Makalah
Teknik Komunikasi Radio
Membangun Komunikasi Antar BTS
Oleh
Magfur Ramdhani (4.31.12.1.14)
TE 2BC / 14
1
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan Link Budget
2. Mahasiswa dapat menentukan ukuran cell
3. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan frekuensi
4. Mahasiswa mampu membedakan antara link yang memenuhi syarat dan yang
tidak memenuhi syarat.
5.
II. Pendahuluan
2
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
3
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Pengertian Pathloss
Pathloss adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur suatu loss yang
disebabkan oleh cuaca, kontur tanah dan lain-lain, agar tidak menggangu
pemancaran antar 2 buah antenna yang saling berhubungan.
Nilai pathloss menunjukkan level sinyal yang melemah (mengalami
attenuation) yang disebabkan oleh propagasi free space seperti refleksi, difraksi,
dan scattering.
4
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Path loss sangat penting dalam perhitungan Link Budget, ukuran cell, ataupun
perencanaan frekuensi. faktor-faktor yang mempengaruhi nilai level daya dan
pathloss adalah jarak pengukuran antara Tx dan Rx, tinggi antena (Tx dan Rx),
serta jenis area pengukuran.
Link Budget
5
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Fresnel Zone
Fresnel zone adalah suatu daerah pada suatu lintasan transmisi gelombang
mikro yang digambarkan berbentuk elips yang menunjukkan interferensi
gelombang RF jika terdapat blocking.
6
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
C = B1 + F
()1
Slope =
1 2 1
F = 17.3 x -2
1 2
B = 12.75
Dimana:
Th = Tower Height Calculation
Ep = Peak / Critical Obstruction
C = Other losses
B1 = Earth Buldge
F = Fresnel Zone
OH = Overhead Obstruction
Ea= Height of Site A
Eb= Height of Site B
d1= Dist. From site A to Obstruction
d2= Dist. From site B to Obstruction
D = Path Distance
f= Frequency
K= 4/3 = 1.33
7
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Antenna Gain
Antenna gain adalah perbandingan antara daya pancar suatu antena terhadap
antena refrensinya. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis
pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk
perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
Persamaan umum untuk mencari antenna gain adalah: 17.6 + 20 * log10 (f *d)
dBi. Dimana: d = diameter antenna (meter); f = frekuensi (Ghz).
Fade Margin
Fading adalah gangguan karena pantulan serta lapisan udara yang tidak
seragam. Fading terjadi karena adanya fenomena lebih dari satu lintasan, dan
bahkan banyak/ganda lintasan (multipath fenomena). Fading bisa terjadi di
sembarang tempat, dimana kedua sinyal gelombang tanah dan gelombang
ionosfir/langit diterima. Kedua gelombang tersebut mungkin tiba dengan fasa
yang berbeda, sehingga menyebabkan efek saling menghilangkan. Fading jenis ini
dijumpai dalam komunikasi jarak jauh yang melewati daerah berair dimana
propagasi gelombang bisa mencapai tempat yang jauh. Di tempat/daerah di luar
jangkauan gelombang tanah, yaitu daerah yang hanya bisa dijangkau oleh
gelombang langit. Fading bisa terjadi karena adanya akibat propagasi dari
gelombang radio, meliputi pembiasan, pantulan, difraksi, hamburan, redaman dan
ducting. Pengaruh fading terhadap sinyal terima dapat memperkuat ataupun
memperlemah, tergantung besar phasa dari sinyal resultan antara sinya langsung
dan sinyal tidak langsung.
8
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
SRTM
SRTM adalah kependekan dari kata the Shuttle Radar Topography Mission.
Data ini berisi data ketinggian tempat atau elevasi dari permukaan bumi yang
diambil melalui perekaman system radar. SRTM merupakan sebuah proyek yang
dimotori oleh National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) dan NASA.
Proyek ini bertujuan untuk membuat basis data digital topografi muka bumi
dengan resolusi tinggi. Area yang direkam terrentang dari 60o LU hingga 56o LS,
dengan nilai akurasi data ketinggian hingga 16 meter. Sudut inklinasi orbit
wahana SRTM adalah sebesar 57o sehingga dapat merekam muka bumi pada
lokasi tersebut. Rentangan lokasi ini telah meliputi 80% dari seluruh permukaan
bumi.
