Anda di halaman 1dari 65

1

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

UJI TANAH

DISUSUN OLEH :

AJI SETIAWAN
NIM. 0931310007

KELAS : 2 BT (Building Transportation)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2011

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia)
satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat
tersebut.
Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut tanah ialah semua endapan alam yang
berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu tersendiri
yaitu mekanika batuan (rock mechanics). Endapan alam tersebut mencakup semua bahan,
dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (boulder).
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil,
disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang
ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani
(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-lain.
Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil Jerman/Austria
berpendapat bahwa : Mekanika tanah adalah pengetahuan yang menerapkan kaidah mekanika
dan hidrolika untuk memecahkan persoalan-persoalan teknik sipil yang berhubungan dengan
endapan dan kumpulan butir-butir padat yang terurai/tidak terpadu (unconsolidated) yang
dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara alami dan kimiawi batu-batuan.
Oleh karena itu, Terzaghi disebut sebagai Bapak mekanika tanah, karena jasanya memelopori
pengembangan ilmu mekanika tanah. Beliau lahir di Praha pada tanggal 2 Oktober 1883 dan
meninggal dunia pada tanggal 25 Oktober 1963 di Winchester, Massachusets USA.
Rekayasa Geoteknik (geotechnical engineering), didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material
alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Arti secara umum rekayasa
geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar mekanika tanah dan
mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan pondasi.
Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


2

bermacam-macam gaya. Sedangkan ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering) merupakan


aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika tanah dalam problema-problema praktisnya.
Ilmu Mekanika Tanah sangat penting untuk bidang teknik sipil karena hampir semua
pekerjaan teknik sipil bertumpu pada tanah (bangunan gedung, jembatan, jalan raya, dan
sebagainya), sehingga bangunan bangunan yang akan dibuat tersebut berkaitan erat dengan
tanah pendukung di bawahnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum uji tanah ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan terampil
dalam menggunakan alat alat praktek tanah dan mengetahui struktur tanah dan sifat sifat
fisik tanah. Dalam praktikum ini dilakukan uji :
a.) Pengambilan contoh tanah ( soil sampling )
b.) Penentuan geser langsung ( direct shear )
c.) Penentuan kuat tekan bebas ( unconfined compressive strength )
d.) Penentuan triaksial ( triaxial )
e.) Konsolidasi

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa adalah dapat melakukan praktikum dengan
baik dan benar. Selain itu, dapat mengetahui sifat sifat tanah dan jenis tanah sehingga
berguna dalam pekerjaan lapangan, misalnya dalam penentuan pondasi bangunan dan
perencanaan jalan raya.

1.4 Pengambilan Contoh Tanah ( Soil Sampling )


Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh
tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang
akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan
dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh
tanah secara tidak utuh. Pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan
diteliti. Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah
yaitu :
1. Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk
analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), agihan ukuran pori (pore
size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh)

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


3

2. Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terganggu (undisturbed soil aggregate)
yang diperlukan untuk penetapan ukuran agregat dan derajad kemantapan agregat
(aggregate stability)
3. Contoh tanah terganggu (disturbed soil sample), yang diperlukan untuk penetapan
kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas
kritik, Indeks patahan (Modulus of Rupture:MOR), konduktivitas hidrolik tak jenuh,
luas permukaan (specific surface), erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan
hujan tiruan (rainfall simulator)
Untuk penetapan sifat kimia tanah misalnya kandungan hara (N, P, K, dll), kapasitas
tukar kation (KPK), kejenuhan basa, dll digunakan pengambilan contoh tanah terusik.

Tabung Contoh (Sample Tubes)


Alat ini berupa silinder berdinding tipis yang disambung dengan stang-stang bor dengan
alat yang disebut pemegang tabung contoh (sample tube holding device). Alat ini terutama
dipakai untuk lempung, yang lunak sampai yang sedang. Tabung contoh ini dimasukkan ke
dalam dasar lubang bor, dan kemudian ditekan atau dipukul ke tanah asli yang akan diambil
contohnya pada dasar lubang bor. Tabung-tabung contoh yang biasanya dipakai di sini
mempunyai diameter dalam antara 6 sampai 7 cm.
Derajat kerusakan contoh-contoh yang diambil dengan menggunakan tabung-tabung
contoh ini tergantung pada beberapa hal berikut:
1. Keadaan dan ukuran tabung contoh.
Tebal dinding harus setipis mungkin.

Dimana : D1 = diameter dalam tabung


D0 = diameter luar tabung
Permukaan dalam dan luar dari tabung harus licin.
Ujung pemotong tabung harus cukup terpelihara, serta mempunyai bentuk dan
ukuran tertentu.

2. Cara Pelaksanaan
Tabung dan contoh sebaiknya ditekan ke dalam tanah secara langsung, dan jangan
dipukul. Ini biasanya hanya mungkin bila tersedia alat bor mesin (drilling rig).
3. Cara membuat dan membersihkan lubang bor.
Tanah pada dasar lubang bor harus betul-betul asli, dan sebelum tabung
dimasukkan, kotoran-kotoran serta lumpur yang ada harus terlebih dahulu
dikeluarkan dari lubang bor.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


4

Setelah tabung contoh ditekan ke dalam tanah, hendaknya dibiarkan dulu selama
beberapa menit, dengan maksud untuk memberi kesempatan bagi terjadinya
pelekatan antar tanah dengan permukaan dinding tabung. Kemudian tabung contoh
ini diputar kira-kira 1800, untuk memotong tanah pada dasar tabung, sebelum
mencabutnya kembali. Setelah contoh diambil dari lubang bor, kemudian tabung
contoh tersebut ditutup dengan paraffin pada kedua ujungnya, untuk mencegah
terjadinya pengeringan, dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk diselidiki.

Pengambilan Contoh Core Barrel (Core Barrel Samples)


Dalam bahan-bahan yang keras, tabung contoh seperti yang diterangkan tadi tidak
dapat dipakai, sehingga kita gunakan alat core barrel, untuk mendapatkan contoh-contoh
aslinya. Bila contoh-contoh asli ini nantinya diperlukan untuk diselidiki lebih lanjut di
laboratorium, maka kemudian harus diikat baik-baik dan ditutup pada kedua ujungnya
dengan paraffin, untuk mencegah pengeringan.
Inti yang diambil dengan core barrel biasanya ditempatkan dalam kotak-kotak kayu
yang bersekat-sekat, dan diletakkan dalam udara terbuka. Ini berarti bahwa contoh inti
tersebut akan menjadi kering dalam beberapa hari. Inti contoh, dari lempung atau tanah
lainnya, yang telah miring, sedikit sekali bagi para sarjana teknik yang ingin mengetahui
kondisi tanah tersebut. Apabila inti contoh tersebut nantinya akan diperiksa atau diselidiki,
maka untuk kepentingan ini harus diambil tindakan untuk mencegah pengeringan.

Pengambilan Contoh Bongkah (Block Samples)


Disini dilakukan pemotongan atau pengambilan tanah secara langsung dengan tangan,
baik pada permukaan ataupun pada dasar lubang-lubang percobaan. Untuk mengangkutnya
ke laboratorium, contoh ini harus ditutup seluruhnya degan paraffin, dan ditempatkan dalam
tempat yang kuat. Keuntungan dari penambilan block sample ( contoh berbentuk bongkah-
bongkah) adalah:
1. Kerusakan kerusakan yang terjadi lebih sedikit.
2. Contoh yang diambil dapat lebih besar.
Ini memungkinkan kita untuk memilih secara lebih tepat kedalaman dan posisi dari
mana contoh tersebut akan diambil.

1.5 Kuat Geser Tanah


Jika tanah dibebani, maka akan mengakibatkan tegangan geser. Apabila tegangan geser
akan mencapai harga batas, maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung
akan runtuh. Keruntuhan tersebut mungkin akan mengakibatkan fondasi mengambang atau

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


5

pergerakan/pergeseran dinding penahan tanah atau longsoran timbunan tanah. Keruntuhan


geser dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butir-butir massa tanah. Jadi kekuatan
geser tanah ditentukan untuk mengukur kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi
keruntuhan.
Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut :
1. Geseran struktur karena perubahan jalinan antara butir-butir massa tanah.
2. Geseran dalam ke arah perubahan letak antara butir-butir tanah sendiri dan titik-titik
kontak yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang geser.
3. Kohesi atau adhesi antara permukaan butir-butir tanah yang tergantung pada jenis
tanah dan kepadatan butirnya.
Kekuatan geser tanah adalah merupakan perlawanan Internal tanah per satuan luas
terhadap keruntuhan/pergeseran sepanjang bidang geser pada tanah yang bersangkutan. Nilai
kekuatan geser tanah antara lain dipergunakan untuk :
Menghitung daya dukung tanah
Menghitung tekanan tanah
Menghitung kestabilan lereng dan sebagainya.
Keruntuhan geser (shear failure) dalam tanah terjadi akibat gerak relatif antara butiran-
butirannya, dan bukan karena hancurnya butir tanah. Nilai kekuatan geser tergantung pada :
Kohesi
Gesekan

Parameter Kekuatan Geser (C dan )


Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis daya dukung tanah,
stabilitas lereng, dan tegangan dorong untuk dinding penahan tanah. Mohr (1910)
memberikan teori mengenai kondisi keruntuhan suatu bahan. Teorinya adalah bahwa
keruntuhan suatu bahan dapat terjadi oleh akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari
tegangan normal dan tegangan geser. Selanjutnya, hubungan fungsi antara tegangan normal
dan regangan geser pada bidang runtuhnya, dinyatakan menurut persamaan :
= f( ) ............................................ (4.1)

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


6

Dengan adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan atau kegagalan, dan
adalah tegangan normal pada saat kondisi tersebut. Garis kegagalan yang didefinisikan dalam
Persamaan (1.1), adalah kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1.

