b. Pemerikasaan penunjang
Hasil ECG (22/3/17): Sinus rhythm, HR: 89 x/min
Hasil X-RayThorax CTR (23/3/17): 54%
Hasil Pemeriksaan Lab Hematologi Abnormal (22/3/17):
SGOT: 45 u/L (Nilai normal 5-34)
Hb: 19,10 g/dL(Nilai normal 13,20-17,30)
Ht: 52,10% (Nilai Normal 40-52 %)
RBC: 6,37 x 10*6 U/L (Nilai normal 3,80-5,90)
WBC: 13,31 X 10*3 U/L (Nilai normal 3,80-10,60)
Tujuan dilakukannya tindakan adalah membersihkan saluran jalan nafas bagian atas dengan memakai kateter
penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotrakeal tube (OTT), trasceostomi tube (TTT) pada saluran napas
bagian atas bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadi infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami
kelainan yang dapat mengakibatkan spasme laring terutama akibat penghisapan yang dilakukan melalui trakea,
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, iskemik miokard.
Pada klien Ny. S dengan penurunan kesadaran, klien tidak mampu batuk efektif dan mengeluarkan sekret secara
mandiri sehingga dilakukan Orotrakeal tube untuk membantu membersihkan jalan napas klien
Tujuan dilakukannya tindakan adalah meningkatkan kadar kalium dalam tubuh klien.
Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L (Black dan Hawks, 2010). Kadar kalium plasma yang menurun
disebabkan oleh asupan tidak
adekuat, mengalami muntah dan diare, penggunaan obat-obatan diuresis dll (Black dan Hawks, 2010). Kalium merupakan kation utama dalam
cairan intrasel dan natrium sebagai
anion utama dalam ekstrasel mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf, dan keseimbangan volume cairan tubuh (Ganiswarna, et al., 1995).
Sistem transport primer di
membrane sel yang dibutuhkan oleh natrium dan kalium adalah transport aktif, sistem ini disebut pompa natrium kalium (Tortora dan Derrickson,
2009). Pompa natrium kalium
memindahkan ion natrium keluar sel dan ion kalium masuk ke dalam sel. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium di cairan ekstrasel
dibandingkan intrasel, dan
menyebabkan peningkatan konsentrasi kalium di cairan intrasel dibandingkan cairan ekstrasel. Pompa natrium kalium mengangkut tiga molekul
natrium keluar sel untuk setiap dua
(kation), maka
molekul kalium yang diangkut masuk ke dalam sel (Corwin, 2009). Efek pemindahan tiga natrium
pemompaan natrium dan kalium adalah kalium keluar sel dan hanya
dua kalium ke dalam sel menciptakan suatu gradient listrik di antara kedua sisi membran. Potensial membrane listrik inilah yang memungkinkan sel
saraf dan otot berfungsi dan
menimbulkan potensial aksi (Corwin, 2009).
Penurunan kadar kalium di ruang ekstraselular akan menyebabkan dibutuhkannya stimulus yang lebih besar untuk mendepolarisasi membrane
dalam menginisiasi potensial
aksi. Hampir semua manifestasi yang terjadi dengan hipokalemia diakibatkan oleh kapabilitas neuron yang melambat dan efeknya terhadap fungsi
otot (Black dan Hawks, 2010).
Kontraksi otot polos yang melambat menyebabkan manifestasi saluran cerna, yang mencakup anoreksia, distensi abdomen, dan konstipasi.
Kontraksi otot rangka yang melambat
menyebabkan kelemahan otot and kram tungkai. Konsekuensi neurologis progresif berupa melambatnya konduksi saraf bermanifestasi sebagai
disfasia, keadaan konfusional,
depresi, konvulsi, arefleksia, dan koma. Perlambatan otot yang ekstrem menyebabkan muntah dan ileus serta retensi urine. Kelemahan otot
rangka dapat mengalami perburukan
menjadi paralisis.
Keadaan klien, Tn. A dengan hipokalemia dan tetraparase disebabkan oleh penurunan intake 4 SMRS (data subjektif). Klien mengatakan
sebelumnya tidak meminum obat-obat
tertentu. Klien mengeluh lemas dan nyeri dari kaki menyebar ke tangan serta mual. Manifestasi klinis yang ditemukan pada klien diakibatkan oleh
penurunan kadar kalium dalam
plasma untuk menginisiasi potensial aksi sehingga memperlambat kontraksi ot
sudah tidak mampu digerakan. Hasil EKG klien tidak tampak abnormalitas.
Black, Joyce., Hawks, Jane H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 1. Singapore:
Saunders Elsevier .
Burghadt, et al. (2012). Nursing Drug Handbook. Philadelphia: Lippincotts.
Ganiswarna, Sulistia., Setiabudy, Rianto., Suyatna, Frans., Purwantyastuti., Nafrialdi. (1995). Farmakologi dan Terapi Edisi 4 Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran-Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya Baru.
Tortora, Gerard., Derickson, Bryan. (2009). Principle of Anatomy and Physiology. USA: Wiley.
Udjianti, Wajan. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medik