Anda di halaman 1dari 11

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

dengan UUD 45

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESI


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Wajib adalah memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh
pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh warga negara.
Hak dan Kewajiban
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban sering tidak seimbang. Bahwa setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang
layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah
dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak dari pada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan
tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti
ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu
tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak
dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah ada dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi pada semestinya, maka
kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini
tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat atau diri sendiri tidak bergerak
untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun
banyak rakyat menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana
mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak
rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara
yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya
untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai
rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat
akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara
Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap
hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan
yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban
dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Kewarganegaraan
Warga Negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai warga negara itu. memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di suatu
wilayah negara, yang dapat dibedakan menjadi warga negara asli dan warga negara
asing (WNA).
Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945,Penduduk adalah warga negara Indonesia
dan orang asing yang bertempat tinggal diIndonesia.
Bukan Penduduk, adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara sesuai dengan visa
Istilah Kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara, atau segala
hal yang berhubungan dengan warga negara. Pengertian kewarganegaraan dapat
dibedakan dalam arti : 1) Yuridis dan Sosiologis, dan 2) Formil dan Materiil.
Asas Kewarganegaraan di Indonesia :
Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang.
Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan
berdasarkanpertalian darah atau keturunan.
Asas Perkawinan : Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan
yangmemiliki asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan
keluarga merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat
dan bersatu.
Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) :
Bersifat aktif yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih
atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara.
Bersifat Pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara
atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan
menggunakan hak Repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan
tersebut.

Status Kewarganegaraan Indonesia :


Apatride ( tanpa Kewarganegaraan ) adalah seseorang yang memiliki status
kewarganegaraan hal ini menurut peraturan kewarganegaraan suatu negara,
seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara manapun.
Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara dua
negara.
Bipatride ( dwi Kewarganegaraan ) adalah kewarganegaraan yang timbul apabila
peraturan dari dua negara terkait seseorang dianggap warganegara ke dua negara
tersebut.
Hak Warga Negara Indonesia :
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak
ataspekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah (pasal 28B ayat 1).
- Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demimeningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal
28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1

Kewajiban Warga Negara Indonesia :


- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi
: segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan
: Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara
dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dari sejak lahir. Hak
adalah sesuatu yang layak di terima oleh setiap manusia. Seperti mendapat
pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak memeluk agama, dan hak untuk
mendapat pengajaran. Hak selalu beriringan dengan kewajiban-kewajiban, ini
merupakan sesuatu yang harus kita lakukan bagi bangsa, negara, dan kehidupan
sosial.
Hak asasi manusia dalam bahasa Prancis disebut Droit LHomme, yang artinya
hak-hak manusia dan dalam bahsa Inggris disebut Human Rights. Seiring dengan
perkembangan ajaran Negara Hukum, di mana manusia atau warga negara
mempunyai hak-hak utama dan mendasar yang wajib dilindungi oleh Pemerintah,
maka muncul istilah Basic Rights atau Fundamental Rights. Bila diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia adalah merupakan hak-hak dasar manusia atau lebih
dikenal dengan istilah Hak asasi manusia.(Ramdlon Naning; 1982 : 97) Meriam
Budiardjo, mengemukakan bahwa :
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh daqn
dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat.
Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa,
ras, agama, kelamin dank arena itu bersifat universal. Dasar dari semua hak asasi
ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan harkat
dan cita-citanya. (Meriam Budiardjo; 1980 : 120)
Isi dari pada hak asasi manusia hanya dapat ditelusuri lewat penelusuran aturan
hukum dan moral yang berlaku dalam masyarakat. John Locke (1632-1704) yang
dikenal sebagai bapak hak asasi manusia, dalam bukunya yang berjudul Two
Treatises On Civil Government, menyatakan tujuan Negara adalah untuk
melindungi hak asasi manusia warga negaranya. Manusia sebelum hidup bernegara
atau dalam keadaan alamiah (status naturalis) telah hidup dengan damai dengan
haknya masing-masing, yaitu hak untuk hidup, hak atas kemerdekaan dan hak atas
penghormatan terhadap harta miliknya, yang semua itu merupakan
propertinya.(Dikutif dari I Dewa Gede Atmadja; 2002 ;3-5)
Di Indonesia berdasarkan Perubahan UUD 1945 dalam Bab XA ditentukan
mengenai Hak Asasi manusia. Namun kaitannya dengan hak-hak di bidang
ekonomi, sosial dan budaya identifikasinya belum rinci dan jelas. Oleh karena hak-
hak yang berkaitan dengan hak dibidang ekonomi, sosial dan budaya masih tersebar
dalam pasal-pasal yang ada. Dengan penelusuran melalui pendekatan sejarah, maka
ditemukan perkembangan dari ha-hak dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak-
hak ekonomi, sosial dan budaya lazimnya dikatagorikan sebagai hak-hak positif
(Positive Rights) yang dirumuskan dalam bahasa rights to (hak atas), sedangkan
hak-hak sipil dan politik dikategorikan sebagai hak-hak negative (Negative Rights
) yang dirumuskan dalam bahasa freedom from (kebebasan dari). Sebagai hak-
hak positif, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dipahami sebagai hak hak yang
tidak dapat dituntut di muka pengadilan (non-justicible), sebaliknya dengan hak-
hak sipil dan politik, sebagai hak-hak negative, dapat dituntut di muka pengadilan.
(Kasim, dalam Kasim dan Arus: xii-xiv).
Macam Hak Asasi Manusia
a. Hak Asai Manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi.
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang.
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar.
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
1. Pengakuan Bangsa Indonesia akan HAM
Pengakuan HAM pada Pembukaan UUD 1945 Alenia 1 dan Alenia 4, batang Tubuh
UUD 1945, Ketetapan MPR, Peraturan Perundang-Undangan.
2. Penegakan HAM
Memberi jaminan perlindungan terhadap HAM, selain dibentuk peraturan hukum,
juga di bentuk kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan
penegakan HAM.
3. Konvensi Internasional tentang HAM Konvensi Internasional terhadap HAM
adalah wujud nyata kepedulian masyarakat internasional akan pengakuan,
perlindungan, penegakan HAM.
4. Keikutansertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional
Tanggung jawab dan menghormati atas berbagai konvensi internasional tantang
HAM tersebut diwujudkan dengan keikutsertaan indonesia untuk instrumen
internasional.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan
30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.
Pokok Pikiran Amandemen UUD 1945 Amandemen Ke-Empat
Amandemen keempat diarahkan untuk memperbaik penyelenggaran negara dan
penekanan perhatian pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pada
amandemen keempat diubah hal-hal sebagai berikut :
a. MPR pada Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa anggota MPR terdiri dari anggota
DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. Jadi anggota MPR tidak ada lagi yang
berasal dari penunjukkan.
b. Pemilu, proses pemilu pemilihan presiden dilakukan melalui putaran kedua
apabila pada putaran pertama gagal memperoleh pemenang. Perubahan ini
menunjukkan bahwa proses pemilihan presiden ditentukan oleh rakyat secara
demokratis bukan lembaga-lembaga lain.
c. Pendidikan dan Kebudayaan diubah dalam Bab XIII, didalam bab tersebut pada
intinya hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang baik, dengan
alokasi anggaran yang memadahi.
d. Perekonomian dan Kesejahteraan sosial diubah dalam Bab XIV, pada intinya
menyatakan bahwa perekonomian diusahakan pemerintah terdistribusi secara adil
dan merata.Disamping itu juga menekanankan kembali bahwa pemerintah
berkewajiban untuk memelihara warga negara yang hidup miskin serta
mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh warganya.
e. Perubahan UUD diatur dalam Bab XVI pasal 37 dalam pasal tersebut diatur
ketentuan dansyarat perubahan UUD kecuali negara kesatuan Republik Indonesia.
Permasalahan UUD 1945 menjadi kendala dalam pencapaian tujuan
berbangsa dan bernegara.
UUD 1945 merupakan merupakan produk konstitusi yang melandasi yaitu
orde lama dan orde baru, seperti yang sudah kita ketahui bahwa kedua rejim
tersebut sarat dengan kelemahan-kelemahan. Menurut Mahfud, didalam
UUD 1945 terdapat lima kelemahan dasar yaitu :
- Konstitusi yang Sarat Eksekutif.Konstitusi UUD 1945 syarat dengan kekuasaan
eksekutif dimana presiden memegang kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislasi.
- Kurangnya Sistem Check and Balances.Didalam UUD 1945 asli MPR dinyatakan
sebagai lembaga tertinggi negara namun didalam prakteknya MPR tidak dapat
mengendalikan presiden. Di dalam UUD 1945 tersebut juga tidak secara jelas
memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif sehingga tidak berhasil
menciptakan mekanisme yang baik. Kegagalan tersebut menciptakan kekuasaan
kekuasaan presiden yang dominan diatas legislatif dan yudikatif.
- Terlalu banyak Pendelegasian ke tingkat Undang-Undang.Pendelegasian UUD
1945 ketingkat Undang-Undang menimbulkan problem ketika presiden sebagai
kepala eksekutif diberikan kukuasaan yang besar didalam pembuatan perundangan
(legislasi). Ketidakseimbangan kekuasaan antara presiden dengan DPR (legislatif)
menyebabkan presiden dapat membuat UU sesuai dengan kondisi yang
diharapkannya, sehingga dikhawatirkan muncul otoriterisme.
- Masih Adanya Pasal-Pasal yang Multi Tafsir.Pasal-pasal yang mengandung
pasal-pasal ini yang dikemudian dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan
atas nama UU. Pasal-pasal tersebut memberikan keleluasaan bagi eksekutif untuk
menafsirkan pasal tersebut sesuai dengan kepentingannya.
- Praktek UUD 1945 sangat tergantung Political Will dari
pemerintah.ketidakjelasan pasal- pasal tersebut ditas menyebabkan pelaksanaan
UUD 1945 sangat tergantung dari kemamuan pemerintah. Kekuasaan yang tak
terkontrol dengan penyeimbang yang baik akan membuat eksekutif menjadi
pemerintah yang otoriter seperti yang terjadi pada orde lama dan orde baru.
Didalam perkembangannya pasal-pasal tersebut diperbaiki didalam amandemen
UUD 1945 seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

Sampai saat ini masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi


baik pusat maupun daerah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1. Tidak jelasnya sistem parlemen di Indonesia, parlemen di Indonesia terdiri dari
DPR, DPD dan MPR. Sedangkan MPR adalah lembaga tinggi negara yang
mempunyai kekuasan sendiri namun anggotanya adalah anggota dari DPR dan
DPD.
2. Reformasi eksekutif sampai saat ini presiden masih belum terbebas dari
cengkraman partai-partai politik. Presiden yang diusulkan melalui partai politik
cenderung melakukan politik balas budi kepada partai yang mencalonkannya.
3. Reformasi legislatif pada amandemen UUD 1945 sudah dilkukan yaitu dengan
menggeser kekuasan eksekutif ke legiaslatif untuk menciptakan sistem Check and
Balances yang baik. Namun, dalam implementasinya perubahan ini membuat
DPR/D seperti menjadi lembaga superior karena kesalahan penafsiran UU bagi
sebagian anggota DPR/D.
4. Pelaksanaan otonomi daerah banyak multi tafsir sehingga implementasi didaerah
berbeda-beda. Otonomi menimbulkan banyak permasalahan terutama kedaerahan
dan sulitnya koordinasi antar daerah.
5. Masih tingginya kebocoran anggaran dan kesalahan pengelolaan SDA
menyebabkan efisiensi anggaran dan pendapatan negara yang baik belum tercapai.
Kebocoran tersebut mengakibatkan rendahnya pelayanan pemerintah di bidang
pendidikan dan belum tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Konsep Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945
Memasukkan hak-hak asasi manusia ke dalam pasal-pasal konstitusi merupakan
salah satu ciri konstitusi moderen. Setidaknya, dari 120an konstitusi di dunia, ada
lebih dari 80 persen diantaranya yang telah memasukkan pasal-pasal hak asasi
manusia, utamanya pasal-pasal dalam DUHAM. Perkembangan ini sesungguhnya
merupakan konsekuensi tata pergaulan bangsa-bangsa sebagai bagian dari
komunitas internasional, utamanya melalui organ Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejak dideklarasikannya sejumlah hak-hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia atau biasa disebut DUHAM 1948 (Universal
Declaration of Human Rights), yang kemudian diikuti oleh sejumlah kovenan
maupun konvensi internasional tentang hak asasi manusia, maka secara bertahap
diadopsi oleh negara-negara sebagai bentuk pengakuan rezim normatif
internasional yang dikonstruksi untuk menata hubungan internasional.
Dalam konteks sejarah dan secara konsepsional, Undang-Undang Dasar 1945 yang
telah lahir sebelum DUHAM memiliki perspektif hak asasi manusia yang cukup
progresif, karena sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, alinea 1 :
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD
1945 yang meliputi :
Hak dan kewajiban dalam bidang politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal ini menyatakan adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 28 menyatakan, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
Arti pesannya :
1. Hak berserikat dan berkumpul.
2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-
aturan lainnya, di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai
azasnya, semua media pers dalam mengeluarkan pikiran

Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya


Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur denganundang-
undang.
Pasal 32 menyatakan bahwa Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.Arti pesan yang terkandung adalah :

1. Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum


maupun kejuruan.
2. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.
3. Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.
4. Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.
5. Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
6. Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.
Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara tertuang
pula pada pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Arti pesannya adalah
:
7. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral
keagamaannya,sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan
spiritualnya terpelihara dengan baik.
8. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam
Pasal 30 menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara. Arti pesannya : bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib dalam usaha pembelaan negara.
Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi
Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34 menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara.
Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi.
Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : Tiap-tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam Pasal 28D ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan :Setiap orang berhak
untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja. Selanjutnya khusus mengenai perekonomian diatur dalam Pasal 33
Perubahan UUD 1945 yaitu :
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3). Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional. Penelusuran dalam kepustakaan ditemukan bahwa hak
asasi manusia bidang ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan akitivitas
perekonomian, perburuhan, hak mempero!eh pekerjaan, perolehan upah dan hak
ikut serta dalam serikat buruh.
- Hak memperoleh Pekerjaan.
Deklarasi Umum Persenkatan Bangsa-dangsa (PBB) tentang HAM, dalam pasal 23
ayat (1) menentukan setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas
memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan
atas perlindungan terhadap pengangguran. Dalam International Covenant on
Economc, Social and Cultural 1966, pasal 6 ayat (1) menentukan negara-negara
peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang meliputi setiap orang atas
kesempatan memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang secara bebas
dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang layak
dalam melindungi hak ini. Kecuali itu, dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 menentukan :setiap warga negara sesuai dengan bakat, kecakapan dan
kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak (ayat 1). Selain itu ditentukan
setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak
pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil (ayat 2). Setiap orang baik. pria
maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang sama, sebanding, setara atau
serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama (ayat 3).
Sedangkan ayat 4 menentukan setiap orang baik pria maupun wanita dalam
rnelakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas
upah yang adil sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan
kehidupan keluarga.
- Hak mendapat upah yang sama.
Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita
diharapkan tidak berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan yang
sama. The Universal Declaration of Human Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2)
menentukan setiap orang dengan tidak ada perbedaan, berhak atas pengupahan
yang sama untuk pekerjaan yang sama. Hal yang sama juga diatur secara rinci
dalam pasal 7 International Covenant on Economic, Social and Cultural menetukan
negara-negara pesertaperjanjian mcngakui hak setiap orang akan kenikmatan
kondisi kerja yang adil dan menyenangkan yang mejamin :

a. Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :


1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya tanpa
perbedaan apapun, terutama wanita yang dijamin kondisi kerjanya tidak kurang dan
kondisi yang dinikmati oleh pria, dengan gaji yang sama untuk pekerjaan
yangsama.
2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam perjanjian.
b. Kondisi keja yang aman dan sehat;
c. Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan pekerjaannya ke
tingkatyang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali senioritas dan kecakapan;
d. Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan liburan
berkala.dengan upah dan juga upah pada hari libur umum. Hal yang sama dalam
hukum positif Indonesia diatur dalam pasal 38 Undang-undang tentang Hak Asasi
Manusia.

- Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.


Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada pasal 23
ayat (4) menentukan :setiap orang herhak mendirikan dan memasuki serikat-
serikat kerja untuk melindungi kepentingannya.
Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya
a. Hak asasi Manusia di bidang Sosial
Hak asasi manusia bidang sosial adalah hakasasi manusia yang berkaitan dengan
hak atas jaminan sosial, hak atas perumahan dan hakatas pendidikan. Dalam
Perubahan UUD 1945 ditentukan sbb.:
Pasal 28H ayat (3) Perubahaqn UUD 1945 menentukan :Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermantabat.
Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan: Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan kebudayaan
yaitu :
Ayat (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
Ayat (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.
Ayat (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 %
dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Ayat (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan
menjungjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Hak Asasi manusia di bidang Budaya
Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai berikut.
Pasal 28C Perubahan UUD 1945
menentukan bahwa :Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945
menentukan bahwa:Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
dihormatiselaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Pasal 32 Perubahan UUD 1945 menentukan :
Ayat (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Ayat (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.
Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib menghormati
hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Berangkat dari ketentuan tersebut, maka perlindungan , pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah merupakan tanggung jawab Negara, terutama
pemerintah. Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan. Maka dalam
rangka memenuhi semua itu dikeluarkan antara lain:
- Perubahan UUD 1945 (Bab XA tentang Hak Asasi Manusia)
- UU RI NO.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
- UU RI NO.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
- Dan peraturan-peraturan lainnya

Anda mungkin juga menyukai