Hama menjadi musuh utama bagi para petani karena merusak tanaman
sehingga menurunkan produktivitas pertanian. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk membasmi hama. Namun, para petani lebih suka menggunakan
pestisida kimiawi untuk membasmi hama, karena dinilai lebih praktis, ekenomis
dan efketif. Namun, pestisida kimia tidak hanya menyerang hama, tetapi juga
menyerang organisme lain yang tidak bersalah sehingga merusak keseimbangan
ekosistem dan akan berdampak negative bagi manusia.
Teknologi rekombinan DNA dapat juga digunakan untuk merakit tanaman
holtikultural seperti tomat yang resisten terhadap serangga hama yakni dengan
memanfaatkan bakteri Bacillus thuringiensis yang merupakan jenis bakteri yang
mampu menghasilkan suatu protein kristal yang bersifat racun terhadap serangga.
Gambar. Tanaman tomat yang tidak tahan hama (kiri) dan tomat Bt yang tahan
hama (kanan) .
Aktifitas bioinsektisida dari Bacillus thuringiensis ini spesifik terhadap spesies
serangga tertentu dan tidak toksik terhadap hewan lain. Lebih dari 3.000 isolat
alami Bacillus thuringiensis yang diseleksi oleh Genetic System N.V. Belgium,
hampir semuanya dilaporkan meracun terhadap larva berbagai Lepidoptera dan 5
larva Coleoptera.