ISO 9001:2000 merupakan ISO versi baru yang di luncurkan pada bulan Oktober 2000.
Bagi semua organisasi yang telah memperoleh sertifikat ISO, maka memiliki kewajiban untuk
melakukan modifikasi sesuai dengan persyaratan baru yang diterapkan dalam ISO 9001:2000,
walaupun tidak terdapat perbedaan yang sangat bertolak belakang. ISO tentang sistem mutu
merupakan sistem ISO dengan seri ISO 9000 yang mulai dikeluarkan pada tahun 1987. ISO
9000 terdapat berbagai varian yaitu ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, dan ISO 9004.
ISO 9000 menguraikan filosofi umum dari standar sistem mutu, karakteristik, jenis-
jenis, dan dimana serta kapan standar ini tepat digunakan, serta mendiskripsikan unsur-
unsur yang harus dimasukkan dalam model penjaminan mutu ini. ISO 9001 memuat sistem
mutu untuk desain/ pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan, ISO 9002 untuk
produksi dan instalasi, ISO 9003 untuk inspeksi dan pengujian akhir, dan ISO 9004
merupakan panduan manajemen mutu dan elemen sistem mutu. (Sonhadji, 1999)
Perubahan untuk versi ISO 1994 dengan versi 2000 adalah penggabungan ISO 9001,
ISO 9002 dan ISO 9003 menjadi ISO 9001 saja. Perubahan lain adalah struktur yang
mendasarkan pola Plan-Do-Check-Action (PDCA), pendekatan proses, penekanan pada
pelanggan, dan peningkatan berkesinambungan ( continual improvement), dan penekanan
pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem manajemen mutu
(Gazpers, 2001). Pada tahun 2000, ISO yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu
(SMM) tersebut kemudian di beri nama dengan ISO 9001:2000.
Pada bulan Mei 2008 ISO 9001:2000 diperbaruhi menjadi ISO 9001:2008. Perubahan
yang dilakukan dari versi 2000 ke versi 2008 memang tidak sedrastis ketika dilakukannya
perubahan dari versi 1994 ke versi 2000. Namun demikian, tetap terdapat banyak hal penting
dalam perubahan versi tersebut, utamanya berkaitan dengan penyesuaian terhadap teknologi
informasi dan penggunaan tenaga kerja luar. Organisasi yang telah memperoleh SMM ISO
9001:2000 harus melakukan update pada versi 2008 ini selambat-lambatnya pada bulan
November 2010.
Dengan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus
distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan
diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-standar ISO yang berkaitan dengan
berbagai bidang tersebut beberapanya terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis-Jenis ISO
Dalam kaitan dengan SMM ISO 9001 sendiri, karena banyaknya jenis bidang usaha
yang ada di dunia dan ISO 9001 merupakan jenis standar yang bersifat generik, maka
diperlukan berbagai jenis guidelines (pedoman). Pedoman-pedoman tersebut berlaku
spesifik untuk bidang-bidang tertentu, guidelines yang tersedia tersebut misalnya; IWA-1
untuk petunjuk implementasi SMM di institusi Rumah Sakit, IWA-2 untuk petunjuk
implementasi SMM di lembaga pendidikan, IWA-4 untuk untuk petunjuk implementasi SMM
di Lembaga pemerintahan. IWA merupakan kepanjangan dari International Workshop
Agreement. Dengan demikian pedoman-pedoman tersebut merupakan hasil kesepakatan
bersama dari suatu forum yang kemudian di akui oleh lembaga ISO sebagai suatu guidelines
dari ISO untuk bidang tertentu.
IWA-2 merupakan pedoman yang akan direview 3 tahunan. IWA-2 disepakati pertama
kali pada bulan Oktober 2002 di Acapulco, Mexico dengan pihak penyelenggara Mexican
General Bureau of Standards (DGN). Kemudian pada November 2006 standar pedoman
tersebut diperbarui pada workshop yang diselenggarakan di Busan, Korea Selatan dengan
penyelenggara Korean Agency for Technology and Standards.
