Anda di halaman 1dari 39

PENGENALAN PENELITIAN / RESEARCH

TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Mengenal dan mengetahui komponen-komponen dalam artikel


penelitian akuntansi
2. Mengenal dan membedakan antara basic research dan applied
research

A. PENGERTIAN PENELITIAN / RESEARCH

Penelitian (research) adalah proses penemuan solusi secara


sistematis, logis dan obyektif terhadap suatu masalah spesifik
berdasarkan data yang dikumpulkan untuk itu.

Masalah penelitian harus spesifik, oleh karena itu terdapat


pembidangan masalah dalam penelitian (termasuk penelitian
akuntansi).

(contoh pembidangan masalah akuntansi pada lampiaran 1).

Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk


mendapatkan data dengan tujuan tertentu.

Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.


Metode keilmuan: merupakan gabungan antara pendekatan
rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka
berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris
memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Untuk memperoleh bacaan hasil penelitian dapat diperoleh dengan
menelusuri sumber sumber informasi/bacaan diantaranya:

1
1. Media Elektronik (contoh beberapa web lampiran 12 &13)
2. Majalah/Jurnal Ilmiah (JRAI, Bunga Rampai Kajian teori
keuangan)

Karakterisitik penelitian ilmiah (Sekaran, 2000):


a. Purposiveness (memiliki tujuan yang jelas)
b. Rigor ( Menggunakan landasan teori dan pengujian Data
yang relevan)
c. Testability (Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari
telaah atau berdasarkan Pengungkapan data)
d. Replicability ( meiliki kemampuan untuk dirplikasi/diuji ulang)
e. Precision & Confidence(Memiliki dataakurat sehingga
hasilnya dapat dipercaya)
f. Objectivity (Menarik kesimpulansecara objective)
g. Generalizability (Temuan penelitian dapat digeneralisasii)
h. Parsimony(Menjelaskan fenomena atau masalah yang diteliti
secara sederhana tapi jelas).

B. JENIS PENELITIAN / RESEARCH

Jenis penelitian dapat dikelopokkan berdasarkan (Husey dan Hussey ,


1997):
1. Tujuan
2. Proses
3. Logika Penelitian
4. Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan tersebut

1. Berdasarkan tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi:


a. Penelitian eksploratif
b. Penelitian deskriptif
c. Penelitian analiitik
d. Penelitian prediktif

2. Berdasarkan Proses penelitian dapat dibedakan menjadi:


a. Kuantitatif
b. Kualitatif

3. Berdasarkan Logika penelitian dapat dibedakan menjadi:


a. Penelititan induktif
(Penelitian yang dalam hal ini teori disusun dari observasi
realitas empirik)

2
b. Penelititan deduktif
(Penelitian dalam hal ini struktur konseptual/teoritik disusun
kemudian diuji secara empirik)

5. Berdasarkan Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan


tersebut, penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian dasar
b. Peneilian terapan

1. Penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan untuk


menambah pengetahuan atau pemahaman tentang suatu
masalah tertentu dan untuk membangun teori berdasarkan hasil
penelitian tersebut tanpa mempedulikan apakah hasil penelitian
tersebut akan berguna untuk memecahkan masalah praktis atau
tidak.

Contoh penelitian dasar:

i. Masalah akuntansi manajemen


Masalah : Apakah sistem informasi internal yang memberikan
informasi mengenai usulan anggaran bawahan, tingkat anggaran,
dan kinerja sesungguhnya rekan sekerja berpengaruh terhadap
kinerja bawahan?(Fisher et al, 2002)

j. Masalah akuntansi keuangan


Masalah: Apakah pengumuman dividen akan berpengaruh
secara negatif terhadap harga saham pada waktu exdividend
day? (Pujiono, 2002)

2. Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan


untuk menerapkan hasil penemuan guna memecahkan masalah
tertentu yang sedang dialami suatu organisasi.

3
Contoh penelitian terapan:

1. Masalah akuntansi manajemen


Masalah : Apakah teknik analisis biaya diferensial bisa digunakan
untuk penilaian program promosi kesehatan di tempat kerja pada
perusahaan Kimberly-Clark? (Smith, 1988)

2. Masalah akuntansi keuangan


Masalah: apakah pemberian kredit meningkatkan rentabilitas
ekonomi? (Syamsudin, 1997)

Tugas:
1. Cari 1 hasil penelitian akuntansi yang paling anda sukai dari
majalah ilmiah atau bacaan lain dan tuliskan secara urut
mulai dari judul, penulis, waktu penerbitan, nama majalah,
lembaga penerbit, volume dan nomor majalah!

2. Tuliskan komponen komponen (urutan) dalam artikel tersebut


menurut pengetahuan anda!

3. Identifikasikan artikel penelititan yang anda pilih (1) apakah


merupakan basic research atau applied research
Kriteria Riset Ilmiah dapat dibedakan menjadi (riset metode
ilmiah/saintifik) dan Non Ilmiah (riset metode naturalis)

Riset metode ilmiah menggunakan pendekatan deduksi dalam


proses pengambilan keputusan, sedangkan riset metode naturalis
menggunkan pendekatan induksi.

Hal penting dalam riset metode ilmiah, (Cooper dan Schindler


2001,2003)
1. observasi langsung terhadap fenomena
2. variabel, metode dan prosedur riset didefinisikan dng jelas
3. hipotesis diuji secara empiris
4. mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis saingan
5. justifikasi kesimpulan secara statistik
6. mempuyai proses mebetulkan dirinya sendiri.

4
Perbedaan antara metode saintifik dengan metode naturalis

No metode saintifik metode naturalis


1 menggunakan struktur teori Tidak menggunakan struktur teori

2 Struktur teori digunakan untuk Hipotesis jika ada bersifaf implisit


membangun satu atau lebih tidak eksplisit.
hipotesis
3 melakukan setting artifisial menolak bentuk terstruktur dari
misalnya dgn metode riset, menolak pengaturan riset
eksperimen dengan secara artifisial.
memanipulasi beberapa
variabel

4 Menolak bahwa teori Sejalan dengan konsep grounded


membumi (grounded) di theory (Glaser dan Strous, 1967)
datanya dan berargumentasi dan percaya bahwa cara terbaik
bahwa facts do not speak for untuk menjelaskan dan
themselves membangun teori adalah dengan
menemukan dari data.
5 Membutuhkan pengujian Pengikut grounded theori
secara kuantitatif dan termasuk yang mengembangkan
statistik. metode penelitian eksplorasi tidak
menggunakan data kuatitatif dan
teknik statistik untuk
menyimpulkan hasil yang
diobservasi. Metode naturalis dan
metode eksplorasi bersifat
kualitatif menggunakan data
kualitatif.

Hasil akhir dari suatu penelitian adalah laporan penelitian. Secara


detail laporan penelitian terdiri dari 4-6 bab.

Bab 1 : berisi pendahuluan (dengan sub bab isu riset, motivasi riset,
tujuan riset, dan kontribusi riset)
Bab 2 : berisi kajian teori dan pengembangan hipotesis
Bab 3 : pembahasan metodologinya (dengan sub bab berisi data
dan metode empiris risetnya)

5
Bab 4 : berisi hasil pengujian hipotesisnya
Bab 5 : berisi ringkasan, diskusi, simpulan, implikasi kekurangan
dan saran dari riset.

Langkah langkah riset metode ilmiah


Riset metode ilmiah merupakan riset yang terstruktur dengan langkah
yang jelas dan sistematik
1. mengidentifikasikan isu atau topik dari riset (bab 1)
2. menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa
isu tersebut menarik dan penting untuk diteliti (bab1)
3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab 1)
4. Mengembangkan hipotesis.
Untuk mengembangkan diperlukan teori dan hasil riset
sebelumnya (bab 2)
5. Merancang riset (bab 3)
6. Mengumpulkan data (bab 3)
7. Menganalisis data dan menguji hpotesis (bab 4)
8. Membuat ringkasan (bab 5)
9. Menunjukan keterbatasan dan kendala riset (bab 5)
10. Mengusulkan perbaikan riset berikutnya. (bab 5)

Desain riset (Cooper dan Schindler, 2001,2003):


1. Penelitian eksploratori
2. Penelitian descriptive
3. Penelitian explanatory/Hipotesis
4. Penelitian prediksi (predictive)

6
Proses Penelitian :

Sumber masalah:
Empirik / obsevasi
Teoritik/telaah pustaka

Perumusan Kerangka Perumusan Rancangan


Masalah Teoritik Hipotesis Penelitian

Pengumpulan,
Pengolahan dan
Analisis Data

Deduksi apakah
hipotesis teruji,
apakah masalah
terjawab

7
METODE DAN RISET PENELITIAN

Salah satu komponen riset adalah penggunaan metode ilmiah,


sehingga metode riset dapat dilaksanakan dengan relatif mudah dan
terarah. Beberapa teks book menyebutkan bahwa metode ilmiah
identik dengan desain ilmiah. ((Sevilla, 1988), (Emory, 1994), (Natsir,
1988)).

Metode Riset dapat dibagi atas (Umar, 2001):


1. Penelitian Dasar atau Murni
2. Penelitian Terapan atau Pengembangan

Metode Penelitian diantaranya (Umar, 2001):


1. Metode Sejarah
Riset sejarah menghendaki data bersumber dari data primer
yaitu dokumen dan peninggalan. Sumber data sekunder
digunakan apabila data primer tidak ditemukan

Pusat perhatian peneliti sejarah dalam membuat laporan


penelitian diarahkan pada masalah mekanis dokumentasi,
masalah logis pemilihan data penyusunan topik dan masalah
filosopfi penafsiran.

Tugas penulisan data sejarah diarahkan pada beberapa aspek


seperti penguasaan bahan, pembuatan bagan, seni, narasi,
dramatisasi dan lain-lain.

2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif bertujuan untuk mengggambarkan sifat
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang


menyangkut sesuatu pada waktu berlangsungnya proses riset
(Gay, 1976)

8
Jenis metode deskriptif (Cnsule, 1988):
a. Studi Kasus
b. Survey
c. Riset Pengembangan :
Terdiri dari metode longitudinal dan metode cross sectional.
d. Riset Lanjutan (Follow-up study)
e. Riset Dokumen (Content Analysis)
f. Riset kecenderungan (Trend Analysis)
g. Riset Korelasi (Correlational study)

3. Metode Eksperimen
Sudjana, 1980 mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam
desain ini adalah replikasi, randomisasi dan kontrol lokal.
Konsep eksperimentasi menurut Ary (1972) dapat
disederhanakan menjadi 3:
- Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
- Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah konstan
- Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel
terikat dapat diamamti atau diukur.

4. Metode Kausal-Komparative (Ex Post Facto)


Gay, 1976 menyampaikan bahwa penelitian ini berjalan dengan
cara menentukan akibat lalu menemukan sebab.

Kerlinger, 1976 berpendapat bahwa penelitian ini merupakan


pencarian empirik yang sistematik dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi
atau karena sifatnya tidak dapat dimanipulasi.

Pendekatan Ex post facto setelah kejadian pada awalnya


mengamati akibat dan kemudian mencoba menentukan sebab,
sedangkan dalam penelitian eksperimen pada mulanya
menciptakan sebab, secara sengaja membuat kelompok
berbeda dan kemudian mengamati akibat perbedaan itu pada
variabel terikat.

9
5. Metode Partisipatoris
Prinsip metode ini diantaranya: memiliki implikasi ideologi,
memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,
melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset.

Desain Riset
Desin riset merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelititan yang ciri-cirinya adalah
(umar, 2001)

a. Desain dalam merencanakan penelitian


Pemilihan desain biasanya dimulai ketika peneliti sudah
merumuskan hipotesisnya. Desain untuk perencanaan
penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian
sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian
hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan.

b. Desain dalam melaksanakan penelitian


Suchman, yang dikutib Natsir (1988), desain dalam
pelaksanaan penelitian dibagi atas 4 macam yaitu:
- Desain sampel
- Desain instrumen
- Desain analisis
- Desain administrasi

Jenis Desain Riset, menurut Selltiz, et al (1964), dikutip dalam Umar


(2001),
1. Desain Eksploratori
2. Desain Deskriptif
3. Desain Kausal

10
Etika dalam Penelitian
Etika memberikan batasan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan, apa yang dianggap bermoral dan apa yang tidak.

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti (Neuman, 2003, Mason, 1996):
1. Plagiarisme : tindakan mengutip ide orang lain tanpa
mengakui/menyebutkan sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam
dunia akademik

2. Manipulasi penelitian : Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan,


mengarang, atau menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan
penelitti. Atau melaporkan desain studi yang tidak sesuai dengan
kenyataan ybs.