SRTM dihasilkan dari penyiaman gelombang radar dengan teknik
interferometri. Teknik interferometri radar adalah sebuah cara penyiaman muka
bumi dengan dua posisi sensor radar yang berbeda tempat. Pada wahana
pengambilan data SRTM ini, jarak rentangan dua sensor radar ini sejauh 60
meter, dimana satu sensor berada dalam wahana, dan sensor lain berada pada
ujung rentangan di luar wahana. Gelombang radar dimanfaatkan untuk
pengambilan data ini karena memiliki kelebihan, diantaranya adalah perekaman
dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Disamping itu gelombang radar
dapat menembus tutupan awan. Dengan demikian, perekaman data SRTM tidak
terpengaruh oleh keadaan cuaca setempat.
Wahana SRTM membawa dua panel dengan saluran C dan Saluran X.
Peta topografi global dari bumi disebut dengan Digital Elevation Models
(DEMs). DEMs ini terbuat dari data radar saluran C tersebut. Data ini diolah oleh
Jet Propulsion Laboratory dan didistribusikan melalui USGS EROS Data Center.
Data saluran X digunakan untuk menghasilkan DEMs dengan resolusi yang lebih
tinggi. Data SRTM dari saluran X diolah dan didistribusikan oleh German
Aerospace Center.
Data SRTM ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti
kepentingan militer, sipil dan sipil seperti pemodelan drainase, simulasi
penerbangan, penentuan letak tower selular, keamanan navigasi, dan lain-lain.
9
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Dalam bidang lingkungan, data SRTM ini dapat dimanfaatkan pula untuk
pemodelan banjir, konservasi tanah, perencanaan penghijauan, pengawasan
gunung api, penelitian gempa dan pengawasan gerakan es.
Data SRTM dapat diunduh secara gratis pada beberapa situs. SRTM
NASA menyediakan data elevasi yang melingkupi 80% permukaan bumi. USGS
menyediakan data tersebut secara gratis. Berikut adalah salah satu link yang dapat
digunakan untuk mengakses data SRTM tersebut.
V. Langkah Kerja
1. Unduh software Google Earth, lalu install pada komputer anda.
2. Setelah terinsstall maka jalankan software tersebut.
3. Tentukan daerah mana yang anda inginkan untuk membangun menara
pemancar dan penerima, lalu beri pin penanda.
4. Catatlah longitude, altitude dan elevation masing - masing daerah seperti pada
gambar 6 dan 7
5. Buka software Patloss 4 yang sudah ada pada komputer anda.
6. Masukkan parameter yang sudah anda catat tadi pada kolom yang tertera di
jendela awal software Patloss seperti gambar 8.
7. Masukkan SRTM dengan cara membuka menu Configure Terrain
Database.
8. Atur Primary menjadi SRTM dan secondary menjadi GT opo30 Global 30
Sec.
9. Masih pada menu tersebut, pilih Setup Primary.
10. Apabila muncul jendela berupa kolom dan baris, pilih menu File BIL-
HDR-BLW, lalu masukkan SRTM seperti pada gambar 9.
11. Pilih OK, maka muncul seperti gambar 10 close (x).
10
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
12. Setelah itu pilih menu Module Network, maka muncul seperti gambar 11.
13. Masih pada submenu Network, pilih menu Site Data Create background,
maka muncul seperti gambar 12.
14. Selanjutnya pilih menu Module Terrain Data, maka muncul seperti gambar
13.
15. Double click pada kolom Strucuture, dan masukkan objek gedung untuk
daerah perkotaan atau objek pohn untuk daerah hutan, maka akan muncul
seperti gambar 14 dan klik OK.
16. Setelah objek terbentuk seperti gambar 15, pilihlah menu Module
Diffraction, pilih icon calculator, maka muncul seperti gambar 16.
17. Selanjutnya pilih menu Module Worksheets. Klik gambar awan Load
Rain File, pilih ITU_P.RAI, klik OK. (gambar 18)
18. Klik gambar antena, tentukan model antena dsb seperti gambar 19.
19. Klik gambar kabel antena, tentukan model mdel kabel antena dsb seperti
gambar 20.
20. Klik gambar TR, tentukan radio equipment seperti gambar 21.
21. Setelah parameter di set, pilih menu Module Multipath, maka muncul
seperti gambar 22.
22. Pilih menu Module submenu print profile, maka muncul seperti gambar 23.
23. Pili menu Module submenu Worksheet menu Report submenu Full
Report, maka akan muncul seperti pada gambar 24.
24. Ulangi langkah 1 sampai 23, namun pastikan link yang anda buat adalah link
yang jelek.
11
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
12
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Penjelasan :
Dalam menu Module terdapat beberapa submenu salah satunya adalah submenu Summary.
Gambar di atas menampilkan jendela submenu Summary, kita dapat melihat ada banyak
parameter yang terdapat di dalam submenu tersebut, diantaranya adalah :
13
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
14
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
15
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Peta SRTM di inputkan ke dalam tabel SRTM, karena dasar pengambilan peta
geografi yang digunakan oleh software pathloss adalah SRTM yang berisi data
ketinggian tempat atau elevasi dari permukaan bumi yang diambil melalui perekaman
system radar.
16
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Dari data peta SRTM yang kita inputkan sebelumnya, jadilah data yang di
visualisasikan menjadi peta digital, itulah guna dari SRTM.
17
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Masuk ke menu module, lalu pilih submenu terrain data, di sini kita bisa
menambahkan object dengan jenis gedung ataupun pepohonan, double klik saja pada
kolom structure, saya pilih range of structure, Start of range berfungsi untuk
menempatkan di mana kita akan memulai memberi object dan End of range berfungsi
18
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
untuk menempatkan di mana kita akan mengakhiri object, dalam satuan kilometer.
Sedangkan Structure Height berfungsi untuk memberi tinggi pada object yang kita
bangun, dalam satuan meter.
19
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Berdasarkan daerah yang saya pilih yaitu site 1 Sragen dan site 2 Karang Malang,
saya mengasumsikan bahwa daerah tersebut adalah daerah perkotaan, oleh karena itu
pada kilometer 0.290 sampai 1.070 saya memberi object bangunan dengan tinggi 40
meter, setelah itu saya tambahkan bangunan lagi pada kilometer 1.130 sampai 4.240
dengan tinggi yang sedikit lebih pendek dari bangunan sebelumnya yaitu 30 meter, lalu
pepohonan dengan tinggi 5 meter pada kilometer 4.260 sampai 4.460, kemudian gedung
percakar langit pada kilometer 4.530 sampai 4.710 dengan ketinggian 60 meter, dan yang
terakhir adalah gedung dengan ketinggian 50 meter pada kilometer 4.830 sampai 5.570.
Setelah semua object di bangun, pilih menu module lagi, tetapi pilih submenu
Diffraction. Di dalam menu tersebut terdapat kolom scroll down (pojok kiri atas) yang
berisi beberapa parameter yang bisa di hitung melalui icon calculate (gambar kalkulator).
Sedangkan kolom yang bertuliskan K adalah nilai K yang bisa di pilih sesuai dengan
kebutuhan kita. Nilai K adalah faktor kelengkungan (dipengaruhi oleh atmosfer).
Keterangan :
Pada menu Worksheet di atas, kita dapat mengkonfigurasi perangkat apa yang akan
kita gunakan, klik saja pada gambar antenna, tiang antenna, TR untuk jenis radio, awan
untuk memilih iklim, untuk mengkonfigurasi frekuensi kerja kita dapat menambahkan
nya dengan meng-klik kotak path profile data (kotak daerah object).
20
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Dengan meng-klik gambar awan, kita dapat memilih jenis iklim pada daerah yang kita
tentukan. Memuat file hujan, Indonesia menggunakan ITU regional P.
21
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Di sini kita menentukan model antena yang akan kita pakai, karena saya akan
membuat menara telekomunikasi dengan gelombang mikro, maka saya memilih HP8-65-
P3A. Sebenarnya dengan memasukkan code antena otomatis parameter di kolom tersebut
akan terisi dengan sendiri nya, tetapi berhubung saya tidak memiliki file code untuk
antena yang saya harapkan, saya memasukkan parameternya secara manual, namun tetap
menggunakan referensi dari data sheet antena yang akan saya gunakan yaitu HP8-65-
P3A. Parameter tersebut antara lain adalah ;
maksimum.
22
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Disini kita akan mengkonfigurasi Transmission line, atau lebih di kenal dengan kabel
koaksial, adalah sebuah kabel listrik dengan konduktor dalam dikelilingi oleh tubular,
lapisan isolasi fleksibel, dikelilingi oleh perisai tabung. Istilah koaksial konduktor berasal
dari dalam dan luar perisai berbagi sumbu geometris yang sama.