=
Q
f()

= C + tg

Gambar 1.1 Kriteria kegagalan Mohr dan Coulomb


Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian ini, bila tanah mengalami
pembebanan akan ditahan oleh :
1. Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak
tergantung dari tegangan vertikal yang bekerja pada bidang geserannya.
2. Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan tegangan
vertikal pada bidang geserannya.
Hipotesis pertama mengenai kekuatan geser tanah dikemukakan oleh Coulomb sekitar
tahun 1776, sebagai berikut :

= C + tan .................................(1.2)
(4.2)
dimana :
= kuat geser tanah
C = kohesi tanah
tan = faktor geser di antara butir-butir yang bersentuhan
= sudut geser dalam tanah
= tegangan normal pada bidang runtuh
Persamaan (1.2) ini disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan Mohr-Coulomb,
dimana garis selubung kegagalan dari persamaan tersebut dilukiskan dalam Gambar 1.1.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


7

Pengertian mengenai keruntuhan suatu bahan dapat diterangkan dalam Gambar 1.1.
Jika tegangan-tegangan baru mencapai titik P, keruntuhan geser tidak akan terjadi.
Keruntuhan geser akan terjadi jika tegangan-tegangan mencapai titik Q yang terletak pada
garis selubung kegagalannya. Kedudukan tegangan yang ditunjukkan oleh titik R tidak akan
pernah terjadi, karena sebelum tegangannya mencapai titik R, bahan sudah mengalami
keruntuhan. Tegangan-tegangan efektif yang terjadi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh
tekanan air pori. Terzaghi (1925) mengubah rumus Coulomb dalam bentuk tegangan efektif
dengan memasukkan unsur tekanan air pori sebagai berikut :
= C' + ( - u) tan ' ................................. (4.3)
= C' + ' tan ' (1.3)
dimana :
C = kohesi tanah dalam kondisi tekanan efektif
= tegangan normal efektif
u = tekanan air pori
= sudut geser dalam tanah kondisi efektif
Hubungan antara kekuatan geser (), kohesi ( C ) dan tekanan efektif () tampak
3 1
seperti pada Gambar 1.2. U

= C + tg

Bidang geser
1
C 3
Tekanan normal efektif = - U

Gambar 1.2 Kekuatan Geser Tanah

Persamaan (1.2) menghasilkan data yang relatif tidak tepat, nilai-nilai C dan yang
diperoleh sangat tergantung dari jenis pengujian yang dilakukan. Persamaan (1.3)
menghasilkan data untuk nilai-nilai C dan yang relatif tepat dan tidak tergantung dari jenis
pengujiannya.
Kuat geser tanah juga bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan-tegangan efektif 1 dan
3 pada saat keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr dalam bentuk lingkaran tegangan, dengan

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


(1.4)
(1.5)
(1.6)
8

koordinat-koordinat dan , dilihatkan dalam Gambar 1.3. Persamaan tegangan geser,


dinyatakan oleh :
= 1/2 ( 1' - 3') sin 2 .................................................. (4.4)
= 1/2 ( 1' + 3') + 1/2 ( 1' - 3') cos 2 ...................... (4.5)
Dengan adalah sudut teoritis antara bidang horizontal dengan bidang longsor, yang
besarnya, adalah : = 45 + /2.

Garis selubung kegagalan 1

= 45 + /2 f
f
3 3


f
1
C 2
3 f 1

Gambar 1.3 Lingkaran Mohr.

Dari Gambar 1.3, hubungan antara tegangan utama efektif saat keruntuhan dan
parameter kuat gesernya juga dapat diperoleh. Besarnya nilai parameter kuat geser, dapat
ditentukan dari persamaan-persamaan :
1/2 1' - 3'
sin ' = .............................. (4.6)
C ctg ' + 1/2 1' + 3'
1' - 3' = 2 C cos ' + 1' + 3' sin ' .................(1.7)
(4.7)

Persamaan (1.7) digunakan untuk kriteria keruntuhan atau kegagalan menurut Mohr-
(1 - 3)Dengan menggambarkan kedudukan tegangan-tegangan ke dalam koordinat-
Coulomb.
koordinat p q, dengan :
p = (1 + 3) dan q = (1 - 3)
Titik tegangan

sembarang kedudukan tegangan dapat ditunjukkan oleh sebuah titik tegangan sebagai
ganti dari lingkaran Mohr (lihat Gambar 1.4).
Garis selubung
kegagalan

a
45 45
(3 Laboraturium Uji Tanah
(1) Politeknik Negeri Malang
(1 + 3)
)
Gambar 1.4 Kondisi tegangan yang mewakili.
9

Pada Gambar 1.4 ini, garis selubung kegagalan ditunjukkan oleh persamaan :
(1 + 3) = a + (1 + 3) tg
dengan a dan adalah parameter modifikasi dari kuaat gesernya. Parameter C dan
dapat diperoleh dari persamaan :
' = arc sin tg ' .......................................................(1.8)
(4.8)
a'
C' = .................................................................(1.9)
(4.9)
cos '

Garis-garis dari titik tegangan yang membuat sudut 45 dengan garis horizontal
(Gambar 1.4), memotong sumbu horizontal pada titik yang mewakili tegangan utama 1 dan
3. Perlu diingat bahwa (1 - 3) = (1 - 3).
Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini perlu diperhatikan, yaitu :
Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah kelebihan tekanan air pori akibat
dari tambahan tekanan yang mendadak.
Tekanan overburden, adalah tekanan pada suatu titik di dalam tanah akibat berat material
tanah yang ada di atas titik tersebut.
Tekanan overburden efektif, adalah tekanan akibat beban tanah di atasnya, dikurangi
tekanan air (pori).
Tanah Normally Consolidated (terkonsolidasi normal), adalah tanah dimana tegangan
efektif yang membebani pada waktu yang sekarang, adalah nilai tegangan maksimum
yang pernah dialaminya.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


10

Tanah Over Consolidated (terlalu terkonsolidasi), adalah tanah dimana tegangan efektif
yang pernah membebaninya pada waktu yang lampau, lebih besar daripada tegangan
efektif yang bekerja pada waktu sekarang.
Tekanan Prakonsolidasi (preconsolidation pressure), adalah nilai tekanan maksimum
yang pernah dialami oleh tanah tersebut.
Nilai banding Overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR), adalah nilai banding
antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang ada. Jadi, bila OCR =
1, tanah dalam kondisi normally consolidated dan bila OCR > 1, tanah dalam kondisi
overconsolidated

Percobaan untuk Menentukan Parameter Kekuatan Geser


Parameter kuat geser tanah ditentukan dari pengujian-pengujian laboratorium pada
benda uji yang diambil dari lokasi lapangan hasil pengeboran yang dianggap mewakili. Tanah
yang diambil dari lapangan harus diusahakan tidak berubah kondisinya, terutama pada contoh
asli (undisturbed), dimana masalahnya adalah harus menjaga kadar air dan susunan tanah di
lapangannya supaya tidak berubah.
Pengaruh kerusakan contoh benda uji akan berakibat fatal terutama pada pengujian
tanah lempung. Umumnya, contoh benda uji diperoleh baik dengan kondisi terganggu atau
tidak asli (disturbed-sample) maupun di dalam tabung contoh (undisturbed-sample). Pada
pengambilan tanah benda uji dengan tabung, biasanya kerusakan relatif lebih kecil.
Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratorium, biasanya dilakukan
dengan besar beban yang ditentukan lebih dulu dan dikerjakan dengan menggunakan tipe
peralatan yang khusus. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang
diuji di laboratorium, adalah :
1. Kandungan mineral dan butiran tanah.
2. Bentuk partikel.
3. Angka pori dan kadar air.
4. Sejarah tegangan yang pernah dialaminya.
5. Tegangan yang ada di lokasinya (di dalam tanah).
6. Perubahan tegangan selama pengambilan contoh dari dalam tanah.
7. Tegangan yang dibebankan sebelum pengujian.
8. Cara pengujian.
9. Kecepatan pembebanan.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


11

10. Kondisi drainasi yang dipilih, drainasi terbuka (drained) atau tertutup (undrained).
11. Tekanan air pori yang ditimbulkan.
12. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat gesernya.
Butir (1) sampai (5) ada hubungannya dengan kondisi aslinya yang tak dapat dikontrol
tetapi dapat dinilai dari hasil pengamatan lapangan, pengukuran, dan kondisi geologi. Butir
(6) tergantung dari kualitas benda uji dan penanganan benda uji dalam persiapan
pengujiannya. Sedangkan butir (7) sampai (12) tergantung dari cara pengujian yang dipilih.
Ada beberapa cara pengujian tanah yang dapat dipakai untuk mendapatkan parameter-
parameter kuat geser tanah, antara lain :
Pengujian geser langsung (direct shear test).
Pengujian triaksial (triaxial test).
Pengujian tekan bebas (unconfined compression test).
Pengujian baling-baling (vane shear test).

1.6 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)

Pengujian ini merupakan pengujian yang tertua dan paling sederhana untuk suatu
susunan uji geser, bentuk gambar diagram dari alat uji geser langsung ini terlihat pada
Gambar 1.5. Alat uji tersebut terdiri dari sebuah kotak logam berisi sampel tanah yang akan
diuji. Sampel tanah tersebut dapat berbentuk penampang bujur sangkar atau lingkaran.
Ukuran sampel tanah yang umum digunakan ialah sekitar 3 4 inchi 2 (1935,48 2580,64
mm2) luas penampangnya dan tingginya 1 inchi (25,4 mm). Kotak tersebut terbagi dua sama
sisi dalam arah horizontal. Kotak terpisah menjadi 2 (dua) bagian yang sama. Tegangan
normal pada benda uji diberikan dari atas kotak geser. Gaya geser diterapkan pada setengah
bagian atas dari kotak geser, untuk memberikan geseran pada tengah-tengah benda ujinya.

