Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pengembangan nasional
yang telah dilaksanakan dalam tiga desawarsa terakhir ini menuntun reformasi total
kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi
total tersebut masih adanya keseimbanagan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan Negara-negara
tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagianintegral dari pembangunan nasional. Dalam
UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi . Sedangkan dalam konslisusi organisasi kesehatan duni (WHO)
tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi
tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,
agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.

B. PEMBAHASAN DAN PERUMUSAN MASALAH


1. Pembahasan Masalah
Dalam pembahasan ini dikemukakan beberapa permasalahan pokok sebagai berikut :
a. Peranan tenaga kesehatan masyarakat
Pelaksanaan pelayanan keperawatan
Perannya sebagai pelaksanaan asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok, masyarakat, bagi yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan.
Sebagai Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik dirumah, puskesmas, dan masyarakat secara
terorganisir sehingga terjadi perubahan perilaku dalam mencapai tingkat
kesadaran yang optimal.
Sebagai Pengamat Kesehatan
Melaksanakan monitoring melalui kunjungan rumah, pertemuan
observasi dan pengumpulan data.
Sebagai Pembaharuan
Merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Sebagai Panutan
Tim medis harus dapat memberikan contohnya yang baik dalam bidang
kesehatan tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
Sebagai Pengelola
Diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan badan fungsi dan tanggung jawab
yang diembankan kepadanya.

2. Perumusan Masalah
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu
disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : lingkungan,
perilaku, pelayanan, kesehatan dan keturunan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar siswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara langsung dan komprehensif

meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses Keperawatan (pengkajian,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).

Agar siswa keperawatan bisa menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi dalam masalah

keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjelaskan pengertian dari Osteoartritis.
b. Untuk menjelaskan Etiologi dari Osteoartritis.
c. Untuk menjelaskan patofisiologi Osteoartritis.
d. Untuk menjelaskan manifestasi klinis Osteoartritis.
e. Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari Osteartritis.
f. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis.

D. METODE PENGUMPULAN MASALAH

Adapun metode yang dilakuakan yaitu dengan terjun langsung atau berinteraksi dengan
pasien yang dirawat. Secara personal seperti membantu pasien kekamar mandi, merapikan
tempat tidur pasien. Sedangkan secara umumnya mengukur tekanan darah dan suhu,
menghitung denyut nadi pasien, menggantikan cairan infus yang sudah habis, pengambilan
darah, pemberian obat insulin dan obat injeksi pada pasien, memasukan obat kedalam anus.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambar secara menyeluruh mengenai laporan praktek kerja lapangan
ini, saya menyusun secara sistematis dalam bab-bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, pembahasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan masalah, metode pengumpulan masalah, sistematika
penulisan.
BAB II : Kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit
BAB III : Sekilas tentang Rumah Sakit Royal Prima Medan
BAB V :Penutup yang berisi kesimpulan dan saran
BAB VI:Lampiran yang berisi Activity Daily Leaving.

BAB II

LANDASAN TEORI

Ilmu kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang dalam keperawat dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat.
Ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu kesehatan masyarakat, yaitu:
I. ILMU KEPERAWATAN
Konsep keperawatan dikarakteristik oleh 4 konsep pokok :
1. Manusia
Tingkat kebutuhan manusia meliputi :
Kebutuhan fisiologi
Kebutuhan jasa aman dan keselamatan
Kebutuhan mencintai, dicintai, dan dimiliki
Kebutuhan akan harga diri
Kebutuhan aktualisasi diri

2. Masyarakat
3. Kesahatan
4. Keperawatan

Inti dari keperawatan adalah :


Memberi asuhan keperawatan kepada orang lain
Asuhan keperawatan diberikan kepada inividu, keluarga dan masyarakat.
Merupakan kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
Merupakan pelayanan langsung antara perawat dan pasien.

II. KESEHATAN MASYARAKAT


Masalah kesehatan masyarakat erat kaitanya dengan epidemiologi serta
penelitian. Penelitian tentang faktor penyebab dan alternative kesehatan dan untuk
merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan
pendidikan kesehatan masyarakat. Disamping pengetahuan tentang konsep
tentang kesehatan masyarakat itu sendiri.

III. SOSIAL
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting sekali dikuasai oleh tenaga
kesehatan masyarakat. Apakah itu ditingkat keluarga, masyarakat dengan latar
belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat dan aturan-
aturan yang berlaku dalam masyarakat.

OSTEOARTHIRITIS GENU

A. PENGERTIAN
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim,
IPD,1997).Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoarthritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).

B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air,
dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak
rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang
berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh
osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat
menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan
biomekanik sendi tersebut.

5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang
biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya
terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis)
menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak
matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka
rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi
tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga
merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada
diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium
pirofosfat dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam
hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

C. KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya
yang berhubungan dengan osteoarthritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C
Barbara, 1996 hal 336)

D. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis Askep Osteoarthritis lainnya :
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang


sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua
ini akan menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoarthritis coxae nyeri
dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul
pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan


dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.


E. TANDA DAN GEJALA

1. Nyeri sendi

2. Hambatan gerakan sendi

3. Kekakuan sendi

4. Pembesaran sendi(deformasi)

5. Krepitasi tulang

6. Perubahan gaya berjalan

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai


penyempitan rongga sendi
2. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal

G. PENATALAKSANAAN

1. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik
untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi
4. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
5. Pembedahan; artroplasti.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Lantai 15 Rawat Inap
Tanggal : Jumat, 20 Januari 2017
Waktu : 10:15 WIB
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N

Umur : 65 tahun

Jenis Kelamin :P

Agama : Islam

Alamat : JL. HANDAYANI KOMP PERUM

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Nikah

Diagnosa Medis : Osteoartritis (OA)

No.Register : 07108329

Tanggal Masuk : 10 November 2014


No.RM : 17302

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. S

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin :L

Agama : Islam

Alamat : JL HANDAYANI KOMP PERUM

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Perkawinan : Nikah

Hubungan dengan pasien : Suami

III. DATA SUBYEKTIF :

Pasien mengeluh lima hari sebelum pasien masuk ke Rumah Sakit pasien
merasakan rasa nyeri pada sendi.
IV. DATA OBYEKTIF :

Tanda-tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Pols : 80x/menit

Temp : 37,9oc

RR : 20x/menit

Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

Catat bila ada krepitasi

Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral :

Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

Ukur kekuatan otot

Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari


V. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/Istirahat
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan

pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang

berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise. Keterbatasan

ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

2. Kardiovaskuler

- Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan

pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas Ego

- Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan,

faktor-faktor hubungan.

- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

- Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya

ketergantungan pada orang lain.

4. Makanan / Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat
mual, anoreksia.
- Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran
mukosa.

5. Hygiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada
orang lain.
6. Neurosensori
- Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
7. Nyeri/kenyamanan
- Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan
lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
8. Keamanan
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
9. Interaksi Sosial
- Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

11. Pemeriksaan Diagnostik


- Reaksi aglutinasi: positif
- LED meningkat pesat
- protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
- SDP: meningkat pada proses inflamasi
- JDL: Menunjukkan ancaman sedang
- Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
- RO: Menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada tulang
yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi
VI. Diagnosa
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.
3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi
4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.
6. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan kebutuhan
pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.Intoleran aktivitas berhubungan dengan
perubahan otot. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.Perubahan
pola tidur berhubungan dengan nyeri Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan
Kerusakan Auskuloskeletal: Penurunan Kekuatan,Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak,
Depresi.Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.

Anda mungkin juga menyukai