Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
ARIF SYAIFUDDIN
NIM. 1209006071
GELOMBANG IX GRUP N
Drh. I G. Agung Gde Putra Pemayun, M.P Drh. I Wayan Wirata, M.Sc
NIP. 19610612 198903 1 004 NIP. 19820825 200812 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan judul
VENEREAL SARCOMA. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telah menjadi teladan umat Islam dan penyelamat di akhirat kelak,
amiin.
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan koasistensi di laboratorium
bedah dan radiologi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Penulis menyadari
bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. I Nyoman Adi Suratma, M.P., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana yang pernah menasehati penulis untuk senantiasa bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bapak Dr. drh. I Gusti Ngurah Sudisma, M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingannya untuk senantiasa berprestasi.
3. Bapak Drh. I G. Agung Gde Putra Pemayun, MP. selaku Pembimbing kelomok yang
penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
4. Bapak Drh. I Wayan Wirata, M.Sc selaku Pembimbing kasus mandiri yang dengan penuh
perhatian telah memberikan motivasi, bimbingan, dan saran dalam penulisan laporan ini.
5. Bapak Drh. A. A. Gde Jaya Wardhita, M.Kes penguji laporan kasus yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, kritik, saran, serta nasehat yang
bermanfaat dalam penulisan laporan ini.
6. Kedua orang tuaku Ibu Lilik Rahmani dan Bapak Kusnadi tercinta atas kasih sayang,
doa, dukungan moral dan materi serta pengorbanan yang penuh keikhlasan sepanjang
masa.
7. Adikku Agung Risqi Alhana tercita atas kasih sayang, dukungan, dan semangat yang
telah diberikan.
8. Sahabat terbaikkku Durrotul Khotimah, Wahyu Tri Utomo, Jaya Utama, Yuda, Adistania,
Tyas, Caca, Jihan Bima Prakoso, dan Moh. Saiku, serta seluruh sahabat Hipoglossus
Kelas B angkatan tahun 2012 atas segala kebaikan, perjuangan, dan persahabatan yang
terus terjaga hingga akhir hayat.
Semoga kebaikan, doa, bimbingan, semangat, dan keikhlasan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan terbaik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan dan mengandung banyak kekurangan, sehingga dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata,
semoga laporan ini bermanfaat dan bisa memberikan sumbangsih bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.
ARIF SYAIFUDDIN
NIM. 1209006071
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini yaitu :
a) Mengetahui cara mendiagnosa, prosedur operasi dan rencana terapi kasus Venereal
sarcoma pada anjing betina siberian husky
b) Mengetahui dampak terapi pembedahan terhadap anjing betina Siberian Husky penderita
Venereal sarcoma.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan laporan ini adalah untuk memberikan informasi serta menambah
wawasan bagi praktisi dan mahasiswa Kedokteran Hewan dalam melakukan diagnosa dan
prosedur operasi pengangkatan tumor serta perawatan pascaoperasi Venereal sarcoma pada
anjing betina Siberian Husky.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Etiologi
Venereal sarcoma pada anjing pertama kali ditemukan oleh Novinsky tahun 1876 yang
menjelaskan bahwa tumor dapat di transplantasikan di host yang memungkinkan ke yang lain
dengan inokulasi dari sel-sel tumor. Beberapa ahli menggangap tumor ini disebabkan oleh agen
virus, akan tetapi tumor tidak secara konsisten bisa ditrasmisikan oleh sel bebas. Pada anjing
Venereal sarcoma dapat terjadi karena tumor terimplantasi pada mukosa kelamin saat koitus
(Purohit, 2008). Transmisi tumor kelamin terjadi hanya dengan transplantasi sel tumor yang
layak dan bukan oleh virus yang mengubah sel-sel yang rentan (Rust, 1949). Partikel virus
onkogenik belum pernah terlihat dalam sel-sel tumor dengan mikroskop elektron (Murray et
al., 1969; Moulton, 1990).
Venereal sarcoma sering menjadi persoalan yang serius di seluruh dunia yang terjadi
pada frekuensi yang sama baik pada jantan maupun betina. Kejadian Venereal sarcoma ini
paling banyak terjadi di lingkungan tropis dengan temperatur hangat (Rogers, 1997). Menurut
Thakur and Bradley (1983), kejadian Venereal sarcoma terjadi pada hewan muda yang aktif
secara seksual, banyak menyerang anjing dengan kisaran umur 2-5 tahun. Venereal sarcoma
tidak hanya dapat ditularkan oleh sesama spesies anjing tetapi juga kepada hewan lainnya yang
masih termasuk family Canidae, seperti rubah (Higgins, 1966).
2.4 Diagnosis
Diagnosa bisa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan sediaan histologi dimana
ditemukan sel-sel tumor dengan metode swab, aspirasi dengan jarum atau preparat jenuh
tumor.di tandai dengan adanya sejumlah aberasi dan secara morfologi terdapat kromosom yang
sesuai dengan sel TVT. Jumlah kromosom normal pada sel somatik anjing adalah 78 dimana
terdapat 2 kromosom acrosentrik.
Secara sitologi, sel Venereal sarcoma dapat beraneka ragam. Sel dapat berbentuk bulat
sampai oval dan terkadang terdapat gambaran mitosis dengan satu atau dua nukleulus (Singh et
al., 1996). Pemeriksaan histologi dari Venereal sarcoma umumnya menunjukkan pertumbuhan
massa sel. Akibat massa tumor yang terus bertambah, maka bentuk sel akan terlihat irregular
dan juga disertai munculnya fibroblast. Kemunculan fibroblast tersebut kemungkinan
merupakan indikasi sel tumor yang mengalami transformasi. Selain itu, sering juga ditemukan
adanya infiltrasi dari limfosit, plasma sel, dan makrofag yang merupakan tanda adanya sistem
kekebalan tubuh (Tella et al., 2004).
Menurut Sudisma et al., (2006), untuk menentukan diferensial diagnosis suatu tumor
dapat dilakukan dengan anamnesa yang baik, inspeksi, palpasi, biopsi, yang diikuti dengan
pemeriksaan mikroskopis. Anamnesa dari pemilik diperlukan untuk mengetahui sejarah
menyeluruh kesehatan anjing, awal timbulnya gejala, dan kemungkinan insiden yang mungkin
telah mendahului kondisi ini. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mencari lokasi tumor, dan
dilakukan palpasi untuk mengetahui batas, ukuran, konsistensi, dan terasa nyeri atau tidak
(Sriwibowo, 2005).
Pada kasus Venereal sarcoma, tanda klinis bervariasi tergantung lokasi tumor. Secara
makroskopis, tumor pada anjing betina terlihat sama seperti pada anjing jantan dan kejadiannya
6
dapat terlokalisir pada daerah vestibulum, atau kaudal vagina, menyebar sampai vulva sehingga
sering menyebabkan deformitas pada daerah region perineal. Anjing dengan lokasi tumor pada
daerah genitalnya akan terlihat keluarnya cairan bercampur darah dari alat kelaminnya. Cairan
tersebut akan sering dikelirukan dengan kejadian erethritis, cystitis, atau prostitis (Rogers,
1997).
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosa Venereal sarcoma
adalah dengan cara biopsi. Biopsi yang dilakukan untuk pemeriksaan histologi adalah metode
yang paling dapat diandalkan untuk diagnosis. Jika ada keraguan tentang diagnosis histologis,
dapat dilakukan diagnosis definitif dengan analisis kromosom, studi imunohistokimia, dan
elektron-mikroskopis juga akan membantu untuk mendeteksi Venereal sarcoma (Utpal dan
Arup Kumar, 2000).