Beberapa alasan yang dapat diungkapkan untuk menerapkan ISO 9000 dalam
organisasi, antara lain:
Adanya permintaan pasar agar produsen memberikan jaminan mutu atas produknya.
Untuk memasuki pasar global.
6. Perbaikan Berkesinambungan
Perbaikan berkelanjutan dari organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sasaran
(objectives) tetap dari organisasi.
7. Pendekatan Faktual Untuk Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi.
8. Hubungan Dengan Rekanan Yang Saling Menguntungkan
Sebuah organisasi dan pemasoknya saling bergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai (value).
Sertifikasi ISO
Hasil dari ISO bukan sebuah sertifikat, tetapi sebuah sistem manajemen mutu yang
akan membantu organisasi dalam mencapai kepuasan pelanggan. Sertifikat bukan merupakan
suatu hal yang wajib. Sertifikat hanya merupakan pernyataan bahwa sebuah sebuah
organisasi telah memenuhi persyaratan minimal yang telah ditentukan.
Walaupun sertifikasi bukan suatu keharusan namun memiliki keuntungan sebagai
berikut:
Mendapatkan Sertifikat untuk perusahaan.
Pemeriksaan kesesuaian yang independen.
Dapat memotivasi staff.
Dapat berarti telah melaksanakan SMM yang efektif, dan benchmark untuk manajemen
yang baik sesuai harapan dan keinginan pelanggan.
Mendapatkan pengakuan Nasional/Internasional.
Mendapatkan keuntungan/harga yang kompetitif.
Memperbaiki profil perusahaan.
Untuk melakukan sertfikasi, organisasi harus mengajukan ke sebuah badan yang
berhak mengeluarkan sertifikat yang disebut Badan Sertifikasi. Kriteria untuk memilih Badan
Sertifikasi, adalah sebagai berikut:
Ruang lingkup dan latar belakang Badan Sertifikasi.
Pendekatan/cara audit, kualifikasi/pengalaman auditor.
Akreditasi/Pengakuan baik Organisasi maupu auditor.
Rekomendasi/karakteristik Pelanggan/Badan Kerjasama.
Biaya sertifikasi, dan hrapan benchmark yang diinginkan.
Sertifikasi di luar sistem manajemen mutu yang telah didapatkan.
After sales service and relationship.
Siapkan pertanyaan sesuai informasi yang diinginkan, melalui proses seleksi terhadap
beberapa Badan Sertikasi.
Terdapat beberapa badan sertifikasi dunia, antara lain:
ABS Quality Standar Inc. Amerika Serikat
Tindakan Pemberian
Perbaikan Sertifikasi
Penilaian
Sertifikasi
Penilaian
Minimal
Pendahuluan
Penilaian Rutin 1 tahun
sekali
Penilaian
Diatas Meja
Untuk membuat penilaian dalam MBNQA, terdapat panduan yang dapat diikuti.
Gambar 4 merupakan panduan penilaian pada kriteria 1 6. Sedangkan Gambar 5 untuk
kriteria 7.
Referensi
Ashok Rao and Lawrence P. Carr, Total Quality Management: A Cross-functional Perspective,
John Wiley & Sons, 1996
Jenny Waller and Derek Allen, The T.Q.M. Toolkit: A Guide to Practical Techniques for Total
Quality Management, Kogan Page, 1995
Soewarso Hardjosoedarmo, Total quality management, Andi, 2004
Suryadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat
Membangun Bisnis Kompetitif, Bumi Aksara, 2007
Nursya'bani Purnama, Manajemen Kualitas: Perspektif Global , Fakultas Ekonomi UII, 2006
Bernardine Wirjana, Mencapai Manajemen Berkualitas, Andi, 2007
Sri Untari, Patok Duga Sebagai Instrumen Perbaikan Kinerja Perusahaan, Gema Stikubank,
Desember 1996
T. Yuri M Zagloel dan Rahmat Nurcahyo, Total Quality Management, 2012