Anda di halaman 1dari 15

SIFAT KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU

KEPEMIMPINAN

Oleh
Kelompok 1

Abdul Haq (60900114085)


Anggi Amalia Faisal (60900115002
Munawarah (60900115054)
Ummi Kalsum (60900115063)
Muhammad Lukman (60900115065)

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sifat
Kepemimpinan dan Perilaku Kepemimpinan ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Suherman, Ibnu Hadjar
Yusuf selaku Dosen mata kuliah Kepemimpinan dan Teamwork UIN Alauddin Makassar
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Sifat Kepemimpinan dan Perilaku Kepemimpinan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Samata, Maret 2017

Penyusun

ii

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah ... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan . 5
B. Teori Kepemimpinan .. 5
C. Tipe Kepemimpinan 7
D. Sifat-sifat Kepemimpinan .. 9
E. Kepemimpinan Yang Melayani .. 10
F. Masalah Dalam Kepemimpinan .. 11
G. Bagaimana Menjadi Pemimpin Ideal .. 13
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan . 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA .. 16

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup,
manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi


kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian
setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Untuk mewujudkan nya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat di


andalkan.Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin.Dengan berjiwa pemimpin manusia
akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan makalah kami ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan Defenisi Kepemimpinan


2. Menjelaskan Teori Kepemimpinan
3. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan
4. Menjelaskan Sifat-sifat Kepemimpinan
5. Menjelaskan Kepemimpinan yang melayani
6. Menjelaskan masalah masalah dalam kepemimpinan
7. Menjelaskan bagaimana menjadi Pemimpin yang baik

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

4
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses
mempengaruhi orang lain, menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas dari
undividu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang dibangun dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi
organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama dengan mana tujuan
organisasi dapat di capai.

B. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori
ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam perkembanganya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang


tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal


maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

5
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para


pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kearah 2 hal.

a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin


yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yangmemberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap
hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

C. TIPE KEPEMIMPINAN
1. Tipe Otoriter
6
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari
pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai
pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak
boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada
pemimpin secara mutlak.

Kelebihan:

a. Keputusan dapat diambil secara cepat

b. Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan:

a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,


pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang
telah diberikan.

c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah


segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh
anggotanya.

e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang


yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut
diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat
dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi
penghargaan.

f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung.

g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat


apatis.

2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : biarkan mereka sendiri)


Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.Pemimpin
akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka.Dengan
demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini

7
sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap
peran mereka sebagai pembantu usaha anak buahnya dengan cara memberikan
informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.

Kelebihan:

a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota

b. Tidak ada dominasi dari pemimpin

Kekurangan:

a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan
bawahannya.

b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya


tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi
kekacauan dan bentrokan.

c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena


kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh
dari pemimpin.

d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin
dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak
dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal
kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.

Kelebihan:

a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan


pendapat dan saran dari kelompoknya.

b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai


kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.

c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan


dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan
persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.

8
Kekurangan:

a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.

b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.

4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang
bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau
konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan
dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam
bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa
tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.

5. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap,
dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.

D. SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
1. Kekuatan
Kekuatan jasmani dan rohani merupaka syarat yang paling penting bagi pemimpin
yang harus bekerja lebih lama dan berat pada waktu-waktu yanglama serta tidak teratur.
Oleh karena itu, pemimpin dituntun untuk memiliki daya tahan tubuh yang sempurna.
2. Stabilitas emosi
Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya, dia tidak murah,
tersinggung dan tidak meledak-ledak secara emosional. Dia menghormati martabat
orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain.

3. Pengetahuan tentang relasi insani


Mampu melihat potensi anggota/bawahannya agar mereka dapat bekerja dengan
kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki.
4. Kejujuran
Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi, yaitu jujur pada diri
sendiri dan pada orang lain, terutama pada anggota atau bawahannya.
5. Objektif

9
Mempertimbangkan sesuatu dengan hati nurani yang bersih, supaya objektif. Tidak
subjektif dan berprasangka sendiri.
6. Dorongan pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam
hati sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan
pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
7. Ketrampilan berkomunikasi
Pemimpin dituntut mampu berbicara dengan sopan dan baik, mudah menangkap
maksud orang lain, mudah memahani maksud para anggota/bawahannya.
8. Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik,
mengarahkan, mendorong dan menggerakan anggota/bawahannya untuk berbuat
sesuatu.
9. Keterampilan sosial
Pemimpin mampu bersikap ramah, terbuka dan mudah menjalin persahabatan
berdasarkan rasa saling percaya. Bisa menghargai pendapat orang lain. Supaya tetap
dapat menjalin hubungan yang baik.
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
Pemimpin juga diharapkan mampu manajerial untuk memuat rencana, mengelola,
menganalisis keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol dan
memperbaiki situasi yang tidak baik.

E. KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI


Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa
jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa
dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh sungguh menerapkan
kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
1. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan
yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani
mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang
pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya.
Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun
pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang
diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang
dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
2. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi
juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin
yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu
10
karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal,
justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang
baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal
ini tidak pernah diajarkan di sekolah sekolah formal. Keterampilan seperti ini
disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com
ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan
(dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka
yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode
kepemimpinan, yaitu :
v Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.
v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive.
v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang
orang yang dipimpinnya (performance coach).
3. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan
integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus
menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken
Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh
sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan.
Pemimpin focus pada hal hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan
duniawi.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek ,
baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa
menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan
dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca
Firman Tuhan ).

F. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN


Adapun Masalah dalam Kepemimpinan di Organisasi Saat Ini yang dapat kami
sajikan adalah sebagai berikut.

1. Kurangnya Koordinasi
a. Koordinasi dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau dapat
dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus
sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan
kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah
program.

11
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak
mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab

b. Koordinasi antar Pimpinan


Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang
buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program
dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah
sangka dan salah paham diantaranya.

Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja


seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik
diantaranya.

2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kader berarti : (1) perwira atau
bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di
pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah
pengkaderan bisa diartikan sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yg
diharapkan akan memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.

a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi
masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat
organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat dan keinginan yg
kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).

Namun pernyataan kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses


ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang
lebih sukses.

Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu
periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya
ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan
tau bahkan tidak adanya kader penerus.

b. Mempertahankan kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu
organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan
organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber
daya yang tidak bisa diremehkan.

Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali

12
kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha
mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmennya.

3. Praktik praktik Organisasi


a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan
dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian
besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan
anggota dijadikan yang paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota
organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi
yang prospektif disetiap jenjang karirnya.

G. BAGAIMANA MENJADI PEMIMPIN IDEAL


Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam
situasi yang paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan
suatu pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu,
biasanya hasil kerjanya tidak memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William menyebutkan 8 ciri perilaku yang
menggambarkan sifat seorang pemimpin yang baik.

1. Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan.


Alasan umum seseorang tidak berusaha keras dalam bekerja adalah karena
mereka tidak tahu persis tujuan mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering
mematahkan motivasi kerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bisa memberi contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.

2. Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.


Banyak orang mempersepsikan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan
masalah bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas dari atasan. Daripada terus-
menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain, lebih baik berikan pada
bawahan cara dan rambu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.


Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat
memotivasi produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih
sukses lagi.

4. Berikan ruang untuk kesalahan.

13
Sesungguhnya kesalahan adalah guru terbaik bagi pembelajaran, maka berilah
toleransi bagi kesalahan yang dilakukan bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan
bawahan bukan karena ia tidak becus bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan
suatu hal.

5. Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur.


Pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mempercayakan tugas secara
penuh kepada bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya
sendiri. Namun, di sisi lain pastikan diri anda selalu ada untuk membantu saat mereka
membutuhkan Anda.

6. Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat


Seringkali bawahan anda tahu lebih banyak daripada yang anda pikir mereka
ketahui. Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka
hadapi di kantor. Dengan demikian, Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri
jalan keluar terbaik dari masalah tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan
terkesan menggurui.

7. Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah
kepada anda jika anda tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik
tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan
bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda
dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.

8. Tak kenal maka tak sayang.


Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan
percaya bahwa anda tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik
dalam bekerja. Kenali lebih dekat bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh
kesahnya. Pada akhirnya, kualitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

14
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-
pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan
sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Dalam kehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,


perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang
berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.Gaya Kepemimpinan yang
diterapkan tentu berbeda-beda seperti gaya yang otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Melalui pembahasan kepemimpinan ini, diharapkan mahasiswa memahami arti
kepemimpinan.
2. Mahasiswa diharapkan memahami tentang arti kepemimpinan,pemimpin dan
kekuasaan
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang ideal dan yang di harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai