasien belum diorientasikan secara lengkap tentang fasilitasRS,
2) Tuntutan pasien akan pelayanan yang profesional,
3) Kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya kesehatan
2. Sentralisasi Obat
1) Obat oral berupa sirup belum tersentralisasi,
2) Masyarakat sadar akan hukum,
3) Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional
3. Ronde Keparawatan
73

1) Ronde keperawatan sudah terlaksana namun belum optimal dengan


belum terdokumentasi hasil ronde keperawatan
2) Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih
maksimal,
3) Masyarakat semakin sadar akan hukum dan kesehatan
4) Persaingan dengan daerah lain semakin tinggi.

BAB IV
PERENCANAAN

4.1 Pengorganisasian
Untuk efektivitas pelaksanaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal
yang sifatnya umumkelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Muchlis Asriyanto, S.Kep
Wakail ketua : Ni Made Meika W., S.Kep
Sekretaria 1 : Rusmiati, S.Kep
Sekretaris 2 : Suprianto, S.Kep
Bendahara : Sumayati, S.Kep
74

Penanggung jawab kegiatan


Penerimaan pasien baru : Hesti Ardini, S.Kep
Sentralisasi obat : Sri Vidiawati, S.Kep
Ronde Keperawatan : Hartinah, S.Kep
Adapun dalam pengelolan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan ( Nursing Unit Manager )
b. Perawat Primer ( Primary Nure )
c. Asosiasi ( associate Nurse )

4.2 Strategi Kegiatan


4.2.1 Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
a. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan peran perawat dalam penerimaan pasien
baru dan pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
b) Tujuan Khusus
1. Melakukan perkenalan dengan dengan petugas di ruangan,
2. Menjelaskan penyakit yang di derita, terapi yang diberikan dan
persiapannya, hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan bagi
pasien,
3. Menjelaskan tentang aturan dan tata tertib ruangan,
4. Melakukan perkenalan ruangan,
5. Menganjurkan tudak membawa barang berharga,
6. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan,
7. Menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien,
8. Menjelaskan tentang sentralisasi obat,
9. Meminta persetujuan dilakukannya sentralisasi obat,
10. Mengelola obat pasien .

b. Target
a) Mensosialisasikan ulang pelaksanaan penerimaan pasien baru yang benar,
b) Melaksanakan penerimaan pasien baru secara lengkap sesuai format yang
ada,
c) Meningkatkan koordinasi antara perawat pelaksana dengan perawat primer
selaku penanggung jawab penerimaan pasien baru,
d) Memberikan kartu penunggu kepada keluarga pasien,
e) Menyusun materi kegiatan sentralisasi obat,
f) Melaksanakan sentralisasi obat.

Tabel Uraian kegiatan


No Kegiatan Tempat Waktu
.
1 Pra penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat Nurse station 5 menit
75

a. Karu Memberi tahu kepada PP bahwa ada pasien


baru yang mendapatkan obat belum disentralisasi,
b. Karu mempersilahkan dan menyetujui PP untuk
melaksanakan penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat,
c. PP menyebutkan hal-hal yang sudah dipersiapkan
kepada Karu
d. Karu menanyakan persiapan penerimaan pasien
baru dan sentralisasi.

Karu memeriksa kelengkapan penerimaan pasien baru


dan sentralisasi obat ( meliputi informed consent,
lembar serah terima obat, dan daftar pemberian obat )

2 Pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi Kamar pasien 40 menit


obat dan ruangan
a. Karu beserta PP dan PA ke tempat tidur pasien
untuk melaksanakan penerimaan pasien baru
dan sentralisasi obat,
b. Karu beserta PP dan PA menyambut pasien dan
keluarga dengan memberi salam,
memperkenalkan diri dan dokter yang
bertanggung jawab
c. PP dan PA memastikan kondisi pasien aman
dan nyaman kemudian PP melakukan
pengkajian persistem pada pasien baru dan di
bantu oleh PA,
d. PP menjelaskan fasilitas dan tata cara
berkunjung, tata cara pengurusan administrasi,
tata tertib ruangan dan sentralisasi obat kepada
keluarga pasien,
e. PP mengorientasi keluarga pasien untuk
mengetahui orientasi letak ruang perawat, ruang
dokter, kamar mandi, ruang administrasi, ruang
farmasi, ruang gizi dan dapur, kepala ruangan,
perawat penanggung jawab, dan tenaga non
keperawatanyang akan berhubungan dengan
pasien,
f. PP mengisi lembar penerimaan pasien baru,
g. PP, keluarga pasien menandatangani lembar
penerimaan pasien baru,
h. PP menunjukkan tempat penyimpanan obat,
i. PP menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan
prosedur sentralisasi obat (informed consent,
76

lembar serah terima obat, daftar pemberian obat,


dan tempat penyimpanan obat di lemari obat kepada
keluarga dan manfaat dilaksanakan sentralisasi
obat ),
j. PP menerima obat dari depo farmasi, mengisi
lembar serah terima obat, kemudian PP
menyimpan obat yang telah di terima di lemari
obat dan memberi penjelasan kepada keluarga
pasien bahwa obat akan tersimpan dengan
aman,
k. PP meminta keluarga pasien untuk mengisi
persetujuan dilakukannya sentralisasi obat,
l. PP dan keluarga pasien menandatangani
persetujuan sentralisasi obat ,
m. PP membagi obat ke pasien sesuai jadwal
pasien

PP mendokumentasikan di lembar observasi dan


format pemberian obat.

