LEPRA
SOP No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Puskesmas
Halaman : ...............................
Pemerintah Ttd Kepala Puskesmas dr. ................................
Kabupaten NIP. ....................................
Malang
1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. Penularan
kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan atas dan kontak kulit
pasien lebih dari 1 bulan terus menerus. Masa inkubasi rata-rata 2,5
tahun, namun dapat juga bertahun-tahun.
2. Tujuan Menangani Lepra
3. Kebijakan Sebagai pedoman penanganan Lepra
4. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan Lepra
4. Tatalaksana
a. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini, serta
mengenai pengobatan serta pentingnya kepatuhan untuk eliminasi
penyakit.
b. Higiene diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan.
c. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi
dilaksanakan.
d. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada:
1. Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah
mendapat MDT.
2. Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah
ini:
Relaps
Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
Pindahan (pindah masuk)
Ganti klasifikasi/tipe
e. Terapi pada pasien PB:
1. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul rifampisin @
300mg (600mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
2. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
3. Pasien minum obat selama 6-9 bulan ( 6 blister).
4. Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450 mg, dan DDS 50
mg.
f. Terapi pada Pasien MB:
1. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul rifampisin @
300mg (600mg), 3 tablet lampren (klofazimin) @ 100mg
(300mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
2. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
lampren 50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister
obat untuk 1 bulan.
3. Pasien minum obat selama 12-18 bulan ( 12 blister).
4. Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450 mg, lampren 150
mg dan DDS 50 mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis
harian untuk lampren 50 mg diselang 1 hari.
g. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan berat
badan:
1. Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
2. Dapson: 1-2 mg/kgBB
3. Lampren: 1 mg/kgBB
h. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1,
B6, dan B12.
i. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui. Bila
pasien juga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin disesuaikan
dengan tuberkulosis.
j. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren,
untuk MB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat (dikurangi
DDS).
Ringan