Pelat beban Gaya


normalN L

Gaya geser
h
Kotak
geser Batu tembus
Gaya geser
air
Contoh
Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
tanah
Gambar 1.5 Alat uji geser langsung
12

Pada benda uji yang kering, kedua batu tembus air (porous) tidak diperlukan. Selama
pengujian, perpindahan akibat geser (L) dari setengah bagian atas kotak geser dan
perubahan tebal (h) benda uji dicatat.
Ada beberapa macam ukuran kotak pengujian geser langsung. Kotak pengujia geser
langsung yang berbentuk bujur sangkar dapat bervariasi dari yang luasnya 100 x 100 mm 2
sampai 300 x 300 mm2. Kotak geser dengan ukuran yang besar digunakan untuk pengujian
tanah dengan butiran yang berdiameter lebih besar. Gaya normal pada sampel tanah didapat
dengan menaruh suatu beban mati di atas sampel tanah tersebut. Beban mati tadi dapat
menyebabkan tekanan pada sampel tanah sampai 150 psi (1034,2 kN/m 2). Gaya geser
diberikan dengan mendorong sisi kotak sebelah atas sampai terjadi keruntuhan geser pada
tanah.
Tergantung pada jenis alatnya, uji geser ini dapat dilakukan dengan cara tegangan geser
terkendali (penambahan gaya geser dibuat konstan) atau dengan tegangan terkendali
(kecepatan geser yang diatur).
Pada uji tegangan-terkendali (stress-controlled), tegangan geser diberikan dengan
menambahkan beban mati secara bertahan, dan dengan penambahan yang sama besar setiap
kali sampai runtuh. Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang bagi dari kotak metal tersebut.
Setelah kita melakukan penambahan beban , maka pergerakan geser pada belahan kotak
sebelah atas diukur dengan menggunakan sebuah arloji ukur (dial gage) horizontal.
Perubahan tebal sampel (tanah dengan demikian juga merupakan perubahan volume sampel
tanah tersebut) selama pengujian berlangsung dapat diukur dengan pertolongan sebuah arloji
ukur lain yang mengukur perubahan gerak arah vertikal dari pelat beban.
Pada uji regangan-terkendali (strain-controlled), suatu kecepatan gerak mendatar
tertentu dilakukan pada bagian belahan atas dari pergerakan geser horizontal tersebut, dapat
diukur dengan bantuan sebuah arloji ukur horizontal. Besarnya gaya hambatan dari tanah
yang bergeser dapat diukur dengan membaca angka-angka pada sebuah arloji ukur ditengah
sebuah pengukur beban lingkaran (proving ring). Perubahan volume dari sampel tanah uji
berlangsung diukur seperti pada uji tegangan terkendali.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


13

Kelebihan pengujian dengan cara regangan-terkendali adalah pada pasir padat, tahanan
geser puncak (yaitu tahanan pada saat runtuh) dan juga pada tahanan geser maksimum yang
lebih kecil (yaitu pada titik setelah keruntuhan terjadi) dapat diamati dan dicatat pada uji
tegangan-terkendali, hanya tahanan geser puncak saja yang dapat diamati dan dicatat. Juga
harus diperhatikan bahwa tahanan geser puncak pada uji tegangan-terkendali besarnya hanya
dapat diperkirakan saja. Ini disebabkan keruntuhan terjadi hanya pada tingkat tegangan geser
sekitar puncak antara penambahan beban sebelum runtuh sampai sesudah runtuh. Meskipun
demikian, uji tegangan-terkendali lebih menyerupai keadaan sesungguhnya keruntuhan di
lapangan dari pada uji regangan-terkendali.

Pada pengujian tertentu, tegangan normal dapat dihitung sebagai berikut :


Gaya normal
Teg. Normal ( ) = ..... (4.10)
Luas penamp. lintang sampel tanah
(1.10)

Tegangan geser yang melawan pergerakan geser dapat dihitung sebagai berikut :
Gaya geser yang melawan gerakan
Teg. Geser ( ) = ........ (4.11)
Luas penamp. lintang sampel tanah

Hal-hal umum yang dapat dicatat berkaitan dengan variasi tegangan geser
(1.11)
penghambat dan perpindahan geser, yaitu :
1. Pada pasir lepas (renggang), tegangan geser penahan akan membesar sesuai
dengan membesarnya perpindahan geser sampai tegangan tadi mencapai tegangan
geser runtuh (f). Setelah itu besar tegangan geser akan kira-kira konstan sejalan
dengan bertambahnya perpindahan geser.
2. Pada pasir padat, tegangan geser penghambat akan naik sejalan dengan
membesarnya perpindahan geser hingga tegangan geser runtuh (f) maksimum
tercapai. Harga f ini disebut sebagai kekuatan geser puncak (peak shear strength).
Bila tegangan runtuh telah dicapai, maka tegangan geser penghambat yang ada
akan berkurang secara lambat laun dengan bertambahnya perpindahan geser
sampai pada suatu saat mencapai harga konstan yang disebut kekuatan geser akhir
maksimum (ultimate shear strength).

f = tan ................................(1.12)
(4.12)

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


14

Jadi, besar sudut geser adalah :



= tan -1 f ............................(1.13)
(4.13)

Catatan : c = 0, untuk pasir dan =

Uji geser langsung umumnya agak mudah dilakukan, tetapi uji tersebut mempunyai
beberapa kelemahan. Juga keterandalan hasil ujinya dapat dipertanyakan (diragukan). Hal ini
karena pada uji ini sampel tanah tidak dapat runtuh pada bidang geser yang terlemah tetapi
runtuh sepanjang bidang di antara dua belahan kotak geser tersebut. Juga distribusi tegangan
geser pada bidang geser mungkin tidak merata. Akan tetapi, biarpun dengan adanya
kekurangan-kekurangan tersebut, uji geser langsung tetap merupakan uji yang paling mudah
dan paling ekonomis untuk tanah-tanah pasir jenuh ataupun kering.

1.7 Pengujian Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)


Pengujian tekan bebas termasuk hal yang khusus dari pengujian triaksial
unconsolidated-undrained (tanpa terkonsolidasi tanpa drainasi). Gambar skematik dari
prinsip pembebanan dalam percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 1.6. Kondisi
pembebanannya sama dengan yang terjadi pada pengujian triaksial, hanya tegangan selnya
nol (3 = 0).

Pengujian ini hanya cocok untuk jenis tanah lempung jenuh, dimana pada pembebanan
cepat, air tidak sempat mengalir keluar dari benda ujinya. Pada lempung jenuh, tekanan air
pori dalam benda uji pada awal pengujian negatif (tegangan kapiler). Tegangan aksial yang
diterapkan di atas benda uji berangsur-angsur ditambah sampai benda uji mengalami
keruntuhan. Pada saat keruntuhannya, karena 3 = 0, maka : 1 = 3 + f = f = qu

dengan qu adalah kuat tekan bebas (unconfined compression strength). Secara teoritis,
nilai dari f pada lempung jenuh seharusnya sama seperti yang diperoleh dari pengujian-
pengujian triaksial unconsolidated undrained dengan benda uji yang sama, jadi :

qu
su = cu = (1.14)
.............................................................. (4.14)
2

dimana su atau cu adalah kuat geser undrained dari tanahnya. Hubungan konsistensi
dengan kuat geser tekan bebas tanah lempung diperlihatkan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Hubungan kekuatan tekan bebas (qu) tanah lempung dengan konsistensinya.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


15

Konsistensi qu (kg/cm2)
Lempung keras > 4,00
Lempung sangat kaku 2,00 4,00
Lempung kaku 1,00 2,00
Lempung sedang 0,50 1,00
Lempung lunak 0,25 0,50
Lempung sangat lunak < 0,25
Sumber : Mek-Tan I, Hary Christady H

Contoh
3 = 0 tanah 3 = 0

Gambar 1.6 Skema Pengujian Tekan Bebas

Hasil uji tekan bebas biasanya tidak begitu meyakinkan bila digunakan untuk
menentukan nilai parameter kuat geser tanah tak jenuh. Dalam praktek, untuk mengusahakan
agar kuat geser undrained yang diperoleh dari hasil uji tekan bebas mendekati sama dengan
hasil uji triaksial pada kondisi keruntuhan, beberapa hal harus dipenuhi, antara lain (Holtz
dan Kovacs, 1981) :

1. Benda uji harus 100 % jenuh, kalau tidak akan terjadi desakan udara di dalam ruang
pori yang mnyebabkan angka pori (e) berkurang sehingga kekuatan benda uji
bertambah.
2. Benda uji tidak boleh mengandung retakan atau kerusakan yang lain. Dengan kata lain
benda uji harus utuh dan merupakan lempung homogen. Dalam praktek, sangat jarang
lempung overconsolidated dalam keadaan utuh, dan bahkan sering terjadi pula lempung
normally consolidated mempunyai retakan-retakan.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


16

3. Tanah harus terdiri dari butiran sangat halus. Tegangan kekang efektif (effective
confining pressure) awal adalah tekanan kapiler residu yang merupakan fungsi dari
tekanan pori residu (-ur). Hal ini berarti bahwa penentuan kuat geser tanah dari uji takan
bebas hanya cocok untuk tanah lempung.
4. Proses pengujian harus berlangsung dengan cepat sampai contoh tanah mencapai
keruntuhan. Pengujian ini merupakan uji tegangan total dan kondisinya harus tanpa
drainase selama pangujian berlangsung. Jika waktu yang dibutuhkan dalam pengujian
terlalu lama, penguapan dan pengeringgan benda uji akan menambah tegangan kekang
dan dapat menghasilkan kuat geser yang lebih tinggi. Waktu yang cocok biasanya
sekitar 5 sampai 15 menit.

1.8 Pengujian Triaksial (Triaxial Test)


Dewasa ini, uji geser triaksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk
menentukan parameter tegangan geser. Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan
pengujian biasa ataupun untuk keperluan riset. Gambar skematik dari uji ini dapat dilihat
pada Gambar 1.7 .
Pada uji ini umumnya digunakan sebuah sampel tanah kira-kira berdiameter 1,5 inchi
(38,1 mm) dan panjang 3 inchi (76,2 mm). Sampel tanah (benda uji) tersebut ditutup dengan
membran karet yang tipis dan diletakkan di dalam sebuah bejana silinder dari bahan
plastik/kaca yang kemudian bejana tersebut diisi dengan air atau larutan gliserin. Di dalam
bejana tersebut akan mendapatkan tekanan tekanan hidrostatis. (catatan : untuk media
penekan dapat juga digunakan udara). Untuk menyebabkan terjadinya keruntuhan geser pada
benda uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui suatu piston vertikal (tegangan ini
biasanya juga disebut tegangan deviator).