Beberapa kasus Venereal sarcoma dengan lokasi ekstragenital (tidak pada alat kelamin),
diagnosa secara klinis lebih sulit dilakukan karena Venereal sarcoma menyebabkan gejala klinis
yang bervariasi tergantung dari lokasi terjadinya tumor secara anatomi seperti apistaksis,
epiphora, deformitas wajah atau mulut dan pembesaran limfonodus regional (Rogers, 1997).
Diagnosa definitif didapatkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan gambaran mikroskopi dari
pemeriksaan laboratorium terhadap sel tumor yang didapatkan secara biopsi (Richardson,
1981).
2.5 Prognosis
Kasus tumor yang masih berada pada tahap awal atau terutama kasus yang kurang dari
1 tahun dan kasus independent atau tanpa metastasis, keberhasilan penyembuhan dengan
tindakan pembedahan yang dilanjutkan kemoterapi dengan vincristine bisa mencapai 100%.
Namun, apabila kasusnya sudah lebih lama serta telah terjadi metastasis, terapi yang dibutuhkan
akan lebih lama dan rata-rata angka kesembuhan lebih rendah. Efek samping kemoterapi juga
harus diperhitungkan (Boscos, 2004; Meutuah, 2012).
Pada prinsipnya penanganan tumor adalah mengangkat atau menghilangkan tumor
secara komplit, seperti halnya dalam kasus Veneral sarcoma. Pengangkatan harus dilakukan
sebaik mungkin tanpa menyisakan massa tumor sekecil apapun. Pada beberapa kasus biasanya
selalu diikuti dengan tindakan kemoterapi. Pada anjing dewasa sel tumor regresi secara spontan
setelah mengalami perkembangan imunitas tumor mencegah pertumbuhan tumor secara baik.
Sebaliknya, sel tumor tumbuh menjadi ulserasi dan metastasis pada induk semang yang tidak
kompeten secara imunologis sehingga prognosa dari penyakit Venereal sarcoma ini dari fausta
hingga infausta. Hal yang paling baik dilakukan untuk mendapatkan prognosa yang baik jika
7
pada kasus ini diimbangi dengan radiasi tambahan atau kemoterapi yang digunakan (Kutzler,
2013).
Beberapa penelitian imunologi menjelaskan bahwa Venereal sarcoma merupakan
antigenik pada anjing sehingga respon imun dari host terhadap tumor memainkan peranan yang
paling penting terhadap status kesembuhan dari penyakit (Mizuno et al., 1994). Pada anjing
yang pertumbuhan tumor mulai menurun secara spontan dan perkembangan imunitas terhadap
tumor untuk mencegah tumor kembali tumbuh terjadi secara baik prognosa kesembuhan akan
menjadi baik/fausta (Powers, 1968). Akan tetapi pada beberapa kasus dimana sistem imun
anjing tertekan atau tidak mampu memberikan kekebalan, tumor akan terus berkembang serta
mengalami metastasis dan prognosa kesembuhannya akan menjadi dubius atau bahkan infausta
(Cohen, 1985).
2.6 Penanganan
Penanganan beberapa kasus tumor ganas seperti Venereal sarcoma dapat dilakukan
dengan pengangkatan secara total (Sudisma et al., 2006). Penanganan dengan pengangkatan
total tumor termasuk pencegahan kemungkinan sel tumor bermetastasis ke tempat lain dapat
dilakukan dengan tindakan pembedahan dan pengobatan disertai dengan kemoterapi.
Pengobatan Venereal sarcoma yang paling efektif ialah dengan kemoterapi setelah
dilakukan pengangkatan massa tumor pada jaringan. Pada studi sebelumnya, menunjukan
pengobatan dengan vincristine hasilnya sangat baik. Vincristine diberikan setiap minggu
dengan dosis 0,5-0,7 mg/m2 dari area tubuh atau 0,025 mg/kg secara intra vena. Lama
pengobatan juga bervariasi 2-7 kali (Marcos et al., 2006; Nak et al., 2005; Papazoglou et al.,
2001). Vincristine merupakan kelompok vinca alkaloid yg merupakan obat kemoterapi.
Vincristine ialah ekstrak dari tanaman Vinca Rosea yang merupakan racun microtubule
(Brooks, 2008).
Perawatan Venereal sarcoma tidak terlalu mudah pada beberapa pengobatan termasuk
pembedahan. Pembedahan ekstensif dilakukan untuk Venereal sarcoma kecil, dengan angka
keberhasilan 56-68% tumor akan menyebar secara invasi. Kontaminasi melalui jalur bedah
dengan sel-sel Venereal sarcoma merupakan salah satu bentuk penularan.
Pemulihan lesi berlangsung secara perlahan walaupun kadang-kadang tidak disadari dan
signifikan pada permulaan pengobatan. Pengobatan komplit biasanya 2-7 kali injeksi dan
terjadi lebih dari 90% kasus yang di obati. Penyembuhan mencapai 100% pada kasus
pengobatan pada tahap regresi terutama untuk kasus yang kurang dari 1 tahun dan kasus
independent atau tanpa metastasis.
8
Jika kasusnya sudah lebih lama, terapi yang dibutuhkan juga lebih lama dan rata-rata
angka kesembuhan lebih rendah. Efek samping juga harus diperhitungkan. Komplikasi yang
sering terjadi dari pengobatan menggunakan vincristine yaitu munculnya lesi pada jaringan
lokal yang dapat berkembang menjadi nekrosis dengan crust. Selain itu juga vincristine juga
berdampak terhadap spermatogenesis. Spermatogenesis dapat terganggu secara sementara
maupun permanen akibat penggunaan agen yang bersifat sitotoksik. Penelitian menunjukan
bahwa vincristine merusak DNA dari sel germinal dan mengurangi perkembangan sel tersebut
(Mc Envoy, 1987).
Gen cystostatis seperti vincristine bisa menyebabkan myelosupresi dan gastrointestinal
efek. Leucopenia peripheral neuropati juga dapat terjadi. Agen kemoterapi lain yang
diindikasikan untuk pengobatan Venereal sarcoma termasuk cyclophosphamide (5mg/kg,
peroral untuk 10 hari sebagai obat tunggal atau diberikan bersamaan dengan prednisolon
3mg/kg selama 5 hari) selain itu obat mingguan vinblastine (0,1 mg/kg IV selama 4-6 minggu)
methotrexate (0,1 mg/kg per oral tiap hari lainnya) atau kombinasi ke-3 obat di atas. Untuk
kasus resistensi bisa diobati dengan doxorobian, 30 mg/m2 dengan 3 kali pemberian setiap 21
hari. Pada kasus yang gagal dengan kemoterapi, radioterapi dilaporkan memiliki efek yang
bagus. Imunitas tumor memainkan peranan dalam regresi tumor setelah kemoterapi (Choi et
al., 2014).
9
BAB III
MATERI DAN METODE
10
1) Persiapan Alat
Alat-alat atau instrumen bedah yang diperlukan dalam operasi harus disetrilisasi.
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan autoclave atau cara
yang sederhana yaitu dengan menggunakan alkohol 70%. Sterilisasi alat bertujun untuk
menghindari terjadinya kontaminasi pada luka operasi yang dapat menghambat
kesembuhan luka. Sterilisasi alat-alat bedah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
uap, kimia, plasma, dan radiasi ion.
3) Persiapan Pasien
Sebelum dioperasi hewan yang akan dioperasi harus disiapkan dengan baik untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diingikan selama operasi berlangsung maupun
sesudahnya. Untuk itu perlu dilakukan anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik secara
menyeluruh yang meliputi pemeriksaan pulsus, frekuensi napas, temperatur dan
pemeriksaan seluruh sistem jantung, paru-paru, saluran pencernaan, hati, dan ginjal.
Sebelum dilakukan operasi, pasien sudah dalam keadaan siap untuk dioperasi dan
telah dipuasakan yaitu puasa makan selama 12 jam dan puasa minum selama 8 jam, nafsu
makan dan minum pasien baik.. Hasil pemeriksaan yang kami lakukan pada tanggal 27
April 2017, yaitu:
Nama Pemilik : Bapak Mario
Alamat : Perumahan Taman Griya, Jimabara, Bali
Telepon : 086739344322
Signalmen
Nama Hewan : Casy
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Siberian Husky
Jenis Kelamin : Betina
Umur : 1 tahun 3 bulan
Berat badan : 14,3 kg
11
Pemeriksaan Fisik
Frek. Jantung : 109 kali/menit
Frek. Pulsus : 109 kali/menit
Frek. Nafas : 35 kali/menit
CRT : < 2 detik
Suhu Tubuh : 38,9o C
Anamnesa
Casy mengalami perdarahan dibagian alat kelain sekitar 1 bulan yang lalu, selama
mengalami perdarahan, casy hanya diberi obat semprot (gusanex) dan suplement
penambah darah. Nafsu makan dan minum masih bagus. Sudah diberi obat cacing dan
vaksin rutin tahunan.
Stabilisasi Pasien
Umumnya hewan yang akan dioperasi harus dalam kondisi yang memungkinkan
untuk dilakukan operasi. Apabila kondisinya tidak stabil, maka akan dapat
membahayakan keselamatan hewan itu karena setiap operasi akan menggunakan
premedikasi dan anestesi. Tindakan stabilisasi tergantung dari hasi pemeriksaan fisik
maupun laboratorium yang dilakukan antara lain: dehidrasi, infeksi, asidosis (pH < 7,2),
menderita penyakit kronis, perdarahan atau shock, dan pasien anemia.
4) Persiapan Operator
Untuk dapat melakukan operasi dengan benar, maka seorang operator harus memiliki
kompetensi berikut ini:
a) Memahami prosedur operasi
Operator yang tidak memahami prosedur operasi yang akan dilaksanakan tentu
tidak dapat melaksanakan operasi dengan benar. Oleh karena itu pemahaman
terhadap prosedur atau teknik operasi mutlak dimiliki seorang operator.
d) Personal hygiene
Seorang operator sebelum melakukan operasi terlebih dahulu harus melakukan
pembersihan diri, ia harus dalam kondisi sehat, mencuci tangan dengan sabun
antiseptic, memakai baju operasi, sarung tangan, masker dan penutup kepala.
13
e) Siap fisik dan mental
Operasi umunya dilakukan dengan berdiri dalam jangka waktu tertentu sesuai
jenis operasinya. Disamping itu selama operasi bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga
seperti pendarahan, hewan mengalami shock atau bahkan mati. Untuk menghadapi
hal-hal tersebut diperlukan kesiapan fisik dan mental.
f) Terampil
Agar hasil operasi bisa sembuh dengan baik, maka operator dituntut harus
terampil dalam melakukan operasi dan menjahit luka operasi.
3.2.2 Operasi
Setelah tahapan pre-operasi selesai dilakukan, hewan diletakkan pada posisi
dorsal recumbency. Kasus Venereal sarcoma pada anjing betina dapat dilakukan
pembedahan dengan metode episiotomy
Pengangkatan tumor dilakukan secara hati-hati sehingga tidak menimbulkan
trauma pada urethra dan dapat mengangkat massa tumor semaksimal mungkin. Setelah
prosedurnya selesai, dilakukan penyiraman cairan butok untuk mebersihkan luka dari
ulat, lalu dilakukan penutupan pada daerah tumor yang telah pecah dengan membuat
insisi baru dengan menggunakan dua lapis jahitan simple interupted, yaitu pada bagian
subcutan dan bagian kulit. Daerah operasi dibersihkan, lalu bekas luka insisi diolesi
antiseptik (betadine) dan diberi enbatic serbuk.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Anjing yang telah dioprasi sekarang dalam keadaan sehat dan proses pembedahan
berjalan dengan lancar. Luka insisi sembuh setelah 7 hari pasca operasi. Cepatnya proses
penyembuhan luka insisi ini ditunjang oleh spemberian antibiotik selama 4 hari. Berikut tabel
kondisi kesehatan kucing pasca operasi.
