Anda di halaman 1dari 6

LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.

Suspek Viral

Oculi Dextra Conjunctivitis ec. Suspect Viral


Lovensia
Faculty of Medicine, Lampung University

Abstract
Conjunctivitis is an inflammation of the conjunctiva caused by microorganisms (viruses, bacteria), irritation or
allergic reaction characterized by red eyes, pain, watery, itchy, out dirt and blurred vision. Conjunctivitis is a
common virus that cause is adenovirus. A women, 57 years old, came with red on the right eye since 4 days ago,
accompanied by pain, swelling in the upper eyelid and itchy. History of trauma or foreign bodies intruding previously
denied.Physical examination revealed good general condition, blood pressure 120/80 mmHg, pulse 80 x/minute,
respiration 16 x/minute, the status of generalists found no abnormalities. Ophthalmological status oculi dextra
obtained visual acuity 6/6, palpebrae superior: minimal edema, no spasm, bulbus oculi ortoforia, conjungtiva bulbi
hyperemia (+), conjungtiva fornices hyperemia (+), conjungtiva palpebral hyperemia (+), iris crypts (+) brown, light
reflex (+). Patien twas diagnosed as conjunctivitis oculi dextra ec. suspect viral, the management of non-medical
education is done in order to protect the eyes from sunlight, dust, and air dried, and medically is to give antibiotic
eye drops and anti-inflammatory that is Xitrol 3 times a day. The patient's prognosis is generally good. Patients with
a red right eye was diagnosed as conjunctivitis oculi dextra ec .suspected viral and pharmacological therapy Xitrol
eye drop 3 times a day

Keywords: viral conjuvtivitis, oculi dextra ,xitrol, woman

Abstrak
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi
yang ditandai dengan mata merah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran dan pandangan kabur. Konjungtivitis
virus adalah umum ditemukan yang penyebabnya adalah adenovirus.Wanita usia 57 tahun, datang dengan keluhan
merah pada mata kanan sejak 4 hari lalu, disertai rasa nyeri, bengkak pada kelopak mata bagian atas dan
gatal.Riwayat trauma maupun kemasukan benda asing sebelumnya disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tekanandarah120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 16 x/menit, pada status generalis
tidak didapatkan kelainan. Status oftalmologis oculi dextra didapatkan visus 6/6, palpebra superior: edem minimal,
tidak ada spasme, bulbus oculi ortoforia, conjungtiva bulbi hiperemi (+), conjungtiva fornices hiperemi (+),
conjungtiva palpebra hiperemi (+), iris kripta (+) berwarna coklat, refleks cahaya (+). Pasien didiagnosis sebagai
konjungtivitis oculi dextra ec suspek viral, dengan penatalaksanaan secara non-medikamentosa dilakukan edukasi
agar lindungi mata dari sinar matahari, debu, dan udara kering, dan secara medikamentosa yaitu dengan
memberikan obat tetes mata antiobiotik dan antiinflamasi yaitu Xitrol 3 kali sehari. Prognosis pasien ini secara
umum baik. Pasien dengan mata kanan merah didiagnosis sebagai konjungtivitis oculi dextra ec. suspek viral dan
mendapatkan terapi farmakologi Xitrol eye drop 3 kali sehari.

Kata kunci: konjungtivitis viral, oculi dextra, xitrol, wanita

...
Korespondensi :Lovensia | lovensiatia@rocketmail.com

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 168


LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.Suspek Viral

Pendahuluan kasus konjungtivitis penyebabnya


Konjungtiva adalah membran adalah virus terutama adenovirus.12,13
mukosa yang transparan dan tipis yang Sedangkan di Asia Timur, adenovirus
membungkus permukaan posterior dapat diisolasi dari 91,2% kasus yang
kelopak mata (konjungtiva palpebra) didiagnosa keratokonjungtivitis
dan permukaan anterior sklera epidemik.Lebih dari 50 serotipe
(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva adenovirus yang telah diidentifikasi dan
bersambungan dengan kulit pada tepi terbagi menjadi 6 subkelompok.14,15
kelopak mata (persambungan
mukokutan) dan dengan epitel kornea
di limbus. Konjungtiva mengandung
kelejar musin yang dihasilkan oleh sel
Goblet. Musin bersifat membasahi bola
mata terutama kornea.1,2

Gambar 2.Konjungtivitis viral

Keratokonjungtivitis epidemik
berhubungan dengan adenovirus
Gambar 1. Anatomi normal konjungtiva serotipe 8, 19 and 37. 16,17,18 Infeksi virus
sering terjadi pada epidemi dalam
Konjungtivitis (pink eye) adalah
keluarga, sekolah, kantor, dan
radang konjungtiva yang dapat 19
organisasi militer. Konjungtivitis juga
disebabkan oleh mikroorganisme (virus,
salah satu penyakit mata yang paling
bakteri), iritasi atau reaksi
3,4,5,6,7,8,9 umum di Nigeria bagian timur, dengan
alergi. Ditandai dengan mata
insidens rate yaitu 32,9% dari 949
merah, terasa nyeri, berair, gatal,
kunjungan di Departemen Mata Aba
keluar kotoran (belekan) dan
10 Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004
pandangan kabur. Umumnya
hingga 2006.20
penderita konjungtivitis mengalami
Faktor risiko predisposisi
pembengkakkan kelopak mata
diantaranya adanya riwayat kedinginan
dikarenakan struktur dibawah kelopak
atau infeksi saluran napas bagian atas,
mata memiliki jaringan yang lemah dan
higienitas kurang, kontak dengan orang
membentuk lekukan serta kaya akan
yang terinfeksi dalam lingkungan yang
pembuluh darah.11
ramai, dan penularan virus dari tangan
Konjungtivitis virus adalah
atau instrument kontak (contoh prisma
penyakit mata yang umum ditemukan
tonometer).21
baik di Indonesia maupun di seluruh
Onset konjungtivitis viral secara
dunia. Karena begitu umum dan banyak
cepat dapat terjadi pada pasien, namun
kasus yang tidak dibawa ke perhatian
pada kenyataannya ada periode
medis, statistik yang akurat pada
inkubasi sekitar satu minggu sebelum
frekuensi penyakit tidak tersedia. Pada
gejala klinis muncul.22 Konjungtivitis
penelitian di Philadelphia, 62% dari

