Gambar 4.1 Tegangan Permukaan Yang Terjadi Di Dalam Sistem Tiga Fase
Sudut yang terbentuk antara permukaan gas-cairan dan
permukaan padat-cairan pada titik dimana ketiga fase
berkontak disebut sudut kontak alfa ( ).
Secara aljabar, kesetimbangan diekspresikan sebagai:
cos
GS SL GL
Text
Text
5. Electrostatic Presipitator
Text Aerosol
Text
4. Impingement Separators
www.themegallery.com
Company Logo
Karakteristik Partikel
Aerosol merupakan suspensi partikel halus di dalam
medium gas, biasanya udara. Partikel dapat berupa
padat dan cair. Suspensi partikel padat biasanya
dinyatakan sebagai debu (dust) sedangkan suspensi
partikel cair disebut sebagai kabut (mist) atau
entrainment
Gambar 4.3 Klasifikasi Ukuran Partikel Aerosol dan Peralatan
yang Digunakan untuk Pemisahan Partikel
Peralatan sederhana untuk tipe ini adalah bentuk
reaktor seperti box panjang dan horizontal diaman
aerosol mengalir.
Daerah cross section box dibuat cukup besaar untuk
mengurangi kecepatan aliran aerosol ke titik dimana
partikel dapoat mengendap dibawah pengaruh
gravitasi.
Untuk kebanyakan aerosol, kecepatan kritisnya
adalah sekitar 10 ft/dt. secara umum, tidak feasible
menggunakan box untuk memisahkan partikel
dengan diameter kurang dari 40 mu.
Contoh Gravity Settler (GS)
Gambar 4.4 Pengendap Gravitasi Howard)
Hubungan yang dikembangkan untuk klarifikasi
golongan 1 suspensi cairan dapat diterapkan pada
pemisahan aerosol ini:
4 g . 0,5
vt = v = [ ( s
)D ]
p
3CD s
D r
.4.12
p
.V .n .(
e
s
)
Jika lebar aliran aerosol masuk ke siklon, Bc disubstitusikan untuk Sr
pada persamaan 5.12 , DP menjadi diameter ukuran partikel terkecil
yang dipisahkan secara sempurna dari aerosol. Namun biasanya
dalam siklon diametere dinyatakan dalam ukuran terpotong (cut
size), DPc. Yang merupakan diameter diaman setengah dari partikel
masuk terpisahkan dari aerosol karena beratnya. Sedangkan 50%
partikel masih tersisa.
Jarak dimana partikel dengan diameter DPC bergerak sebelum
bertabrakandengan sisi silinder siklon adalah ssebesar Bc/2. Dengan
mengganti Sr pada persamaan 5.12 menjadi:
4,5..B .
0,5
D
c Dimana: DPC = diameter partikel yang 50% terpisah secara
beratnya, ft.
pc
.
V .n .( e
) s
Bc = lebar aliran aerosol masuk, ft
Istilah ne merupakan kuantitas empiris yang haus ditentukan
berdasarkan eksperimen. Nilai n e- untuk siklon mendekati 5.
pemisahan keseluruhan dari aerosol yang mengandung
partikel-partikel berbeda ukuran akan sama dengan efisien
penyisihan berat untuk setiap partikel dan fraksi berat total
partikel-partikel dengan ukuran tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.6 Cut Size untuk siklon dengan proporsi geometrik sama dengan yang terdapat pada gambar 4.5
a.cut size sebagai fungsi diameter siklon dan gravitasi spesifik partikel
b.faktor koreksi viskositas dan kecepatan untuk cut size
Gambar 4.7 Efisiensi penyisihan untk siklon dengan
proporsi geometrik seperti pada gambar 4.5
Gambar 4.8 Integrasi Grafis
Pada tipe ini pemisahan aerosol yang paling sederhananya
hanya terdiri dari suatu seri piringan perforasi dimana
aliran aerosol bergerak melalui suatu bukaaan.
Partikel-partikel bertumbukan dan terkumpul sepanjang
permukaan antara bukaan.
Di dalam alat ini partikel aerosol cendrung untuk terus
bergerak akibat gaya inersianya dalam arah asli dan
bertumbukan pada permukaan suatu bagian.
Lihat gambar 4.9, disini diamater silinder Db ada sepanjang
aliran aerosol yang ditandai dengan garis penuh
melengkung sekitar silinder. Partikel, karena densitasnya
yang besar dan momentum yang juga besar akan mengikuti
jalur seperti digambarkan oleh garis putus-putus.
Gambar 4.9 impingement partikel aerosol pada sebuah silinder
Jarak partikel bergerajk melalui garis aliran tersebut sebagai
stopping distance, s, yang secara matematis jarak tersebut
dituliskan sebagai:
s v.dt .4.15
Dimana v=kecepatan relatif partikel dalam
arah dimana pergerakan dimulai, ft/dt
0
F
D
D P
2.g c
g c
Drag force dapat menyebabkan penurunan momentum
partikel dalam arah asli pergerakan. Persamaan diatas bila
dalam tinjauan momentum linier akan menjadi:
d (mu ) / dt
F
D
dimana : m = massa, lb. Massa
g c
dt
P
vi
v m 0
v v .e
( 3 . . Dp . t ) / m
i 4.19
s v e
( 3. . . D p . t ) / m
i
0
s
m.vi
vi .( s . .D p ) / 6 vi . s .D p
3 2
www.themegallery.com
Company Logo
Presipitator Satu Tingkat
Sering disebut juga denganm presipitator Cottrell. Yang
mengkombinasikan ionisasi gas dan pengumpulan partikel di
dalam satu alat. Tipe ini biasanya digunakan untuk
memisahkan debu (tipe piringan) dan mist (tipe pipa).
1 e 1 e
v / v0 v . Ke
Dimana:
= efisiensi pemisahan
V = kecepatan diaman partikel berpindah menuju collecting
electrode, ft/dt
Vo = kecepatan migrasi partikel pada saat aerosol meninggalkan
presipitator, ft/dt
Ke = konstanta presipitator, dt/ft
Vo berhubungan dengan luas permukaan collecting electrode dan
dengan laju aliran aerosol seperti pada persamaan (4.19) maka :
q V .B
Presipitator tipe piringan: v 0
0
A L e
2.q 2.V .D
Presipitator tipe pipa v
0
0
A e
L
Dimana:
q0 = laju aliran aerosol dimana partikel yang memliki kecepatan migrasi sama atau
lebih besar dari V0 akan terpisah seluruhnya, ft3/dt.
Ae = luas permukaan collecting electrode, ft2
V = kecepatan rata-rata aliran gas melalui presipitator, ft/dt
B = jarak antara discharge dan collecting electrode, ft
L = panjang collecting electrode dalam arah aliran gas, ft
D = diameter dalam pipa, ft
Rasio 1/v0 merupakan konstanta presipitator, Ke.
Sedangkan kecepatan perpindahamn partikel berarus
di dalam medan listrik dapat dihitung berdasarkan:
Presipitator Dua Tingkat
Untuk presipitator dua tingkat dengan jarak
antara piringannya dekat, maka efisiensi
penyisihannya adalah :
v.L
v
0
V .B