Hari/Tgl - Terapi Keadaan Hewan
1 Asam mefenamat 500mg Keadaan fisik lemas, nafsu makan minum
28/4/2017 (0,5tab) kurang bagus, luka bekas oprasi mengalami
Amoxan 500mg (1 cap) peradangan dan tampak basah.
2 Asam mefenamat 500mg Keadaan fisik lemas, nafsu makan buruk,
29/4/2017 (0,5 tab) minum sudah mulai bagus, luka bekas oprasi
Amoxan 500mg (1 cap) mengalami peradangan dan basah
3 Asam mefenamat 500mg Sudah lincah, nafsu makan dan minum sudah
30/4/2017 (0,5 tab) mulai bagus, luka bekas oprasi mengalami
Amoxan 500mg (1 cap) peradangan tetapi lebih kecil dari sebelumnya
Vincristin 0,4 ml dan udah mengering, jahitan masih terlihat.
4 Asam mefenamat 500mg Sudah lincah, nafsu makan dan minum sudah
1/5/2017 (0,5 tab) mulai bagus, masih terlihat radang, jahitan
Amoxan 500mg (1 cap) masih terlihat.
5 Asam mefenamat 500mg hewan sudah lincah, makan minum bagus,
2/5/2017 (0,5 tab) masih terlihat radang, jahitan masih terlihat.
6 Asam mefenamat 500mg hewan sudah lincah, makan minum bagus,
3/5/2017 (0,5 tab) masih terlihat radang, jahitan masih terlihat.
7 Asam mefenamat 500mg hewan sudah lincah, makan minum bagus,
4/5/2017 (0,5 tab) masih terlihat radang, jahitan masih terlihat.
8 - hewan sudah lincah, makan minum bagus,
5/5/2017 masih terlihat radang, jahitan sudah tidak terlalu
terlihat.
9 - hewan sudah lincah, makan minum bagus,
6/5/2017 masih terlihat radang, jahitan sudah tidak terlalu
terlihat.
10 Vincristin 0,4 ml hewan sudah lincah, makan minum bagus,
7/5/2017 masih terlihat radang, jahitan sudah tidak
terlihat
11 - hewan sudah lincah, makan minum bagus, masa
8/5/2017 tumor tidak terlihat tumbuh
16
yang ditemukan pada hewan kasus adalah Venereal sarcoma, sehingga diperlukan penanganan
yang lebih lanjut yaitu kemoterapi dengan vincristine.
Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan peningkatan nilai lymfosit, eosinofil, sel
darah merah, dan haemoglobin, sedangkan untuk pemeriksaan darah yang lain semua
menunjukkan normal (hasil pemeriksaan darah terlampir). Sedangkan untuk pemeriksaan
histopatologi menunjukkan bahwa hewan menderita tumor ganas yaitu Venereal sarcoma.
Adanya sel-sel tumor berupa sel-sel limfoblas, ukurannya homogen, tumor bersifat infiltratif,
banyak ditemukan sel-sel yang mengalami mitosis, dan ditemukan banyak stroma (hasil
pemeriksaan histopatologi terlampir).
Berdasarkan pemeriksaan fisik, sejarah lingkungan, pemeriksan klinis, hasil
laboratorium, dan pengamatan pasca operasi, hewan kasus telah didiagnosa menderita tumor
ganas yaitu Venereal sarcoma. Prognosa dari penyakit Venereal sarcoma ini termasuk dubius.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan terdiri dari faktor lokal, faktor tubuh
hewan itu sendiri, dan faktor luar. Faktor lokal terdiri dari keadaan vaskularisasi jaringan, jenis,
jumlah, dan virulensi bakteri serta lamanya serangan oleh bakteri tersebut, ada tidaknya benda
asing di tempat tersebut. Faktor umum adalah pemakaian obat-obatan tertentu yang
menghambat koagulasi protein, atau hewannya yang selalu gelisah. Usia hewan, gizi buruk, dan
faktor kekebalan yang tidak memadai akan memperlambat resolusi radang (Ibrahim, 2000).