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 169


LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.Suspek Viral

virus biasanya mengenai satu mata. Kasus


Pada konjungtivitis ini, mata sangat Pasien perempuan berusia 57
berair. Kotoran mata ada, namun tahun, seorang pensiunan PNS
biasanya sedikit. Konjungtivitis bakteri (Pegawai Negri Sipil) datang dengan
biasanya mengenai kedua mata. Ciri keluhan merah pada mata kanannya
khasnya adalah keluar kotoran mata sejak 4 hari yang lalu, disertai rasa
dalam jumlah banyak, berwarna kuning nyeri. Pasien mengaku awalnya mata
kehijauan. Konjungtivitis alergi juga kanannya hanya merah sedikit yang
mengenai kedua mata. Tandanya, makin hari dirasa semakin merah dan
selain mata berwarna merah, mata juga nyeri, namun keluhan ini tidak
akan terasa gatal. Gatal ini juga dirasakan pada mata kirinya.
seringkali dirasakan dihidung. Produksi Pasien juga mengeluh mata
air mata juga berlebihan sehingga mata kanannya keluar kotoran sejak 4 hari
sangat berair. Konjungtivitis papiler yang lalu. Pasien mengatakan kotoran
raksasa adalah konjungtivitis yang terasa sangat banyak pada mata kanan
disebabkan oleh intoleransi mata pada pagi hari. Kotoran tersebut
terhadap lensa kontak. Biasanya dikatakan sering keluar dengan cairan
mengenai kedua mata, terasa gatal, berwarna bening, pasien juga
banyak kotoran mata, air mata mengatakan penglihatan pada mata
berlebih, dan kadang muncul benjolan kanan sedikit kabur.
di kelopak mata. Konjungtivitis virus Selain itu, pasien juga
biasanya tidak diobati, karena akan mengeluhkan bengkak pada kelopak
sembuh sendiri dalam beberapa hari. mata bagian atas sejak 4 hari yang lalu.
Walaupun demikian, beberapa dokter Bengkak dirasakan terus menerus dan
tetap akan memberikan larutan disertai sedikit rasa gatal. Keluhan
astringen agar mata senantiasa bersih nyeri, mata silau dan penglihatan kabur
sehingga infeksi sekunder oleh bakteri pada mata kiri disangkal oleh pasien.
tidak terjadi dan air mata buatan untuk Riwayat trauma maupun kemasukan
mengatasi kekeringan dan rasa tidak benda asing sebelumnya disangkal.
nyaman di mata.2,3 Beberapa sumber Pasien juga mengatakan tidak pernah
lain menyebutkan bahwa tidak ada sakit mata seperti ini sebelumnya.
pengobatan yang efektif untuk infeksi Riwayat asma serta alergi disangkal.
adenovirus, namun air mata buatan, Pada pemeriksaan fisik
antihistamin topikal, kompres air dingin didapatkan keadaan umum baik,
mungkin dapat mengurangi gejala.23 compos mentis, tekanan darah120/80
Selain itu dibutuhkan cuci mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 16
tangan secara berkala dan x/menit, pada status generalis tidak
menggunakan handuk serta alat didapatkan kelainan. Pada status
kosmetik secara sendiri-sendiri untuk oftalmologis oculi dextra didapatkan
mencegah penularan.24,25 visus 6/6, palpebra superior: edem
Pasien harus dirujuk ke spesialis minimal, tidak ada spasme, palpebra
mata jika gejala tidak berkurang setelah inferior: tidak edem, tidak ada spasme,
7-10 hari dikarenakan risiko gerak bola mata baik ke segala arah,
komplikasinya. 26 bulbus oculi ortoforia, eksoftalmus (-)
endoftalmus (-), konjungtiva bulbi

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 170


LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.Suspek Viral

hiperemi (+), konjungtiva konjungtiva menyebabkan terjadi


fornixhiperemi (+), konjungtiva hipersekresi dari kelenjar tersebut.
palpebra hiperemi (+), sikatrik (-), sklera Untuk penyebab dari infeksi tersebut,
siliar injeksi (-) , kornea jernih infiltrat (- pada pasien ini lebih mengarah ke
) ulkus (-), kamera oculi anterior konjungtivitis viral dilihat dari warna
kedalaman cukup, bening, iris kripta (+) kotoran yang bening. Pada
berwarna coklat, pupil bulat, regular, konjungtivitis bakteri, sekret biasanya
sentral, 3 mm, refleks cahaya (+), berwarna kuning, kental dan biasa
lensa jernih, tensio oculi dalam batas keluar dalam jumlah besar sehingga
normal, sistem kanalis lakrimalis mata agak sulit dibuka. Sedangkan
diperiksa secara digital normal. konjungtivitis alergi, biasanya pasien
Diagnosis kerja pada pasien memiliki riwayat atopi atau alergi pada
adalah OD Konjungtivitis ec susp viral, keluarga, serta ada pajanan terhadap
dengan penatalaksanaan secara non- alergen sebelum muncul gejala.
medikamentosa dilakukan edukasi agar Beberapa penyebab mata
lindungi mata dari sinar matahari, merah seperti keratitis, uveitis, dan
debu, dan udara kering, dan secara glaukoma akut bisa dibedakan dari
medikamentosa yaitu dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada
memberikan obat tetes mata keratitis, pasien biasanya mengeluhkan
Antiobiotik dan antiinflamasi 3 kali mata silau, mata kabur, nyeri serta sulit
sehari. Obat tetes mata yg digunakan untuk membuka mata. Gejala tersebut
adalah Xitrol yang mengandung tidak terdapat pada pasien ini. Selain
deksametason 0,1%, neomisina 3,5 mg, itu dari pemeriksaan fisik, biasanya
dan polimiksina 6000 IU. Prognosis terlihat infiltrat pada kornea, peri
pasien ini secara umum baik. corneal vascular injection (PCVI),
edema kornea dan bisa tampak ulkus
Pembahasan pada kornea pasien. Sedangkan pada
Keluhan penderita yaitu mata uveitis, pasien juga bisa mengeluhkan
kanan kemerahan disertai rasa nyeri, nyeri pada mata, mata merah, dan dari
keluar kotoran serta cairan berwarna pemeriksaan fisik bisa tampak miosis
bening sehingga penglihatan pasien dan hipopion. Dan pada glaukoma,
sedikit terganggu, kelopak mata kanan pasien mengeluhkan nyeri hebat pada
bagian atas sedikit bengkak, dan terasa mata disertai mual muntah, dan
sedikit gatal. Kemerahan pada mata penurunan penglihatan. Dari
merupakan tanda dari berbagai pemeriksaan fisik, tampak bilik mata
penyakit mata, sehingga untuk depan dangkal serta tekanan bola mata
membedakannya perlu dilihat gejala yang meningkat.
lainnya. Pada pasien ini terdapat Dari anamnesis dan
kotoran berwarna bening yang keluar pemeriksaan fisik penderita ini
terus menerus, hal ini mengarah ke memenuhi kriteria diagnosis
penyakit konjungtivitis. Keluarnya konjungtivitis yang disebabkan oleh
kotoran dari mata disebabkan adanya viral. Pada konjungtivitis didapatkan
peradangan pada bagian konjungtiva hiperemia pada daerah konjungtiva
dari mata, dimana pada konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi. Selain
terdapat banyak kelenjar. Infeksi itu terdapat pula edema minimal pada

