Anda di halaman 1dari 3

Tempat Perhentian

Ayat bacaan: Ibrani 4:1


=================
"Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang
dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih
berlaku."

Bagi orang yang sibuk, kata perhentian akan sangat indah terdengar. Bayangkan
setelah bekerja keras dalam jangka waktu tertentu, dimana kita tidak mendapat waktu
yang cukup untuk beristirahat, kita kemudian ditawarkan waktu dimana kita bisa
dengan tenang menikmati istirahat dengan nyaman, tanpa gangguan, tanpa harus
memikirkan pekerjaan, tanpa harus lelah. Bayangkan jika anda ditawarkan untuk
berlibur ke sebuah resor yang indah di tepi pantai, pohon nyiur melambai dan anda
bisa berenang atau berlayar di laut yang jernih dan tenang, melihat ikan-ikan berenang
bebas tepat di bawah anda. Semua orang ingin itu bukan? Bagi saya yang sudah
seminggu ini kecapaian akibat menumpuknya pekerjaan, mendengar kata perhentian
ini terasa begitu nikmat. Kita harus bekerja untuk hidup. Dan pekerjaan itu seringkali
tidak mudah. Ada banyak persoalan, ada banyak tugas yang harus diselesaikan, ada
banyak tanggungjawab dan sebagainya, yang biasanya punya batas waktu tertentu.
Tidak jarang kita stres memikirkan pekerjaan, sehingga tidak saja tubuh yang lelah,
tapi pikiran pun sama lelahnya. Berat? Memang, tapi itu harus kita lakukan agar
mampu menghidupi diri sendiri dan keluarga. Kalau mau sukses kita memang harus
rela bersusah-payah. Itu sudah menjadi kewajiban yang harus dilewati semua orang.
Mungkin ada yang hidup tenang, tidak harus bekerja karena mendapat subsidi lebih
dari cukup dari orang tua,tapi bukankah mereka pun harus bekerja keras untuk
membuat anak-anaknya nyaman? Bagi pekerja keras, kata perhentian, istirahat, alias
waktu yang diberikan kepada kita untuk bebas dari tekanan dan beban hidup tentu
sangat berarti.

Jika kita bekerja keras untuk mencari nafkah, dan setelahnya kita akan sangat
menikmati liburan yang penuh kenyamanan, dalam menjalani hidup pun demikian.
Hidup ini sungguh tidak mudah. Selalu ada masalah yang muncul silih berganti, ada
kesedihan, duka lara dan penderitaan yang terkadang hadir dalam hidup kita. Hidup
memang melelahkan. Di saat yang sama kita seringkali harus menghadapi beberapa
persoalan sekaligus dalam berbagai aspek kehidupan kita. Tapi seperti halnya liburan
yang menyenangkan, kepada kita pun disediakan Tuhan sebuah tempat sebagai
perhentian kita. Sebuah tempat dimana kita tidak lagi harus setengah mati bekerja,
tidak lagi harus mengalami penderitaan hidup. Tempat dimana tidak ada lagi ratap
tangis dan sakit. Ini sebuah tempat yang luar biasa nyaman, lebih dari tempat liburan
terindah manapun yang pernah anda datangi di dunia ini. Alkitab menggambarkannya
demikian: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam
bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi
Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut
tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:3-4). A place
where all the problems and sadness have dissapeared. Wow, what a place! Dan itu
bukan hanya impian, tapi tempat seperti itulah yang disediakan Tuhan kepada kita.
Semua orang bisa masuk kesana. Tuhan memang menyediakan tempat perhentian,
sebuah hari dimana semua penderitaan dan kesulitan hidup akhirnya lenyap. Tapi
perhatikan, tidak semuanya akan berhasil mencapai tempat perhentian itu dan masuk
di dalamnya.

