Anda di halaman 1dari 4

PENYEBAB, PENULARAN DAN

PENCEGAHAN KAKI GAJAH/FILARIASIS

Kaki gajah / filariasis merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh infeksi cacing
filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahan
(kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki

MENGENAL FILARIASIS
Filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis) adalah penyakit menular yang
mengenai saluran kelenjar limfe (getah bening) disebabkan oleh cacing filaria dan
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini menyerang semua golongan umum
dan bersifat menahun. Jika seorang terkena penyakit ini dan tidak mendapatkan
pengobatan sedini mungkin dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki, lengan, buah dada dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki
Cacat yang menetap akan menimbulkan hambatan psikologis, stigma social dan akan
menurunkan sumber daya manusianya, sehingga akan menimbulkan kerugian ekonomi
akibat tidak sedikit dari mereka yang sangat tergantung kepada keluarga, masyarakat
dan negara
Di indonesia filarialis telah tersebar luas hampir di semua propinsi, berdasarkan laporan
dari daerah dan hasil survey pada tahun 2000 tercatat sebanyak 6500 kasus kronis di
1553 desa pada 231 kabupaten atau 26 propinsi. Pada tahun 2005 kasus kronis
dilaporkan sebanyak 10.237 orang yang tersebar di 373 kabupaten/kota di 33 propinsi
Di Kota Depok pertama kali di laporkan kasus filariasis pada tahun 2001 di Kelurahan
Grogol Kecamatan Limo sebanyak 1 orang, tetapi pada tahun berikutnya dilaporkan
adanya kasus yang sama pada beberapa kelurahan lainnya. Untuk itu pada tahun 2004
dilakukan survey darah jari pada Kelurahan Grogol dan Kelurahan Krukut Kecamatan
Limo dengan mengambil sample sebanyak 665 sample, hasilnya ditemukan 12 sample
positif mengandung mikro filarial (mf rate 1,83%). Kemudian dilaporkan kembali adanya
3 kasus kronis di Kelurahan Tapos Kecamatan Cimanggis dan pada tahun 2005
dilakukan survey darah jari terhadap 505 sampel darah jari, ternyata ditemukan 11
sample positif mengandung mikro filarial (mf rate 2,18%) positif.
Sampai dengan awal tahun 2008 di Kota Depok telah dilaporkan sebanyak 14 kasus
kronis filariasis dan 23 orang mengandung mikro filarial positif dengan rata-rata mikro
filarial rate 1%.

KRITERIA FILARIASIS
Filariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika ditemukan mikro
filarial rate 1% pada sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau
adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu wilayah pada jarak terbang nyamuk
yang mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama
lebih dari satu tahun. Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate
1% pada satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera
diberikan pengeobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.

PENYEBAB FILARIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia
terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar
getah bening manusia selama 4 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa
betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah
terutama malam hari.

CARA PENULARAN FILARIASIS


Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk
yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3).
Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari
hewan yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah
penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama
darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak
berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai
menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi.
Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi
cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak

GEJALA DAN TANDA FILARIASIS


1. Gejalan dan tanda klinis akut :
Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan timbul
lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak
(limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki
yang tampak kemerahan dan terasa panas
2. Gejala dan tanda klinis kronis :
Pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, alat
kelamin perempuan dan laki-laki

DIAGNOSIS FILARIASIS
1. Klinis diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut
ataupun kronis
2. Laboratorium Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam
darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan
darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 02.00)

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan
3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal

PENGOBATAN
1. Pengobatan Masal
dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl
Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun
selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau
pusing dapat diberikan Pracetamol.
Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang
ditunda selain usia 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita
penyakit berat.

2. Pengobatan Selektif
Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang
tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey
mikrofilaria < 1% (non endemis)
3. Pengobatan Individual (penderita kronis)
Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai
pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang
bengkak

Anda mungkin juga menyukai