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 171


LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.Suspek Viral

palpebra serta conjunctival vascular WhitcherJP, editors. Vaughan &Asburrys


injection (CVI) pada konjungtiva bulbi. General Opthalmology 17thedition. USA:
McGraw-Hill Companies. 2010. p108-112
Tanda tanda tersebut menunjukkan 2. Ilyas S. IlmuPenyakit Mata. Jakarta:
konjungtivitis. Sedangkan untuk FakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
perbedaan jenis penyebab, dapat 2005. p128-131
dilihat dari gejala dan tanda seperti 3. American Academy of Opthalmology.
yang sudah dijelaskan sebelumnya. External Disease and Cornea Section 11.
San Fransisco: MD Association; 2006.
Pada konjungtivitis alergi, bisa 4. Ikatan Dokter Indonesia. Buku Panduan
ditemukan cobblestone appearance Praktis Klinis Bagi Dokter Pelayanan
pada konjungtiva palpebra serta trantas Primer Edisi 1. Jakarta: IDI; 2013.
dots pada daerah perilimbu. 5. James Brus, et al. Lecture Notes
Pengobatan yang diberikan Oftalmologi. Jakarta: Erlangga. 2005.
6. Mark B and Lauren Lilyestrom. Ocular
pada penderita ini adalah obat tetes
Encounters of The Viral Kind
mata berupa antibiotik dan
[Internet]. [Place unknown]: Review of
antiinflamasi untuk membantu proses Ophthalmology; 2007 [cited 2014 July 23].
penyembuhan. Available
Prognosis pada penderita ini from:http://www.revophth.com/content/
baik, didukung oleh kepustakaan yang d/therapeutic_topics/i/1295/c/24938/.
7. Sambursky RP, Fram N, Cohen EJ. The
mengatakan bahwa kebanyakan kasus
prevalence of adenoviral conjunctivitis at
konjungtivitis viral dapat sembuh the Wills Eye Hospital emergency room.
sendiri tanpa diberikan terapi. Optometry. 2007; 78:236-9.
Komplikasi dari penyakit ini juga tidak 8. Jin X, Ishiko H, Ha NT, etal. Molecular
sering terjadi. Namun perlu epidemiology of adenoviral conjunctivitis
in Hanoi, Vietnam. Am J Ophthalmol.
diperhatikan pencegahan agar tidak
2006; 142:1064-6.
menular kepada orang lain mengingat 9. Sambursky R, Tauber S, Schirra F, etal. The
angka penularannya cukup tinggi. RPS Adeno Detector for diagnosing
adenoviral conjunctivitis. Ophthalmology.
Simpulan 2006; 113:1758-64.
10. Gondhowiardjo, TD Simanjuntak. Panduan
Pasien wanita berusia 57 tahun
Manajemen Klinis Perdami 1th. Jakarta: CV
didiagnosis sebagai konjungtivitis oculi Ondo.2006.
dextra ec. suspek viral dan diberi 11. Khurana AK, editor. Disease of The
tatalaksana non-medikamentosa Conjunctiva. Comprehensive
berupa edukasi cuci tangan secara Ophtalmology 4th. New Delhi. 2010.
12. Hampton Roy, editor.Viral
berkala dan menggunakan handuk
Conjunctivitis[Internet]. [Place unknown]:
serta alat kosmetik secara sendiri- Medscape; 2011 [cited 2014 July 23].
sendiri untuk mencegah penularan, Available
edukasi agar lindungi mata dari sinar from:http://emedicine.medscape.com/art
matahari, debu, dan udara kering. icle/1191370-overview.
Secara medikamentosa adalah 13. Centers for Disease Control and
Prevention. Viral Conjunctivitis
memberikan obat tetes mata
[Internet]. [Place unknown]: CDC; 2014
Antiobiotik dan antiinflamasi Xitrol 3 [cited 2014 July 23]. Available
kali sehari. from:http://www.cdc.gov/conjunctivitis/cl
inical.html.
Daftar Pustaka 14. Butt AL, Chodosh J. Adenoviral
1. Garcia-Ferrer FJ, Schwab IR, Shetlar DJ. keratoconjunctivitis in a tertiary care eye
Conjunctiva. In: Riordan-Eva P, clinic. Cornea. 2006; 25:199-202.

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 172


LovensiaKonjungtivitis Oculi Dextraec.Suspek Viral

15. Lenaerts L, De Clercq E, Naesens L. Clinical


features and treatment of adenovirus
infections. Rev Med Virol. 2008; 18:357-
74.
16. Rajaiya J, Chodosh J. New paradigms in
infectious eye disease: adenoviral
keratoconjunctivitis. Arch SocEspOftalmol.
2006; 81:493-8.
17. Lenaerts L, Naesens L. Antiviral therapy
for adenovirus infections. Antiviral Res.
2006; 17:172-80.
18. Kinchington PR, Romanowski EG, Gordon
YJ. Prospects for adenoviral antivirals. J
AntimicrobChemother. 2005; 55:424-9.
19. Scott, IU. Viral Conjunctivitis [Internet].
[Place unknown]: Medscape; 2011.
Available from:http://emedicine.
medscape.com/article/1191370-
overview#showall.
20. Amadi, A., et al.Common Ocular Problems
in Aba metropolis of Albia State, Eastern
Nigeria. Federal Medical Center Owerri
[Internet].2009; 6(1):32-35
21. Paramdeep Bilkhu, Shehzad Naroo, James
Wolffsohn. Infectious Conjunctivitis. Ot
Cet Continuing Education & Training.
2013.
22. Kaufman HE. Adenovirus advances: new
diagnostic and therapeutic options.
CurrOpinOphthalmol. 2011; 22:290-3.
23. American Academy of Ophthalmology.
Preferred Practice Guidelines.
Conjuctivitis. San Francisco. 2013.
24. Lakkis C, Lian KY, Napper G, etal. Infection
control guidelines for optometrists 2007.
ClinExpOptom. 2007; 6:434-44.
25. Diane Callahan. Conjunctivitis
[Internet]. [Place unknown]: Digital
Journal of ophthalmology; 2014 [cited
2014 July 23]. Available
from:http://www.djo.harvard.edu/site.ph
p?url=/patients/pi/410.
26. Amir A. Azari, MD; Neal P. Barney, MD.
Conjuctivitis a systematic review of
diagnosis and treatment. JAMA, 2013.

Jurnal Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 173

Anda mungkin juga menyukai