Kitab Ibrani menjelaskan panjang lebar mengenai tempat perhentian ini dan
bagaimana agar kita tidak ketinggalan untuk mendapat bagian di dalamnya. Disana
dikatakan "Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara
kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam
perhentian-Nya masih berlaku." (Ibrani 4:1). Perhentian itu masih berlaku dan tetap
akan berlaku bagi orang percaya. Apa yang harus kita lakukan adalah terus waspada,
terus menjalani hidup dengan ketaatan yang sungguh-sungguh agar kita tidak sampai
ketinggalan kereta untuk mencapai tempat yang penuh sukacita dan damai sejahtera
itu. Kitab Ibrani mengingatkan kita agar jangan sampai melakukan kesalahan fatal
seperti halnya bangsa Israel yang gagal mencapai tempat perhentian mereka, sebuah
tanah terjanji yang berlimpah susu dan madunya. Bacalah Ibrani 3:7-19 untuk
mendapatkan gambaran jelas. 40 tahun lamanya mereka ditempa dalam perjalanan
memasuki sebuah tempat perhentian yang indah, namun mereka tidak mampu
memanfaatkan kesempatan yang ada. Mereka terus saja menyakiti hati Tuhan,
melakukan berbagai kesalahan dan pada akhirnya mereka pun luput dari tempat itu.
"..nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku
murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak
mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan
masuk ke tempat perhentian-Ku." (ay 9-11). Belajarlah dari kegagalan bangsa Israel
pada jaman itu agar kita tidak ikut-ikutan terperosok dan kehilangan kesempatan
untuk masuk ke tempat perhentian yang sudah disediakan Tuhan itu. Janji itu tetap
sama berlaku, "Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita
teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula."
(ay 14).

Apa yang dapat membuat kita gagal mendapatkannya? "Waspadalah, hai saudara-
saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan
yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup." (ay 12). Murtad
dari Tuhan, memiliki hati yang jahat dan tidak percaya. Itu hal yang akan merintangi
kita dan mengarahkan kita ke sudut yang salah, dimana masalah tidak saja terus
berlangsung, malah intensitasnya semakin mengerikan. Dalam ayat 14 yang sudah
saya kutip di atas kita melihat pula bahwa kita harus terus berpegang teguh kepada
iman kita. Memulainya sudah baik, jangan sampai kita terjatuh di tengah jalan. Adalah
penting bagi kita untuk terus berpegang kepada iman. Iman yang kuat, iman yang
teguh, iman yang percaya penuh, iman yang penuh pengharapan, iman yang mampu
melemparkan gunung ke laut. Secara jelas Penulis Ibrani mengatakan kategori orang
yang akan tidak akan diikutsertakan untuk masuk ke dalam tempat perhentianNya.
"Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa
mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka." (ay 18-19).

Bagi semua orang tempat ini disediakan. Kepada semua orang pula telah diberitakan
kabar gembira seperti halnya kepada kita. Tapi bagi sebagian orang berita itu
dibiarkan berlalu sia-sia, sehingga bagi mereka kesempatan untuk beroleh tempat itu
akan berlalu di depan mata. "Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan
sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi
mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang
mendengarnya." (Ibrani 14:2). Dikalangan orang percaya sekalipun, jika hidup tidak
dengan iman yang taat dan percaya, mereka tidak akan bisa mencapainya. (ay 6).
Bagaimana cara kita hidup saat ini akan sangat menentukan kemana kita akan masuk
seterusnya. Apakah ke tempat perhentian yang penuh damai sukacita tanpa ratap
tangis penderitaan, sakit penyakit dan sebagainya, atau ke tempat dimana penderitaan
akan milyaran kali lipat lebih parah. Oleh karena itu Penulis Ibrani mengingatkan:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (ay 7)

Tempat perhentian telah disediakan bagi kita. Tapi hanya orang-orang yang memiliki
iman teguh hingga akhirlah yang bisa mendapatkannya. Jika hidup ini diibaratkan
sebagai perlombaan, mari kita semua berlomba dengan baik untuk mencapai garis
akhir sebagai pemenang (Ibrani 12:1). Anda rindu tempat peristirahatan seperti resor
yang penuh nyiur melambai, angin sepoi-sepoi, langit biru berawan dan lautan yang
jernih seperti kaca? Apa yang disediakan Tuhan jauh lebih indah dari itu, bahkan
kekal sifatnya. Hiduplah dengan iman dan ketaatan penuh hingga akhir, agar tempat
perhentian itu bisa menjadi milik anda.

Tuhan menyediakan tempat perhentian yang penuh sukacita kepada orang


percaya yang beriman hingga akhir

Anda mungkin juga menyukai