3 Post penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat Ruang kepala 5 menit
a. PP memberikan/melaporkan hasil dari proses ruangan
penerimaan pasien baru kepada Karu,
b. Karu mengecek kembali kelengkapan
pendokumentasian penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat.

Karu memberikan reward kepada PP dan PA

4.2.2 Ronde Keperawatan


a. Tujuan
a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui ronde
keperawatan.
b) Tujuan khusus
Setelah dilakukan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis,
2. Meningkatkan kemampuan validasi data klien,
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan,
4. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan,
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang beorintasi
pada masalah pasien,
77

6. Meningkatkan kemampuan justifikasi,


7. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
b. Target
a) Menyusun materi kegiatan ronde keperawatan
b) Melaksanakan ronde keperawatan
c) Memotivasi perawat agar menerapkan ronde keperawatan
c. Program kerja
a) Pelaksanaan
Kegiatan ronde keperawatan dilaksanak pada tanggal 12 Mei 2017 di
ruang Unit Rawat Inap Melati RSUD Praya.
b) Rencana strategi
a. Menyusun materi kegiatan ronde keperawatan
b. Melaksanakan role play ronde keperawatan,
c. Mendokumentasikan hasil ronde keperawatan.

BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

5.1 Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat


a. Persiapan
Persiapan pasien baru dan sentralisasi obat meliputi :
a) Menyepakati alur penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat,
b) Penanggung jawab kegiatanpenerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
meliputi kepala ruangan, PP, PA,
c) Mengidentifikasi pasien baru setiap pergantian shift jaga,
d) Menyiapkan media seperti lembar penerimaan pasien baru, lembar serah
terima pasien baru, status pasien, surat persetujuan dilakukan sentralisasi
obat, format serah terima obat, daftar obat pasien masuk, rekam pemberian
obat yang di bawa pulang.

b. Pelaksanaan
Pasien datang pertama kali melalui IGD atau Poli. Ketika pasien baru
datang Karu, PP, PN menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam
seta memperkenalkan diri pada pasien/keluarga. PA mengantarkan pasien ke
kamar yang telah di siapkan dan PP hand over dengan perawat IGD/Poli tentang
78

kondisi pasien saat ini. Setelah itu, PP mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan
pasien baru. PP menjelaskan tentang penyakit yang di derita pasien, terapi yang
dijalani, menjelaskan dokter yang menangani pasien dan jadwal visite,
mengorientasipasien pada ruangan/lingkungan rumah sakit dan melakukan
sentralisasi obat. PP menjelaskan tentang obat-obat yang diberikan dan
penyimpanan obat-obat tersebut akan disentralisasikan di ruang perawat agar
memudahkan pasien dalam pemberian, seperti dosis, waktu dan cara pemberian,
kemudian PP di bantu PA untuk melakukan pengkajian keperawatan dan
pemeriksaan fisik pada pasien. PP menanyakan kembali pada pasien/keluarga
mengenai hal-hal yang belum dimengerti. PP, keluarga pasien menandatangani
lembar penerimaan pasien baru. Karu, PP, PA kembali ke nurse station. Karu
memeriksa kembali kelengkapan pengisian dokumen penerimaan pasien baru
dan memberikan reward pada PP dan PA kemudian PP merencanakan intervesi
keperawatan.
c. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
1. Menetapkan pasien dan melakukan kontrak dengan pasien/keluarga,
2. Menetukan Karu, PP, PA,
3. Mempersiapkan format dan kelengkapan berkas penerimaan pasien baru
dan sentralisasi obat,
4. Melakukan role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sesuai
mekanisme kerja.
b) Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh pembimbing klinik, mahasiswa praktik D3
keperawatan dan mahasiswa profesi,
2. Kegiatan berjalan lancar walaupun ada beberapa pelaksa peran seperti
Karu, PP dan PA tidak bisa hadir dan harus di gantikan.

5.2 Ronde Keperawatan


Selama pelaksanaan MAKP di IRNA Melati ronde keperawatan
dilaksanakan satu kali tanggal 14 Mei 2017.
a) Evaluasi Struktural
1. Menetukan penanggung jawab ronde keperawatan seperti Karu, PP, PA
dan dokter yang dilakukan pada saat role play ronde keperawatan,
2. Menetapkan kasus yang akan dirondekan,
3. Menetapkan pasien sebelum dilaksanakan ronde keperawatan,
b) Evaluasi hasil
1. Kegiatan di hadiri oleh pembimbing klinik,
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai tugas masing-
masing,
3. Kegiatan berjalan kurang lancar karena asuhan keperawatan umtuk
pasien yang akan di rondekan masih kurang lengkap, untuk data-data
pasien juga kurang lengkap.
79

Anda mungkin juga menyukai