3. Identitas Pribadi dari Pelaku/Objek Penelitian : Identitas pribadi pelaku


pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan demi melindungi karier,
pergaulan, privasi maupun status sosial ybs.

4. Akses ke Objek penelitian: Jika objek yang diteliti menyangkut properti


pribadi, maka izin dari pemilik properti diperlukan demi menghormati hak
milik orang lain.

Dalam hal ini ada 2 jenis penelitian yakni covert study dan Overt study.
Covert study adalah penelitian yang dilakukan dengan merahasiakan
status peneliti dan aktivitas penelitian itu sendiri terhadap pelaku/objek
penelitian dengan tujuan memperoleh data yang lebih ilmiah.
Overt study penelitian yang dilakukan dengan atas sepengatahuan
pelaku/objek yang diteliti.

5. Independensi Penelitian. Peneliti harus menjaga independensinya sebagai


wujud pertanggungjawaban profesionalnya.

6. Pelecehan terhadap Pelaku dari Objek Penelitian. Peneliti harus dapat


menghindari pelecehan, baik disengaja maupun tidak terhadap pelaku dari
objek yang diteliti.

Gambar induktivisme, (Mathews and Perera, 1996)

Mendapatkan fakta Hukum universal Prediksi dan


melalui observasi dan teori Penjelasan
generalisasi penalaran
(penalaran induktif) deduktif

11
DEDUKSI DAN INDUKSI

Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat


diterima. Argumen memungkinkan periset untuk menjelaskan,
mengintepretasikan, mempertahankan, menentang dan mencari
arti lebih lanjut (Cooper dan Schindler, 2003).

Dua bentuk proses argumentasi yang digunakan dalam riset


adalah deduksi dan induksi.

Pendekatan saintifik menggunakan struktur teori untuk


membentuk hipotesis dan kemudian menggunakan fakta atau data
empiris untuk menguji hipotesis dan untuk mendapatkan
kesimpulan atau konsklusi. Proses mengambil kesimpulan melalui
pengujian hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut
sebagai proses deduksi dan metodenya disebut dengan metode
deduktif serta riset yang menguji hipotesis disebut riset deduktif.

Deduksi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan


hasil analisis data. Urutan proses riset dari pendekatan deduktif
adalah:
a. membangun hipotesis berbasis struktur teori
b. mengumpulkan fakta atau data empiris
c. menggunakan data untuk menguji hipotesis
d. mengambil kesimpulan (memeberikan argumen).

Pendekatan naturalis menggunakan data untuk mengambil


kesimpulan tanpa menggunakan hipotesis (let the data speak for
themselves). Pada pendekatan ini jika hipotesis harus digunakan,
umumnya hipotesis dibentuk dari data yang diobservasi dan
dikumpulkan terlebih dahulu. Proses pembentukan hipotesis
berdasarkan data yang ada dan pengambilan keputusan seperti ini
disebut proses induksi dan metodenya disebut metode induktif serta
riset disebut riset induktif.

Pendekatan induksi didefinisikan sebagai proses mengambil


kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada
satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.

12
TOPOLOGI DATA

Menurut Websters New World Dictionary, data adalah things known


or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap diketahui artinya sesuatu yang sudah terjadi merupakan
fakta (bukti), dengan demikian data dianggap mempunyai dua arti:

1. suatu pernyataan (statement) tentang sesuatu yang sudah terjadi


akan tetapi belum diketahui (belum dilaporkan), sering disebut
sebagai hipotesis.

2. suatu pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa terjadi


bisa juga tidak disebut ramalan (forecasting).

Contoh :
Seseorang ditanya berapa umurnya, dan menjawab umurnya 40
th data.
Kepala BULOG menganggap bahwa persediaan beras cukup
data

Karena anggapan atau asumsi dapat benar dapat juga salah, maka
apabila akan dipergunakan untuk membuat keputusan, anggapan
yang berupa hipotesa harus diuji terlebih dahulu dengan jalan
mengumpulkan data serta menggunakan criteria tertentu.

Suatu riset sering dilakukan untuk menguji hipotesis atau anggapan


yang mungkin benar mungkin juga tidak. Angapan yang salah
akan menghasilkan keputusan yang salah.

Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau


persoalan. Data penduduk memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau persoalan penduduk misalnya tentang jumlahnya,
perkembangannya, pendidikannya, penyebarannya menurut daerah,
pendapatan yang menggambarkan standart hidup.

Data merupakan alat bagi pengambil keputusan untuk dasar


pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan. Keputusan yang
baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang baik (jujur,
pandai dan berani membuat keputusan yang obyektif), dimana
keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik.

13
Data yang baik ialah data yang bisa dipercaya kebenarannya
(reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau
bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara
menyeluruh.

Data berguna untuk:


1. mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu
keadaan atau persoalan
2. membuat keputusan atau memecahkan persoalan.

Apa hubungan antara data dan riset?

Riset pada dasarnya adalah usaha mencari data yang akan


dipergunakan untuk mengetahui sesuatu atau untuk menguji suatu
hipotesa, serta untuk memecahkan suatu persoalan tertentu.

Data adalah bahan baku riset

Data dapat terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni data mentah,


data diolah dan data hasil analisa. Data hasil analisa mempunyai
peringkat paling tinggi Karena langsung dapat digunakan untuk
membuat keputusan.

Menurut sifatnya data terbagi menjadi :


1. data kualitatif : yaitu data yang tidak berbentuk angka, misalnya:
Jakarta Fair sepi, keamanan mantap, harga stabil, karyawan
bersemangat, penjualan menurun dll

2. data kuantitatif : yaitu data yang berbentuk angka,


misalnya hara beras Rp 3000/kg, karyawan yang tidak
bersemangat hanya 10%, rata-rata gaji/upah karyawan Rp
1.500.000/bulan, produksi padi mencapai 20 juta ton/bulan.

Menurut sumber, data terbagi menjadi:


1. data internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut.
Misalnya : jumlah karyawan, jumlah modal, jumlah produksi,
kebutuhan bahan mentahnya dll.

14
2. data external yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan factor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil
kerja suatu organisasi.
Misalnya daya beli masyarakat mempengaruhi penjualan
perusahaan, bantuan luar negri akan mempengaruhi hasil
pembangunan suatu negara dll.