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang

Gambar 1.7 Alat Uji Triaksial


17

Pembebanan arah vertikal dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :


1. Dengan memberikan beban mati yang berangsur-angsur ditambah (penambahan setiap saat
sama) sampai benda uji runtuh (deformasi arah aksial akibat pembebanan ini diukur
dengan sebuah arloji ukur/dial gage).
2. Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertikal) dengan kecepatan deformasi yang
tetap dengan bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis. Cara ini disebut juga
sebagai uji regangan terkendali.
Peralatan yang digunakan hampir sama dengan peralatan uji kuat tekan bebas
(Unconfined Compressive Strength), hanya saja pada triaksial dilengkapi dengan tabung
untuk pemberian tegangan keliling. Meskipun pengujian ini termasuk jenis pengujian yang
cukup rumit, namaun diakui sebagai cara terbaik untuk menentukan parameter geser tanah.
Selain itu percobaan ini juga dapat digunakan untuk mengukur tegangan air pori dan
perubahan volume selama pengujian. Pengujian triaksial dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Uncosolidated Undrained Test (UU-test), atau Quick-test (pengujian cepat), benda uji
yang umumnya berupa lempung mula-mula dibebani dengan penerapan tegangan sel
(tegangan kekang), kemudian dibebani dengan beban normal, melalui penerapan
tegangan deviator () sampai mencapai keruntuhan. Pada penerapan tegangan deviator
selama penggeseran, air tidak diijinkan keluar dari benda uji. Jadi, selama pengujian,
katup drainase ditutup. Karena pada pengujian air tidak diijinkan mengalir ke luar, beban
normal tidak ditransfer ke butiran tanahnya. Keadaan tanpa drainase ini menyebabkan
adanya kelebihan tekanan pori (excess pore pressure) dengan tidak ada tanahan geser
hasil perlawanan dari butiran tanah.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


18

Consolidated Undrained Test (CU-test), atau Consolidated Quick test (uji terkonsolidasi
cepat), benda uji mula-mula dibebani dengan tegangan sel tertentu dengan mengijinkan
air mengalir ke luar dari benda uji sampai konsolidasi selesai. Tahap selanjutnya,
tegangan deviator diterapkan dengan katup drainase dalam keadaan tertutup sampai banda
uji mengalami keruntuhan. Karena katup drainase tertutup, volume benda uji tidak
berubah selama penggeseran. Pada pengujian dengan cara ini, akan terjadi kelebihan
tekanan air pori dalam benda uji. Pengukuran tekanan air pori dapat dilakukan selama
pengujian berlangsung.
Consolidated Drained Test (CD-test), mula-mula tegangan sel tertentu diterapkan pada
benda uji dengan katup drainase terbuka sampai konsolidasi selesai. Setelah itu, dengan
katup drainase tetap terbuka, tegangan deviator diterapkan dengan kecepatan yang rendah
sampai benda uji runtuh. Kecepatan pembebanan yang rendah dimaksudkan agar dapat
menjamin tekanan air pori nol selama proses penggeseran. Pada kondisi ini seluruh
tegangan selama proses pengujian ditahan oleh gesekan antar butiran tanah.
Pada uji kuat geser tanah, bila terdapat air di dalam tanah, pengaruh-pengaruh seperti :
jenis pengujian, permeabilitas, kadar air, akan sangat menentukan nilai-nilai kohesi (C)
dan sudut gesr dalam (). Nilai-nilai kuat geser yang rendah terjadi pada pengujian
dengan cara Unconsolidated-Undrained (UU-test). Pada tanah lempung yang jenuh air
nilai sudut geser dalam () dapat mencapai nol, sehingga pada pengujian hanya diperoleh
nilai kohesinya (C). Parameter-parameter kuat geser yang diukur dengan menggunakan
ketiga cara pengujian di atas, hanya relevan untuk kasus-kasus dimana kondisi drainase
di lapangan sesuai dengan kondisi drainase di laboratorium. Kuat geser tanah pada
kondisi drainase terbuka (drained) tidak sama besarnya bila diuji pada kondisi tak
drainase (undrained). Kondisi tak drainase (undrained) dapat digunakan untuk kondisi
pembebanan cepat pada tanah permeabilitas rendah, sebelum konsolidasi terjadi. Kondisi
terdrainase (drained) dapat digunakan untuk tanah dengan permeabilitas rendah hanya
sesudah konsolidasi di bawah tambahan tegangan totalnya telah betul-betul selesai.

Tabel 1.2 Nilai-nilai estimasi sudut geser dalam () dari hasil pengujian triaksial
(Bowles, 1977)

Jenis Tanah Macam pengujian triaksial


UU CU CD
Kerikil
Ukuran sedang 40 - 55 - 40 - 55
Berpasir 35 - 50 - 35 - 50

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


19

Pasir - -
Kering & tidak padat 28 - 34 - -
Jenuh & tidak padat 28 - 34 - 43 - 45
Kering & padat 35 - 46
Jenuh & padat 1 - 2 kurang - 43 - 50
dari kering &
padat

Lanau atau pasir-berlanau 20 - 22 - 27 - 30


Tidak padat 25 - 30 - 30 - 35
Padat
0 (tidak jenuh) 20 - 42
Lempung 14 - 20

Sumber : Mek-Tan I, Hary Christady H

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


20

BAB II
PENGAMBILAN CONTOH TANAH

2.1 Dasar Teori


Pengambilan contoh tanah merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan dalam
pelaksanaan praktikum mekanika tanah, dimaksudkan untuk mendapatkan contoh tanah baik
yang asli (Undisturbed) maupun terganggu (Distrurbed), untuk digunakan dalam percobaan-
percobaan selanjutnya dilabolatorium.
Contoh tanah asli dapat diperoleh dengan menggunakan tabung contoh (tube sampler)
atau tabung contoh belah (split spoon sampler) yang diambil dari dasar lubang bor yang telah
dibuat sebelumnya melalui pemboran dangkal/tangan (shallow/hand boring) ataupun contoh
tanah berbentuk kubus (block samples) yang diambil dari dalam lubang galian/sumur uji (test
pit). Tidak termasuk dalam kegiatan ini yaitu pengambilan contoh tanah melalui pemboran
dalam (deep boring) dengan menggunakan bor mesin (boring machine).
Selain itu melalui kegiatan ini dapat pula dibuat diskripsi dari susunan lapisan tanah,
serta untuk mengetahui tinggi muka air tanah setempat.

2.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan pengambilan contoh tanah, baik yang asli
maupun terganggu dengan prosedur yang benar.
Mahasiswa dapat mengumpulkan berbagai informasi dan menggambarkan dalam
grafik, hubungan antara perubahan kadar air alami terhadap kedalaman.

2.3 Alat & Bahan


2.3.1 Peralatan
1. Peralatan untuk menggali (antara lain : cangkul, sekop, linggis, dll)
2. Sendok spesi, spatula besar, dan lat-alat yang sejenis
3. Meteran
4. Tabung contoh (Sample Tubes).
5. Kotak yang terbuat dari gabus atau kayu berukuran 20x20x20 cm, serta lembaran
plastik dan Aluminium foil secukupnya untuk pengambilan tanah asli (tidak
terganggu).

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


21

2.3.2 Bahan
Benda uji sampel tanah berupa tanah undisturbed ( tidak terganggu ).

2.4 Prosedur Kerja


1. Tentukan lokasi yang akan diambil contohnya serta bersihkan permukaannya dari
rerumputan atau benda-benda lainnya
2. Buat lubang dengan ukuran 100x100x100 cm, atau dengan ukuran lain sesuai
petunjuk instruktur
3. Pada dasar galian mulai dikedalaman 100 cm sisakan tanah berbentuk kubus dengan
ukuran 20x20x20 cm.
4. Masukkan atau Tancapkan Tabung contoh ke dalam tanah pada posisi di pojok-
pojok galian. Kemudian tekan atau dipukul sampai tanah yang masuk ke dalam
tabung tinggi tabung.
5. Bungkus tanah asli tersebut dengan aluminium foil atau plastik
6. Kemudian beri label identifikasi agar tidak tertukar bila contoh tanah lebih dari satu,
dan simpan ditempat yang teduh dan lembab.

2.5 Pelaporan
1. Tanggal mulai dan selesainya kegiatan :
Kegiatan pengambilan contoh tanah dengan metode test pit ini dilakukan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Oktober 2010
Waktu : 15.00 - 17.00 WIB

2. Lokasi kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan di Ds. Buring Kec. Kedungkandang Malang

3. Keadaan cuaca pada saat pelaksanaan :


Waktu pengambilan sampel tanah keadaanya cerah, akan tetapi malam hari
sebelum pengambilan terjadi hujan.

2.6 Gambar Kerja

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


22

100 cm

20 100 cm
cm A
20
cm
Tabung Contoh

Tampak Atas

Muka tanah

80 cm
Tabung Contoh 20 cm

Potongan A

Pengambilan tanah di lokasi

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


23

Pengambilan tanah dengan tabung contoh

2.6 Kesimpulan
Dari pelaksanaan pengambilan contoh tanah dengan test pit ini diperoleh 1 jenis benda
uji undisturbed ( tidak terganggu ) yaitu 1 potongan tanah berbentuk kubus dengan ukuran
20x20x20 cm dan pengambilan dengan tabung contoh (tube sampler) diperoleh benda uji
sebanyak 6 buah.

2.7 Referensi
1. ASTM D 1452-80, D 1587-83
2. Bowles, J. E., Engineering Properties of Soils and their Measurement Experiment
No.2.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


24

BAB III
GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

3.1 Dasar Teori


Percobaan Geser Langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan sangat
sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah (shear strength parameter) c dan .
Dalam percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai kekuatan
geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran (undrained), atau dalam konsep tegangan total
(total stress). Pengujian ini pertama-tama diperun-tukkan bagi jenis tanah non-kohesif,
namun dalam perkembangannya dapat pula diterapkan pada jenis tanah kohesif. Pengujian
lain dengan tujuan yang sama, yakni: Kuat Tekan Bebas dan Triaksial, serta percobaan Geser
Baling (Vane test), yang dapat dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan.
Bidang keruntuhan geser yang terjadi dalam pengujian geser langsung adalah bidang
yang dipaksakan, bukan merupakan bidang terlemah seperti yang terjadi pada pengujian kuat
tekan bebas ataupun triaksial. Dengan demikian selama proses pembebanan horisontal,
tegangan yang timbul dalam bidang geser sangat kompleks, hal ini sekaligus merupakan
salah satu kelemahan utama dalam percobaan geser langsung.
Nilai kekuatan geser tanah digunakan dalam merencanakan kestabilan lereng, serta
daya dukung tanah pondasi, dan lain sebagainya.
Nilai kekuatan geser ini dirumuskan oleh Coulomb dan Mohr dalam persamaan berikut
ini:

= c + n tan
dimana :
= kekuatan geser maksimum [kg/cm2]
c = kohesi [kg/cm2]
n = tegangan normal [kg/cm2]
= sudut geser dalam []

Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara horisontal terhadap
benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri dari dua bagian dan dibebani vertikal

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


25

dipertengahan tingginya, dimana kuat geser tanah adalah tegangan geser maksimun yang
menyebabkan terjadinya keruntuhan.
Selama pengujian pembacaan beban horisontal dilakukan pada interval regangan tetap
tertentu (Strain controlled).
Umumnya diperlukan minimal 3 (tiga) buah benda uji yang identik, untuk meleng-kapi
satu seri pengujian geser langsung.
Prosedur pembebanan vertikal dan kecepatan regangan geser akibat pembebanan
horisontal, sangat menentukan parameter-parameter kuat geser yang diperoleh.
Dalam pelaksanaannya, percobaan geser langsung dapat dilaksanakan dalam 3 (tiga)
cara:
- Consolidated Drained Test: Pembebanan horisontal dalam percobaan ini dilaksanakan
dengan lambat, yang memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori
bernilai tetap selama pengujian berlangsung. Parameter c dan yang diperoleh
digunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.
- Consolidated Undrained Test: Dalam pengujian ini, sebelum digeser benda uji yang
dibebani vertikal (beban normal) dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai.
Selanjutnya pembebanan horisontal dilakukan dengan cepat.
- nconsolidated Undrained Test: Pembebanan horisontal dalam pengujian ini dilakukan
dengan cepat, sesaat setelah beban vertikal dikenakan pada benda uji. Melalui
pengujian ini diperoleh parameter-parameter geser cu dan u.
Pada dasarnya percobaan Geser Langsung lebih sesuai untuk jenis pengujian
Consolidated Drained test, oleh karena panjang pengaliran relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan pengujian yang sama, pada percobaan Triaksial.

