Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS PATTIMURA

JENIS JENIS KONTRAK

LAPORAN

NAMA :
LAGA SATRIA BAHARI (2014-73-017)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PATTIMURA


PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL
AMBON
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Kontrak
Hukum kontrak dalam bahasa inggris adalah Contract of law, sedangkan dalam bahsa
Belanda disebut dengan istilah overeenscomstrecht. Menurut Lawrence M. Friedman, hukum
kontrak adalah perangkat hukum yang hanya mengatur aspek tertentu dari pasar dan mengatur
jenis perjanjian tertentu.
Michael D. Bayles mengartikan hukum kontrak sebagai Might then be taken to be the
law pertaining to enporcement of promise or agreement. (aturan hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan perjanjian atau persetujuan).
Charles L. Knapp and Nathan M. Crystal mengartikan, Law of contract is: Our
societys legal mechanism for protecting the expectations thst arise from the making of
agreemenets for the future exchange of various types of performance, such as the compeyance
of property (tangible and untangible), the performance of services, and the payment of
money.3 (Hukum kontrak adalah mekanisme hukum dalam masyarakat untuk melindungi
harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi perubahan masa datang yang
bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan (yang nyata maupun yang tidak nyata),
kinerja pelayanan, dan pembayaran dengan uang).
Suharnoko mengatakan, suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian, yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu, dan sebab yang halal. Dengan memenuhi
keempat syarat tersebut, kontrak menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya.
Rumusan tentang kontrak atau perjanjian dalam BW terdapat dalam Pasal 1313,
yaitu Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Dengan mencermati pendapat-pendapat para ahli di atas, penulis memilih pandangan
mengenai arti Hukum Kontrak adalah aturan yang membahas mengenai tata cara membuat
suatu kesepatan antara kedua belah pihak yang mana mereka mengikatkan dirinya dengan
ithikad baik, suatu hal tertentu dan dikemudian hari akan menimbulkan akibat hukum apabila
salah satu diantaranya melakukan wanprestasi.
B. Unsur-unsur Hukum Kontrak
Dengan memperhatikan beberapa pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat
dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam hukum yakni :
a) Adanya kaidah hukum
Menurut Salim H.S. , kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum kontrak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum
yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. Adapun
kaidah hukum kontrak tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan
hidup dalam masyarakat.
b) Subjek hukum
Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson yang artinya sebagai pendukung hak
dan kewajiban. Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. Kreditur
adalah orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang berutang.
c) Adanya prestasi
Prestasi adalah hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri atas:
Memberikan sesuatu
Berbuat sesuatu
Tidak berbuat sesuatu
Kata sepakat.
Dalam Pasal 1320 KUHPerdata, ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah
satunya adalah kata sepakat (konsensus). Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan
kehendak antara para pihak.

d) Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat
hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu kenikmatan dan kewajiban
adalah suatu beban.
C. Azas hukum kontrak
1. Asas kebebasan berkontrak (Pasal 1320 KUH Perdata)
yaitu asas yang membebaskan para pihak untuk: mengadakan perjanjian dengan
siapapun, menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratan, menentukan bentuknya
mau tertulis atau cukup lisan.
2. Asas konsensualisme
merupakan asas yang yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak
diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh
kedua belah pihak.
3. Asas Pacta Sunt Servanda/asas kepastian hukum,
asas ini berhubungan dengan akibat perjanjian. Hakim atau pihak ketiga harus
menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Sebagaimana layaknya sebuah
undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang
dibuat oleh para pihak.
4. Asas Itikad baik
merupakan asas bahwa para pihak yaitu kreditur dan debitur harus melaksanakan
substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik
dari para pihak.
5. Asas Kepribadian
yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan membuat kontrak hanya untuk
kepentingan (person) itu sendiri.
Sumber hukum kontrak dalam Civil Law (Indonesia dan sebagian besar Negara Eropa)
adalah Undang-undang, Perjanjian antar Negara, Yurisprudensi dan Kebiasaan.
Sementara Amerika, Inggris (juga Negeri Persemakmuran) yang menganut system
Common Law adalah Judicial Opinion/Keputusan Hakim, Statutory Law/perundang-
undangan, the Restatement (rumusan ulang tentang hukum dikeluarkan oleh Institut
Hukum Amerika/ALI)
D. Syarat sahnya kontrak
1. Sepakat : Tanpa paksaan, kekhilafan maupun penipuan
2. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum
3. Mengenai hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Momentum terjadinya kontrak pada umumnya adalah ketika telah tercapai kata sepakat
yang ditandai dengan penandatanganan kontrak sebagai bentuk kesepakatan oleh para pihak.
Fungsi kontrak adalah demi memberikan kepastian hukum bagi para pihak agar mereka
tenang dan mengetahui dengan jelas akan hak dan kewajiban mereka.
Kontrak menurut penulis ada 2 macam yaitu Kontrak Nominaat atau bernama dan
Innominaat atau tidak bernama. Maksud dari kontrak Nominaat adalah bahwa kontrak tersebut
telah dikenal dan diatur oleh KUHPerdata sedang Innominaat maksudnya adalah bahwa jenis
kontrak tersebut belum dikenal dalam KUHPerdata dan pengaturannya diluar KUHPerdata.
Sifat pengaturan buku III ini adalah terbuka (open) artinya dimungkinkan dilakukan suatu
bentuk perjanjian lain selain yang telah diatur dalam KUHPerdata. Hal ini didasarkan pada asas
kebebasan berkontrak sehingga seiring kebutuhan hidup manusia dalam memenuhi
kebutuhannya ada saja suatu bentuk kontrak/perjanjian yang belum dikenal oleh KUHPerdata.
Kontrak Nominaat contohnya adalah tentang jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, hibah
dll. Sementara itu Innominaat adalah franchise, joint venture, kontrak rahim, leasing, belisewa,
production sharing dll yang akan muncul sesuai perkembangan zaman dan sesuai kebutuhan
manusia.
E. Ketentuan-ketentuan Umum dalam Hukum Kontrak.
1) Somasi
Diatur dalam pasal 1238 KUHPerdata dan 1243 KUHPerdata. Somasi adalah teguran
dari si berpiutang (kreditur) kepada si berutang (debitur) agar dapat memenuhi prestasi
sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati bersama. Somasi timbul karena debitur
tidak melaksanakan prestasi sesuai yang diperjanjikan.
2) Wanprestasi
Adalah tidak terpenuhinya suatu prestasi oleh salah satu pihak. Dapat dikatakan
wanprestasi jika sebelumnya pihak berhutang telah diberi surat teguran atau somasi
sebanyak minimal tiga kali.
Tuntutan atas dasar wanprestasi dapat berupa: meminta pemenuhan prestasi dilakukan,
menuntut prestasi dilakukan disertai ganti kerugian, meminta ganti kerugian saja, menuntut
pembatalan perjanjian, menuntut pembatalan perjanjian disertai ganti kerugian.
3) Ganti rugi
Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam pasal 1243 hingga 1252 KUHPerdata.
Ganti rugi ini timbul karena salah satu pihak telah wanprestasi atau tidak memenuhi isi
perjanjian yang telah disepakati bersama. Ganti kerugian yang dapat dituntut berupa:
kerugian yang telah nyata-nyata diterima, kerugian berupa keuntungan yang seharusnya
dapat diperoleh (ditujukan kepada bunga-bunga).
4) Keadaan memaksa/force majeur
Diatur dalam pasal 1244 KUHPerdata dan 1245 KUHPerdata. Ketentuan ini
memberikan kelonggaran kepada debitur untuk tidak melakukan penggantian biaya, ganti
kerugian ataupun bunga kepada kreditur oleh karena suatu keadaan yang berada diluar
kekuasaanya dalam upayanya melakukan prestasi.
5) Risiko
Adalah suatu ketentuan yang mengatur mengenai pihak mana yang memikul
kerugian/menanggung akibat, jika ada sesuatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak
yang menimpa obyek perjanjian. Misal ketika telah terjadi suatu kesepakatan pembangunan
gedung, maka segala sesuatu akibat sebelum penyerahan terjadi menjadi tanggung jawab
pihak ketiga selakurisk insurance. Jika terjadi kebakaran sebelum diserahkan maka itu
risiko pihak asuransi yang harus dipertanggungjawabkan
F. Jenis jenis Kontrak
Menurut perpers 54 Tahun 2010 kontrak Pengadaan barang/jasa meliputi :

