Seminar Jiwa Waham Agama-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh, atau
kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada
waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-ide
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-
bukti yang nyata.
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu mustahil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang penerapan proses asuhan
keperawatan terhadap klien dengan gangguan alam perasaan (waham).
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan
alam perasaan.
b. Perawat mampu menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil
pengkajian
c. Perawat mampu menyusun perencanaan keperawatan terhadap pasien dengan
keluhan gangguan alam perasaan dengan kebutuhan pasien.
d. Perawat mampu melakukan intervensi tindakan yang nyata sesuai dengan
perencanaan tindakan keperawatan dan prioritas masalah.
e. Perawat mampu menentukan permasalahan yang dihadapi klien dan dengan
memperhatikan pohon masalah dapat diketahui penyebab sampai pada efek dari
masalah tersebut.

1
f.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Gangguan jiwa


Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis bermakna
yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan hendaya (disabilitas)
pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami seseorang individu dapat
terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi dan aktifitasnya sehari-
hari.
1. Psikotik
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya, terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau atau aneh. Dibagi menjadi dua:
a. Gangguan Psikotik akut adalah gangguan yang terjadi dengan awitan yang akut
(dalam masa 2 minggu atau kurang) dengan gejala-gejala psikotik yang
menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari, ada sindrom yang khas, ada stress akut yang berkaitan,
dan tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
b. Gangguan Psikotik kronik adalah merupakan suatu gangguan dengan gejala
negatif dari skizofrenia yang menonjol, sedikitnya ada riwayat satu episode
psikotik yang jelas dimasa lampau, sedikitnya sudah melampaui kurung waktu
satu tahun dengan intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi.
2. Depresi
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan sedih yang berkepanjangan, proses
pikir melambat disertai penurunan motivasi dan prilaku lamban yang terkesan
malas (trias depresi).

3
3. Panik
Diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan pasien
merasakan rasa yang tak dapat dijelaskan, seringkali disertai dengan keluhan
fisik atau aktifitas motorik tertentu. Ini adalah gangguan yang lazim dan dapat
diobati.
4. Ganngguan Penyesuaian
Adalah keluhan kejiwaan dalam berbagai bentuk setelah mengalami trauma.
B. Konsep Masalah Waham
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh,
atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan
pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan,
ide-ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
logika/bukti-bukti yang nyata (Huda, 2013)
2. Proses Terjadinya Waham
a. Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi
pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga
klien yang secara sosial dan ekonmi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
reality dengan self ideal sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga
oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang.

4
b. Fase Lack of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan
antara self ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya.
c. Fase Control Internal Eksternal
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak
sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah
sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara
optimal.
d. Fase Environment Support
Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya
menyebabkan klien merasa di dukung, lama-kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
e. Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk

5
dikoreksi. Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
3. Etiologi
a. Teori Psikodinamika
Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang
tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan.
Ini mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses
berduka, dan mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah sementara
superego menjadi luas dan menjadi sifat menghukum.
Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi sebagai
akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri
selama proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri
tidak berharga dan tidak adekuat, serta hidup dalam keputusasaan.
b. Teori Biologi
Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit
keluarga yang mempunyai gejala yang sama.
c. Teori Dinamika Keluarga
Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak
percaya pada diri sendiri, mudah tersinggung.

Rentang respon neurologist :

Respon adaptif Respon maladaptif


Kelainan pikiran/
Pikiran logis Pikiran kadang delusi
Persepsi akurat terganggu Halusinasi
Emosi konsisten Ilusi Delusi
dengan pengalaman Reaksi emosional Ketidakmampuan
Perilaku cocok berlebih untuk mengalami
Hubungan seksual Perilaku ganjil emosi
Menarik diri Isolasi sosial

6
4. Psikopatologi Waham
Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri
mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap persepsi
diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian atau
suatu keadaan dilanjutkan dengan memproyeksi pikiran dan perasaannya ke
lingkungan, sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat
diterima akan datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk
memberi alasan atau rasional tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/
terhadap realitas dirinya sendiri dan orang lain).
5. Manifestasi Klinis
a. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap kejadian/bencana.
b. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.
c. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.
d. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas sederhana/kejadian
e. Pola bicara tidak logis/inkoheren, mengulangi perkataan tentang kelebihan
yang ia miliki.
f. Pola tidur tidak teratur
g. Ambivalen
6. Macam-Macam Waham
a. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.
b. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya
atau kekuatannya.
c. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu, terserang
penyakit atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.
d. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang
mengancam dirinya.
e. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/
sudah meninggal dunia.

7
f. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
pikirannya, padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang
tersebut.
g. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan luar.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Waham
I. Pengkajian :
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan,
misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan dalam mengungkap
perasaan dan pikiran.
b. Lingkungan
Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas
berkepanjangan.
c. Interaksi
1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap dirinya.
2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam perubahan
penampilan, persepsi dan isi pikir.
3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak terselesaikan, tidak mampu
mengorganisasikan pikiran untuk menyelesaikan masalah
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan
ketakutan karena adanya penyakit fisik.
b. Faktor eksternal
Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan orang
yang berarti dan adanya kritikan dari orang lain.
c. Faktor biokimia
Kadar dopamine yang meningkat di atas, kelebihan dopamin akibat
meningkatnya produksi dan pelepasannya.

8
3. Faktor perilaku
a. Dimensi fisik
1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.
2) Kesukaran tidur
3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi.
4) Aktivitas tidak fungsional.
Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut
akan membahayakan (waham penganiayaan)
5) Perilaku destruktif
a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.
b) Usaha bunuh diri
c) Pembunuhan
b. Dimensi emosional
1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada
2) Takut yang berlebihan
3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain
4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah
5) Terlihat bingung dan senang berfantasi
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
c. Dimensi sosial
1) Percaya diri tidak realistik
2) Curiga
3) Menarik diri dan isolasi
4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.
d. Dimensi spiritual
1) Kepercayaan yang berlebihan
2) Tidak mampu menikmati hidup
3) Merasa dirinya Tuhan
3. Mekanisme koping
a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

9
b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi sendiri sebagai
harapan.
c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.
II. Masalah Keperawatan
a. Pohon masalah

Risiko perilaku
kekerasan

Perubahan isi pikir :


waham

Gangguan konsep diri


: harga diri rendah

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1) Masalah keperawatan :
a) Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b) Hambatan komunikasi : verbal
c) Perubahan isi pikir : waham
d) Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2) Data yang perlu dikaji :
a) Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri

10
Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
b) Hambatan komunikasi : verbal
Data subjektif
klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c) Perubahan isi pikir : waham ( .)
Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung
d) Gangguan harga diri rendah
Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
Data objektif
klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

11
III. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal harga diri rendah
2. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
waham
3. Perubahan isi pikir : waham

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASIHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN PROSES


PIKIR : WAHAM AGAMA DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn S
Umur : 32 Tahun
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2017
RM. No: 03.75.77

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS


A. Alasan Masuk RS
Gaduh, Gelisah, bicara terus berulang ulang
B. Saat Pengkajian :
Klien mengatakan :
Saya adalah Imam Masjid, kadang sebagai imam Cadangan, saya telah umrah jadi
saya sudah bisa menjadi penceramah, saya punya toko emas, Jadi sekarang kita
pikir iman kita dan hindari perbuatan dosa, semua ini tergantung dari niat. Kita
harus bersabar atas segala sesuatu yang terjadi karena semua datangnya dari Allah
Data Objektif : bicara berulang ulang membicarakan agama tanpa diminta, suara
klien nyaring, klien tiba tiba berceramah tanpa diminta, klien menceritakan
berulang-ulang kelebihan yang dimiliki
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu dengan kondisi gangguan jiwa
yang sama. Pengobatan klien kurang berhasil karena putus obat setlah dikaji dalam
anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien
menceritakan memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sehingga
setelah diidentifikasi memiliki Masalah keperawatan harga diri rendah kronis

13
ditandai dengan klien mengatakan Saya sering diolok-olok oleh keluargaku
karena tidak ada pekerjaanku tapi saya boros supaya saya buktikan saya punya
uang, saya juga pernah dikata-katai tidak bisa menjadi Imam keluarga karena saya
tidak lagi bekerja sampai sampai saya malu
IV. FISIK
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Timggi badan 158 cm dan berat badan 56 kg, klien tidak meiliki keluhan fisik,
klien merasa fisiknya sehat sehat saja.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

32

Keterangan :
: Klien : laki-laki
: Meninggal : wanita
: Tinggal Serumah

Komunikasi dalam keluarga tidak mengalami hambatan. Klien tinggal


satu rumah dengan ibu kandungnya, ayah sudah meninggal. Hambatan dalam
komunikasi keluarga hanya pada hubungan dengan kakak kandung no 1 (Mas
G), dimana klien merasa komunikasinya kurang harmonis karena klien selalu
merasa dimarah oleh sang kakak, sang kakak merasa cemburu jika Sdr. SW
datang kerumahnya dan menemui istrinya.