3.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat melaksanakan percobaan Geser Langsung (Direct Shear Test) dengan
prosedur yang benar.
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan serta penggambaran grafik untuk untuk
menentukan parameter-parameter geser c da ..

3.3 Alat & Bahan


3.3.1 Peralatan
1. Mesin geser langsung yang terdiri dari:

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


26

- Alat penggeser horisontal, dilengkapi dengan cincin beban (prov-ing ring), arloji
regangan horisontal, dan arloji deformasi vertikal.
- Kotak uji yang terbagi atas dua bagian dilengkapi baut pengunci.
- Pelat berpori 2 (dua) buah.
- Sistim pembebanan vertikal,terdiri dari penggantung dan keping beban.
2. Alat pengeluar contoh (extruder) dan pisau pemotong
3. Cetakan untuk membuat benda uji benda uji
4. Pengukur waktu (stopwatch)
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram
6. Peralatan untuk penentuan kadar air
7. Peralatan untuk membuat benda uji buatan

3.3.1 Bahan
1. Benda uji yang digunakan berbentuk bujur sangkar
2. Benda uji mempunyai tebal minimum 1,25cm
3. Benda uji mempunyai diameter/lebar minimum 2 kali tebal.
4. Untuk benda uji asli, contoh tanah yang digunakan harus cukup untuk membuat
sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji yang identik
Persiapkan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air, dan hati-hati dalam
melakukan pencetakan benda uji (terutama pada jenis tanah dengan nilai kepekaan
tinggi), agar struktur tanah asli tidak berubah
5. Untuk benda uji buatan (remoulded), contoh tanah yang digunakan diupayakan
mempunyai kadar air dan berat isi tanah yang sesuai dengan yang dikehendaki
Khususnya untuk tanah pasir lepas, contoh tanah biasanya dicetak langsung kedalam
kotak geser dengan nilai kepadatan relatif yang dikehendaki.
Sedangkan untuk jenis tanah yang lain contoh dipadatkan terlebih dahulu dalam
cetakan sesuai prosedur percobaan pemadatan.

3.4 Prosedur Kerja


1. Ukur tinggi dan lebar, serta timbang berat benda uji
2. Pindahkan benda uji dari cetakan kedalam kotak geser dalam sel pengujian yang
terkunci oleh kedua baut, dengan bagian bawah dan atas dipasang pelat/batu berpori.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


27

3. Pasang penggantung beban vertikal guna memberi beban normal pada benda uji.
Sebelumnya timbang dan catat lebih dahulu berat penggantung beban tersebut. Atur
arloji deformasi vertikal pada posisi nol pembacaan.
4. Pasang batang penggeser horisontal untuk memberi beban mendatar pada kotak
penguji. Atur arloji regangan dan arloji beban sehingga menunjukkan angka nol.
5. Beri beban normal yang pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Sebagai
pedoman besar beban normal pertama (termasuk berat penggan-tung) yang diberikan,
diusahakan agar menimbulkan tegangan pada benda uji minimal sebesar tegangan
geostatik dilapangan.
Pada pengujian Consolidated drained/undrained, segera beri air sampai diatas permukaan
benda uji dan pertahankan selama pengujian.
6. Pada pengujian tanpa konsolidasi (unconsolidated), beban geser dapat segera diberikan
setelah pemberian beban normal pada langkah (5).
Sedangkan pada pengujian dengan konsolidasi (consolidated), sebelum melakukan
penggeseran, lakukan terlebih dahulu pencatatan proses konsolidasi tersebut pada
waktu-waktu tertentu, dan tunggu sampai konsolidasi selesai.
Gunakan cara Taylor untuk menetapkan waktu (t 20), yaitu setiap kenaikan bacaan 20
div.
7. Kecepatan penggeseran horisontal dapat ditentukan berdasarkan jenis pengujian:
- Pada pengujian tanpa pengaliran (undrained test) ditetapkan sebesar 0.00 s/d 20 div.
8. Lepaskan baut pengunci, kemudian pasangkan pada 2 (dua) lubang yang lain, berikan
putaran secukupnya sehingga kotak geser atas dan bawah terpisah 05mm.
9. Lakukan penggeseran sampai jarum pada arloji beban pada 3 (tiga) pembacaan terakhir
berturut-turut menunjukkan nilai konstan. Baca arloji geser dan arloji beban setiap
15detik sampai terjadi keruntuhan.
10. Lepaskan benda uji kemesin cari kadar air, berat isi, dan lain sebagainya.
11. Untuk benda uji kedua, beri beban normal 2 (dua) kali beban normal yang pertama
kemudian ulangi langkah-langkah (6 s/d 10).
12. Untuk benda uji ketiga beri beban normal 3 (tiga) kali beban normal yang pertama,
kemudian ulangi langkah-langkah (6 s/d 10).

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


28

3.5 Perhitungan
1. Hitung tegangan geser (terkalibrasi) i, untuk setiap pergeseran horisontal ke-i dari
ketiga benda uji, dengan rumus:
Pi
i =
A

dimana :
i = tegangan geser untuk pergeseran horisontal ke-i [kg/cm2]
Pi = gaya geser untuk pergeseran horisontal ke-i [kg]
A = luas bidang geser [cm2]
2. Gambarkan grafik hubungan antara tegangan geser terhadap pergeseran horisontal
untuk masing-masing tegangan normal (Gambar 3.1).
Dari grafik yang diperoleh tentukan nilai tegangan geser maksimum (maks.).

3. Hitung tegangan normal (n) yang dikenakan pada masing-masing benda uji dengan
rumus: Wi
ni [kg/cm 2 ]
A

dimana:
ni = tegangan normal dari benda uji ke-i
WI = beban vertikal pada benda uji ke-i (termasuk berat penggan-
tung)
A = luas permukaan bidang geser
4. Buatlah grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maksimum.
Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang
memotong sumbu vertikal. Nilai kohesi (c) adalah jarak yang dihitung dari titik potong
tersebut sampai sumbu mendatar, dan sudut geser dalam () adalah sudut kemiringan
garis tersebut terhadap sumbu horisontal, yang memenuhi persamaan:

= c + ntan [kg/cm2]

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


29

3(maks.)

2(maks.)

Tegangan geser runtuh f[kg/cm2



Tegangan geser[Kg/cm2

1(maks.)

Pergeseran horisontal [mm] Tegangan normal n [kg/cm2]

Gambar 3.1

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


30

Hasil Percobaan

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


31

3.6 Gambar Kerja

Mesin Geser Langsung Kotak Geser


Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
32

Pembebanan vertikal terdiri dari keping beban Benda uji setelah dibebani

3.7 Kesimpulan
Dari pengujian geser langsung ini diperoleh nilai sudut geser dalam ( ) dan nilai
kohesinya. Berdasarkan data pengujian, dapat disimpulkan bahwa nilai sudut geser dalam
sebesar 58,21dan nilai kohesi sebesar 0,186 kg/cm.

3.8 Referensi
1. ASTM D 3080 82
2. Bowles, J.E., "Engineering Properties of Soils and their Measurement" , Experiment
No.17.
3. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No.01/MN/BM/1976, PB - 0116 - 76

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


33

BAB IV
KUAT TEKAN BEBAS
( UNCONFIED COMPRESIVES STRENGTH )

4.1 Dasar Teori


Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemberian beban vertikal yang dinaikkan
secara bertahap terhadap benda uji berbentuk silinder yang didirikan bebas, sampai terjadi
keruntuhan. Pembacaan beban dilakukan pada interval regangan aksial tetap tertentu, yang
dapat dicapai dengan cara mempertahankan kecepatan pembebanan dengan besaran tertentu
pula selama pengujian berlangsung (strain control).
Oleh karena beban yang diberikan hanya dalam arah vertikal saja, maka percobaan ini
dikenal pula sebagai percobaan tekan satu arah (uniaxial test).
Metoda pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas (Unconfined
compressive strength) - qu untuk tanah kohesif dari benda uji asli (undisturbed) maupun
buatan (remoulded or recompacted samples).
Yang dimaksud dengan kuat tekan bebas (qu), ialah besarnya beban aksial persatuan
luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan (beban maksimum), atau bila re-gangan
aksial telah mencapai 15%.
Nilai qu yang diperloh dari pengujian ini dapat digunakan untuk menentukan
konsistensi dari tanah lempung, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Selain itu, melalui pengujian ini dapat ditentukan nilai kepekaan (sensitivity) dari tanah
kohesif, yaitu perbandingan antara nilai qu tanah asli terhadap qu tanah buatan.
Pengujian Kuat Tekan Bebas pada dasarnya merupakan keadaan yang khusus pada
percobaan Triaksial, dimana tegangan sel (confining pressure) - 3, besarnya sama dengan
nol. Dengan demikian dapat pula ditentukan nilai cohesi (c) dalam konsep tegangan total
(total pressure), yaitu sebesar 1/2 dari nilai qu.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


34

Tabel 4.1
Kuat Geser Undrained
Konsistensi tanah
(kg/cm2)
Sangat lunak < 2.0
Lunak 2.0 - 4.0
Lunak s/d kenyal 4.0 - 5.0
Kenyal 5.0 - 7.5
Sangat kenyal 7.5 - 10.0
Kaku 10.0 - 15.0
Sangat kaku s/d keras >15.0

4.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat melaksanakan percobaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined
Compressive Strength Test) dengan prosedur yang benar.
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dan penggambaran grafik, serta dapat
menentukan nilai kuat tekan bebas (qu).
Mahasiswa dapat melakukan pengujian dengan benda uji buatan, untuk menentukan
nilai kepekaan (sensitivity) tanah.

