Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang
kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di
dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan
regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair
mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Salah
satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter. Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan
yang sama dengan dinding.

B .Rumusan Masalah

1. Apakah itu viskositas?


2. Bagaimana konsep viskositas?
3. Bagaimana cara mengukur viskositas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Apa saja yang termasuk viskositas dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa satuan viskositas itu?

Fisika terapan Page 1


C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari viskositas.

2. Untuk mengetahui bagaimana rumus dari viskositas.

Fisika terapan Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Viskositas, hukum yang di gunakan dalam viskositas dan perumusan
yang di gunakan
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.

Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah
yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.

Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang
seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan
lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan
fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan
fluida.

Fisika terapan Page 3


Viskositas adalah kekentalan lapisan-lapisan fluida ketika lapisan tersebut
bergeser satu sama lain. Viskositas juga merupakan gesekan dalam fluida. Besarnya
viskositas menyatakan kekentalan fluida. Gesekan yang terjadi dapat memberi
hambatan pada fluida jika bersinggungan dengan sebuah benda.

Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan)
yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser
satu diatas lainnya. Dalam suatu pipa yang luas penampangnya seragam (serba sama),
setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan kecepatan yang sama, demikian juga
lapisan fluida yang dekat dengan dinding pipa. Ketika viskositas (kekentalan) hadir,
kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama, lapisan fluida yang terdekat
dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan
fluida pada pusat pipa memiliki kecepatan terbesar.

Viskositas secara mudah dimengerti dengan memperhatikan percobaan yang


menunjukan suatu fluida kental diantara dua keping sejajar. Keping yang atas bebas
bergerak sedangkan keping yang bawah stasioner (diam). Jika keping atas digerakkan
dengan kecepatan v relatif terhadap keping bawah, maka suatu gaya F diperlukan.
Untuk fluida yang sangat kental, seperti madu, diperlukan gaya yang lebih besar;
sedangkan untuk fluida yang kurang kental (viskositasnya kecil), seperti air,
diperlukan gaya yang lebih besar.

Besar gaya F yang diperlukan untuk menarik keping atas melawan gaya
gesekan yang diakibatkan fluida kental sehingga keping atas bergerak dengan
kecepatan tetap v bergantung pada beberapa faktor. Makin besar lus keping A yang
bersentuhan dengan fluida, makin besar gaya F yang diperlukan sehingga gaya
sebanding dengan luas sentuh ( F A ). Untuk luas sentuh A yang tertentun ternyata
kelajuan v yang lebih besar memerlukan gaya Fyang lebih besar, sehingga gaya
sebanding dengan kelajuan ( F v ). Gaya juga berbanding terbalik dengan jarak y
antara keping atas dan keping bawah. Makin besar jarak, makin kecil gaya yang
diperlukan untuk kelajuan dan lus sentuh yang tetrtentu.

Fisika terapan Page 4


Ketiga pernyataan tersebut dapat digabungkan bersama dengan pernyataan F
Av/y. Yang menyatakan hubungan ini dengan bantuan konstanta kesebandingan
(huruf yunani dibaca eta), yang disebut koefisien viskositas. Besar gaya F yang
diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap v untuk
luas lapisan A dan letaknya pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak,
dinyatakan oleh

Dengan adalah koefisien viskositas, yang dinyatakan dalam satuan kg m-1 s-1 atau
pascal sekon (Pa s).

Secara matematis, besarnya viskositas dinyatakan dengan gaya yang diperlukan untuk
menggerakan lapisan fluida:

F = kv

Dengan:

F = gaya untuk menggerakan lapisan fluida (N)

v = kecepatan fluida (m/s)

= koefisien viskositas (Ns/m2)

Zat cair yang kental memiliki > dari zat cair yang encer. Menurut hukum stokes:
Benda yang bergerak dengan kecepatan v tertentu dalam fluida kental akan
mengalami gaya gesekan oleh fluida.

Koefisien k bergantung pada bentuk geometri benda. Untuk benda yang berbentuk
bola sehingga k = 6r

F = 6rv (dikenal dengan gaya Stokes)

Dengan r = jari-jari (m)

Jika benda dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, benda tidak hanya
mendapatkan gaya apung, tapi juga mendapatkan gaya yang berlawanan dengan
gerak benda yaitu gaya gesekan fluida (gaya Stokes). Benda yang tercelup memilki

Fisika terapan Page 5


kecepatan yang semakin besar dan pada suatu saat dicapai kecepatan terbesar yang
nilainya tetap. Kecepatan tetap ini disebut dengan kecepatan terminal (vT)

Hukum hidrostatis

hukum hidrostatis berbunyi semua titik yang terletak pada bidang datar di
dalam zat zair yang sejenis memiliki tekanan yang sama

Pha = Phb

Hukum pascal

Hukum pascal

tekanan yang di brikan pada suatu zat cair yang ada di dalam ruangdan
tertutup di teruskan ke sagdala arah dedngdan sama besar.

f1 f2
=
A2 A2

Dimana :

F1=gdaya pada A1 (N)

F2=gaya pada A2 (N)

A1= luas permukaan bidang

Fisika terapan Page 6


A2= luas permukaan bidsang

B. Landasan teori

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul
yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng,
oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di
atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak
goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih
cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental
zat gas tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil
(rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida
ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal
hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida
(fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti
kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari

Fisika terapan Page 7


sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar
analisis kita menjadi lebih sederhana.

Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m 2 =


Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang
Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).

1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Pada tabel didaftar koefisien viskositas beberapa fluida. Untuk suhu yang lebih
rendah umumnya zat cair menjadi lebih kental (koefisien viskositasnya lebih besar).
Seperti yang diamati pada oli mesin, madu, dan fluida-fluida kental lainnya.
Berlawanan dengan itu, gas biasanya berkurang kekentalannya jika suhu turun.
Makin kecil fluida, makin mendekati fluida ideal; untuk fluida ideal = 0.

Fluida Temperatur (o C) Koofisien Visko


Air 0 1,8 x 10-3

20 1,0 x 10-3
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alcohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
Gliserin 0 10.000 x 10-3
20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3

Fisika terapan Page 8


Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan
sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran
momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu
berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan
geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan
menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan
diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang
mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa
dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.

Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi
mengalami gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut
bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari
viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida akan
mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Selain itu,
dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari
fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang
partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya
kecil dan bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin
kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar viskositasnya.

Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin
ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi
kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-
beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-
beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan

Fisika terapan Page 9


dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga
sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien
kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli
yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk
merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah
pemborosan.

Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai


pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung
karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli
akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan
cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk
mencapai suhu kerja yang ideal.

Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek


yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain
sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering
bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar
yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang
berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak
sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600
derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat
(sebagai pendingin).

Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang
masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin
yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti
penambahan anti karat dan anti foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang
ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan
ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli
yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur

Fisika terapan Page 10


rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan.
Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau
temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing
oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin
rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.

Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :

1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang
bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.

2. Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.

3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.

4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.

5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur
yanga terbentuk.

6. Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.

Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan
kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting
dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan
singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti
dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang
bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10
untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.

Semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli
tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan
singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan
optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi

Fisika terapan Page 11


panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50
menurut standar SAE.

Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Aliran laminer atau aliran kental


Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.

2. Aliran turbulen
Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih
besar.

Dengan kata lain pembagian ini ialah pertama bagian air yang mengalir
seakan-akan mengikuti suatu garis tak putus, bik lurus maupun melengkung. Ada
bagian-bagian yang alirannya berputar-putar dengan putaran yang tidak jelas ujung
dan pangkalnya.

Aliran yang mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang jelas
ujung dan pangkalnya disebut aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris disebut
aliran Streamline. Secara lebih cermat dikatakan bahwa aliran garis arus adalah aliran
yang tiap partikel yang melalui suatu titik mengikuti suatu garis yang sama seperti
partikel-partikel lain melalui titik itu. Selain itu, pada aliran garis arus arah gerak
partikel-partikel itu sama dengan arah aliran secara keseluruhan. Garis yang dilalui
oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini disebut garis arus.

Berbeda dengan aliran garis arus, ada aliran yang disebut aliran turbulent.
Aliran turbulent ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang arah
geraknya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Jika
aliran turbulent maka akan terdapat pusaran-pusaran dalam gerakannya dan lintasan

Fisika terapan Page 12


partikel-partikelnya senantiasa berubah. Aliran turbulent menggambarkan laju aliran
yang beasar melqlui pipa dengan diameter yang lebih besar.

Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa jenisnya
akan berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati mempunyai
viskositas yaitu gesekan di dalam fluida sedangkan dalam anggapan fluida ideal
semua sifat-sifat ini diabaikan.

Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul dan di
dalam gas disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul yang bergerak
dengan cepat. Terutama dalam arus turbulent, viskositas ini naik dengan cepat sekali
hamper berbanding lurus dengan pangkat tiga kecepatannya. Makin besar
kecepatannya, makin besar viskositas

\Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian
kecilnya sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya.
Viskositas ini pada umumnya yaitu zat cair, yang umumnya berkurang jika suhunya
naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih besar jika suhunya naik. Lapisan-lapisan
gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan. Karena itu terdapat gaya gesek
yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair
tersebut.

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya


gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,
gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul.

Fisika terapan Page 13


Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng,
oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h).
Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran
kemudahan mengalir suatu fluida.

Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap
dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya
diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh
factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,

h = A e-E/RT

A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk
proses awal aliran.

C. model praktikkum lab

Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :

1. Viskometer kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air)
untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).

Fisika terapan Page 14


Viskometer kapiler / Otswald digunakan untuk menentukan viskositas dari suatu
cairan dengan menggunakan air sebagai pembandingnya. Caranya yaitu dengan
membandingkan waktu alir dan berat jenis cairan yang akan ditentukan dengan berat
jenis cairan dan waktu alir.

Hubungan antara viskositas dan suhu pertama kali ditemukan oleh Carransicle pada
tahun 1913. Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
gaya beratnya sendiri. Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dan termurah
dalam menentukan berat molekul makro. Persamaan yang digunakan dalam
pengukuran viskositas dengan viscometer ostwald adalah :

Pengukuran viskositas mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah :

1. Viskositas spesifik = =
2. Viskositas reduksi = =
3. Viskositas intrinsik = = limit
C 0

Dimana : C = konsentrasi makro molekul (gr/100 ml)

Einsteinlah yang pertama kali menghubungkan viskositas dengan berat molekul yaitu
pada tahun 1906. Einstein memperlihatkan bahwa viskositas larutan molekul
membentuk bulatan yang encer dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Dimana : = fraksi volume zat terlarut makro molekul

Karena makro molekul biasanya tidak berbentuk bulat maka sp/ pada persamaan di
atas mempunyai nilai lebih besar dari 2,5.

2. Viskometer Hoppler

Fisika terapan Page 15


Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat
cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok
sampel (Moechtar,1990).

3. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi
di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).

4.Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian


dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).

Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium
zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan
rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :

F1 = 4/3 r3 ( d-dm ) g

Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai


berikut :

Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas


Gaya gesek Lebih besar untuk Lebih kecil disbanding
mengalir viskositas cairan

Fisika terapan Page 16


Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil
Temperatur Temperatur Temperatur naik,viskositas
naik,viskositas turun naik
Tekanan Tekanan naik,viskositas Tidak tergantung tekanan
naik

1.Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :

1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula.

3. Berat molekul solute


Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.

4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

Fisika terapan Page 17


2.Viskositas dalam kehidupan sehari-hari

1. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.

2. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil


viskositas minyak goreng).

3. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.

.Satuan viskositas
Satuan viskositas adalah L^2/T. Satuan internasinal bagi viskositas kinematik adalah
mm^2/s atau centiStoke atau cSt.
Tegangan geser dan viskositas

Hubungan antara tegangan geser dan viskositas dan perubahan kecepatan dapat
dipahami pada kasus aliran diantara dua plat datar, misalkan jarak antar palt adalah y,
dan diantara plat tersebut terdapat fluida dengan isi yang homogen, asumsikan bahwa
plat sangat luas, dengan luas A yang besar, pengaruh rusuk dapat dianggap tidak ada.
pada plat bagian bawah diaanggap tetap lalu diberikan gaya sebesar F pada plat atas.
bila ternyata gaya ini menyebabkan material diantara dua plat bergerak dengan
perubahan kecepatan u. gaya yang diberikan proposional dengan luas dan perubahan
kecepatan

Newtonian: fluida yang memiliki viskositas konstan, misalnya air dan kebanyakan
gas mempunyai viskositas yang konstan.
D. contoh soal
1. contoh soal

Sebuah dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat beban.

Fisika terapan Page 18


Jika jari-jari pada pipa kecil adalah 2 cm dan jari-jari pipa besar adalah
18 cm, tentukan besar gaya minimal yang diperlukan untuk mengangkat beban 81
kg !

Pembahasan
Data:
m = 250 kg
r1 = 2 cm
r2 = 18 cm
w = mg = 810 N
F =.

Jika diketahui jari-jari (r) atau diameter (D) pipa gunakan rumus:

Diperoleh

2. contoh soal

Fisika terapan Page 19


Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti terlihat pada gambar!

Jika ketinggian minyak h2 adalah 27,2 cm, massa jenis minyak 0,8 gr/cm3 dan massa
jenis Hg adalah 13,6 gr/cm3tentukan ketinggian air raksa (h1)!

Pembahasan
Tekanan titik-titik pada cairan yang berada pada garis vertikal seperti ditunjukkan
gambar diatas adalah sama.

3. contoh soal
Seorang anak memasukkan benda M bermassa 500 gram ke dalam sebuah gelas
berpancuran berisi air, air yang tumpah ditampung dengan sebuah gelas ukur seperti

Fisika terapan Page 20


terlihat pada gambar berikut:

Jika percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2 tentukan berat semu benda di dalam
air!

Pembahasan
Data :
mb = 500 g = 0,5 kg
mf = 200 g = 0,2 kg

Berat benda di fluida (berat semu) adalah berat benda di udara dikurangi gaya apung
(Archimides) yang diterima benda. Besarnya gaya apung sama besar dengan berat
fluida yang dipindahkan yaitu berat dari 200 ml air = berat dari 200 gram air (ingat
massa jenis air = 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3).

Fisika terapan Page 21


BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah Ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang
tipis, memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida,
semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas adalah kekentalan
lapisan-lapisan fluida ketika lapisan tersebut bergeser satu sama lain. Viskositas juga
merupakan gesekan dalam fluida. Besarnya viskositas menyatakan kekentalan fluida.
Gesekan yang terjadi dapat memberi hambatan pada fluida jika bersinggungan
dengan sebuah benda.
Secara matematis, besarnya viskositas dinyatakan dengan gaya yang diperlukan untuk
menggerakan lapisan fluida:

F = kv

Dengan:

F = gaya untuk menggerakan lapisan fluida (N)

v = kecepatan fluida (m/s)

= koefisien viskositas (Ns/m2)

Fisika terapan Page 22


Fisika terapan Page 23

Anda mungkin juga menyukai