(+) Vaksin mati: bisa untuk semua orang, bumil, immunodefisiency, organ transplant, pasien dengan
hemodialisa, dengan kortikosteroid
(-) Vaksin mati: rangsang pembentukan antibody lemah karena itu perlu booster
Penyimpanan 2-8oC
1. IPV
2. DPT
3. Hep A dan Hep B
4. Pneumococcal
5. HiB
6. Meningococcal
7. Influenza
8. HPV
9. Tifoid
(+) Vaksin hidup dilemahkan: rangsangan pembentukan antibody kuat sehingga bertahan lama, tidak
membutuhkan booster.
(-) Vaksin hidup dilemahkan: tidak boleh pada bumil, immunodefisiency, transplan organ, pasien dengan
hemodialysis, pengguna kortikosteroid
Vaksin hidup dapat menimbulkan mutasi genetic dan lebih banyak ditemukan ES.
Vaksin dilemahkan jauh lebih baik pada vaksin virus sedangkan vaksin mati jauh lebih baik untuk bakteri
1. MMR
2. OPV
3. Varicella
4. Yellow Fever
5. Rotavirus
6. BCG
Vaksin monovalent itu satuan. Vaksin polyvalent atau kombinasi itu berupa campuran antigen ( DPT-
HIB-Hep B, DPT-HIB, DPT-HIB-Hep B-Polio, DPT)
(+) Polivalent: kepatuhan, efisiensi ekonomis, mempermudah storage, jumlah suntikan menurun
Lokasi penyuntikan
Pemberian :
Dosis 0,5 cc IM
KI : reaksi alergi terhadap vaksin dan konstituen vaksin (ragi), sakit sedang atau berat dengan atau tanpa
demam
Ibu dengan HbsAg (+) berikan anak Hep B + HBIG 0,5 cc dalam 12 jam, anak diperiksa HBsAg dan anti
HBsAg setelah menyelesaikan imunisasi Hep B pada usia 9-18 bulan
Jika tidak diketahui status HbsAg berikan Hep B pertama, segera cari tahu status Hep B ibu apabila (+)
berikan HBIG TIDAK BOLEH LEBIH DARI 1 MINGGU
Pemberian dosis 4 kali pada vaksinasi kombinasi (pentabio contohnya) masih diizinkan
POLIO
Dua jenis vaksin: OPV (Oral Polio Vaccine) dan IPV (Inactivated Polio Vaccine)
(+) OPV : menghasilkan IgA pada mukosa usus dan orofaring, mencegah replikasi menurunkan transmisi
fecal-oral.
Pemberian OPV (3 strain virus + eritromisin 10mcg + kanamisin 10mcg) jarak 4 minggu
1. 0 bulan
2. 2 bulan
3. 4 bulan
4. 6 bulan
5. 18-20 bulan
6. 5 tahun
4 kali dengan jarak 2 bulan, jika diberikan 4 kali sebelum usia 4 tahun dosis tambahan diberikan saat usia
4-6 tahun.
Dosis yang terakhir diberikan saat atau sesudah usia 4 tahun dengan jarak 6 bulan dari dosis sebelumnya
Dosis OPV 2 tetes (1 cc) cairan kuning masih baik, kalau sudah berubah sudah tidak baik
KIPI: pusing, diare ringan, malaise, VAPP pada dosis 1:3,3 jt, VDPV pada OPV
KI:
Pemberian
Dosis 0,05 ml untuk bayi baru lahir, 0,1 ml untuk anak keduanya IK deltoid kanan
KIPI: ulkus superfisial 3 minggu pasca penyuntikan, limafednitis axila, scar BCG bekas bisul yang timbul
antara 2-12 minggu
NB ! Waspada accelerated BCG reaction yaitu bisul tumbuh dibawah 1 minggu, kemungkinan sudah
terpapar TBC
Bedanya BCG itu kuman yang dilemahkan, Tuberkulin (0,1 cc volar antebrachii) itu Protein Purified
Derivate.
KI : Uji tuberculin >10mm, HIV, imunodefisiensi, imunocompromised, gizi buruk, demam tinggi, riwayat
TB (+), infeksi kulit luas, kehamilan
Difteri dan Tetanus diberikan dalam bentuk toksoid, sedangkan Pertusis merupakan vaksin mati.
Pemberian
1. 2 bulan
2. 4 bulan
3. 6 bulan
4. 18 bulan
5. 5 tahun
6. >7 tahun diberikan Tdap,Td
7. Booster setiap 10 tahun
Dosis 0,5 cc IM
KIPI : reaksi lokal, demam, gelisah dan menangis tidak jelas, kejang demam, anafilaksis
Pemberian
1. 9 bulan
2. 24 bulan apabila belum mendapat MMR
3. 6 tahun
Dosis 0,5 cc SK
KI : -
Pemberian
1. 2 bulan
2. 4 bulan
3. 6 bulan
4. 12-15 bulan
Dosis 0,5 cc IM