Anda di halaman 1dari 15

METHODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEGIATAN : Pemeliharaan Berkala Jalan Di Wilayah Kabupaten Pasuruan


PEKERJAAN : Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jl. Duren Sewu Desa Duren
Sewu
LOKASI : Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan
NO RUAS :-
PANJANG PENANGANAN : 619 x 5.00 m
SUMBER DANA : DAU
TAHUN ANGGARAN : 2016

METHODE KERJA :

A. PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Penyediaan Fasilitas seperti :

1. Direksikeet/Kantor Lapangan
2. Gudang
3. Mobilisasi Alat dan Tenaga Kerja
4. Papan Nama Proyek
5. Rambu-rambu Lalulintas

b. Pra Konstruksi

Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi


dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :

1. PCM (Pre Construction Meeting)


2. Field Engineering (FE)
c. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan

Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan


menunjang dalam pelaksanaan pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

B. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA

1. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH


a. Galian Tanah Untuk Kontruksi

Galian untuk keperluan pekerjaan Talud/Penahan Jalan Dilaksanakan setelah


SPMK dan telah mendapatkan persetujuan dari PPK yang meliputi :

i. Galian Tanah,
ii. Buangan Tanah Lebih
iii. Urugan Tanah Kembali.

Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan
beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan
perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Sebelum melakukan pekerjaan galian harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuk diketahui dan disetujui. Setelah mendapat persetujuan
pekerjaan galian dimulai maka perlu dilakukan pengukuran area yang akan di
kerjakan. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekeliruan pada saat pekerjaan
galian dilaksanakan.
Pekerjaan galian akan didahului dengan pekerjaan pengupasan lapisan teratas
yang berupa lapisan urugan. Pekerjaan galian ini disesuaikan dengan peil
dalam gambar desain. Pekerjaan galian ini menggunakan cara manual dengan
peralatan sederhana. Pekerjaan lainya adalah urugan tanah kembali bekas
galian dilakukan setelah pekerjaan pasangan selesai dilaksanakan dan
dipadatkan kemudian sisa tanah dibuang pada pada lokasi tertentu hingga
terlihat rapi dan sempurna.

- Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.


- Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
- Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa
cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil
galian menggunakan Roda Dorong.
b. Penimbunan Badan Jalan
1. Timbunan Biasa (eks galian)
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan
pilihan dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi celah pada
pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuki untuk disetujui.
- Material dihampar dengan tenaga manusia.
- Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan
menggunakan stamper.
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat Bantu.

2. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan
timbunan badan jalan setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah
dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuki untuk disetujui
- Material timbunan di datangkan dengan menggunakan dump truk dan di
turunkan dilokasi area jalan yang akan di timbun.
- Material dihampar dengan tenaga manusia.
- Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan
menggunakan vibratory roller atau stamper.
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu
- Agar hasil pemadatan optimum maka pemadatan dilakukan lapis per
lapis
a. Membentuk Bahu Jalan Keras
Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar yang tumbuh pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan daerah
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan kembali bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan
kepada direksi untuki untuk disetujui
- Penutupan celah-celah antara penahan tanah dengan tanah existing
- Membersihkan, memotong semak-semak yang menghalangi area bahu
jalan.
- Pembentukan bahu jalan dengan sebaik mungkin yang akan di
fungsikan sebagai drainase.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini harus meliputi pekerjaanpe
kerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar yang tumbuh pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan daerah
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan kembali bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
c. Pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan untuk memelihara
sarana-sarana tersebut dalam kondisi agar
dapat memberi pelayanan yang baik, harus secara teliti dibeda-bedakan
oleh Direksi Teknik dari pekerjaan-pekerjaan serupa tetapi berskala besar
yang dilaksanakan untuk memperbaiki atau mengembalikan kondisi sarana
tersebut dan yang dibayar menurut Pekerjaan lain.

2. DIVISI 7. STRUKTUR
Beton mutu rendah dengan fc= 10 MPa (K-125)
a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton
K-125 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau
pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer). Material
berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125 untuk
pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk
kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base
camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai
shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikat dengan
menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan
bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk
membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan
penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi)
dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan
menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya
dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan
dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan
menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi
bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan
Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan
benda uji kubus/silinder.
Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton
mengeras dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.

a. Pasangan Paving Stone termasuk Uskup 8 cm K 300 Dan Kansteen


Pemasangan paving blok adalah pemasangan paving baru, perataan /
leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan,
tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang perlu untuk mengetahui mutu
kuat tekan (kelas paving block).

Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat
pengiriman unit unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah
dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan bersih.
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar
dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
Penempatan material paving block, pasir alas, pasir pengisi harus
dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan
secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi,
maksimal 1,5 m;
Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan
volume pekerjaan;
Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan
saluran sementara;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang
tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan dan Bahan


Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan paving
block adalah :
Benang kasur atau benang Plastik ;
Sapu lidi;
Sikat ijuk;
Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
Alat potong paving block mekanis atau hidrolis;
Waterpass atau selang plastik transparan;
Pemadat pengetar ( vibro compactor );
Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk
membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
Jidar aluminium panjang 2-3 m.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti
dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving blok dilakukan pemeriksaan
terhadap pondasi adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus
rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh
digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai
kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau
penyokong

1.2 Lokasi Titik Awal


Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah
miring; pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar
paving blok yang telah terpasang tidak bergeser (akan disesuaikan
dengan kondisi dilapangan);
Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi

1.3 Benang Pembantu


Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu
ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat
dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi
pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain,
maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci
tetap dapat dipertahankan.
Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian
perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan
lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban,
sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang
sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas bermacam-macam
dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak,
beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan
jalur lalu lintas kendaraan minimum fc 25,0 MPa. Bilamana digunakan
beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di
atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas
dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai
berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu
masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton
pembatas sesuai dengan benang pembantu;
3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah
ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc 17,5 MPA;
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air
sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara
beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton
pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.

Penebaran Pasir Alas


Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan
paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5
mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam
atau kotoran lain;
2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang
dari 10% dan bersifat gembur;
3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak
boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar
menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel
pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu
juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang
dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas
dilaksanakan secara tahap;
8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti
terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
10. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m 2 dengan demikian pada sore
hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
11. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m
dari baris terakhir paving blok;
12. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan
harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
13. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah
5 m3 setiap 100 m2 paving blok.

C. PENANGANAN MASA PEMELIHARAN


Setelah dilakukan SP 1 maka kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan masa
pemeliharaan selama jangka waktu yang telah di tetapkan oleh Pengguna Jasa.
Tahapan Penanganan masa pemeliharaan :
- Secara rutin kontraktor akan melakukan pemeriksaan kondisi hasil pekerjaan.
- Melakukan perbaikan pada bagian-bagian pekerjaan yang mengharuskan
dilakukan perbaikan.
- Mengganti material paving yang pecah pada masa pemeliharaan.

D. MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS

Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang
waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di
jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah
sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek,
safety bagi para pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan
kerugian bagi seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan
dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan
secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai
spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada.
Pekerjaan pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap
arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan
pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan
kepadatan arus lalulintas yang berarti.

E. SISTEM MANAJEMEN

1. pengendalian Aspek Lingkungan


Rencana pelaksanaan pekerjaan akan menimbulkan dampak positif berupa
peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas jalan tersebut.
Pekerjaan ruas jalan ini juga akan memberI peningkatan pada tarap
perekonomian pada masyarakat sekitarnya. Namun yang perlu di cermati bahwa
pelaksanaan pekerjaan ini juga akan menimbulkan dampak negative terhadap
aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan
tersebut.
Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan jalan dalam
pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:

Tahap Pra Konstruksi


Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari proyek
pekerjaan jalan ini antara lain, yaitu:
a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkutan material, khususnya tanah
urug dan material lainnya dari sumber material dan base camp dari
lokasi pekerjaan.
b. Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kendaraan umum dan
tempat parkir.
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap
konstruksi antara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat alat berat untuk konstruksi, sehingga
menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas.

b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi,


misalnya : tanah urug, agregat, batu kali, pasir, dll.
c. Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas galian
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena
adanya operasi pengangkutan tanah ex galian tanah dan untuk tibunan,
serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka PT. Seneca Indonesia akan
melakukan upaya-upaya antara lain :
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur
angkutan material untuk proyek dengan melibatkan penduduk dan pejabat
setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik proyek (Dinas PU Bina
Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor), kegiatan penyuluhan ini harus
menjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan dan member
gambaran bagaimana tipikal proyek tersebut setelah ditangani. Pada
kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat menampung
aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan
lainnya baik masa pra maupun pasca konstruksi.
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka
terutama pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman
tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat diminimalkan.
c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua
kendaraan proyek yang membawa material keluar dan masuk kelokasi
proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan
cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju
kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang
keluar dari knalpot kenderaan angkutan dan alat berat dapat dikurangi.
e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek,
maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya yang
berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang
tidak sibuk, yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu
lintas harian rata-rata setiap jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu
Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi
proyek sedemikian rupa sehingga tidak akan menggangggu kelancaran
lalu lintas yang ada saat bongkar muat bahan.
f. Terhadap dampak yang timbul karena adanya kemungkinan
pembongkaran/pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan koordinasi
dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapan kegiatan dimulai,
prosedur dan pengamanan pelaksanaan.

F. PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KERJA


Penerapan system keamanan kerja akan di bahas lebih detail pada form
K3RK untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan

Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya,


semoga uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
Dokumen Penawaran Paket pekerjaan yang kami ikuti.
Dibuat Oleh ;
CV. MAHARAJA JAYA UTAMA

MOCH. DADANG GINANJAR


Direktur

Anda mungkin juga menyukai