BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari
Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian).
Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO
adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan
pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
1. Mendeteksi penyakit pada sistem urinaria, misalnya batu ginjal (pada foto rontgen,
batu ginjal akan terlihat opaque (putih)).
2. Sebagai plain photo (foto pendahuluan) pada rangkaian pemeriksaan BNO IVP.
BNO IVP
IVP atau Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem
urinaria (dari ginjal hingga blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui
pembuluh darah vena.
Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta
mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi
yang berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen
biasa. Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium
(I) dan jenis bahan kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen)
1. Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53),
sehingga zat kontras akan tampak putih pada jaringan.
2. Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
3. Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan
mudah diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.
Apa efek samping dari penggunaan bahan kontras ini? Pasien mana yang
memiliki reaksi lebih terhadap bahan kontras IVP?
Efek samping yang dapat terjadi:
1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-
bentol
2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan
pada jantung.
1. Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras yang
disuntikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan). Bila terjadi reaksi merah atau
bentol diarea itu, segera laporkan radiolog/dokter yang jaga.
2. Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test yaitu dengan
menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3-5cc kedalam vena. Segera laporkan
dokter jika terjadi reaksi.
3. Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan
kontras (contohnya : diphenhydramine).
Tindakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan
menimbulkan alergi)
1. Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
tarik nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu
menghentikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).
Peralatan unsteril :
Sebelum rangkaian foto IVP dibuat dan sebelum bahan kontras diinjeksikan,
terlebih dahulu dibuat foto pendahuluan (plain photo BNO). Plain photo BNO
bertujuan untuk :
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan masuk ke
ginjal. Berikut alur perjalanan bahan kontras, Yaitu sebagai berikut :
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris,
vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk ke
atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo.
Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiri dan
mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendens kemudian kedalam aorta
abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.
Kelebihan :
1. Bersifat non invasif
2. Relatif aman
3. Memiliki nilai diagnosa yang tinggi
Kekurangan :
1. Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras
2. Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.
1. Jangan lupa memberi marker BNO, 5, 15, 30, PM sesuai dengan interval
waktu.
2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika
tidak menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
3. Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
4. Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan
penyinaran.
5. Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba
pemeriksaan : tarik nafas buang nafas.tahan!!!!. hal ini bertujuan untuk
menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.
Note :
Penatalaksanaan pemeriksaan yang dijelaskan diatas bisa saja berbeda di masing-masing
rumah sakit
1.