A. Kontrak berdasarkan cara pembayaran


Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, terdiri atas:
1. Kontrak Lump Sum;
Kontrak lump sum yaitu jenis kontrak yang lazim digunakan
dalam pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Kontrak lump sum
merupakan jenis kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya yang
merupakan bagian dari jenis kontrak fixed priced contract dimana terdiri
atas dua yaitu fixed price lump sumcontract danfixed priced unit rate
contract. Lump sum adalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan persyaratan yang disepakati
gambar konstruksi spesifikasi schedule dan semua persyaratan dalam
dokumen lainnya' dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga
yang pasti tertentu dan tetap yang disetujui secara tertulis sebelum
pekerjaan dimulai. Pemberi tugas setuju membayar harga atas
penyelesaian pekerjaan berdasarkan carapembayaran yang telah
dinegosiasikan.
2. Kontrak Harga Satuan;
Dipublikasi oleh PPK pada Pengertian Kontrak Harga Satuan dan
CCO - Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
b) volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada
saat Kontrak ditandatangani;
c) pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa; dan
d) dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
Kontrak Harga Satuan mengikat pada komponen Harga Satuan dan item
pekerjaan. Dengan sendirinya Total Biaya dan Volume tidak mengikat dan
bersifat perkiraan. Dalam konsepsi ini Kontrak harga satuan harus disadari
dapat berubah atau dapat dilakukan perubahan kontrak seperti diatur dalam
pasal 87. Dapat terjadi tambah/kurang namun total biaya sesuai perkiraan awal
atau CCO (Contract ChangeOrder) ataupunjuga pekerjaan tambah atau
addendum dengan syarat tidak boleh mengakibatkan penambahan harga
kontrak melebihi 10% atau batas ketersediaan anggaran/pagu. Kontrak harga
satuan lebih tepat untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dan volume sulit
diperhitungkan ketepatan dari sisi kualitas, kuantitas, waktu, lokasi dan
harga/biayanya.

Hal ini selaras dengan pasal 51 yang menyatakan bahwa :

Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa


ataspenyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur
pekerjaandengan spesifikasi teknis tertentu;
b) volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
c) pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa; dan
d) dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.

Yang menjadi catatan adalah bahwa dalam kontrak harga satuan, item
pekerjaan ideal harus dicantumkan dalam RAB atau Rancangan Daftar
Kuantitas. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi lapangan apabila
dimungkinkan terjadinya optimalisasi output. Maka tidak mengherankan
apabila dalam Daftar Kuantitas ditemukan satu item pekerjaan dalam
Dokumen Pemilihan Harga Satuannya ada namun Volumenya = 0 dan harus
juga ditawarkan oleh penyedia dalam dokumen penawaran.
3. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;
Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak
yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak Persentase;
Kontrak Persentase adalah Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan
berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
b. pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak.
5. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) adalah Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan; dan
b. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama
yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai
dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan
pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun
Anggaran.
B. Kontrak berdasarkan cara pembayaran
1. Kontrak tahun tungal;
Kontrak tahun tunggal merupakan kontrak pelaksanaan
pekerjaannya mengikat dana anggaran dana selama masa 1 ( satu ) tahun
anggaran.
2. Kontrak tahun jamak;
Kontrak tahun jamak merupakan kontrak pelaksanaan
pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 ( satu ) tahun anggaran atas beban
anggaran.Kontrak tahun jamak pada pemerintah daerah disetujui oleh
kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang undangan
adalah peraturan perundangan undangan pemerintah daerah, keuangan
daerah dan sebagainya. Proses menganalisa kemungkinan risiko dapat
menggunakan kontrak tahun tunggal dan kontrak tahun jamak. Tugas
akhir ini bertujuan untuk melakukan identifikasi perbandingannya
dengan kontrak kontrak tersebut.
C. Kontrak pengadaan tunggal
1. Kontrak pengadaan tunggal ;
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa yang hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan
perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan.
2. Kontrak pengadaan bersama;
Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara
beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak.
Pembebanan anggaran diatur dalam kesepakatan pendanaan bersama.
Kontrak Pengadaan Bersama diadakan dalam rangka pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa yang sumber pendanaannya berasal dari
beberapa K/L/D/I (co-financing) oleh beberapa PPK dengan sumber
dana yang berbeda (APBN-APBN, APBD-APBD, APBN-APBD).
Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban anggaran
diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Kontrak
Pengadaan Bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
pelaksanaan maupun anggaran, contohnya adalah pengadaan ATK,
obat, peralatan kantor, dan komputer.
3. Kontrak payung ( Framework Contract )
Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan Kontrak
Harga Satuan antara Pejabat K/L/D/I dengan Penyedia Barang/Jasa
yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih
efisien, ketersediaan Barang/Jasa terjamin, dan sifatnya
dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas
pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat Kontrak
ditandatangani; dan
b. pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja
yang didasarkan pada hasil penilaian/ pengukuran bersama
terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh Penyedia Barang/Jasa secara nyata. Pejabat K/L/D/I
dimaksud adalah Pejabat yang berwenang mewakili 1
(satu) atau lebih dari 1 (satu) PPK untuk melakukan
perjanjian.Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung
antara lain dilakukan untuk pengadaan alat tulis kantor (ATK),
pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan
perjalanan (travel agent), dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.
D. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan
1. Kontrak pengadaan pekerjaan Tunggal;
kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/ Jasa yang hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan perencanaan,
pelaksanaan atau pengawasan.
2. Kontrak pengadaan pekerjaan Terintegrasi
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi merupakan Kontrak
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dengan
menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan/atau
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai