Anda di halaman 1dari 38

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Traumatologi


Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya
terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.

2.2 Klasifikasi Trauma


Di tinjau dari berbagai sudut dan kepentingan, luka dapat diklasifikasikan
berdasarkan:
2.2.1 Penyebab Trauma
1. Trauma Mekanik
Trauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai
bentuk, alami atau dibuat manusia. Senjata atau alat yang dibuat manusia
seperti kapak, pisau, panah, martil dan lain-lain. Bila ditelusuri, benda benda
ini telah ada sejak zaman prasejarah dalam usaha manusia mempertahankan
hidup sampai dengan pembuatan senjata senjata masa kini seperti senjata api,
bom dan senjata penghancur lainnya. Akibatnya pada tubuh dapat dibedakan
dari penyebabnya. Jenis-jenis kekerasan yang disebabkan oleh trauma
mekanik adalah :
a. Trauma Tumpul
Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tumpul. Hal ini disebabkan oleh
benda-benda yang mempunyai permukaan tumpul, seperti batu, kayu,
martil, terkena bola, ditinju, jatuh dari tempat ketinggian, kecelakaan lalu-
4
5

lintas dan lain-lain sebagainya. Trauma tumpul dapat menyebabkan


empat macam luka yaitu:
1). Luka memar (bruise, contusion)
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh
kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah
keluar dan meresap kejaringan di sekitarnya.
Mula mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan.
Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan
sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan.
Pada orang yang menderita penyakit defisiensi atau menderita
kelainan darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut
akan lebih besar di bandingkan pada orang normal. Oleh sebab itu,
besar kecilnya memar tidak dapat di jadikan ukuran untuk
menentukan besar kecilnya benda penyebabnya atau kekerasan
tidaknya pukulan.
Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebam maya,
tetapi jika di periksa dengan seksama akan dapat dilihat perbedaan
perbedaanya, yaitu :
Memar Lebam mayat
Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian
terendah
Pembengkakan Positif Negative
Bila di tekan Warna tetap Memucat / hilang
Mikroskopik Reaksi jaringan( Reaksi jaringan ( - )
+)
6

Memar Lebam Mayat

2). Luka lecet (abrasion)


Luka lecet (abrasion) adalah jenis kekerasan benda tumpul
(blunt force injury) yang merusak lapisan atas kulit (epidermis).
Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh
darah terdapat pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat
sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah
tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan.
Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal,
perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang
terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada
perubahan warna.
Ada 3 jenis luka lecet, yaitu :
1. Luka lecet tekan.
Ada 3 sifat luka lecet tekan, yaitu :
Makin coklat, luka makin keras perabaannya,
makin lama & kuat penekanannya.
Kadang sesuai dengan bentuk bendanya.
Eritem, vesikel tanda intravital.
7

2. Luka lecet geser.


Ada 2 sifat luka lecet geser, yaitu :
Epidermis tergeser seperti ombak.
Arah pergeseran sesuai dengan arah pengumpulan
epidermis.
3. Luka lecet regang.
Luka lecet (abrasion) regang letaknya sesuai dengan garis kulit.
Ada 4 ciri-ciri luka lecet (abrasion), yaitu :
1. Sebagian atau seluruh epitel hilang.
2. Kemudian luka akan tertutup oleh eksudat lalu luka mengering
atau terbentuk krusta.
3. Terjadi reaksi radang dengan adanya infiltrasi PMN.
4. Tidak meninggalkan jaringan parut / sikatriks.
Pola dari abrasi dapat menentukan bentuk dari benda yang
mengenainya. Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata
telanjang. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan pada hari
ke-1 sampai hari ke-3. Warnanya berubah menjadi suram / gelap /
coklat pada hari ke-2 sampai hari ke-3 berikutnya. Epidermis baru
akan terbentuk pada hari ke-7 sampai sampai hari ke-14.
Penyembuhan lengkap terjadi setelah beberapa minggu.
8
9

3). Luka robek (Laceration)


Luka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul
yang merusak atau merobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan
dibawahnya (lemak, folikel rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea).
Luka robek mempunyai tepi yang tidak teratur, terdapat jembatan-
jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut
tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut,
disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.
Cara terjadinya luka robek (laceration), yaitu :
Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan
jaringan dibawah kulit terdapat tulang misalnya kepala
yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut luka retak
(harus kita bedakan dengan luka iris (incissed wound).
Arah kekerasan miring (tangensial) sehingga luka
robek (laceration) dan terkelupas.
Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler
misalnya gilasan mobil.
Patah tulang yang menembus kulit.

Gambaran luka robek


10

4). Patah Tulang (Fracture)


Pada trauma tumpul yang kuat dapat terjadi patah tulang. Pada anak-
anak dan orang muda tulang masih lentur dan dapat menyerap tekanan yang
kuat. Tekanan berat (misalnya dilindas mobil) pada dada anak-anak dapat
menyebakan hancurnya organ dalam tanpa patah tulang iga. Pecahan tulang
dapat menunjukkan arah trauma. Patah tulang dapat menimbulkan perdarahan
luar dan perdarahan dalam.
b. Trauma Benda Tajam
Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam
adalh sebagai berikut :
- Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing
- Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan ,
tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit
lengkung.
- Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.
- Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus caesum).
1). Luka sayat (incised wound)
Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya
luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan
kemudian digeserkan sepanjang kulit.
Ada 3 bentuk luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :
Bentuk celah yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound)
yang arah datangnya sejajar dengan arah serat elastis / otot.
Bentuk menganga yaitu luka iris / luka sayat (incissed
wound) yang arah datangnya tegak lurus terhadap arah serat
elastis / otot.
Bentuk asimetris yaitu luka iris / luka sayat (incissed
wound) yang arah datangnya miring terhadap arah serat
elastis / otot.
11

Ada 8 ciri-ciri luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :


Tepi dan sudut luka tajam.
Jembatan jaringan tidak ada.
Rambut terpotong
Permukaan luka rata
Sekitar luka tidak ada luka memar (contussion) atau luka
lecet (abrasion)
Luka tidak mengenai tulang
Panjang luka lebih besar daripada dalam luka
Semua senjata bermata tajam berpotensi sebagai penyebab
luka iris / luka sayat (incised wound) sehingga identifikas
alat tidak berguna

.
Gambaran luka iris

Perbedaan Antara Luka Iris / Luka Sayat (Incissed Wound) dengan Luka Retak
Luka Iris/Luka Sayat/Incissed Wound Luka Retak
Bentuk luka teratur Bentuk luka tidak teratur.
Tepi luka tajam atau rata. Tepi luka tidak tajam atau tidak rata
Sudut luka tajam. Sudut luka tidak tajam.
Permukaan luka rata. Permukaan luka tidak rata.
Jembatan jaringan tidak ada. Jembatan jaringan ada.
Rambut terpotong. Rambut tercabut
Sekitar luka tidak memar atau tidak lecet. Sekitar luka memar atau lecet.
Dasar luka teratur. Dasar luka tidak teratur.
Lokasi luka dimana saja. Lokasi luka hanya pada tempat yang ada tulang
12

2). Luka tusuk (punctured wound)


Luka yang mengenai tubuh melalui ujung pisau dan benda tajam lainnya,
dimana dalamnya luka melebihi lebar luka. Pinggir luka dapat menunjukkan
bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau
berpinggir tajam satu sisi.

Bentuk dari luka yang disebabkan oleh pisau yang mengenai tubuh
korban, dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut :
- Sifat sifat dari pisau
Bentuk, ketajaman dari ujung dan ketajaman dari kedua tepinya,
bermata satu atau bermata dua.
- Bagaimana pisau itu mengenai dan masuk kedalam tubuh.
Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka
sama dengan lebar alat. Tetapi yang sering terjadi lebar luka melebihi
lebar pisau karena tarikan kesamping sewaktu menusukkan dan waktu
menarik pisau. Demikian juga bila pisau masuk ke jaringan dengan posisi
miring.
Begitu pula dalamnya luka tidak menggambarkan panjang senjata
kecuali bila mengenai organ padat seperti hati. Umumnya dalam luka
lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang ditusuk sampai ke
pangkal senjata. Tetapi dalamnya luka bisa melebihi panjang dari senjata
karena elastisitas jaringan, misalnya luka tusuk pada perut.
- Tempat dimana terdapat luka.
Kulit memiliki elastisitas yang besar dan besarnya ketengangan kulit
tidak sama pada seluruh tubuh. Pada daerah dimana serat serat
elastiknya sejajar yaitu pada lipatan-lipatan kulit, maka tusukan yang
sejajar dengan lipatan tersebut akan mengakibatkan luka yang tertutup,
sempit dan berbentuk celah. Akan tetapi bila tusukan pisau itu melintasi
serta memotong lipatan kulit, maka luka yang terjadi akibat tusukan pisau
tersebut akan terbuka lebar.
Ada 5 ciri-ciri luka tusuk (stab wound) yang disebabkan oleh alat
yang berujung runcing dan bermata tajam, yaitu :
Tepi luka tajam atau rata.
13

Sudut luka tajam namun kurang tajam pada sisi tumpul.


Rambut terpotong pada sisi tajam.
Sekitar luka kadang terdapat luka memar (contussion). Ekimosis
karena tusukan sampai mengenai tangkai pisau.
Kedalaman luka melebihi panja ng luka.
Efek dari kerusakan yang telah digambarkan di atas adalah perdarahan,
pneumothoraks, emboli udara dan sebagainya.
3). Luka bacok (choped wound)
Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka
kurang lebih sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya
miring terhadap kulit. Luka bacok (chop wound) adalah luka akibat alat
yang berat dan bermata tajam atau agak tumpul, akibat suatu ayunan
yang disertai tenaga yang besar.
Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu :
Ukuran luka bacok (chop wound) biasanya besar.
Tepi luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang.
Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena
bacokan.
Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar
(contussion) atau luka lecet (abrasion) atau aberasi.

Gambaran luka bacok


14
15

c. Luka Tembak (firearm wound)


1). Luka Tembak
Luka tembak ialah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau
persentuhan peluru dengan tubuh. Untuk memahami akibat luka tembak pada tubuh
harus dimulai dari pengetahuan tentang apa yang keluar dari mulut laras pada waktu
senjata api meletus. Yang keluar dari mulut laras adalah:
- Anak Peluru
- Sisa mesiu yang tidak terbakar
- Api
- Asap
- Gas
Masing - masing komponen akan menimbulkan akibat pada sasaran (manusia).
Anak peluru akan menyebabkan terjadinya luka (luka masuk dan bisa luka keluar)
dengan saluran luka didalam tubuh. Sisa mesiu yang tidak terbakar akan
menyebabkan terjadinya penyebaran tatto disekitar luka masuk. Pada jarak tembak
yang sangat dekat dengan sasaran akan api dapat menyebabkan luka bakar. Begitu
pula asap akan meninggalkan jelaga disekitar luka masuk. Gas hanya menimbulkan
akibat bila mulut laras kontak menempel pada dengan jaringan tubuh. Bila luka
tembak tempel dekat ke permukaan tulang dimana kulit dan otot dekat ke tulang,
maka gas akan memantul keluar dan membuat luka masuk menjadi luas, sering pecah
seperti bintang (stellate). Bila jaringan ditempat luka masuk hanya jaringan lunak ,
efek yang ditimbulkan tekanan gas tidak sehebat yang dekat ke tulang.1
Dengan memahami akibat dari kelima komponen di atas, maka dokter dapat
melaporkan hasil pemeriksaan dan kesimpulannya dalam VeR.

a. Luka Tembak Masuk


Bagian yang penting dalam pemeriksaan luka tembak adalah pemeriksaan
luka tembak masuk. Karena pengertian luka tembak adalah penetrasi anak peluru
kedalam tubuh, maka perlu dikaji tentang yang terjadi pada waktu peluru menembus
kulit.
Selain luka masuk yang merobek tubuh, maka di pinggir luka akan terbentuk
cincin memar di sekeliling luka masuk (contusion ring). Sebetulnya ini lebih tepat
disebut luka lecet. Diameter luka memar ini menggambarkan kaliber peluru yang
menembus. Oleh karena itu perlu diukur dengan teliti. Bila cincin memar bulat berarti
16

peluru menembus tegak lurus. Bila lonjong maka peluru menembus miring. Arah dan
sudut kemiringan luka tembak masuk dapat ditentukan dari bagian yang lebih lebar
dari cincin memar.
Bentuk cincin memar bisa tidak teratur. Ini bisa dihubungkan dengan
kemungkinan peluru yang menembus kulit tidak bulat lagi karena berubah bentuk,
misalnya peluru rikoset karena mengenai benda lain dulu seperti dinding, pohon dan
lain lain atau peluru mekar/memuai karena panas atau peluru yang ujungnya sengaja
dibelah (peluru dum dum).
Pada penembakan yang mengenai tulang gepeng misalnya tulang tengkorak,
sternum, ilium, lubang luka berbentuk corong dimana luka masuk lebih kecil dari
luka keluar. Luka tembak masuk pada tulang tengkorak terlihat lubang luka pada
tabula eksterna lebih kecil dibanding luka pada tabula interna. Bila peluru keluar lagi
maka lubang luka tabula interna lebih kecil dari pada lubang luka pada tabula
eksterna.
Tembakan pada tulang panjang walaupun tidak memberi gambaran yang khas
tetap dapat merupakan petunjuk dari mana peluru datang, yaitu dengan melihat
fragmen tulang yang terangkat atau terdorong, bila peluru datang dari sebelah kanan
maka peluru akan terdorong ke sebelah kiri.
b. Luka Tembak Keluar
Bila tidak ditemukan cincin memar disekitar lubang luka, maka ini merupakan
patokan sebagai luka keluar. Pada luka keluar bisa didapati jaringan lemak
menghadap keluar, walaupun kadang-kadang sulit memastikannya. Bentuk dan besar
luka keluar beragam, tergantung posisi peluru keluar dan kecepatan menembus kulit.
Lebih mudah memastikan bila didapati serpihan tulang apalagi bila dibantu foto
rontgent.

Beberapa kemungkinan dapat terjadi:


- Luka tembak masuk lebih kecil dari luka keluar
Ini lebih sering karena waktu keluar, daya tembus mengebor dari peluru
berkurang oleh adanya hambatan jaringan, sehingga membuat luka lebih
besar. Apalagi bila serpihan tulang ikut melukai.
- Luka masuk dan keluar sama besar.
Terjadi bila daya tembus peluru masih tinggi dan hanya mengenai jaringan
lunak.
17

- Luka masuk lebih besar dari luka keluar.


Dapat terjadi dimana sesuadah peluru menembus masuk ke tubuh,
daya tembusnya sangat berkurang dan tenaga peluru keluar hanya cukup untuk
menembus kulit.
b. Jarak Luka Tembak
Peluru yang menembus tubuh bisa ditembakkan dari berbagai jarak. Untuk
kepentingan medikolegal penentuan jarak luka tembak ini sangat penting, jarak luka
tembak ini dibagi atas 4 yaitu:
- Luka tembak tempel
Terjadi bila laras senjata menempel pada kulit. Luka masuk biasanya
berbentuk bintang (stellate). Pada luka didapati jejas laras yaitu bekas ujung
laras yang ditempelkan pada kulit. Gas dan mesiu yang tidak terbakar didapati
dalam jaringan luka. Didapati kadar CO yang tinggi dalam jaringan luka. Luka
tembak tembel biasanya didapati pada kasus bunuh diri. Oleh karena itu sering
didapati adanya kejang mayat (cadaveric spasme). Luka tembak tempel sering
ditemui dipelipis, dahi atau dalam mulut.
- Luka tembak sangat dekat
Luka tembak masuk jarak sangat dekat (close wound) sering
disebabkan pembunuhan. Dengan jarak sangat dekat ( 15 cm), maka akan
didapati cincin memar, tanda-tanda luka bakar, jelaga dan tatto disekitar
lubang luka masuk.
- Luka tembak dekat
Luka dengan jarak dibawah 70 cm akan meninggalkan lubang luka,
cincin memar dan tatu di sekitar luka masuk. Biasanya karena pembunuhan.
- Luka tembak jauh
Disini tidak ada kelim tatto, hanya ada luka tembus oleh peluru dan
cincin memar. Jarak penembakan sulit atau hampir tdk mungkin ditentukan
secara pasti. Tembakan dari jarak lebih dari 70 cm dianggap sebagai tembakan
jarak jauh, karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai sasaran lagi.

2. Luka Termis (Suhu)


a. Temperatur Panas
1) Terpapar suhu panas (heat stroke, heat exhaution, heat cramps)
- Heat Cramps (Kram karena panas)
18

Adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi


selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat cramps
disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium,
kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi
ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat
Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion. Gejalanya kram yang tiba tiba
mulai timbul di tangan, betis atau kaki. Otot menjadi keras, tegang dan sulit
untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
- Heat Exhausion (Kelelahan karena panas)
Adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena atau terpapar panas
selama berjam jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat
menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak
segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke. Gejalanya
kelelahan, kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena
berkeringat, jika berdiri penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul
di dalam pembuluh darah tungkai yang melebar akibat panas. Denyut jantung
menjadi lambat dan lemah. Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab. Penderita
menjadi linglung atau bingung terkadang pingsan.
- Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang
terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita
tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu
tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan
yang permanen atau kematian. Suhu 41 Celsius adalah sangat serius, 1
derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam, misalnya otak bisa segera
terjadi dan sering berakhir dengan kematian. Gejalanya sakit kepala, Perasaan
berputar ( vertigo ), kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-
100 kali / menit ). Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan
darah jarang berubah. Suhu tubuh meningkat sampai 40 41 Celsius,
menyebabkan perasaan seperti terbakar. Penderita bisa mengalami disorientasi
( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.
19

2) Benda panas (luka bakar dan scalds)


Luka bakar adalah luka yang disebabkan nyala api, benda benda panas,
radiasi, listrik dan sinar tembus (x-ray). Luka bakar bisa juga disebabkan oleh zat
kimia yang korosif (chemical burns) seperti asam sulfat, asam nitrat, asam karbol
dan lain-lain. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan atau uap panas disebut
scalds.
Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan
oleh persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).
Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:
Api: kontak dengan kobaran api
Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak
panas.
Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan
jaringan organik.
Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun
sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan
yang parah justru terjadi di dalam tubuh.
Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya
dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering
terjadi di Indonesia. Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang
ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Luka bakar diklasifikasi menjadi
derajat 1, 2, dan 3. Kadang - kadang digunakan pula istilah derajat 4 pada
kulit ya ng hangus terbakar mirip arang. Klasifikasi tersebut ialah :
Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang
tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas.
Sering kali disertai pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).
Luka bakar derajat 2 = partial thickness burn (luka bakar parsial).
Artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit. Luka bakar
dengan kedalaman ini sering kali disertai dengan rusaknya struktur
di bawah kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebaseus (minyak),
atau jaringan kolagen.
Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar
mengenai se luruh ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering
20

kali mengalami kerusakan. Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap,


musnah, atau hilang, tetapi rusak.
Luka bakar derajat 4 = hitam bagai arang, nekrotik.
Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :
Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh tanpa
meninggalkan sikatriks.
Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.
Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap hitam
dan sembuh dengan meninggalkan sikatriks (litteken).
Karbonisasi (sudah menjadi arang).

Gambaran luka bakar


b. Temperatur Dingin
Kekerasan oleh hawa bersuhu dingin biasanya dialami oleh bagian tubuh yang
terbuka; seperti misalnya tangan, kaki, telinga atau hidung. Mula-mula pada daerah
tersebut akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah superfisial sehingga terlihat
pucat. Selanjutnya akan terjadi paralise dari vasomotor kontrol yang mengakibatkan
daerah tersebut menjadi kemerahan. Pada keadaan yang berat dapat terjadi gangren.

3. Luka Kimiawi
Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabila mengenai tubuh
manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung dari golongan zat kimia tersebut, yaitu:
Golongan asam
21

Termasuk zat kimia korosif golongan asam antara lain:


- Asam mineral, yaitu: H2SO4, HCL, NO3
- Asam organik, yaitu: asam oksalat, asam formiat dan asam asetat
- Garam mineral, yaitu: AgNO3, dan Zinc Chlorida
- Halogen, yaitu: F, Cl, Ba dan J
Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan luka ialah:
- Mengekstraksi air dari jaringan
- Mengkoagulasi protein menjadsi albuminat
- Mengubah hemoglobin menjadi acid hematin
Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif tersebut di atas ialah:
- Terlihat kering
- Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitric acid erwarna
kuning kehijauan
- Perabaan keras dan kasar
Golongan basa
Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain:
- KOH
- NaOH
- NH4OH
Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka ialah:
- Mengadakan ikatan dengan protoplasma sehingga membentuk alkaline albumin
dan sabun
- Mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin
Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat ini adalah:
- Terlihat basah dan edematus
- Berwarna merah kecoklatan
- Perabaan lunak dan licin
4. Luka Listrik dan Petir.
a. Sengatan listrik
Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar sebagai
akibat berubahnya energi listrik menjadi panas. Besarnya pengaruh listrik pada
jaringan tubuh tersebut tergantung dari besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus
(amper), besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah), lamanya kontak serta
luasnya daerah terkena kontak.
22

Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa kerusakan lapisan
kulit dengan tepi agak menonjol dan di sekitarnya terdapat daerah pucat, dikelilingi
daerah hyperemis. Sering ditemukan adanya metalisasi. Pada tempat keluarnya arus
dari tubuh juga sering ditemukan luka. Nahkan kadang-kadang bagian dari baju atau
sepatu yang dilalui oleh arus listrik ketika meninggalkan tubuh juga ikut terbakar.
Tegangan arus kurang dari 65 volt biasanya tidak membahayakan, tetapi tegangan
antara 65-1000 volt dapat mematikan. Sedangkan kuat arus (amper) yang dapat
mematikan adalah 100 mA. Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel,
kelumpuhan otot pernafasan atau pusat pernafasan.
Sedangkan faktor yang sering mempengaruhi kefatalan adalah kesadaran seseorang
akan adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya. Bagi orang-orang tidak
menyadari adanya arus listrik pada benda yang dipegangya biasanya pengaruhnya
lebih berat dibanding orang-orang yang pekerjaannya setiap hari berhubungan dengan
listrik.

b. Petir
Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang tegangannya dapat
mencapai 10 mega volt dengan kuat arus sekitar 100.000 A ke tanah. Luka-luka
karena sambaran petir pada hakekatnya merupakan luka-luka gabungan akibat listrik,
panas dan ledakan udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka akibat
ledakan udara berupa luka-luka yang mirip dengan luka akibat persentuhan dengan
benda tumpul.
Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang melumpuhkan susunan saraf
pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian juga dapat terjadi karena efek
ledakan ataun efek dari gas panas yang ditimbulkannya.
23

Pada korban mati sering ditemukan adanya arborescent mark (percabangan pembuluh
darah terlihat seperti percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari logam yang
dipakai. Pakaian korban terbakar atau robek-robek.

2.2.2 Waktu Terjadinya Kekerasan


Waktu terjadinya kekerasan merupakan hal yang sangat penting bagi keperluan
penuntutan oleh penuntut umum, pembelaan oleh penasehat hukum terdakwa serta untuk
penentuan keputusan oleh hakim. Dalam banyak kasus, informasi tentang waktu terjadinya
kekerasan itu akan dapat digunakan sebagai bahan analisa guna mengungkapkan banyak hal,
terutama yang berkaitan dengan alibi seseorang. Masalahnya ialah, tidak seharusnya
seseorang dituduh atau dihukum jika pada saat terjadinya tindak pidana ia berada di tempat
yang jauh dari tempat kejadian perkara.
Melalui melakukan pemeriksaan yang teliti, akan dapat ditentukan luka antemortem dan
post mortem. Jika pada tubuh jenazah ditemukan luka maka pertanyaanya ialah luka itu
terjadi sebelum atau sesudah mati. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dicari ada
tidaknya tanda tanda intravital. Jika di temukan berarti luka terjadi sebelum mati dan
demikian pula sebaliknya
Tanda intravital itu sendiri pada hakekatnya merupakan tanda yang menunjukan bahwa :
a. Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi trauma
Tanda tanda bahwa jaringan yang terkena trauma masih dalam keadaan hidup
ketika terjadi trauma antara lain :
1) Retraksi jaringan
Terjadi karena serabutserabut elastic dibawah kulit terpotong dan kemudian
mengkerut sambil menarik kulit di atasnya. Jika arah luka memotong serabut secara
tegak lurus maka bentuk luka akan menganga, tetapi jika arah luka sejajar dengan
serabut elastic maka bentuk luka tak begitu menganga.
2) Reaksi vaskuler
Bentuk reaksi vaskuler tergantung dari jenis trauma, yaitu :
- Pada trauma suhu panas, bentuk reaksi intravitalnya berupa : Eritema ( kulit berwarna
kemerahan ), vesikel atau bulla.
- Pada trauma neda keras dan tumpul, bentuk intravitas berupa kontusi atau memar
3) Reaksi mikroorganisme ( infeksi )
24

Jika tubuh dari orang yang masih hidup mendapat trauma dan meninggalkan luka
terbuka maka kuman kuman kan masuk serta menimbulkan infeksi yang ciri
cirinya sebagai berikut :
- Warna kemerahan
- Terlihat bengkak
- Terdapat pus
- Bila sudah lama terlihat danya jaringan granulasi
4) Reaksi biokimiawi
Jika jaringan yang masih hidup mendapat trauma maka pada daerah tersebut akan
terjadi aktivitas biokimiawi berupa :
- kenaikan kadar serotonin (kadar maksimal terjadi 10 menit sesudah trauma)
- Kenaikan kadar histamine ( kadar maksimal terjadi jadi 20-30 menit sesudah trauma).
- Kenaikan kadar enzyme ( ATP, aminopeptidase, acid-phosphatase dan alkali-
phosphatase ) yang terjadi beberapa jam sesudah trauma sebagai akibat dari
mekanisme pertahanan jaringan.
b. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma
Jika organ dalam ( jantung atau paru paru )masih dalam keadaan berfungsi ketika
terjadi trauma maka tanda tandanya antara lain :
1) Perdarahan hebat ( profuse bleeding ) :
Trauma yang terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang banyak
sebab jantung masih bekerja sehingga terus menerus memomp darah keluar lewat
luka. Berbeda sekali dengan trauma yang terjadi sesudah mati sebab keluarnya darah
di sini secara pasif karena pengaruh gravitasi sehingga jumlahnya tidak banyak.
Perdarahan pada luka intravital di bagi menjadi 2 yaitu perdarahan internal dan
eksternal. Perdarahan internal mudah dibuktikan karena darah tertampung di rongga
badan ( rongga perut, rongga dada, rongga panggul, rongga kepala dan kantong
pericardium ) sehingga dapat di ukur pada waktu otopsi.
Sedangkan perdarahan eksternal (darah tumpah di tempat kejadian) hanya dapat
disimpulkan jika pada waktu otopsi di temukan tanda- tanda anemis (muka dan
organ-organ dalam pucat) disertai tandatanda limpa melisut, jantung dan nadi utama
tidak berisi darah.
2) Emboli udara
Terdiri atas emboli udara venosa ( pulmoner ) dan emboli udara arterial (
sistematik). Emboli udara venosa terjadi jika lumen dari vena yang terpotong tidak
25

mengalami kolap karena terfixir dengan baik, seperti vena jugularis eksterna atau
subclavia. Udara akan masuk ketika tekanan di jantung kanan negative. Gelembung
udara yang terkumpul di jantung kanan dapat terus menuju ke daerah paru paru
sehingga dapat mengganggu fungsinya.
Emboli arterial dapat terjadi sebagai kelanjutan dari emboli udara venosa pada
penderita foramen ovale persisten atau sebagai akibat dari tindakan pneumotoraks
artificial atau karena luka luka yang menembus paru paru. Kematian dapat terjadi
akibat gelembung udara masuk pembuluh darah koroner atau otak.
3) Emboli lemak
Emboli lemak terjadi pada trauma tumpul yang mengenai jaringan berlemaka atau
trauma yang mengakibatkan patah tulang panajang. Akibatnya, jaringan lemak akan
mengalami pencairan dan kemudian masuk kedalam pembuluh darah vena yang
pecah menuju atrium kanan, ventrikel kanan dan dapat terus menuju daerah paru
paru.
4) Pneumotorak
Jika dinding dada menderita luka tembus atau paru paru menderita luka,
sementara paru paru itu sendiri tetap berfungsi maka luka tersebut dapat berfungsi
sebagai ventil. Akibatnya, udara luar atau udara paru- paru akan masuk ke rongga
pleura setiap inspirasi.
Semakin lama udara yang masuk ke rongga pleura semakin banyak yang pada
akhirnya akan menghalangi pengembangan paru paru sehingga pada akhirnya paru
paru menjadi kolap.
5) Emfisema kulit ( krepitasi kulit ).
Jika trauma pada dada mengakibatkan tulang iga patah dan menusuk apru paru
maka pada setiap ekspirasi udara paru paru dapat masuk kejaringan ikat di bawah.
Pada palpasi akan terasa ada krepitasi di sekitar daerah trauma. Keadaan seperti ini
tidak mungkin terjadi jika trauma terjadi sesudah orang meninggal dunia. Jika trauma
terjadi sesudah orang meninggal dunia maka kelainan kelainan tersebut di atas tidak
mungkin terjadi mengingat pada saat itu jantung dan paru parunya sudah berhenti
bekerja.
26

2.3 Deskripsi Luka


Perlu dijelaskan bahwa deskripsi luka harus seobjektif mungkin, meliputi:
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya
b. Lokasi berdasarkan garis aksis dan garis ordinat.
Garis aksis adalah garis hayal yang mendatar melalui umbilikus atau papilla mammae
atau ujung skapula. Garis ordinat adalah garis hayal yang melalui sternum atau vertebra.

Lokasi tubuh berdasarkan regio anatomi


Ket:
1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggorokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks
9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina
10. Paha
11. Lutut
12. Betis, tulang kering
13. Pergelangan kaki
14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki
27

15. Lengan
16. Siku/sikut
17. Pergelangan tangan
18. Telapak tangan,
19. Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking

Garis tengah tubuh

Garis mendatar yang


Melewat putting susu
Garis mendatar yang
Melewati pusat

Garis mendatar yang


Melewati ujung tumit

Penentuan lokasi luka berdasarkan garis aksis dan ordinat


Untuk luka tembak, kita menentukan lokasi luka dengan cara mengukurnya
dari tumit lalu kita ukur jaraknya dari garis yang melalui tulang dada atau
punggung pada sebelah kanan atau kirinya.

Penentuan lokasi luka tembak

Letak luka pada dada kiri atas, yaitu :


28

- 4cm sebelah kiri garis tengah tubuh


- 120cm di atas garis mendatar yang melewati ujung tumit

Luka dengan ukuran Panjang

Lokas luka berdasarkan ukuran panjang

Lokasi luka pada perut sebelah kanan atas, yaitu:


- Ujung I 3cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 14cm di atas garis
mendatar yang melewati pusat.
- Ujung II 15cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 5cm di atas garis
mendatar yang melewati pusat

Luka dengan ukuran lebar

Lokasi luka berdasarkan ukuran lebar


Lokasi luka pada daerah dada dan perut, yaitu:
- Batas teratas 17cm di atas garis mendatar yang melewati putting susu danbatas
29

terbawah 17cm di bawah garis mendatar yang melewati putting susu


- Batas paling kanan 10cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan batas paling
kiri 9cm sebelah kiri garis tengah tubuh.

Luka dengan ukuran kecil

Lokasi luka berdasarkan ukuran kecil

Lokasi luka pada dada kanan atas, yaitu:


- 16cm sebelah kanan garis tengah tubuh
- 12cm di atas garis mendatar yang melewati puting susu

3. Bentuk luka, meliputi:


a. Bentuk sebelum dirapatkan
b. Bentuk sesudah dirapatkan
4. Ukuran luka, meliputi:
a. Ukuran sebelum dirapatkan
b. Ukuran sesudah dirapatkan
Ukuran luka kita tentukan dengan mengukur panjang luka dan kedalaman
luka. Sebelum panjang luka kita ukur, kita mesti merapatkan luka korban terlebih
dahulu. Kita harus menyebutkan alat tubuh apa saja yang dilalui luka tersebut saat
kita melakukan pengukuran kedalaman luka korban. Misalnya luka mengenai kulit
dinding perut, otot perut dan jaringan hati sejauh 5 cm.
5. Sifat-sifat luka, yaitu:
a. Garis batas luka, meliputi:
- Bentuk (teratur atau tidak teratur).
- Tepi (rata atau tidak)
30

- Sudut luka (ada atau tidak, jumlahnya berapa dan bentuknya runcing atau
tidak)
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:
- Tebing luka (rata atau tidak serta terdiri dari jaringan apa saja)
- Antara kedua tebing ada jembatan jaringan atau tidak
- Dasar luka (terdiri atas jaringan apa, warnanya, perabaannya, ada apa di
atasnya)
c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi:
- Memar (ada atau tidak)
- Tatoase (ada atau tidak)
- Jelaga (ada atau tidak)
- Bekuan darah (ada atau tidak)
- Lain-lain ada atau tidak.

Bagian-bagian
luka
31

Tebing luka:
Permukaan rata.
Terdiri atas kulit, jaringan ikat, otot dan tulang.
Antar tebing luka:
Tidak terdapat jambatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang

Bagian-bagian pada luka tajam

Tebing luka:
Permukaan tidak rata
Terdir atas kulit, jaringan ikat dan otot
Antar tebing luka:
Terdapat jembatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang

Bagian-bagian pada luka tumpul


32

Bagian-bagian pada Luka Tembak


masuk (4)

Tebing cincin lecet Tak begitu jelas, terdiri atas kulit. Dasar cincin lecet tak
rata, terdiri atas jaringan ikat. Tebing luka tak rata, berbentuk silinder/corong

dan terdiri atas jaringan ikat serta otot. (4


33

2.3.1 Contoh Deskripsi Luka


1. Akibat Trauma Benda Tumpul
Pada pemeriksaan ditemukan luka :
Jumlah : Satu
Lokasi : Di dahi bagian kanan, 3 sentimeter sebelah kanan dari garis
tengah tubuh dan 4 sentimeter di atas garis mendatar yang
melewati kedua matanya.
Bentuknya : Berupa luka terbuka, tak teratur dan jika ditautkan tidak rapat
Ukurannya : 3 sentimeter, lebar 2 sentimeter dan dalamnya 0,6 sentimeter.
Sifatnya : Garis batas luka tak teratur, terdapat 6 buah sudut yang terdiri
atas sudut tumpul dan runcing. Tebing luka tak rata, terdiri atas
jaringan kulit dan jaringan ikat. Terdapat jembatan jaringan
diantara kedua tebing. Dasar luka berupa tulang dahi yang masih
normal. Daerah di sekitar luka tampak bengkak (menonjol) dan
berwarna kebiruan.

2. Akibat Trauma Benda Tajam


Pada pemeriksaan ditemukan luka :
Jumlah : Satu
Lokasi : Di dada bagian kanan atas, 10 sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan 7 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati puting
susu.
Bentuknya : Berupa luka tembus seperti celah dan ketika ditautkan rapat
serta membentuk garis lurus yang arahnya mendatar.
Ukurannya : S ebelum dirapatkan panjangnya 2,5 sentimeter, lebar 0,6 sentimeter
dan dalamnya belum dapat ditentukan pada pemeriksaan luar
sebab luka menembus dinding dada. Ketika dirapatkan panjangnya
menjadi 2,7 sentimeter.
34

Sifatnya : Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya rata serta
kedua sudutnya runcing. Tebing luka rata terdiri atas kulit,
jaringan ikat, jaringan lemak dan otot. Tidak ditemukan adanya
jembatan jaringan dan dasar luka tidak terlihat pada pemeriksaan
luar. Disekitar garis batas luka tidak ada memar.

3. Luka Tembak Masuk


Pada pemeriksaan ditemukan luka :
Jumlah : Satu
Lokasi : Di perut bagian kanan atas, 8 sentimeter disebelah kanan dari garis
tengah tubuh dan setinggi 110 sentimeter dari tumit.
Bentuknya : Terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar berupa cincin lecet dan bagian
dalamnya berupa lubang. Posisi lubang terhadap cincin lecet
konsentris.
Ukurannya : Diameter cincin lecet 11 milimeter dan diameter lubang 9 milimeter.
Sifatnya : Garis batas luar dari cincin lecet bentuknya teratur (bulat) serta tepinya
tak rata dan garis-garis lubang bentuknya juga teratur serta
tepinya tidak rata.Tebing luka tak rata, berbentuk silinder dan terdiri
atas jaringan kulit, otot dan tulang. Dasar cincin lecet adalah
jaringan ikat, sedang dasar lubang tidak dapat ditentukan pada
pemeriksaan luar sebab menembus dinding perut. Daerah
disekitar cincin lecet terli hat memar berwarna merah kebiruan,
jelaga dan tatoase.

4. Deskripsi Luka Bakar


Pada pemeriksaan ditemukan luka :
Jumlah : Dua buah
Lokasi : Keduanya di paha sisi depan, yang satu 10 sentimeter di atas lutut dan
35

lainnya 17 sentimeter di atas lutut

Bentuknya : Yang letaknya 10 sentimeter di atas lutut berupa luka terbuka


yang bentuknya tidak teratur dan yang lainya berupa gelembung
dan tidak teratur.
Ukurannya :Yang berupa luka terbuka panjangnya 10 sentimeter, lebar 7
sentimeter dan dalamnya 0,6 sentimeter, sedang yang
berupa gelembung ukurannya 3x4x1 sentimeter.
Sifatnya : Garis batas luka terbuka tidak teratur dan tepinya tidak teratur.
Tebing luka tak rata. Dasar luka jaringan ikat, tidak rata, terlihat
basah dan berwarna kemerahan. Garis batas luka yang berupa
gelembung tidak teratur. Isi gelembung berupa cairan bening.
Sekitar gelembung tampak kemerah-merahan.

2.4 Aspek Medikolegal


Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat
kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari
permasalahan sebagai berikut :
a. Jenis luka apa yang terjadi.
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka.
c. Bagaimana kualifikasi luka itu.
Karena deskripsi luka bersifat obyektif maka tidak boleh dikemukakan hal -hal
yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk atau luka tembak
maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh di utarakan. Pembuatan
Visum et Repertum cukup menyatakan ditemukan luka dan kemudian diceritakan
tentang jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dan sifatnya.
Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri, sukar sekali untuk
dapat dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter didalam membuat Visum
Et Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka , dan bila ada luka dokter
36

harus menentukan derajatnya.


1. Luka Ringan
Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya.
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana
dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap
orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.( Percobaan untuk melakukan
kejahatan ini tidak dipidana.
2. Luka sedang.
Luka yang dapat menimbulkan penyakit, atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan/pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu saja,
maka luka ini dinamakan luka derajat kedua.
Pasal 351
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana .
3. Luka Berat
Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud dalam pasal
90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan kriteria :
37

1. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna.
2. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
3. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian.
4..Kehilangan salah satu panca indera.
5. Cacat besar atau kudung.
6. Mengakibatkan kelumpuhan.
7. Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.
8. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan.
Pasal 90
Luka berat berarti:
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
Kehilangan salah satu pancaindera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
38
39
40
41

Anda mungkin juga menyukai