4.2 Pembahasan
Pemeriksaan darah dilakukan sebelum tindakan operasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan
darah hewan kasus tersebut mengalami peningkatan limfosit 34% (10-30%), hal ini
kemungkinan terjadi karena infeksi virus atau terjadi saat pasca vaksinasi. Selain itu infeksi
kronis suatu penyakit juga mengakibatkan limfositosis (Berata at al,. 2011).
Kenaikan eosinofil 14,4% (1-10 %) dikarenakan adanya infeksi parasit yaitu adanya
miasis pada bagian vagina. Selain itu, penyebab terjadinya kenaikan eosinofil pada kasus ini
karena hewan kasus juga mengalami infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri, sehingga
hasil dari pemeriksaan neutrofil tinggi. Hal ini dapat terjadi karena massa tumor pada hewan
kasus sudah mencapai bibir vulva sehingga vagina menjadi terbuka dan infeksi bakteri akan
dapat terjadi (Haper et al., 1979).
Kenaikan sel darah merah 8,95 (5,5 8,5 x 106/mm3) merupakan hasil dari
pemberian suplement penambah darah yang diberikan 2 minggu sebelum oprasi. Namun, untuk
hasil pemeriksaan darah yang lain semuanya menunjukkan kondisi normal. (Berata at al,. 2011).
Peneguhan diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan biopsi dari jaringan tumor yang
dikirim ke Laboratorium Patologi Balai Besar Veteriner Denpasar untuk dilakukan pengujian
17
laboratorium. Hasil dari pengujian laboratorium menyatakan bahwa anjing yang bernama Casy
menderita Venereal sarcoma (hasil pemeriksaan terlampir). Hasil perkembangan kesembuhan
post-operasi anjing kasus dari hari ke hari mengalami peningkatan.
Veneral sarcoma disebabkan oleh terjadinya transplantasi tumor dari satu host rentan ke
yang lain dengan inokulasi sel-sel tumor melalui perkawinan (Utpal dan Arup Kumar, 2000).
Tindakan yang terbaik pada kasus anjing yang mengalami Venereal sarcoma adalah dengan
pembedahan untuk mengangkat massa tumor sebelum bermetastasis pada jaringan yang lainya.
Anjing dengan kasus Venereal sarcoma awalnya menunjukan keluarnya leleran
berdarah dari vulva. Kejadian ini kurang mendapatkan perhatian khususnya dari pemilik.
Menurut keterangan pemilik, tanda tumor baru teramati ketika keluar leleran darah dan massa
tumor semakin membesar. Namun, saat itu pemilik sudah melakukan pengangkatan massa
tumor hanya saja tidak dilakukan kemoterapi. Sehingga setelah 3 bulan pasca operasi tumor
tersebut tumbuh kembali.
Pada kasus ini jalan terbaik ialah melalui operasi pembedahan yang dilakukan pada 27
April 2017 bertujuan untuk mengangkat massa tumor sebelum menyebar lebih jauh dan mencari
serta menghentikan sumber perdarahan. Awalnya tumor di angkat pada bagian mukosa vagina
saja, kemudian setelah di palpasi lebih lanjut ke arah caudal ternyata masih terdapat tumor.
Sehingga dilakukan incisi pada vagina sepanjang 3cm. Pada saat pengangkatan massa tumor
terjadi perdarahan, dimana perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah tepi akibat
tekanan dari tumor tersebut, sehingga tindakan dalam menghentikan perdarahan dengan ligasi
sangat diperlukan. Kesulitan yang tampak ialah dalam menemukan serta menghentikan
perdarahan yang terjadi, dimana perdarahan terjadi tidak pada lokasi insisi melainkan lebih ke
arah cranial (Sudisma dkk., 2006).
