Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN
A. SUMMASI
UKURAN-UKURAN DISKRIPTIF DALAM STATISTIK
Sebelum kita melangkah lebih jauh pada ukuran lokasi (Mean, Median,
Modus dan sebagainya), mengingat bahwa ukuran lokasi menggunakan
operasi penjumlahan, maka diperlukan cara untuk menyajikan penjulahan
dalam bentuk symbol atau Notasi Summasi .

2+ x 3++ x n

1+ x
xi=x
n


i=1

Keterangan :

= Operasi penjumlahan atau Summasi


i = Index Summasi
n = Batas Index Summasi
xi = Data pengamata ke i
Pembacaan Notasi
Jumlah semua data x dari indeks = 1 s/d n termasuk data ke 1 dan data ke n.

Contoh :
x1 = 20 ; x2 = 25 ; x3 = 23 ; x4 = 24 ;
2+ x 3+ x =20+25+23+ 24
4

1+ x
xi=x +25 = 92
4


i=1

Bila n pengamatan masing-masing dikwadratkan, maka bentuk


penjumlahannya adalah sebagai berikut :
n

xi2=x 12 + x 22 + x 32+ + xn2


k=0

Pembacaan Notasi :
Jumlah semua data x2 dari indeks = 1 s/d n termasuk data ke 1 dan ke n

Contoh :

X1 = 4 ; X2 = 3 ; X3 = 5;

xi2=x 12+ x 22+ x 32 + 4 2 +32 +52=50


i=1

Contoh-contoh diatas tidak lepas dari aturan-aturan aljabar yang


digunakan dalam summasi.

B. ATURAN-ATURAN ALJABAR DALAM SUMMASI :


1. ATURAN I :
Summasi suatu penjumlahan / pengurangan sama dengan jumlah / selisih dari
summasi :

n n n n
n
( xi + y i zi )=( x +a ) = x i+ y i z i
i=1 i=1 i=1 i=1

Bukti
n n n n

( xi + y i zi )=( x i + y iz i ) +( x 2 + y 2z 2 ) ++( xn + y n z n )= x i + y i z i
i=0 i=1 i=1 i=1

2. ATURAN II :
Summasi perkalian antara variable dan konstanta sama dengan perkalian
konstanta dan summasi variable.

n n

kxi =k x i
i=1 i=1

Bukti:
n

k . x i=k . x 1+ k . x 2 ++k . x n
i=1

k ( x 1+ x 2 ++ x 1 )
n
k xi
i=1

3. ATURAN III :
Summasi konstanta sama dengan konstanta dikali dengan jumlah indeks
dalam summasi.

C=n . C
i=1
BUKTI

C=C 1+C 2+ +Cn


i=1

= n.C = (n-1)C+C

UKURAN-UKURAN LOKASI / HARGA-HARGA TENGAH


Ukuran-ukuran lokasi / harga-harga tengah adalah merupakan harga-harga
yang dapat menggambarkan distribusi frekuensi pada lokasi/letaknya.

Ukuran-ukuran lokasi meliputi :


1. Rata-rata /Mean
2. Median,Kwartil,Desil, Presentil
3. Modus
4. Geotric Mean
5. Harmonic Mean

C. MEAN
Mean / Rata-rata adalah jumlah dari semua data dibagi dengan
banyaknya data.

a. Mean Distribusi Frekuensi Tunggal


Apabila terdapat n data pengamatan yaitu x1, x2, x3 ...... xn, maka nilai rata-
ratanya :

x 1 + x 2+ x3 + + x n
x=
n
Atau dapat ditulis :

xi
x= i=1
n

Apabila terdapat n data pengamatan dimana setiap data frekuensi lebih dari
satu yaitu :
X1 f1, X2 f2, ......., xk fk

x 1 . f 1 + x 2 . f 2+ + x k . f k
x=
f 1 +f 2 + f 3 ++ f k

Atau dapa ditulis :

Keterangan k : banyaknya data kelompok.

b. Mean Distribusi Frekuensi Bergolong

Mean Distribusi Data Bergolong tidak jauh berbeda dengan Distribusi


Frekuensi Tunggal, hanya nilai x i (nilai variable / data tunggal) diganti /
dirubah titik tengah / tanda kelas (mi).
Dimana tanda kelas dianggap mewakili nilai variable-variable yang terdapat
pada masing-masing kelas. Mean di sini hanya merupakan perkiraaan terdekat
saja, maka nilai rata-rata Distribusi Frekuensi Bergolong dapat dituliskan

Atau dapat diulis

Keterangan :

x : Nilai Rata-rata
mi : tanda kelas mi
fi : tanda kelas fi
k : Banyaknya Data yang dikelompokkan / Banyaknya Kelas.