14
2. Konsep Diri
Tentang Gambaran diri klien ingin memelihara jenggot dan mencukur
kumisnya. Klien mengatakam dia adalah anak laki lakin dari 9 saudara, klien
belum bekerja. Klien mengatakan tinggal bersama mama dan bapaknya hanya
sebagai anggota keluarga biasa, klien mengatakan memiliki angan angan
sembuh dan pulang kemudian bekerja menjual atau berdagang. Klien merasa
tidak dipercaya oleh orng lain maupun anggota keluarga untuk mengelola
usaha.
Dalam hal ini dapat diidentifikasi klien memiliki masalah keperawatan harga
diri rendah kronis.
3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang berarti saatini adalah ibunya, klien mengatakan
diterima oleh masyarakat sebagai Imam, banyak yang menyukainya, namun
banyak juga yang tidak suka dengan peran saya jadi Imam atau berceramah.
Klien memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain yaitu bicara
tidak konsisten, nada tinggi dan nyaring, serta tidak dipercayai oleh orang lain.
4. Spritiual
Klien menganggap dirinya seorang muslim yang taat beribadah, dan gemar
berdakwah. Klien mengatakan shalat lima waktu dan selalu menjadi Imam, dan
harus menjadi imam jika shalat, klien mengatakan selama dikurung di RSJ
hanya memiliki 1 orang pengikut setia, sehingga seperti kisah nabi Luth a.s.
Dapat diidentifikasi klien memiliki masalah keperawatan Gangguan Proses
Pikir: Waham Agama
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien menggunakan pakaian dan berpenampilan sesuai.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan cepat dan bernada keras nyaring, klien berbicara
berulang -ulang tentang kelebihan yang ia miliki. Fokus bicara berubah ubah
tetapi masih dalam konteks yang sama yaitu berbicara tentang agama. Klien
tiba tiba bercefamah tanpa diminta.

15
Dapat diidentifikasi klien memiliki masalah keperawatan gangguan proses
pikir: Waham agama
3. Aktifitas motorik
Klien tampak mondar-mandir gelisah.
4. Alam perasaan
Klien tampak gembira berlebihan, dibuktikan dengan senyum dan bernyanyi,
kemudian tertawa.
5. Afek
Klien tampak miliki afek labil, ditandai emosi yang berubah-ubah, kadang
bersemangat berbicara terkadang lesu. Biacara klien berulang memdominasi
teman sekitar dengannnada suara yang keras dan nyaring. Klien mengatakan
Jika saya diajak berkelahi saya pukul langsing karena kalau ada yang jual saya
Beli, ha ha ha. Masalah keperawtan : Risiko menciderai diri, orang lain dan
lingkungan
6. Interaksi selama Wawancara
Klien tampak defensif. Klien mengatakan sering berkelahi dan mengamuk
tidak segan memukul daripada saya dipukul duluan Masalah keperawatan :
risiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak memiliki maslah halusinasi
8. Proses pikir
Terjadi pengulangan pembicaraan / perseveral karena klien bicara berulang
ulang tentang kelebihan yang ia miliki, serta mengaku bahwa ia adalah
penceramah, dan tiba tiba berceramah tanpa diminta dengan bahan ceramah
yang sama. Dapat teridentifikasi klien memiliki masalah keperawatan
Gangguan proses pikir Waham agama
9. Tingkat Kesadaran
Saat dilakukan wawancara pengakajian klien terorientasi waktu dan te,pat
dengan baik, klien kooperatif saat berbicara dengan perawat.

16
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Makan
Klien makan 3 hari sekali secara mandiri
BAB/BAK
Tidak ditemukan maslah eliminasi, klien melakukannya dengan cara
mandiri
Mandi
Dalam memenuhi kebuthan Mandi klien melakukannya mandiri
Berpakaian
Klien melakukan pemenuhan kebutuhan pakaian secara mandiri dan tampak
sesuai.
Istirahat Tidur
Klien tidur siang pukul 13.00
Klien tidur malam mulai pukul 31.00
Penggunaan Obat
Klien mendapatkan dosis obat 2x1
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif yaitu klien berbicara dengan orang lain jika bosan berdiam dirumah, klien
mengatakan jalan jalan bersepeda jika pikiran terasa kacau.
Maladaptif : jika keinginan tidak sesuai klien mengatakan marah dan menendang
barang abrang disekitanya. Dapat diidentifikasi klien memiliki masalah
keperawatan risiko perilaku kekeerasan
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien memiliki masalah dengan dukungan kelompok yaitu klien mengatakan tidak
memiliki teman kelompok karena klien suka berdebat dan berujung dengan
perkelahianKlien memiliki masalah berhubungan dengan lingkungan yaitu klien
mengatakan saya tidak suka lingkungan tempat tinggal saya karena tidak nyaman
saya rasakanKlien mengatakan memiliki masalah ekonomi secara personal klien
mengatakan saya tidak dipercaya mengurus uang sendiri, sehingga saya tidak
dioegangi uangndan tidak punya uang.

17
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
MekanIsme koping klien terhadap adanya masalah kurang baik. Diidentifikasi
klien tidak mampu menentukam kopinng jika ada masalah. Selain itu klien
beranggapan obat tidak membantu kesembuhannya, klien mengatakan karena jika
putus obat langsung dirasa gelisah padahal saya telah minum obat dalam waktu
lama
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Scizofrenia Residual
Terapi Medik : Cpz 100 mg 2 x 1 oral, Haloperidol, 15 mg 2x1 oral, dan
Trihexyphenidyl 2 mg 2x1 oral.
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan Proses pikir : Waham Agama
2. Risiko mencidersi diir, orang lain, dan lingkungan
3. Harga diri rendah kronis.
ANALISA DATA
Data Masalah
Data Subjektif. Klien mengatkan : Gangguan proses pikir: waham
Saya adalah ustadz dan imam masjid agama
kadang juga imam cadagan
Saya sudah haji dan sudah umrah jadi
sudah pantas berceramah
Data Objektif :
Nada bicara klien tinggi dan nyaring
Bicara klien ngotot
Klien selalu mengulangi pembicaraan
tentang kelebihan yang ia miliki
klien berceramah tanpa diminta dan
diakhiri dengan tertawa setelahnya.

18
Data Subjektif. Klien mengatkan : Harga diri rendah kronis
Saya malu karena selalu dikatai atau
diejek tidak memiliki pekerjaan tidak
bisa jadi imam keluarga
Istri saya telah pergi meninggalkan
saya
Data Objektif :
Klien mengalihkan pandangan dan
kontak mata
Data Subjektif. Klien mengatkan : Risiko perilaku kekerasan
saya kalau sedang jengkel saya
mengamuk saya tendang barang barang
di dekatku
Dulu saya suka pukul dan berkelahi, tapi
itu dulu kalau ada yang jual saya beli
Data Objektif :
Klien tampak tegang saat bicara
memukul.
Suara Klien bernada nyaring
Bicara klien cepat

POHON MASALAH

Risiko perilaku kekerasan

Perubahan isi pikir :


waham agama

Harga diri rendah


kronis

19
XIII. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan proses pikir : waham agama.
2. Harga diri rendah kronis.
3. Risiko perilaku kekerasan

20
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Dx Medis :
No CM : Ruangan :

Diagnosa Perencanaan
No Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Perubahan TUM : 1. Setelah dilakukan . . . . x Bina hubungan saling percaya dengan klien
proses pikir Klien dapat mengontrol wahamnya interaksi klien : Beri salam
waham o Mau menerima kehadiran o Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama
kebesaran TUK : perawat di sampingnya panggilan yang disukai
1. Klien dapat membina o Mengatakan mau o Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling percaya menerima bantuan perawat o Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat
dengan perawat o Tidak menunjukkan tanda- siap menolong dan mendampinginya
tanda curiga o Yakinkan bahwa kerahasiaan klien tetap terjaga
o Mengijinkan duduk o Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
disampingnya o Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
mmenuhinya
2. Klien dapat 2. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan
mengidentifikasi perasaan interaksi klien : pikirannya
yang muncul secara o Klien menceritakan ide-ide o Diskusikan dengan klien pengalaman yang
berulang dalam pikiran dan perasaan yang muncul dialami selama ini termasuk hubungan dengan
klien secar berulang dalam orang yang berarti, lingkungan dan lain
pikirannya sebagainya
o Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa
mendukung /menentang pernyataan wahamnya
o Katakana perawat dapat memahami apa yang
diceritakan
3. Klien dapat 3. Setelah dilakukan . . . . x Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang
mengidentifikasi interaksi klien : tidak tepenuhi serta kejadian yang menjadi factor
stressor/pencetus o Dapat menyebutkan pencetus wahamnya
21
wahamnya kejadian-kejadian sesuai o Diskusikan dengan klien tentang kejadian-
dengan urutan waktu serta kejadian traumatic yang menimbulkan rasa
harapan /kebutuhan dasar takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai
yang tidak terpenuhi o Diskusikan kebutuhan hara[pan yang belum
seperti : harga diri, rasa terpenuhi
aman, dsb o Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi
o Depat menyebutkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan keadian
hubungan antara kejadian yang traumatis
traumatis / kebutuhan tidak o Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi
terpenuhi dengan yang meningkatkan pikiran / perasaan yang
wahamnya terkait wahamnya
o Diskusikan dengan klien anatara keadian
kejadian tersebut dengan wahamnya
4. Klien dapat Setelah dilakukan . . . . x interaksi Bantu klien mngidentifikasi keyakinannya yang
menidentifikasi wahamnya klien : salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah
Menyebutkan perbedaan siap)
pengalaman nyata dengan o Diskusikan dengan klien pengalaman
pengalaman wahamnya wahamnya
o Katakana kepada klien akan keraguan perawat
terhadap pernyataan klien
o Diskusikan dengan klien respon perasaan
terhadap wahamnya
o Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi
terjadinya waham
o Bantu klien membedakan situasi nyata dengan
situasi yang dipersepsikan salah oleh klien.
5. Klien dapat Setelah dilakukan . . . . x interaksi Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman
mengidentifikasi klien : yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari
konsekuensi wahamnya Klien menjelaskan gangguan wahamnya seperti :
fungsi kehidupan sehari-hari o Hambatan dalam berintreraksi dalam keluarga
Yang diakibatkan ide-ide o Hambatan dalam berintreraksi dengan orang lain
/gikirannya yang tidak sesuai o Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

22
dengan kenyataan seperti : o Perubahan dalam prestasi kerja
Hubungan dengan keluarga Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah
Hubungan dengan orang lain masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain
Aktivitas sehari hari
Pekerjaan
Sekolah
Prestasi
Dsb

6. Klien dapat melakukan o Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya


Setelah dilakukan . . . . x interaksi
teknik distraksi sebagai klien : o Ajarkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang
cara menghentikan pikiran Klien melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan klien
yang terpusat pada konstruktif sesuai dengan o Ikut sertakan klien dalam kativitas fisik yang
wahamnya minatnya yang dapat mengalihkan membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang
focus klien dari wahamnya o Libatkan klien dalam TAK orientasi realitas
o Bicara dengan klen topic-topik yang nyata
o Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara
personal dalam mempertahankan / meningkatkan
kesehatan dan pemulihannya
o Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang
positif
7. Klien dapat dukungan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
keluarga interaksi Keluarga dapat pendukung untuk mengatasi waham
menjelaskan tentang: Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
Pengertian waham mengatasi waham
Tanda gejala waham Jelaskan pada keluarga tentang:
Penyebab dan akibat o pengertian waham
waham o tanda dan gejala waham
Setelah dilakukan . . . . x o penyebab dan akibat waham
interaksi keluarga dapat o cara merawatn klien waham
mempraktekkan cara merawat latih keluarga cara merawat waham
klien waham beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya

23
merawat klien di rumah sakit.
8. Klien dapat memanfaatkan Setelah dilakukan . . . . x Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
obat dengan baik interaksi kilen menyebutkan : kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara
Manfaat minum obat efek terapi dan efek samping obat
Kerugian tidak minum Pantau klien saat penggunaan obat
obat o Beri pujian jika klien menggunakan obat
Nama, warna, dosis, efek dengan benar
terapidan efek samping Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
obat klonsultasi dengan dokter
Setelah dilakukan . . . . x o Anjurkan klien untuk konmsultasi kepada
interaksi klien dokter /perawat jika terjadi hal-hal yang tidak
mendemonstrasikan diinginkan
penggunaan obat dengan benar
Setelah dilakukan . . . . x
interaksi klien menyebutkan
akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter

24
Tanggal JAM Implementasi Evaluasi Paraf
Rabu 31 Mei 09.00 o Membantu klien mengungkapkan perasaan dan S: klien mengatakan : Punya banyak toko mas, telah
2017 pikirannya Umrah di mekkah, Menjadi Imam Masjid di sekitar
09.10 o Mendiskusikan dengan klien pengalaman yang dialami rumahnya, memiliki pengikut dalam shalat hanya 1
selama ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, orang sya seperti nabi Luth a.s. gara gara saya gantikan
09.20 lingkungan dan lain sebagainya imam shalat di masjid saya disangka gila langsung saya
o Mendengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa ceramahi panjang lebar malah saya dihina hina terus
mendukung /menentang pernyataan wahamnya saya berkelahi kapan ada yang jual saya beli. Sekarang
o Mengatakan perawat dapat memahami apa yang hanya mamaku adikku sama kakakku yang masih mau
diceritakan bicara sama saya, istriku sudah lari gak tahu dimana.

O: klien terlihat sedang berkumpul dengan teman


temannya, klien terlihat banyak bicara dan tidak
konsisten, nada bicara klien bersuara nyaring, klien
mengurangi pembicaraan tentang kelebihan yang ia
miliki, klien yiba tiba berceramah tanpa diminta dan
diakhiri dengan tertawa.

A: Waham klien telah diketahui klien mampu menceritakan


ide ide dan perasaan yang muncul berulang dalam
pikirannya

P : Pasien : Dapat menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan


urutan waktu serta harapan /kebutuhan dasar yang tidak
terpenuhi
Perawat : identifikasi stressor / pencetus wahamnya

Jumat, 2 Juni 09.00 o Mendiskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian S : klien mengatakan : Saya tidak suka diatur atur karena
2017 traumatic yang menimbulkan rasa takut, ansietas saya sudah dewasa, masa ahli penceramah masih diatur
09.10 maupun perasaan tidak dihargai atur hidupnya. Saya biasa marah kalau saya ingat
o Mendiskusikan kebutuhan harapan yang belum terpenuhi semua uangku sekarang diambil adekku sama mamaku

25
09.20 o Mendiskusikan dengan klien cara-cara mengatasi jadi saya tidak bisa bagi bagikan hartaku sama teman
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan keadian yang temanku, pahala sedekah semakin banyak kita kasih
traumatis semakin baik makanya daripada saya marah lagi saya
o Mendiiskusikan dengan klien apakah ada halusinasi shalat terus saya ceramahi setiap orang Sekarang
yang meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait yang bikin saya jengkel dirumah saya dilarang keluar
wahamnya malam malam, saya tidak suka diatur atur saya ingin
o Mendiskusikan dengan klien anatara keadian kejadian sekali dibukakan toko supaya ada lagi uangku supaya
tersebut dengan wahamnya saya tidak dihina- hina lagi sama kakakku karena tidk
ada pekerjaanku, kalau sudah jadi penceramah masa
masih ada yang mau hina hina Ulama.

O: klien terlihat sedang berkumpul dengan teman


temannya, pembicaraan klien berulang ulang tentang
kelebihan yang ia miliki dengan nada tinggi. Bicara
klien spontan, inkoherrn terkadang, ekspresi tenang.
Kontak mata lama.

A: klien dapat mengidentifikasi pencetus wahamnya

P: klien : menyebutkan pengalaman /perbedaan


pengalamannnyata dengan pengalaman wahamnya
Perawat : bantu klien untuk mengidentifikasi wahamnya

Sabtu, 3 Juni 09.00 o mendiskusikan dengan klien pengalaman wahamnya S: klien mengatakan :saya mengaku jadi ustadz itu
2017 o mengatakana kepada klien akan keraguan perawat supaya orang hargai saya,saya tahu saya sebenrnya
09.10 terhadap pernyataan klien bukan ustad tapi kalau tidak saya bilangkan sama
o mendiskusikan dengan klien respon perasaan terhadap orang saya takut orng tidak hargai saya apa lagi sya
09.20 wahamnya sudah Umrah baru orang pandang sebelah mata
o mendiskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya sayaorang tidak percaya saya ustadz malah saya
waham pernah diikat gara gara saya gantikan pak Imam saya
o membaantu klien membedakan situasi nyata dengan pergi ceramah di mimbar, kalau ada yang tidak percaya

26
situasi yang dipersepsikan salah daya gertak supaya mereka takut.kadang pas baik
begini saya bingung antara mimpi atau bukan, saya ini
ustadz atau pedagang. Tapi kalau ada teman bicaraku
begini ya saya bukan ustadz saya pasiensaya pernah
diusir diikat gara gara saya gantikan Imam terus saya
pergj ceramah, terus saya di bawa ke sini. Saya tidak
diajak omong sama tetanggaku, saya tidk boleh keluar
keluar saya tidak boleh jaga toko jadi begini tidak ada
uangku, susah tidak ada uang kita pegang:saya
percaya perawat sama kepala ruangan bisa bantj saya
pulih terus kembali sama mamaku

O: klien terlihat sedang berkumpul dengan teman


temannya, pembicaraan klien berulang ulang. Bicara
klien spontan. inkoherrn terkadang, ekspresi tenang.
Kontak mata lama. Klien kooperatif saat berbincang.
Tampak klien percaya terhadap bantuan yang akan
diberikan

A : Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi wahamnya

P : klien : anjurkan klien memilih teknik distraksi cara


menghentikan pikiran terpusat wahamnya
Perawat : bantu klien menentukan teknik distraksi cara
menghentikan pikiran terpusat wahamnya

Senin, 5 Juni 09.00 o mendiskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya S : Klien mengatakan : Saya lebih suka aktivitas di luar
2017 o mengajarkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang ruangan kerja cabut cabut rumput. Saya sudah shalat
09.10 membutuhkan perhatian dan keterampilan klien hanya lima waktu shalat. Saya ingin bantu bantu
diluar tapi di larang takut kalau saya kabur Iya tadi
09.20 sesua jadwal saya mandi pagi jam 07.00

27
O : klien terlihat sedang berkumpul dengan teman
temannya,. Bicara klien spontan. ekspresi tenang.
Kontak mata lama. Klien kooperatif saat berbincang.
Tidak ada pembicaraan yang berulang ulang yang
berhubungan dengan wahamnya. Klien tampak rapi

A : Klien mampu menentukan teknik distraksi cara


menghentikan pikiran terpusat ke wahamnya

P : klien : anjurkan klien mempertahankan aktivitas yang


dipilih
Perawat : evaluasi pelaksanaan teknik distraksi cara
menghentikan pikiran terpusat wahamnya.
Evaluasi waham klien setiap interaksi

Selasa, 6 Juni 09.00 o mendiskusikan dengan klien tentang aktivitas yang telah S : Klien mengatakan :
2017 dilakukan Saya sudah mandi sesuai jawdwal jam 07.00
09.10 o mengevaluasi aktivitas terjadwal klien Sebentar jam 12 saya ingin shalat
o mengevaluasi adanya pembicaraan yang berkaitan Terus jam 2 siang saya tidur setelah bangun saya ajak
09.20 dengan waham klien temanku mengobrol.
Saya ingin di luar ruangan, bsan didalam terus tidak bisa
kerja-kerja sampe berkeringat

O : klien terlihat suka berkumpul dengan teman


temannya,. Bicara klien spontan. ekspresi tenang. Kontak
mata lama. Klien kooperatif saat berbincang. Tidak ada
pembicaraan yang berulang ulang yang berhubungan
dengan wahamnya. Klien tampak rapi

A: klien mampu melakukan aktivitas terjadwal

28
P:
Klien : anjurkan melakukan aktivitas sesuai jadwal
Perawat : mengevaluasi aktivitas harian klien
Mengevaluasi waham klien

Rabu, 7 Juni 09.00 o mengevaluasi aktivitas terjadwal klien S: Klien mengatakan :


2017 o mengevaluasi adanya pembicaraan yang berkaitan saya bangun jam 05.00 mau shalat Shubuh tapi dingin
09.10 dengan waham klien Saya sudah mandi jam 07.00
Sebentar jam setengah 12 saya makan siang
09.20 Terus jam 12 siang saya mau Shalat dzuhur
jam 4 sore saya mandi lagi,
Jam 7 malam kemaren saya minum obat lagi

O : Bicara klien spontan ekspresi tenang. Kontak mata


lama. Klien kooperatif saat berbincang. Tidak ada
pembicaraan yang berulang ulang yang berhubungan
dengan wahamnya. Klien tampak rapi dan berpakaian
sesuai
A: klien mampu melakukan aktivitas terjadwal

P:
Klien : anjurkan melakukan aktivitas sesuai jadwal
Perawat : mengevaluasi aktivitas harian klien
Mengevaluasi waham klien

Kamis, 8 Juni 09.00 o mengevaluasi aktivitas terjadwal klien S : Klien mengatakan :


2017 o mengevaluasi adanya pembicaraan yang berkaitan tadi pagi saya habis bantu temanku susun tempat tidur
09.10 dengan waham klien yang da hambur temanku
Saya sudah mandi jam 07.00
09.20 saya bosan di dalam ruangan begini begini terus, saya

29
ingin di luar biar bisa berkeringat
Sebentar jam setengah 12 saya makan siang
Terus jam 12 siang saya mau Shalat dzuhur
nanti jam 3 sore shalat Ashar
kalau minum obat biasa pagi, jam 07.00 dengan jam 7
malam
saya minum terus obatku yang dikasih perawat
Bicara klien spontan ekspresi tenang. Kontak mata lama.
O : Klien kooperatif saat berbincang. Tidak ada
pembicaraan yang berulang ulang yang berhubungan
dengan wahamnya. Klien tampak rapi dan berpakaian
sesuai. Tidak ada Pembicaraan tentang kelebihan yang ia
miliki.
A: klien mampu melakukan aktivitas terjadwal

P:
Klien : anjurkan melakukan aktivitas sesuai jadwal
Perawat : mengevaluasi aktivitas harian klien
Mengevaluasi waham klien

Jumat, 9 Juni o mengevaluasi aktivitas terjadwal klien S:


2017 o mengevaluasi adanya pembicaraan yang berkaitan Klien mengatakan :
dengan waham klien Saya minum obat agar lebih tenang perasaanku
agar saya dapat berkumpul kembali dengan keluarga jadi
saya harus minum obat yang diberikan
Yang warna orange ini namanyan CPZ ya

O:
Bicara klien spontan ekspresi tenang. Kontak mata lama.
Klien kooperatif saat berbincang. Tidak ada pembicaraan
yang berulang ulang yang berhubungan dengan
wahamnya. Klien tampak rapi dan berpakaian sesuai.

30
Tidak ada Pembicaraan tentang kelebihan yang ia miliki.
A: klien mampu melakukan aktivitas terjadwal

P:
Klien : anjurkan melakukan aktivitas sesuai jadwal
Perawat : klien dapat memanfaatkan penggunaan obat
dengan baik
Mengevaluasi proses pikir berkaitan waham klien

o
o

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis
bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan
hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah satu
gangguan jiwa yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham. Waham adalah
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari
pemikiran klien dimana sudah kehilangan control.
B. Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya
perawat dan memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan
keperawatan secara intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan
proses keperawatan apabila mendapati klien dengan penyakit gangguan kejiwaan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. 2009. Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI.

Huda, Nur Arief. DIAGNOSA DAN panduan klinis Proses keperawatan


Berdasarkan NANDA NIC-NOC. Jakarta :Media action publishing. 2013

Keliat, Anna Budi. Akemat. Helena, Novy, dkk. Keperawatan Kesehatan


JiwaKomunitas: CMHN (Basic Care). Jakarta: EGC. 2007.

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta :


EGC.

Rasmun. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.


Jakarta : PT. Fajar Interpratama. 2001.

Stuart dan Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. 2007.

33

Anda mungkin juga menyukai