4.3 Alat & Bahan


4.3.1 Peralatan
1. Mesin beban (Load frame), dengan ketelitian bacaan sampai 0.01kg/cm2
2. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah (Extruder).
4. Pengukur waktu (Stopwatch)
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram
6. Pisau tipis, kawat serta talam
7. Peralatan untuk keperluan penentuan kadar air

4.3.2 Bahan
1. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder, dengan diameter minimal 2 kali
diameter.
2. Untuk benda uji dengan diameter 3,00cm, besar butir maksimum yang terkandung
dalam benda uji harus < 0,1 diameter benda uji

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


35

3. Untuk benda uji dengan diameter 6,80cm besar butir maksimum yang terkandung
dalam benda uji harus <1/6 diameter benda uji
4. Pembuatan benda uji:
a. Benda uji asli dari tabung contoh tanah.
- Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang 1-2cm dengan alat pengeluar
contoh (extruder), dan kemudian potong dengan pisau kawat.
- Pasang cetakan benda uji diatas tabung contoh, keluarkan contoh dengan alat
pengeluar contoh sepanjang cetakan dan potong dengan pisau kawat.
- Ratakan kedua sisi benda uji dengan pisau tipis dan keluarkan dari cetakan.
b. Buatan ( remoulded )
- Siapkan contoh tanah dari benda uji asli bekas pengujian, atau sisa-sisa contoh
tanah yang sejenis.
- Siapkan data berat isi dan kadar air asli, serta volume cetakan.
- Sesuaikan kadar air dari contoh tanah agar sama atau mendekati nilai kadar air
asli.
- Cetak benda uji kedalam tabung contoh yang telah diketahui volumenya,
sehingga mempunyai berat isi yang sama atau men-dekati berat isi tanah asli.
- Terhadap benda uji yang terdapat dalam tabung, ulangi langkah (a) diatas.

4.4 Prosedur Kerja


1. Timbang benda uji, kemudian letakan pada mesin tekan bebas secara sentris
dimana permukaan piston bagian bawah menyentuh permukaan benda uji bagian
atas
2. Atur arloji beban dan arloji regangan pada angka nol.
3. Jalankan mesin beban, baca dan catat beban pada bacaan divisi 20; 40 60; 80, dan
seterusnya
4. Pelaksanaan pengujian dihentikan apabila telah tercapai salah satu dari keadaan
berikut ini:
- Pembacaan beban telah menurun, atau relatif tetap untuk 3 (tiga) pembacaan
terakhir berturut-turut.

4.5 Perhitungan
1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:
L
= x 100% Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
Lo
36

dimana:
= regangan aksial [%]
L = perubahan panjang benda uji [cm]
Lo = panjang benda uji semula [cm]
2. Luas penampang benda uji rata-rata pada regangan tertentu:
Ao
A = [cm 2 ]
1-
dimana :
Ao = luas penampang benda uji mula-mula [cm2]
3. Nilai tegangan normal :
P
n [kg/cm 2 ]
A
dimana:
P = n x [kg]
n = tegangan normal [kg/cm2]
P = gaya aksial [kg]
A = luas penampang rata-rata pada regangan tertentu [cm2]
n = bacaan arloji beban [div]
= kalibrasi dari ring beban [kg/div]

4. Gambar grafik hubungan regangan dengan tegangan

qu
Tegangan aksial [kg/cm2]

Benda uji asli

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang

Tegangan aksial
37

Tegangan aksial [kg/cm2]

qu = 3
Regangan aksial [%]

Hasil Pengujian

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


38

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


39

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


40

4.6 Gambar Kerja

Pengukur
Mesin Bacaan
Beban (Load Beban & Regangan
Frame)

Proses Pembebanan pada benda uji Mengukur tinggi Akhir Benda Uji
setelah
Pembebanan

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


41

4.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian diperoleh tanah di daerah buring mempunyai nilai unite strain
sebesar 10,569 % dan nilai tegangan deviator sebesar 0,647 kg/cm2.

4.8 Referensi
1. ASTM D 2166 - 85.
2. AASHTO.
3. Bowles, J.E., "Engineering Properties of Soils and their Measurement" , Experiment
No.14
4. Head, K. H.,"Manual of Soil Laboratory Testing" Vol.I Section 2.5.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


42

BAB V
TRIAKSIAL (TRIAXIAL)

5.1 Dasar Teori


Dibandingkan dengan percobaan Geser Langsung maupun Kuat Tekan Bebas,
pelaksanaan percobaan Triaksial diketahui lebih rumit, namun diakui sebagai cara yang
paling baik untuk mendapatkan parameter-parameter geser tanah c dan , oleh karena kondisi
tegangan-tegangan dilapangan dapat ditirukan dengan cara pemberian tegangan sel (3) pada
benda uji. Selain itu pada percobaan Triaksial tersedia pula fasilitas untuk mengukur tekanan
air pori dan perubahan volume selama pelaksanaan pengujian.
Beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan pada percobaan Triaksial antara lain:
- Unconsolidated Undrained test, adalah pengujian tanpa konsolidsi dan tanpa
pengaliran, disebut sebagai pengujian cepat atau U-test. Pada semua tahapan
pengujian, keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam keadaan tertutup. Cara
pengujian ini tidak dapat diterapkan pada jenis tanah non-kohesif jenuh (S = 100%).
Parameter geser yang didapatkan dari cara pengujian ini ber-dasarkan konsep
tegangan total (total pressure). Pengujian ini memberikan parameter geser Cu dan u.
- Consolidated Undrained test, adalah pengujian dengan konsolidasi tanpa pengaliran,
disebut juga pengujian konsolidasi-cepat atau CU-test. Pada tahap pemberian
tegangan sel (3) keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam keadaan terbuka,
dan ditunggu hingga proses konsolidasi berakhir yang dapat diamati melalui tabung
perubahan volume. Untuk mempercepat proses konsolidasi pada tanah kohesif,
biasanya digunakan cara-cara khusus, antara lain dengan memasang kolom pasir
ditengah-tengah benda uji, atau membungkus benda uji dengan lembaran tipis kertas
saring. Sesudah konsolidasi selesai, keran pengaliran dibuka, kemudian diberikan
tegangan deviator sampai terjadi keruntuhan. Parameter geser yang diperoleh dari
pengujian ini berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress), yang dinyatakan
dalam notasi c' dan '.
- Consolidated Drained test, adalah pengujian dengan konsolidasi dan pengaliran,
disebut juga pengujian konsolidasi-lambat atau CD-test. Pada semua tahapan
pengujian keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam keadaan terbuka. Seperti
halnya pada CU-test, beban deviator diberikan setelah proses konsolidasi selesai.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


43

Pembebanan dilakukan dengan lambat, dimana tegangan air pori yang timbul cukup
kecil, sehingga tidak mempeng-aruhi parameter geser yang diperoleh. Seperti halnya
pada CU-test parameter geser yang diperoleh berdasarkan konsep tegangan efektif
(effective stress), yang dinyatakan dalam notasi c' dan '.
Ukuran sel Triaksial yang sesuai dengan diameter benda uji tersedia dalam berbagai
ukuran, namun yang umum digunakan adalah sel untuk benda uji berdiameter 38mm, dengan
perbandingan tinggi terhadap diameter (L/d) yang disyaratkan berkisar antara 2.0 sampai 3,0.
Pengujian dengan diameter benda uji yang lebih besar dapat dilakukan, selama peralatan
yang diperlukan tersedia. Sesuai dengan keperluannya benda uji dapat dibuat dari contoh
tanah asli (undisturbed), maupun buatan (remoulded).
Untuk satu seri percobaan Triaksial, diperlukan minimal 2 (dua) buah benda uji dengan
kadar air dan berat isi yang kurang lebih sama (identik).
Prinsip dasar dari pelaksanaan pengujian yaitu; mula-mula terhadap masing-masing
benda uji diberikan tegangan sel dan ditunggu sampai stabil, selanjutnya berikan tegangan
deviator dimana beban dibaca pada regangan tetap tertentu (strain controlled), hingga
tercapai keruntuhan. Tergantung pada jenis pengujian, selama pemberian tegangan sel, keran
pengaliran dapat dalam keadaan tertutup (unconsolidated), atau terbuka (consolidated).
Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pengujian, dapat
digambarkan grafik lingkaran Mohr untuk menentukan kohesi (c) dan sudut geser dalam ( )
tanah yang diperlukan untuk berbagai perhitungan stabilitas.

5.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat melaksanakan percobaan Triaksial dengan prosedur standar secara
benar.
Mahasiswa dapat dapat menggambarkan lingkaran Mohr, serta dapat menen-tukan
besarnya nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (), dari contoh tanah yang diuji.

5.3 Alat & Bahan

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


44

5.3.1 Peralatan
1. Mesin tekan yang dilengkapi dengan cincin beban dan arloji regangan dengan
ketelitian 0.01mm.
2. Sel Triaksial.
3. Tabung belah pencetak benda uji.
4. Karet membran, karet seal, penjepit dan batu pori.
5. Pompa vakum dan tabung isap.
6. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram, jangka sorong, pisau tipis, dll
7. Tabung air bertekanan, dilengkapi manometer pengukur tegangan.
8. Peralatan untuk penentuan kadar air.

5.3.2 Bahan
Cara pembuatan benda uji dari contoh tanah non-kohesif (pasir lepas) jauh lebih sulit
dibandingkan dengan tanah kohesif (lempung).
Berikut ini dijelaskan cara pembuatan benda uji dari jenis tanah kohesif, yang dapat
dicetak langsung dari tabung contoh, contoh kubus, ataupun dari contoh tanah buatan.
1. Benda uji berbentuk silinder, dengan tinggi minimum 2 kali diameter.
2. Benda uji dapat dibuat dari:
- Tanah asli dalam tabung contoh.
a. Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang 1-2cm dengan alat pengeluar
contoh (extruder), kemudian potong dan rata-kan dengan pisau/kawat tipis.
b. Pasang cetakan belah benda uji diatas tabung contoh, keluar-kan contoh
dengan alat pengeluar contoh sepanjang cetakan belah, kemudian potong dan
ratakan dengan pisau/kawat tipis.
c. Ratakan sisi yang lain dengan pisau tipis, kemudian keluar-kan dari cetakan.
- Tanah buatan (remoulded).
a. Siapkan contoh tanah dari bekas benda uji asli atau contoh tanah lain sejenis.
b. Sesuaikan kadar air, kemudian cetak contoh tanah kedalam tabung yang telah
diketahui volumenya, agar didapatkan berat isi yang dikehendaki.
c. Selanjutnya lakukan seperti langkah pada benda tanah asli.
3. Timbang berat, dan ukur diameter serta tinggi benda uji.
- Catat tinggi benda uji dari rata-rata 4 (empat) tempat pengukuran.
- Catat diameter benda uji rata-rata dengan rumus:

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


45

` da + 2dt + db
do = [mm]
4

dimana:
do = diameter benda uji rata-rata, digunakan untuk menghitung luas
penampang mula-mula (Ao).
da = diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada bagian atas benda uji.
dt = diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada bagian tengah benda
uji.
db = diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada bagian bawah benda
uji.
4. Pasang karet membran pada benda uji yang telah disiapkan, lakukan secara hati-hati
agar struktur tanah tidak terganggu, gunakan tabung isap dan pom-pa vakum

5.4 Prosedur Kerja


1. Letakkan benda uji pada pusat alas mesin tekan secara vertikal..
2. Pasang sel Triaksial serta kencangkan kedua mur, agar pada saat pemberian
tegangan sel, air tidak keluar.
3. Beri tegangan sel/keliling (3) pada benda uji pertama sebesar nilai tegangan
total horisontal yang ada pada kedalaman pengambilan contoh tanah, dengan
rumus:
3 = h = Ko x v
dimana:
h = tegangan horisontal [kg/cm2]
Ko = tekanan tanah diam (at rest coefficient), untuk tanah kohesif
berkonsolidasi normal diambil sebesar 0.40 s/d 0.80
v = tegangan vertikal = wet . h [kg/cm2]
wet = berat isi tanah basah [kg/cm3]
h = kedalaman pengambilan contoh tanah [cm]
4. Jalankan mesin sampai batang tekan menyentuh cincin beban dan pelat penutup
bagian atas benda uji (ditandai dengan bergeraknya jarum arloji pada cincin
beban).
5. Atur arloji regangan dan arloji cincin beban pada posisi nol pembacaan.
6. Mesin dijalankan kembali dengan kecepatan sebesar 0,50mm s/d 1,25mm
permenit atau menurut petunjuk instruktur.
7. Catat bacaan arloji cincin beban setiap 1/4menit atau 1/2menit atau menurut
petunjuk instruktur.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


46

8. Lanjutkan pengamatan hingga tercapai keruntuhan, dengan ketentuan:


- Pembacaan arloji beban telah menunjukkan nilai tetap pada 3 (tiga) pembacaan
terakhir berturut-turut.
- Telah terjadi regangan sebesar 20%.
9. Setelah selesai, kurangi tegangan keliling secara bertahap sampai nol.
10. Lepaskan sel Triaksial, ambil benda uji amati dan buat sketsa bentuk
keruntuhannya.
11. Timbang benda uji, dan cari kadar airnya.
12. Ganti dengan benda uji yang baru, ulangi langkah 1 s/d 2.
13. Ulangi langkah 3 dengan dengan tegangan keliling sebesar 2 (dua) kali tegangan
keliling yang pertama.
14. Ulangi langkah 4 s/d 11.

5.5 Perhitungan
1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:
Ao
A = [cm 2 ]
1-

dimana : Ao = luas penampang benda uji semula [cm2]

2. Luas penampang benda uji rata-rata:

Pi
i = [kg/cm 2 ]
A

dimana :
i = tegangan deviator untuk regangan ke-i [kg/cm2]
Pi = beban aksial (terkalibrasi) untuk regangan ke-i, dari masing-
masing benda uji [kg]
A = luas penampang rata-rata [cm2]

3. Tegangan deviator:
fi = 3i +
dimana :
fi = tegangan aksial runtuh dari benda uji ke-i [kg/cm2]
3i = tegangan keliling dari benda uji ke-i [kg/cm2]
i = tegangan devitor runtuh dari benda uji ke-i [kg/cm2]
4. Tegangan utama terbesar (major principle stress) :
- Jarak pusat lingkaran (OC) diukur pusat sumbu dapat ditentukan dengan rumus:

1i 3i
OCi = [kg/cm2]
2
Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
47

- Jari-jari dar masing-masing lingkaran, ditentukan dengan rumus:

1i - 3i
ri = [kg/cm2]
2

Tegangan aksial

5. Gambar lingkaran Mohr (Gambar 5.1) untuk masing-masing benda uji:


6. Berdasarkan gambar 5.1 diatas tentukan nilai parameter-parameter geser tanah
sebagai berikut :
- Nilai kohesi (c) adalah jarak vertikal dari pusat sumbu ke titik potong garis
singgung kedua lingkaran dengan sumbu vertikal.
- Sudut geser dalam () adalah sudut kemiringan garis singgung kedua lingkaran
terhadap sumbu horisontal.
7. Gambar sketsa benda uji pada saat runtuh, untuk menentukan jenis keruntuhannya.
8. Cantumkan dalam laporan jenis pengujian yang dilakukan.

Hasil Pengujian

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


48

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


49

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


50

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


51

5.6 Gambar Kerja

Mesin Tekan Pompa Vakum & Air

5.7 Kesimpulan

5.8 Referensi
1. ASTM D 2580-70.
2. AASHTO T234-70.
3. Bowles, J. E., Engineering Properties of Soils and their Measurement Experiment
No.15..
4. Manual Pemeriksaan Bahan jalan No. 01/MN/BM/1976, PB-0116-76.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


52

BAB VI
KONSOLIDASI ( CONSOLIDATION )

6.1 Dasar Teori


Bila tanah jenuh dibebani, maka seluruh beban/tegangan tersebut mula-mula
akan ditahan oleh masa air yang terperangkap dalam ruang pori tanah. Hal ini terjadi
karena air bersifat tidak mudah dimampatkan (incompresible), sebaliknya struktur
butiran tanah bersifat dapat dimampatkan (compresible). Tegangan air yang timbul
akibat pembebanan disebut tegangan air pori lebih (excess pore pressure), dan jika
tegangan ini lebih besar dari tegangan hidrostatik, maka air akan mengalir keluar secara
perlahan-lahan dari ruang pori tanah. Seiring dengan keluarnya air, tegangan akibat
pembebanan secara berangsur-angsur dialihkan dan pada akhirnya akan ditahan
seluruhnya oleh kerangka butiran tanah. Kejadian diatas diikuti dengan proses
merapatnya butiran-butiran tanah tersebut satu sama lain, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan volume (deformasi), yang besarnya kurang lebih sama dengan
volume air yang keluar.
Dengan demikian, peristiwa konsolidasi dapat didefenisikan sebagai proses
mengalirnya air keluar dari ruang pori tanah jenuh dengan kemampuan lolos air
(permeabilitas) rendah, yang menyebabkan terjadinya perubahan volume, sebagai
akibat adanya tegangan vertikal tambahan, yang disebabkan oleh beban luar.
Kecepatan perubahan volume pada proses konsolidasi selain tergantung pada
besar tegangan vertikal tambahan, juga sangat ditentukan oleh kemampuan lolos air
(permea-bilitas) tanah. Pada tanah pasir/berpasir yang biasanya mempunyai koefisien
permeabilitas tinggi, waktu yang diperlukan untuk proses konsolidasi terjadi relatif
cepat, sehingga pada umumnya tidak perlu diperhatikan.
Sebaliknya pada tanah-tanah lempung, terutama yang nilai permeabilitasnya
sangat rendah, proses konsolidasi akan berlangsung dalam selang waktu yang lebih
lama, sehingga sangat perlu untuk diperhatikan.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


53

Tujuan percobaan ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya penurunan


konsolidasi tanah (rate and magnitude of settlement consolidation) yang ditahan
secara lateral akibat pembebanan dan pengaliran air secara vertikal.
Dimana kecepatan penurunan dinyatakan dalam Koefisien Konsolidasi
(Conso-lidation Coefficient ) Cv, sedangkan untuk menggambarkan besarnya
penurunan, digunakan Indeks Pemampatan (Compression index) Cc.

Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai besaran
kecepatan dan penurunan pondasi bangunan yang didirikan diatas tanah lempung jenuh.

6.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat melakukan percobaan konsolidasi satu dimensi dengan
prosedur yang benar.
Mahasiswa dapat menggambarkan kurva konsolidasi dari masing-masing
tahap pembebanan, serta menghitung Koefisien Konsolidasi (Cv) berdasar-kan
cara Casagrande dan cara Taylor.
Pesera pelatihan dapat menghitung dan menggambarkan kurva hubungan
antara perubahan angka pori terhadap tegangan efektif (P'), dengan skala semi-
log.
Mahasiswa dapat menggambarkan garis konsolidasi laboratorium dan
lapangan, serta menghitung Indeks Pemampatan tanah (Cc).
Mahasiswa dapat menggambarkan dan menetapkan tegangan prakonsoli-dasi
(Pc)

6.3 Alat & Bahan


6.3.1 Peralatan
1. 1 (satu) set alat konsolidasi.
2. Peralatan untuk membuat benda uji, termasuk cincin untuk mengambil contoh
tanah, pisau/spatula, serta extruder.
3. Arloji pengukur deformasi (extensiometer) dengan ketelitian minimal
0.002mm
4. Timbangan dengan ketelitian 0.01gram
5. Peralatan yang diperlukan untuk penentuan kadar air.
6. Pengukur waktu (Stopwatch).

6.3.2 Bahan

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


54

Bersihkan cincin konsolidasi, ukur diameter kemudian timbang dan catat


beratnya, gunakan timbangan dengan ketelitian 0,1gram
Benda uji dapat dicetak langsung dari tabung contoh, dengan menggunakan
alat pengeluaran contoh tanah (extruder), dimana diameter luar cincin
konsolidasi harus lebih kecil minimal 6,00mm dari diameter dalam tabung
contoh. Jika benda uji akan diambil dari contoh kubus, hal ini harus dilakukan
dengan penekanan secara hati-hati. Cara penumbukkan tidak dianjurkan, untuk
menghindari terganggunya struktur tanah benda uji
Kedua bidang permukaan benda uji harus benar-benar rata, dan tegak lurus
terhadap poros cincin konsolidasi
Ukur tinggi dan timbang, serta catat berat benda uji dalam cincin konsoli-dasi
Ambil sisa-sisa tanah bekas potongan yang cukup representatif untuk dihitung
kadar airnya. Cari pula berat jenis (Gs), dan Indeks plastisitasnya (Ip = LL-
PL).