Contoh :

Hasil pemeriksaan keteguhan tekan beton (benda uji kubus sisi 15 cm)
sesudah 28 hari dengan campuran 1 : 2 : 3 yang dilaksanakan di
Laboraturium Pengujian Bahan Politeknik UI Depok dalam satuan kg /
cm2.
1
x= .3433,05
30
x = 114,435 kg/cm2

D. MEDIAN
Median adalah nilai yang membatasi 50% Distribusi Frekuensi bagian
bawah dengan 50% Distribusi Frekuensi bagian atas, apabila data disusun
menurut besarnya.
a. Mean Distribusi Frekuensi Tunggal

Cara menentukan Median Frekuensi Tunggal :


1. Menyususn data menurut besarnya, dari nilai terendah ke tertinggi
atau sebaliknya.
2. Menentukan harga yang terletak di tengah-tengah urutan data.
Apabila banyaknya data ganjil nilai median merupakan satu nilai yang berada
di tengah-tengah. Apabila banyaknya data genap nilai median merupakan
data nilai ditengah dijumlahkan dan dibagi dua.

a. 4, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14


x=8
b. 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
x = (7 + 8)/2 = 7,5

b. Median Distribusi Frekuensi Bergolong


Median Distribusi Frekuensi Bergolong dapat ditentukan dari grafik atau
diagram salah satunya adalah dengan menggunakan ogive frekuensi kurang dari

Contoh :
Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian
kesehatan di sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat
badannya. Hasil pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data
berkelompok seperti di bawah ini.
Hitunglah median berat badan mahasiswa!

Jawab:

Sebelum menggunakan rumus di atas, terlebih dahulu dibuat tabel untuk


menghitung frekuensi kumulatif data. Tabelnya adalah sebagai berikut.

Selanjutnya adalah menentukan nilai-nilai yang akan digunakan pada rumus.

Jumlah data adalah 26, sehingga mediannya terletak di antara data ke 13 dan
14. Data ke-13 dan 14 ini berada pada kelas interval ke-4 (61 65). Kelas
interval ke-4 ini kita sebut kelas median.
Melalui informasi kelas median, bisa kita peroleh batas bawah kelas median
sama dengan 60,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median adalah 9, dan
frekuensi kelas median sama dengan 5. Diketahui juga, bahwa panjang kelas
sama dengan 5.

Secara matematis bisa diringkas sebagai berikut:


xii = 60,5
n = 26
fkii = 9
fi = 5
p=5

Dari nilai-nilai tersebut dapat kita hitung median dengan menggunakan rumus
median data berkelompok.

Sehingga median berat badan mahasiswa adalah 64,5 kg.


E. Kuartil
1. Kuartil Data Tunggal
Kuartil membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak dari data yang telah
terurut yang masing-masing 25% . Kuartil (Q) ada tiga yaitu Q 1 (kuartil bawah), Q2
(kuartil tengah atau median) dan Q3 (kuartil atas). Beberapa langkah yang ditempuh
untuk mencari kuartil adalah sebagai berikut:
a) Susunlah data menurut urutannya
b) Tentukan letak kuartil dan
c) Tentukan nilai kuartilnyaLetak kuartil ke i dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut:

dengan i = 1, 2, dan 3
2. Kuartil Data Berkelompok
Untuk data bekelompok yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
Tb = Tepi bawah kuartil ke-i.
F = Jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i.
f = Frekuensi kuartil ke-i. i = 1, 2, 3
n = Jumlah seluruh frekuensi.
C = panjang interval kelas.
3). Jangkauan Kuartil dan Simpangan Kuartil atau Jangkauan Semi Inter
Kuartil
Dari sekumpulan data yang mempunyai kuartil bawah Q 1 dan kuartil atas Q3,
Jangkauan kuartil dan simpangan kuartil atau Jangkauan Semi Inter kuartil dari data
adalah sebagai berikut:

Keterangan:
JQ = Simpangan kuartil
Qd = Jangkauan semi inter kuartil atau simpangan kuartil.
Q1 = Kuartil ke-1 (Kuartil bawah)
Q3 = Kuartil ke-3 (Kuartil atas)
Contoh:
1) Tentukan kuartil ke-1 dan desil ke-5 dari data berikut.
47, 33, 41, 37, 46, 43, 39, 36, 35, 42, 40, 39, 45
Jawab:
Urutkan data:
33, 35, 36, 37, 39, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47Banyak data n = 13
Kuartil ke-1

Letak Kuartil ke-1 pada data ke-3,5


Jadi, nilai kuartil ke-1 = 36 + 0,5(37 36)

F. PRESENTIL
1). Persentil Data Tunggal
Kumpulan data yang dibagi menjadi seratus bagian yang sama, maka
diperoleh sembilan puluh sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan
persentil, yaitu persentil 1, persentil 2, . . . persentil 99 dan untuk
menyederhanakan disingkat dengan P1, P2, . . . P99. Untuk mendapatkan
persentil digunakan langkah sebagai berikut:
a. Susunlah data menurut urutan nilainya.
b. Tentukan letak persentilnya.
c. Hitung nilai persentilnya.
Letak persentil ke i dapat ditentukan dengan rumus berikut:

dengan i = 1, 2, . . . ,99
2). Persentil Data Berkelompok
Persentil dari data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dihitung
dengan rumus berikut:

Keterangan:
Tb = Tepi bawah persentil ke-i.
F = Jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i.
f = Frekuensi kuartil ke-i. i = 1, 2, 3,,99
n = Jumlah seluruh frekuensi.
C = panjang interval kelas.
Pada dasarnya, cara menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Kuartil,
Desil, dan Persentil hampir sama. Perbedaanya terletak pada pembaginya saja.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut

Perhatikan data berikut ini


Nilai Frekuensi
59 4
10 14 10
15 19 15
20 24 10
25 29 5
30 34 6
.
Tentukan Persentil ke-80 dari data tersebut!
Jawab:
Persentil ke-80
Letak
Sehingga, letak Persentil ke-80 pada data ke-40 yaitu pada interval ke-4

G. MODUS

a. Modus data tunggal

Yang dimaksud modus adalah data yang paling sering muncul atau yang
memiliki frekuensi terbanyak dari sekumpulan data. Biasanya modus diberi
simbol Mo. Cara menentukan modus adalah dengan menghitung frekuensi
semua data lalu memilih data yang frekuensi munculnya terbesar.

Misalkan kita akan menghitung modus dari 10 data berikut: 7, 9, 8, 10, 6, 8, 6,


8, 7, 8

Dari data tersebut angka 8 muncul paling sering yaitu empat kali, angka 6 dan
7 muncul dua kali, sedangkan angka 9 dan 10 muncul sekali. Maka modusnya
adalah 8.

b. Modus data berkelompok

Modus adalah nilai yang memiliki frekuensi terbanyak dalam seperangkat


data. Modus untuk data yang disusun dalam bentuk kelas interval (data
berkelompok) bisa ditentukan berdasarkan nilai tengah kelas interval yang
memiliki frekuensi terbanyak.
Namun nilai yang dihasilkan dari nilai tengah kelas interval ini adalah nilai
yang kasar. Nilai modus yang lebih halus bisa diperoleh dengan menggunakan
rumus di bawah ini.

Mo = modus
b = batas bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 = frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sesudahnya

Contoh:

Berikut ini adalah nilai statistik mahasiswa jurusan ekonomi sebuah


universitas.

Berapakah modus nilai statistik mahasiswa tersebut?

Jawab:

Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa modus terletak pada kelas
interval keempat (66 70) karena kelas tersebut memiliki frekuensi terbanyak
yaitu 27. Sebelum menghitung menggunakan rumus modus data berkelompok,
terlebih dahulu kita harus mengetahui batas bawah kelas adalah 65,5,
frekuensi kelas sebelumnya 14, frekuensi kelas sesudahnya 21. Panjang kelas
interval sama dengan 5.

Dengan begitu bisa kita menghitung modus nilai statistik mahasiswa sebagai
berikut.

Anda mungkin juga menyukai