23
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Di sini kita menentukan model radio yang akan kita pakai, sekali lagi sebenarnya
dengan memasukkan code otomatis parameter di kolom tersebut akan terisi dengan
sendirinya, tetapi berhubung saya tidak memiliki file code untuk radio yang saya
harapkan, saya memasukkan parameternya secara manual, namun tetap menggunakan
referensi dari data sheet radio yang akan saya gunakan yaitu CM6 12DS1. Parameter
tersebut antara lain adalah ;
24
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
Keterangan :
Pada sistem telekomunikasi wireless sering kali ditemui banyak gangguan dalam
pentransmisian sinyal, seperti adanya fenomena multipath. Multipath adalah suatu
bentuk gangguan atau interferensi yang muncul ketika sinyal memiliki lebih dari satu
jalur pada saat ditransmisikan. Propagasi dari multipath akan menyebabkan efek yang
disebut dengan ISI (Intersymbol Interference) yang nantinya akan menyebabkan
informasi yang diterima menjadi cacat.
25
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
26
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
27
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
28
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
29
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
30
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
31
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
32
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
33
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
34
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
35
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
36
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
VII. Analisa
Setelah melakukan konfigurasi pada software pathloss, kita dapat mengambil
analisa dari menu Full Report, karena pada menu Full Report memuat berbagai
parameter Antena yang sebelumnya telah mahasiswa konfigurasi.
Link pertama terbentang antara Sragen Karang Malang, level sinyal yang
diterima/receive signal level (RSL) berada diatas treshold -75,00 dBm yaitu
sebesar -44,49 dBm. Jarak link Sragen Karang Malang sejauh 5,67 km tidak
begitu mempengaruhi RSL karena perangkat yang digunakan menghasilkan
penguatan yang cukup besar, dimensi antenna yang besar dan ketinggian antenna
yang cukup tinggi untuk melewati terrain dan curah hujan yang turun sepanjang
Sragen Karang Malang. Gain antenna sebesar 42.30 dBi dengan ketinggian 50
m, hal inilah yang membuat link dapat terhubung dengan baik.
Pada link kedua (Gresik Bangkalan)RSL berada dibawah treshold -75 dBm
yaitu -79,52dBm. Meskipun jarak yang dilalui hanya 6.71 km tetapi terrain yang
dilalui merupakan sebuah telukyang lumayan dalam, dengan gedung d tepi teluk
yang tinggi serta perangkat-perangkat yang tidak mendukung, seperti dimensi
antenna yang cukup kecil, tinggi antenna yang hanya 5 m, daya yang dihasilkan
dari perangkat radio cukup kecil dan loss pada kabel yang lumayan
mempengaruhi transmit signal.
Kabel Coax (Transmission Line) jika terlalu panjang bisa menyebabkan losses
Power energi yang di pancarkan ke antenna, Radio Frekwensi yang disalurkan
terhambat, sebaiknya lebih teliti dalam memilih type coax terutama merk dan
pastikan jenis material kabel (kandungan metal yang dipergunakan), diameter
coax (Jarak Inner dan Outer coax serta coaxial Jacket), panjang Coax yang
dipergunakan, Jenis Connector, Korosi yang disebabkan cuaca dan lainnya.
37
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
VIII. Kesimpulan
1. Salah satu faktor yang mempengaruhi unjuk kerja antarmuka radio adalah
propagasi gelombang radio. Propagasi adalah proses perambatan gelombang
radio di udara, berawal saat sinyal radio dipancarkan di titik pengirim dan
berakhir saat sinyal radio tersebut ditangkap di titik penerima. Dalam
perjalanannya sinyal radio mengalami perlakuan-perlakuan (gangguan-
gangguan) yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang dilaluinya, yaitu
interferensi, fading, delay, redaman, dan derau. Gangguan-gangguan tersebut
dapat mengurangi kualitas sinyal radio, yang pada akhirnya mengurangi
kualitas sinyal informasi.
2. Syarat link yang baik adalah RSL > Threshold
3. Link 1 (Sragen - Karang Malang) baik karena memenuhi syarat.
4. Link 2 (Gresik Bangkalan ) tidak baik.
38
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
LAMPIRAN
39
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
40
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
41
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
42
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
43
Politeknik Negeri Semarang
Teknik Komunikasi Radio
44