Menurut cara memperolehnya data terbagi menjadi:


1. data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya.
Misalnya Uniliver ingin mengetahui konsumsi margarine blue
band langsung menghubungi rumah tangga, BPS untuk
memperoleh data harga langsung menghubungi pasar dll

2. data sekunder : yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang


sudah berupa publikasi. Data sudah dikumpulkan oleh
pihak/instansi lain. Misalnya suatu perusahaan (departemen)
ingin mengetahui data penduduk, pendapatan nasional, Indeks
harga Konsumen dari BPS, data perbankan dari BI, dll

Menurut waktu pengumpulannya, data terbagi menjadi:


1. Data cross section ialah data yang dikumpulkan pada suatu
waktu tertentu (at appoint of time) untuk menggambarkan
keadaan & kegiatan pada waktu tersebut.

Analisa yang didasarkan atas data cross section disebut analisa


cross section yang sifatnya statis, oleh Karena itu tidak
memperhitungkan perubahanperubahan yang terjadi, yang
disebabkan oleh perubahan waktu

2. Data berkala (time series data) adalah data yang dikumpulkan


dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu
kejadian/kegiatan selama periode tersebut.

Misalnya perkembangan uang beredar, perkembangan harga 9


macam bahan pokok , perkembangan penduduk dll.

Menurut kondisi hubungan/ketergantungan dengan variabel lain,


data dikelompokkan menjadi
1. data/variabel terikat : data/variabel yang tergantung pada data
variabel lain.

15
2. data/variabel bebas: data/variabel yang tidak tergantung pada
variabel lain.

Misalanya adalah data hasil penjualan suatu produk tergantung


oleh harga, promosi, distribusi dan produk itu sendiri. Data hasil
penjualan merupakan variabel terikat sedangkan variabel harga,
prpmosi, distribusi dan produk itu sendiri adalah variabel bebas.

Data dapat dipisahkan menurut Skala. Skala merupakan suatu


prosedur pemberian angka atau symbol lain kepada sejumlah ciri
suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri
tersebut. Berdasarkan skala data dapat dipisahkan menjadi:

1. Skala Nominal
Skala yang paling sederhana di mana angka yang diberikan
kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan
kategori tersebut terhadap kategori lainnya tetapi hanya sekadar
kode atau label.
Contoh : Jenis kelamin : 1 = pria dan 2 = wanita
Status : 1 = menikah dan 2 = tidak menikah

2. Skala Ordinal
Skala ini mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke
tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang
tidak harus sama.

Contoh ; Nilai ujian 5 mahasiswa diurutkan dari yang paling besar


ke yang paling kecil sbb:

Nama Mahasiswa Nilai Ujian Nilai Prestasi


Dania 95 A
Angga 78 B
Gagah 72 C
Robi 59 D
Ratna 40 E

Merubah nilai ujian ke nilai prestasi, misalnya mempunyai kaidah


sebagai berikut:

Jarak antara 85 100 adalah A


Jarak antara 76 84 adalah B
Jarak antara 68 75 adalah C
Jarak antara 56 67 adalah D
Jarak antara 0 55 adalah E

16
Kaidah di atas terlihat bahwa jarak interval tiap nilai prestasi bisa
tidak sama.

Jika bobot pada skala ordinal tidak diperhatikan, ia akan


menjadi skala nominal sehingga dapat disimpulkan bahwa skala
ordinal dapat berperan sebagai skala nominal tetapi tidak
sebaliknya, skala nominal tidak dapat berperan sebagai skala
ordinal.

3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang
memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan
obyek lainnya adalah sama.

Contoh: nilai prestasi yang telah ditransfer dalam bentuk huruf A, B,


C, D dan E selanjutnya diberi bobot masing-masing 4, 3, 2, 1 dan 0
sehingga interval A dan C sama dengan interval C dan E atau
interval A dan B sama dengan interval D dan E. Tetapi ada ciri lain
yaitu tidak adanya titik 0. Misalkan jika bobot A = 4 diubah menjadi A
= 0 bukan berarti bahwa nilai prestasi B, C, D dan E juga menjadi 0,
tetapi dapat berubah menjadi berturut-turut 1, -2,-3 dan 4.

Jika jarak interval pada skala ini tidak diperhatikan, skala ini
bertindak sebagai skala ordinal. Jasi skala interval dapat bertindak
sebagai skala ordinal dan skala nominal.

4. Skala Ratio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas ditambah
dengan sifat lain yaitu bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol.
Karena adanya titik 0 inilah maka ukuran rasio dapat dibuat dalam
perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan
ukuran yang sebenarnya dari obyek yang diukur.

Contoh Agus Salim dan Budi Wasito adalah dua orang karyawan PT
Maju yang masing-masing bergaji Rp 2000.000 dan Rp 5.000.000.
Hitungan ukuran rasionya ; gaji Budi Wasito adalah 2,5 kalilipat gaji
Agus Salim. Gaji ini mempunyai titik nol (misalnya perusahaan tidak
menggaji pegawainya karena bangkrut, artinya kedua karywan
bergaji Rp 0).

17
TEKNIK SAMPLING
(teknik pengambilan sampel)

Populasi kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu


yang ingin diselidiki oleh peneliti.

Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh
informasi tentang populasi. Oleh karena itu sejak awal perlu
mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat.

Contoh :
populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah
para akuntan.
Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah
siswa SMU dll

Elemen suatu anggota tunggal dari populasi.


Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan,
maka setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari
populasi.

Sampel beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari


populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari
populasi. Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan
sampel.

Sampel (contoh) penting dalam penelitian berkaitan dengan


kredibilitas dan mutu penelitian serta biaya penelitian yang harus di
bayar.

Mengapa dalam penelitian digunakan sampel (contoh) dan


apakah sampel dapat dikatakan mewakili seluruh populasi?

Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :


Seluruh Populasi Teknik sensus membutuhkan biaya yang
sangat besar/mahal (tenaga pencacah dan waktu yang lama).

Teknik sensus tidak luwes dan tidak praktis untuk pengambilan


keputusan terbatas.

Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:

18
Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat
(accuracy) dan tepat (precission).

Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak


akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang
tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat
mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh
karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran
standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan
kesalahan pengambil sampel.

Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling)


yang sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.

Sampling adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi


yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari
sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk
untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh
anggota populasi.

Kategori Sampling Probability Sampling dan Non


probability sampling

Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang


menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure populasi dipilih
sebagai anggota sampel.

Sampling Probability meliputi sample random sampling,


systematic sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, area sampling dan duble sampling

Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel


yang tidak menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure
poppulasi dipilih sebagai anggota sampel

Sampling Non Probability meliputi canvebience sampling,


judgement sampling, quota sampling dan snowball sampling.

19
Ukuran sampel

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel


selain metode pengambilan sampel di atas adalah tingkat ketepatan
(precision) dan tingkat kepercayaan (confidence) sampel.

Ketepatan (precision) mengacu pada seberapa dekat estimasi


peneliti berdasarkan sampel yang terpilih terhadap karakteristik
yang sebenarmya dari populasi.

Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan


sebuah sampel. Confidence level 95%-99%. Semakin tinggi
Condidence level semakin dapat dipercaya data tersebut. (100 - CL
= 1%-5%) adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.

Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus


slovin (1960) yang dikutip sevilla (1994) sbb:
N
n=
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau
diinginkan, misalnya 2%

misalnya:

Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence


level 98% berapa sampel yang harus diambil = 1905. Apabila CL
diturunkan menjadi 95% berapa jumlah sampelnya = 380.9 dst.

Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL


semakin sedikit sampelnya.

Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu


memperhatikan pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe
dalam Sekaran (2000), yaitu:

20
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian
adalah 30 < n < 500

2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa subsampel (laki-


laki/perempuan, senior/yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30

3. Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah


sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari
jumlah variabel dalam penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan


pengendalian ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.

Kekeliruan Sampling

Kekeliruan sampling
Terjadinya kekeliruan pada saat menelaah sampel, misalnya
dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil

Kekeliruan Tak sampling


Kekeliruan jenis ini sering timbul dalam suatu riset antara lain
karena populasi yang tidak jelas, pertanyaan-pertanyaan yang
tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak seluruhnya
didapat.

Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan


desain/metode penelitian yang digunakan (Gay, 1976):
Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk populasi yang
relatif kecil minimal minimal 20%.
Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
Metode eksperimental, minimal 15 subyek

Penggunakan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi


populasi dan keadaan lain yang berkaitan.

Kelebihan dan kekurangan desain sampling

21
Desain Penjelasan Kelebihan Kekurangan
sampling
A. Probability Sampling
Seluruh elemen Kemampuan Tidak seefisien
dalam populasi generalisasi stratified
diperhitungkan hasil sampling
dan tiap elemen penenmuan
Simple mempunyai tinggi
random kesempatan yang
sampling sama untuk
terpilih sebagai
objek

Setiap elemen ke Mudah Dimungkinkan


n dari populasi dilakukan bila terjadinya bias
dipilih, mulai dari kerangka sistematik
Systematic anggota tertentu populasinya
sampling dalam kerangka tersedia
populasi

Stratified Populasi dibagi Paling efisien Stratified harus


random ke dalam di antara memiliki arti
sampling kelompok tertentu semua desain tertentu lebih
kemudian subyek probabilitas memakan waktu
diambil: semua dibandingkan
kelompok dengan simple
dalam proporsi terwakili random sampling
a. Propor jumlahnya kerangka
-sionate jumlah yang
sebenarnya dan populasi untuk
perbandingannya. tiap
kelompok/strata
diperlukan.
b. Dispropor
berdasarkan
-sionete
criteria selain
jumlah populasi
sebenarnya.

Cluster Kelompok yang Dalam cluster Paling kurang


sampling anggotanya geografis , dapat diandalkan

22
Desain Penjelasan Kelebihan Kekurangan
sampling
heterogen biaya & kurang efisien
ditentukan dulu, pengumpulan diantara desain
kemudian dipilih datanya probabilitas
secara acak dari rendah lainnya karena
tiap kelompok : sub-sub dari
semua anggota kelompok lebih
dari tiap keompok cenderung
yang dipilih homogen
secara acak daripada
dipelajari heterogen.

Cluster sampling Biayanya Memakan waktu


dalam suatu efektif, untuk
daerah/lokasi berguna untuk mengumpulkan
Area tertentu keputusan data dari suatu
Sampling yang lokasi.
berhubungan
dengan lokasi
tertentu
Sampel atau sub Menawarkan Original bias
sampel yang infomasi yang individu mungkin
Double
sama diteliti dua lebih rinci tidak senang
sampling
kali dalam topik merespon untuk
penelitian kedua kali
B. Non Probability Sampling
Anggota populasi Cepat, Tidak dapat
yang paling mudah, tidak digeneralisasikan
Convenience
mudah ditemui mahal sama sekali
sampling
dipilih sebagai
subyek
Subyek dipilih Kadang Kemampuan
berdasarkan merupakan generalisasinya
keahlian dalam satu-satunya dipertanyakan,
Judgment
bidang diteliti cara untuk tidak dapat
sampling
menyelidiki digeneralisasikan
ke seluruh
popolasi
Subyek dipilih Sangat Tidak dapat
Quota
yang paling berguna bila digeneralisasikan
sampling

23
Desain Penjelasan Kelebihan Kekurangan
sampling
mudah ditemui partisipasi dengan mudah
dari kelompok kelompok
yang ditargetkan minoritas
berdasar jumlah diperlukan
kuota yangtelah dalam suatu
ditentukan penelitian
sebelumnya
Memilih unit yang Hanya untuk Keterwakilan dari
karakteristiknya penerapan karakteristik
jarang, unit yang sangat yang jarang tidak
Snowball
selanjutnya khusus terlihat dalam
sampling
ditunjukkan pemilihan
responden sampel
sebelumnya
Sumber : sekaran (2000) dan Davis & Cosenza (1993)

24
METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

A. Kerangka Teoritik dan Pengukuran Construct (Variabel)

Bagaimana variabel diukur ??

Berbagai obyek dapat diukur dengan mudah :


Misalnya :
Berapa tinggi badan saudara?
Berapa lama saudara telah bekerja?
Apa jabatan saudara ?
Berapa usia saudara ?
Jawaban pertanyaan diatas : memiliki alat pengukuran yang sesuai
dan obyektif.

Bagaiman apabila pertanyaan :


Bagaimana perasaan (feelings) anda setelah mengikuti kegiatan
ini ?
Bagaimana sikap (attitudes) mahasiswa gunadarma terhadap
perubahan proses pembelajaran?
Bagaimana persepsi (perceptions) mahasiswa terhadap
pengajarnya?

Pertanyaan diatas sukar untuk dijawab dan diukur karena bersifat


abstrak.

Salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi karakteristik yang


abstrak dari konsep-konsep seperti motivasi, keterlibatan
(involvement), kepuasan (Satisfactions), perilaku konsumen (consumer
behavior) dll.

Misalnya :
Konsep kecenderungan perilaku konsumen dalam pembelian bersifat
abstrak. Tetapi kita dapat menduga kecenderungan perilaku tersebut
dari apa yang akan dilakukan konsumen.

Misalnya :
Apakah konsumen tersebut mengatakan hal-hal positif mengenai
produk atau merk kepada orang lain ?

25
Apakah konsumen merekomendasikan produk/merk tersebut
kepada orang yang meminta pendapatnya?
Apakah mendorong teman-temannya atau kenalannya untuk
membeli produk tersebut?
Apakah akan tetap memilih produk tersebut apabila harganya
dinaikkan?

Dengan demikian kita dapat mengukur kecenderungan pembelian


konsumen melalui indikator-indikator tersebut walaupun contruct
kecenderungan perilaku konsumen tersebut bersifat abstrak.

Pengertian Pengukuran variabel

Pengukuran variabel (jika dipahami dari sisi variabel) adalah proses


menghubungkan konsep dengan fakta empirik (realitas). Jika
dipahami dari sisi fakta, pengukuran variabel adalah pemberian
bilangan atau simbol pada peristiwa empirik menurut aturan yang
ditetapkan.

Misalnya
Aturan : P untuk pria dan W untuk Wanita
Aturan : Beri 5 untuk sangat setuju
Beri 4 untuk setuju
Beri 3 untuk netral
Beri 4 untuk tidak setuju
Beri 4 untuk sangat tidak setuju

Pengukuran variabel lebih berguna untuk variabel yang bersifat


abstrak seperti sikap, motivasi, kinerja dll.

Untuk variabel seperti ini pengukuran tidak dapat secara langsung


terhadap variabelnya, melainkan secara tidak langsung melalui
indikan atau proksi-nya yang bisa diamati. Indikan atau proksi inilah
yang dinamakan sebagai fakta atau realitas.

Contoh :
Untuk membedakan perusahaan yang melakukan perataan laba
dan yang tidak melakukan perataan laba, digunakan proksi
Indeks Eckel (1981), dikutip assih dan Gudono.

26
Kalau ingin mengetahui partisipasi penyusunan anggaran oleh
manajer diperlakukan pengukuran secara tidak langasung melalui
indikan-indikan:
1. Seberapa banyak keterlibatan manajer dalam penyusunan
unsur-unsur anggaran
2. Kepuasan terhadap finalisasi anggaran
3. Seberapa penting pendapat manajer dalam penyusunan
anggaran (Kren, 1992)

Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang bisa menghasilkan


isomorphism yaitu terjadi kesamaan antara realitas atau fakta yang
diteliti dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Sebagai contoh:
Pengukuran variabel partisipasi penyusunan anggaran di atas
terhadap 4 orang manajer digunakan instrumen berskala 7 (1,2,...7).
Sedangkan nilai partisipasi sesungguhnya adalah 1, 3, 6 dan 8.
Pengukuran ini tidak menghasilkan isomorphism, karena terdapat nilai
8 yang tidak ada dalam instrumen pengukur.

Proses pengukuran di atas adalah melalui tahap-tahap


mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional.

Definisi konsep terutama diperlukan untuk pengukuran variabel yang


abstrak atau yang tidak mudah terhubung dengan fakta.

Definisi konsep meliputi definisi konstitutif dan operasional (Kerlinger,


1975).
Definisi konstitutif adalah mendefinisikan konsep dengan
konstruk lain.
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap
konstruk atau variabel dengan memspesifikasikan kegiatan atau
tindakan yang dperlukan peneliti untuk mengukur atau
memanipulasinya.

terdapat dua definisi operasional dapat diketahui adanya


dua macam definisi yakni : definisi operasional pengukuran
dan definisi opersional eksperimental.

27
Contoh :
Definisi konstitutif partisipaisi:
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh
keterlibatan manajer di dalam menyusun aanggarannya sendiri (Milani,
1975).

Definisi operasional partisipasi:


Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan pemeringkatan diri
(self-rating) manajer pada skala pengukur tujuh point terhadap 6 unsur
partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, revisi anggaran,
diskusi dengan atasan atas inisiatif manajer, diskusi dengan atasan
atas inisiatif atasan manajer, penyusunan anggaran final dan
kontribusi manajer (Milani , 1975)

Definisi Operasional Eksperimental:


Definisi information asymetry oleh fisher et al (2002)

Fisher et al mendefinisikan variabel tersebut sebagai tahu tidaknya


subyek eksperimen (bertindak sebagai bawahan) atas usulan dan
tanggapan usulan anggaran bawahan lain, tanggapan anggaran
supervisor (subyek ekspermen lain) kepada bawahan lain, dan jumlah
anggaran final bawahan lain dan kinerja selama sesi negosiasi.

Fisher et al menguraikan rincian tindakan dalam memanipulasi


variabel tersebut dengan membagi subyek eksperimen ke dalam
subyek yang memiliki information asymetry rendah dan subyek yang
memiliki information asymetry tinggi.

Tingkat ukuran variabel

Terdapat 4 tingkat ukuran yaitu:


Ukuran Nominal
Ukuran Ordinal
Ukuran Interval
Ukuran Ratio

28
B. Instrumen Pengukur Variabel

Apakah instrumen pengukur variabel ?

Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan


mengumpulkan informasi baik secara langsung (data primer) maupun
tidak langsung (sekunder, tertier).

Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan


secara langsung dengan berbagai cara yang antara lain melalui teknik
wawancara (baik secara langsung maupun telepon), survey
pengamatan dan angket.

Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung


para responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang
diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat
si responden).

Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan


yang diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh
pencacah untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat
dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.

Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden


mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara
teknik angket dan survey terletak pada penentuan responden yang
memang tidak akan sama).

Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial


yang melibatkan banyak orang membutuhkan instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam pengumpulan informasi dari responden.

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan


untuk memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari
para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.

Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak


akan bisa digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap
penelitian memiliki ke-khas-an penelitian tersendiri.

Kegunaan instrumen penelitian:

29
1). Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden,
2). Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
3). Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staff peneliti.

Instrumen pengukur variabel (instrumen) biasanya digunakan dalam


berbagai desain penelitian, kecuali dalam event studi, content analysis
dan sosiometri, karena ukuran variabel sudah berfungsi sebagai
instrumen.

Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala
(kerlinger, 1973).
Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan
pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian
bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul
dari stimuli tersebut. (contoh: projective test, intelegence test,
aptitude test dll).

Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang


sedemikian sehingga dengan simbol atau bilangan tersebut dapa
diberikan berdasarkan suatu aturan kepada individu atau
perilakunya yang sedang diukur.
dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden
menjawab, skala dapat digolongkan ke dalam skala penilaian,
skala pemeringkatan

C. Kriteria Instrumen yang baik

Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun


eksternalnya.

Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat


atau pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan.

Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan


digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau
peristiwa lain.

Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects,


maturity effect, testing effect, instrumentation effects, selection effects,
statistical regression, dan mortality. Ancaman yang mempengaruhi
validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan
perbedaan subyek penelitian.

Bagaimana membuat instrumen yang baik ??

30
1. Kriteria instrumen yang baik (Sevilla 1988),
Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Reliabilitas
menunjukkan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu
instrumen pengukur.

Validitas
Adalah ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila memiliki kemampuan mengukur apa yang
seharusnya diukur.

Tiga macam Validitas Pengukuran

Macam Validitas Pengertian


Content validity Kemampuan butir-butir pernyataan dalam
instrumen mewakili semua unsur dimensi konsep
yang sedang diteliti
Construct validity Kesesuaian instrumen dengan teori tentang
konsep yang diteliti.

a. Convergent validity Tingkat korelasi antara dua instrumen pengukur


konsep yang sama

b. Discriminat validity Kerendahan tingkat korelasi instrumen dengan


konsep yang diprediksi secara teori tidak
berkorelasi
Criterion related validity Kemampuan instrumen memprediksi criterion
vriabel.

a. Predictive validity Kemampuan instrumen memprediksi criterion


variable asa datang

b. Concurrent validity Kemampuan instrumen memprediksi criterion


variable yang diukur pada waktu yang sama
dengan variabel yang diteliti (instrumen dapat
membedakan individu yang diketahui memang
berbeda

Sensitivitas

31
Adalah sebagai kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah
penelitian. (biasanya terpenuhi bila derajat validitas dan
reliabilitas instrumen tinggi)

Obyektivitas
Adalah derajat pengukuran instrumen bebas dari pendapat
penilaian subyektif, bebas dari bias, dan perasaan orang-
orang yang menggunakan tes.

Fisibilitas
Berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan, penggunaan
sumberdaya, dan waktu.

2. Langkah penyusunan instrumen (Suharsimi, 1993)


Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat
dari judul).
Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub
variabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
Misalnya : variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau
pendapat para ahli kepuasan kerja seorang karyawan
ditentukan oleh lima sub variabel yaitu: kepuasan terhadap
mutu pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan dengan
rekan sekerja dan gaji.
Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-
indikator jika ada.
Misalnya : sub variabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok,
tunjangan dan insentif
Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator
jika ada.
Misalnya : untuk indikator insentif sub indikator: insentif
finansial dan non finansial.
Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi
komponen terkecil, maka komponen ini dijadikan sebagai
butir-butir pertanyaan dan sebaiknya tersusun menurut
hierarki agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya
Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada
gilirannya akan ditempatkan pada lembaran instrumen
seperti angket (kuesioner).

32
3. Metode /Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan jembatan yang


menghubungkan peneliti dengan dunia sosial yang ditelitinya.
Melalui metode yang dipilih, peneliti dapat mengumpulkan
berbagai data yang diperlukan guna menjawab research
questions yang ada.

Jenis data dilihat dari cara memperolehnya:


A. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.

Data primer umumnya berupa :


- Karakteristik demografi atau sosioekonomi
- Sikap atau pendapat
- Kesadaran atau pengetahuan
- Minat
- Motivasi
- Perilaku

B. Data Sekunder
Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.

Data sekunder terdiri dari;


- Data sekunder internal suatu organisasi (terutama untuk
penelitian terapan atau studi kasus).
- Data sekunder eksternal yang dipublikasikan

Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan peneliti:( Efferin,


2004)
3.1 Wawancara (interview)
3.2 Kuesioner (questionnaire)
3.3 Dokumentasi (documentations)
3.4 Observasi (observation)

33
3.1. Wawancara (interview)
Wawancara dapat dilakukan dengan seorang atau sekelompok
orang dan pastikan bahwa mereka adalah orang atau
sekelompok orang yang kompeten,

Jenis wawancara :

- Structured interview
Peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan sehingga jawaban
object telah terstruktur dan diatur sistematis.

Cocok untuk wawancara terhadap responden yan banyak


jumlahnya serta peneliti dan responden mempunyai waktu sangat
terbatas.

Yang menjadi pertanyaan (yang ingin diketahui peneliti) bersifat


teknis semata, sehingga tidak diperlukan adanya investigasi
secara lebih mendalam.

- Unstructured interview
Wawancara dilakukan peneliti tanpa mempersiapkan daftar
pertanyaan terlebih dahulu.

Cocok apabila responden jumlahnya tidak banyak.

Materi yang ingin diketahui peneliti adalah materi yang


memerlukan pendapat pribadi, atau sesuatu yang memelukan
klarifikasi dan investigasi lebih jauh, sehingga peneliti
memerlukan berbagai pertanyaan pendahuluan (preliminary
questions) terhadap setiap responden yang bentuknya antara
satu responden dengan yang lainnya berbeda.
Fungsi preliminary questions adalah untuk membuka komunikasi
(ice breaking) serta mempersiapkan responden terhadap
pertanyaan utama yang akan dilakukan setelah peneliti
mendapatkan respon dari preliminary questions.

Meskipun tidak mempersiapkan terlebih dahulu daftar


pertanyaan, peneliti harus tetap mempersiapkan kerangka tujuan
interview yang hendak dicapai.

34
--Semi-structured interview
Teknik ini merupakan gabungan dari dua teknik di atas. Peneliti
mempersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya, namun dalam
pelaksanaan wawancara peneliti memberikan kebebasan kepada
responden untuk memberikan opini atau pendapat di luar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Cocok bagi peneliti yang respondennya merupakan seorang atau


sekelompok orang yang mempunyai keahlian disuatu bidang
tertentu. Atau peneliti juga mempunyai keinginan untuk menggali
atau melakukan investigasi legih jauh mengenai topik penelitian
dari hasil jawaban responden.

3.2 Questionaire
Merupakan teknik yang paling sederhana. Peneliti perlu
memperhatikan hal -hal : berupaya sedapat mungkin
mempersingkat questionnaire (menanyakan hal yang penting),
kmenggunakan kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
responden.

3.3 Documentation

Dokumentation adalah salah satu metode pengumpulan data


dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan
dokumen yang dimiliki oleh organisasi terpilih sebagai objek
penelititan, atau data dari individu sebagai objek penelititan.

Perlu diperhatikan kemampuan peneliti untuk memilah data yang


relevan, agar terhindar dari masalah informations overload, yaitu
akibat terlalu banyaknya informasi yang terkumpul sehingga tidak
menimbulkan nilai tambah, bahkan menjadi beban, atau
sebaliknya mengakibatkan lack of onformation kondisi dimana
ketercukupan data tidak dapat diraih.

3.4 Observation
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek penelitian. Teknik ini mengharuskan
peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap object
penelitian, tanpa berusaha melakukan intervensi terhadap
keadaan dan kejadian yang sedang berlaku pada objek.

35
Metode pengumpulan data (Umar, 2001):
- Metode pengamatan
- Metode Metode test
- Metode Pertanyaan

Kriteria pertanyaan yang efektif menurut fox yang dikutip Sevilla


(1988) terdiri atas:
a. Kejelasan bahasa yang digunakan
b. Ketegasan isi dan periode waktu
c. Bertujuan tunggal
d. Bebas dari asumsi
e. Bebas dari saran
f. Kesempurnaan dan konsistensi tata bahasa

4. Teknik membuat skala


Skala likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju - tidak setuju,
senang - tidak senang, dan baik - tidak baik. Responden diminta
mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam
jumlah kategori tertentu bisa 3,5,7 (agar dapat menampung
kategori yang netral) atau memasukkan kategori tidak tahu.

Langkah-langkah penyusunan skala likert:


a. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan
diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden


untuk diisi dengan benar.

c. Respons dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan


angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon
yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisiten
nilai angka yang selalu sama.

d. Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai


dalam penelitian, patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi
lengkap oleh responden dan pernyataan responden yang secara
total tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya.

e. Pernyataan pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala


likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi
kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.

36
Skala Guttman
Skala Guttman hanya mengukur satu dimensi dari suatu
variabel yang memiliki beberapa dimensi, selain itu skala
inipun merupakan bentuk skala yang kumulatif.

Skala Guttman mengatakan bahwa suatu atribut universal


mempunyai dimensi satu jika atribut ini menghasilkan suatu
skala kumulatif yang paling tidak mendekati perfek, yaitu jika
semua respon dapat diatur sama seperti pola berikut ini

setuju Tidak setuju


Skor 4 3 2 1 Skor 4 3 2 1
4 x x x x 0 x x x x
3 x x x 1 x x x
2 x x 2 x x
1 x 3 x
0 4

Dalam skala guttman terdapat indikator untuk menujukkan


apakah skala ini dapat digunakan atau tidak. Indikator
adalah tersebut adalah Koefisien Reprodusibilitas dan
Koefisien skalabilitas.

Koefisien reprodusibilitas adalah suatu besaran yang


mengukur derajat ketepatan alat ukur yang dibuat (daftar
pertanyaan) Skalan Guttman menghendaki nilai koefisien
reprodusibilitas > 0.90

Koefisien skalabilitas merupakan skala yang mengukur


apakah penyimpangan pada skala reprodusibilitas masih
dalam batas yang dapat ditaoleli. Skalan Guttman
menghendaki nilai koefisien Skalabilitans > 0.60

Rumus koef. reprodusibilitas Rumus koef skalabilitas

Kr = 1 (e/n) Ks = 1 (e/p)
Kr = koefisien reprodusibilitas
e = jumlah error Ks = koefisien skalabilitas
n = total kemungkinan jawaban e = jumlah error
p = jumlak kesalahan terjadi

37
Contoh Kasus:
1. Susunan pertanyaan:
a. Apakah kebutuhan sosialisasi anda terpenuhi
b. Apakah kebutuhan sandang, pangan, papan anda terpenuhi
c. Apakah kebutuhan aktualisasi anda terpenuhi
d. Apakah kebutuhan akan rasa aman anda terpenuhi
e. Apakah kebutuhan akan penghargaan anda terpenuhi

2. Kumpulan jawaban dan susun dalam skala guttman

Responden Pertanyaan
5 4 2 3 1 Total
A1 X X
A2 X X
A3 X X
A4 X X X X
A5 X X X X
A6 X X X X X
A7 X X X X X
A8 X X X X X
A9 X X X X X
A10 X X X
Total ya 9 8 7 7 6 37
Total error 1 1 1 0 0 3
Kr = 0,94 (skala guttman dapat digunakan krn kr > 0.90)
Ks = 0,64 (skala gutman tidak dapat digunakan krn ks < 0.60)

Cara membuat kuesioner


Komponen inti kuesioner, Emory (1995):
a. Subyek
b. Adanya ajakan
c. Adanya petunjuk pengisian kuesioner
d. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta
tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi
tertutup ataupun terbuka.
Kuesioner sebagai kertas kerja (lihat buku riset akuntansi
Husein Umar, 2001, hal 99)

38
5. Simbol-simbol desain
Simbol dalam sistem informasi akuntansi (liht referensi buku
SIA)

6. Formulir
Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang
untuk diisi, berupa blangko-blangko untuk mencatat suatu
transaksi. Formulir yang telah diisi dan dijadikan arsip
dinamakan dokumen.

Formulir dapat digolongkan berdasarkan tujuan


penggunaannya, misalnya minta dilakukannya tindakan,
bukti permintaan, penawaran dll.

Beberapa dasar merancang formulir (lihat buku riset


akuntansi Husein Umar, 2001, hal 104)

Kapan formulir diperlukan


a. Jika kejadian harus dicatat
b. Jika informasi tertentu harus dicatat berulang kali
c. Jika berbagai informasi yang saling berhubungan
perlu disatukan dalam tempat yang sama
d. Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab
terjadinya transaksi.

Faktor dalam merancang formulir.


a. siapa yang membutuhkan atau yang mendapatkan informasi
dlm formulir
b. adakah formulir lain yang sekarang digunakan memiliki
informasi yang sama
c. elemen apa yang hrs dicantumkan dlm formulir
d. apakah formulir tsb memerlukan tulisan tangan atau
pemrosean mesin
e. apakah formulir tersebut diisi dengan pinsil, tinta, mesin ketik
dll
f. apakah formulir akan diarsip

39

Anda mungkin juga menyukai