. Selanjutnya dilakukan penutupan pada daerah yang diinsisi, dimana subkutan ditutup
dengan jahitan simple interrupted, kulit dijahit dengan simple interrupted dengan chromic cat
gut 3/0. Kemudian untuk pengobatan luka incisi diberikan antibiotik Penicillin-Streptomycin
secara intramuscular sebanyak 1,3 ml untuk mencegah adanya infeksi sekunder. Serta
penetesan epineprin dibagianluka sebanyak satu ampul (1 ml) untuk menghentikan perdarahan.
Selanjutnya untuk resep pulang diberikan antibiotik amoxan 500 mg dengan pemberian 3 kali
sehari 1 tablet selama 4 hari untuk mencegah infeksi kuman dan analgesik asam mefenamat
500 mg sebagai anti inflamasi dengan pemberian 2 kali sehari setengah tablet selama 7 hari.
Oxytetraxyclin salep yang dioleskan pada daerah jahitan sebagai antibiotik untuk mencegah
infeksi. Kemoterapi dengan menggunakan vincristine diberikan dalam selang waktu seminggu
dengan dosis 0,4 ml secara intra vena. Lama pengobatan diberikan 5 kali.
18
Penanganan pasca operasi merupakan bagian yang sangat penting, dimana stadium
kesembuhan luka akibat insisi dimonitor dengan baik, dan untuk mengurangi infeksi sekunder
dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Kemoterapi dengan vincristine pada anjing
dilaporkan dapat sembuh 35 hari pasca operasi (Tella et al., 2004). Tumor akan muncul kembali
pasca operasi pembedahan jika tidak dilakukan kemoterapi dengan vincristine (Boscos and
Ververidis, 2004). Kesembuhan pada hewan kasus pasca operasi dan kemoterapi secara total
terjadi pada hari ke-10 dengan kesembuhan yang sangat bagus. Perubahan kondisi hewan kasus
pasca operasi sangat baik, tidak terlihat tanda-tanda terjadi kekambuhan sehingga operasi ini
dinyatakan berhasil.
19
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat ditarik adalah :
a. Berdasarkan hasil anamnesa, tanda klinis, dan ditunjang oleh pemeriksaan
laboratorium hematologi dan histopatologi, hewan kasus menunjukkan diagnosa
definitif Venereal sarcoma;
b. Tindakan pembedahan dilakukan untuk mengangkat serta menghilangkan massa
tumor dengan tujuan supaya tumor tidak bermetastasis pada jaringan lainya. Serta
tindakan kemoterapi diberikan dengan menggunakan vincristine guna melengkapi
proses penyingkiran massa tumor.
c. Pada kasus Venereal sarcoma ini, hewan kasus menunjukkan kondisi sembuh pada
hari ke-10 pasca operasi dengan kemoterapi sebanyak 2 kali, dan untuk penyembuhan
total, maka kemoterapi akan dilanjutkan hingga 5 kali.
5.2 Saran
Saran yang bisa deberikan dalam laporan ini adalah :
a. Hewan yang mengalami Venereal sarcoma harus segera dilakukan tindakan operasi
agar sel tumor tidak menyebar ke jaringan atau organ lain.
b. Setelah dilakukan operasi pengangkatan massa tumor sebaiknya dilanjutkan dengan
kemoterapi menggunakan vincristine injeksi. Karena Venereal sarcoma merupakan
jenis tumor ganas yang sangat mudah bermetastasis ke jaringan lain disekitarnya.
c. Bekas kandang/tempat hewan yang mengalami veneral sarcoma sebaiknya disterilkan
dengan desinfektan dan alkohol.
d. Selalu menjaga kebersihan kandang dan tempat peliharaan hewan
e. Pisahkan hewan yang sakit dan yang sehat agar terhindar dari penularan sebuah
penyakit.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22