6.4 Prosedur Kerja

Pasang kertas saring dan batu berpori yang telah dijenuhkan sebelumnya, pada
kedua sisi permukaan benda uji yang telah dipersiapkan pada langkah
(4.14.4) diatas, kemudian letakkan kedalam sel konsolidasi.
Pasang alat penumpu diatas batu berpori, sehingga bagian atasnya menyentuh
tepat pada sistim pembeban, kemudian berikan pembebanan awal (seating
pressure) sebesar 0.05kg/cm2, serta atur arloji pengukur deformasi pada posisi
pembacaan awal. Untuk benda uji yang terdiri dari jenis tanah lempung sangat
lunak, beban awal yang diberikan adalah 0,025 kg/cm2 atau kurang.
Sebelum dibebani, benda uji dijenuhkan terlebih dahulu dengan mengisikan
air pada sel konsolidasi dan dibiarkan selama 24jam. Jika benda uji berupa
jenis tanah expansif, penambahan air baru dilakukan pada pembacaan 1 (satu)
menit setelah pembebanan pertama.
Pasang beban pertama sehingga tegangan yang bekerja pada benda uji sebesar
0.25kg/cm2. Catat perubahan arloji deformasi pada menit-menit ke: 0.25;
1.00; 2.25; 4.00; 6.25; 9.00; 12.25; 16.00; 25.00; 36.00; 49.00; 64.00; 81.00;
100.00.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


55

Pembacaan dihentikan pada saat pembacaan arloji deformasi telah


menunjukkan angka yang tetap, atau dengan perubahan yang relatif sangat
kecil, biasanya sekitar 24 jam. Jika memungkinkan sebaiknya pembacaan
dilakukan pula pada jam-jam antara tertentu.
Catat pembacaan terakhir dari arloji deformasi, dan berikan beban berikut-nya
dengan rasio peningkatan beban (Load Increment Ratio - LIR) = 1, sebagai
contoh bila beban pertama adalah 0.25kg/cm 2, maka dengan LIR = 1, beban
kedua adalah 0,50kg/cm2.
Ulangi langkah (5.5) dan (5.6) diatas, hingga beban terakhir pada pengujian
menimbulkan tegangan sebesar 16.00kg/cm2. Pemberian beban maksimum
sebetulnya tergantung pada kebutuhan, yaitu sebesar beban yang diperkira-kan
akan bekerja pada lapisan tanah tersebut.
Pada akhir pembebanan maksimum, beban dikurangi paling sedikit dalam 2
(dua) tahap, sampai mencapai beban awal. Misalnya jika pembebanan pertama
dan terakhir masing-masing sebesar 0.25kg/cm2 dan 8.00kg/cm2, maka
lakukanlah pengurangan beban mulai dari 8.00kg/cm2 menjadi 4.00kg/cm2,
dan kemudian 0.25kg/cm2. Pada setiap tahap pengurangan beban, biarkan
benda uji berada dibawah tekanan sekurang-kurangnya selama 5 (lima) jam,
kemudian baca dan catat perubahan (pengembangan) dari arloji deformasi
Keluarkan benda uji dalam cincin dari sel konsolidasai, timbang beratnya,
kemudian keringkan di dalam oven, timbang kembali beratnya, sekaligus cari
kadar airnya.

6.5 Perhitungan

Gambarkan kurva hubungan antara penurunan kumulatif terhadap


waktu berdasarkan cara Casagrande (Log-time method) dan cara Taylor
(Square root-time method).

- Cara Casagrande
Tetapkan 2 (dua) buah titik pada awal kurva yang berbentuk pa-rabola,
misalnya titik (a) dan (b) pada gambar 12.1 dengan rasio selang waktu 1 : 4.
Sebagai contoh titih (a) digambarkan pada waktu (t) = 0.5 menit, maka titik (b)
digambarkan pada waktu (t) = 2menit.

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


56

Tentukan letak titik (d), dengan mengukur jarak (ad) sama dengan (ac)
secara vertikal.Ulangi langkah diatas dengan interval waktu (t) yang lain,
misalnya 0.25 dan 1.00menit, serta 0.75 dan 3.00menit, tetapkan letak titik (d)
dengan cara yang sama. Tetapkan letak titik (d) rata-rata dari dua atau tiga
pembacaan diatas yang merupakan posisi teoritis derajat konsolidasi U = 0%.
Letak teoritis derajat konsolidasi U = 100% yaitu titik (E), dapat dicari
dengan menggambarkan garis-garis singgung (AB) dan (CD) melalui
perubahan arah lengkungan pada akhir kurva.Dengan demikian waktu (t 50)
untuk U = 50% yang merupakan standar perhitungan Cv dengan cara
Casagrande, dapat ditentukan

- Cara Taylor

Perpanjangan bagian yang lurus pada kurva sehingga memotong


sumbu vertikal dan horizontal masing-masing di titik A dan B.Titik A
menunjukkan derajat konsolidasi teoritis U = 0%, yang dinyatakan dengan d 0.
Dari titik A buatlah garis lurus AC sedemikian rupa, sehingga jarak OC = 1.15
x jarak OB. Garis AC akan memotong kurva pada titik D, yang merupakan
posisi derajat konsolidasi U = 90%, yang ditunjukkan dengan deformasi
kumulatif d90. Dengan demikian waktu konsolidasi t90 sebagai dasar
perhitungan Cv menggunakan rumus Taylor dapat ditentukan, yaitu pangkat
dua dari t90. Letak teoritis derajat konsolidasi U = 100% yang ditunjukkan
dengan deformasi kumulatif d100, dapat dicari dengan cara interpolasi jarak d0
dan d90.

Menghitung koefisien konsolidasi (Cv)


- Cara Casagrande

0.197 H 2
Cv = [mm 2 /menit]
t50

- Cara Taylor

0.848 H 2
Cv = [mm 2 /menit]
t90Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
57

dimana:
H = panjang pengaliran (ketebalan benda uji rata-rata untuk peng-aliran
tunggal) pada tahap pembebanan tertentu [mm]
t50 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 50% [menit]
t90 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 90% [menit]

Gambarkan kurva hubungan antara perubahan angka pori (e) terhadap


pembebanan/tegangan efektif (P') menggunakan skala semi-log.
Perhitungan tinggi butir tanah awal, 2H0

Ws
2H0 = [cm]
Gs x A
dimana:
2H0 = tinggi butir tanah awal
Ws = berat tanah kering

Gs = berat jenis tanah


A = luas permukaan benda uji

Perhitungan Angka Pori (e)

2H - 2H0
e0 =
2H0
dimana:
e0 = angka pori
2H = tinggi benda uji awal
2H0 = tinggi butir tanah awal

Gambar 12.3

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


58

e0

Jari-jari
minimum Garis bagi Garis konsolidasi
Angka pori (e) A laboratorium

Garis konsolidasi
lapangan

Penambahan
beban
Pengurangan beban

0.42
e0 O Pc P0
Log - Tegangan
Perhitungan Indeks Pemampatan tanah C
Gambar 12.4
Angka pori
(e)

Garis konsolidasi
e lapangan

e2

O P1 P2
Log - Tegangan
(kg/cm2)
e1 - e2 e
Cc = =
log P2 - log P1 log (P2/P1)

dimana:

e1
Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang
59

Cc adalah Indeks Pemampatan


e1 dan e2 adalah angka pori yang bersesuaian dengan tegangan P1 dan P2

Evaluasi terhadap riwayat pembebanan (sifat konsolidasi)

1. Hitung geostatik efektif (Insitu Effective Stress) P'o,

e1 - e2 e
Cc = =
log P2 - log P1 log (P2/P1)

P'0 = (wet .d) - (w .dw)

dimana:
wet = berat isi tanah basah [gram/cm3]
w = bera isi air [gram/cm3]
d = kedalaman lokasi pengambilan benda uji [cm]
dw = ketinggian muka air [cm]

2. Bandingkan P0 dengan tegangan prakonsolidasi (Precompression pressure)


Pc.
- Jika P0 > Pc : termasuk tanah lempung yang sedang dalam
proses konsolidasi (Under Consolidated Clay).
- Jika P0 = Pc : termasuk tanah lempung berkonsolidasi
normal (Normally Consolidated Clay).
- Jika Po < Pc : termasuk tanah lempung berkonsolidasi
lebih (Over Consolidated Clay).

Hasil Pengujian

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


60

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


61

Laboraturium Uji Tanah Politeknik Negeri Malang


62

6.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan dapat diperoleh nilai e 0 = 0,738
dan nilai Cc = 0.165.

6.7 Referensi

1. ASTM D 2435-80
2. AASHTO T216-81
3. Bowles, J. E.,"Engineering Properties of Soils and their Measurement"
4. Experiment No.13
5. British Standart BS Test 17
6. Head, K. H.,"Manual of Soil Laboratory Testing", Vol.2 - Chapter 14
7. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No.01/MN/BM/1976, PB - 0115 - 76

Laboraturium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang


63

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Jadi dalam Praktik pengujian tanah meliputi beberapa macam pengujian


diantaranya :
f.) Pengambilan contoh tanah ( soil sampling )
g.) Penentuan geser langsung ( direct shear )
h.) Penentuan kuat tekan bebas ( unconfined compressive strength )
i.) Penentuan triaksial ( triaxial )
j.) Konsolidasi ( consolidation )
2. Berdasarkan data pengujian, dapat disimpulkan bahwa nilai sudut geser
dalam sebesar 58,21dan nilai kohesi sebesar 0,186 kg/cm.
3. Dari hasil pengujian diperoleh tanah di daerah buring mempunyai nilai
unite strain sebesar 10,569 % dan nilai tegangan deviator sebesar 0,647
kg/cm2.
4. Dari pengujian triaksial diperoleh nilai sudut geser dalam () dan nilai
kohesinya. Berdasarkan data pengujian, dapat disimpulkan bahwa nilai
sudut geser dalam sebesar 7,98dan nilai kohesi sebesar 0,18 kg/cm2.
Selain itu, diperoleh juga modulus elastisitas pada masing-masing benda
uji. Benda uji pertama sebesar 0,130 kg/cm2 dan benda uji kedua sebesar
0,078 kg/cm2.
5. Dari hasil percobaan yang kami lakukan dapat diperoleh nilai e0 = 0,738
dan nilai Cc = 0.165.

7.2 Saran
Dalam praktik uji tanah ini terdiri dari penentuan geser langsung, penentuan
kuat tekan bebas, penentuan triaksial . Dalam penelitian pun prosedur kerjanya
sudah cukup jelas. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dalam
proses pengujian terutama dalam pengukuran atau penimbangan berat benda uji.
Teliti dalam melakukan penimbangan. Usahakan agar hasil yang diperoleh betul-
betul akurat. keaktifan dari para mahasiswa untuk bertanya dan asisten secara
berkala setelah pengujian selesai.

Laboraturium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang


64

Dalam penggunaan Alat praktik harus hati-hati, karena walaupun praktik


banyak di dalam Laboratium tetap harus diperhatikan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)

Laboraturium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai