Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
saraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan. Sistem psikofisik ini
melalui stimulus, baik dari lingkungan maupun dari dalam diri individu
sendiri.
7
8
dimaksud adalah psiko (jiwa) dan fisik (raga). Organisasi turut menentukan
penyesuaian dirinya, yang sifatnya aktif dalam menentukan tingkah laku yang
diri dengan lingkungan itu sifatnya unik, khas, berbeda antara orang yang satu
laku individu yang terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan
individu yang bersifat dinamis sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan
kecelakaan).
9
berkepribadian menyimpang.
atau istilah Latin yaitu humor dalam tubuh manusia. Ia mendapat pengaruh dari
filsuf Empedokles (490-435 SM) yang berpendapat bahwa alam semesta terdiri
dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Empat unsur dasar ini
mempunyai sifat dasar masing-masing. Tanah sifatnya kering, air sifatnya basah,
udara sifatnya dingin, dan api sifatnya panas. Atas dasar sifat-sifat tersebut
Hippokrates berpendapat bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat sifat dasar
yang didukung oleh konstitusi tubuhnya yang berupa cairan-cairan. Empat macam
1) Sifat kering terdapat dalam cairan berwarna kuning, yang disebut chole dan
2) Sifat basah terdapat dalam cairan berwarna hitam, yang disebut melanchole
3) Sifat dingin terdapat dalam cairan berwarna putih, yang disebut phlegmatic
4) Sifat panas terdapat dalam cairan berwarna merah, yang disebut sanguin dan
berdasarkan cairan-cairan tubuhnya (Yusuf, 2011: 24). Keempat macam cairan itu
terdapat dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Jika proporsinya selaras
atau normal, maka orangnya menjadi orang yang selaras/normal/sehat. Tetapi jika
berpengaruh pula pada tingkah laku atau kepribadiannya (Fudyartanta, 2012: 55).
yang merupakan seorang dokter bangsa Romawi. Galenus berpendapat bahwa jika
campuran dari empat cairan tadi dalam tubuh individu ada salah satu yang
dominan, maka menyebabkan sifat-sifat jiwa yang khas (Fudyartanta, 2012: 55).
Keempat tipe kepribadian ini terdapat pada setiap manusia, hanya saja ada
satu tipe kepribadian yang menonjol/ dominan dibandingkan tipe kepribadian lain
sehingga tipe kepribadian yang dominan itulah yang menjadi tipe kepribadian
diajukan oleh Immanuel Kant yaitu mudah dan kuat menerima kesan, tetapi tidak
mendalam dan tidak tahan lama; suasana perasaannya penuh harapan; sesuatu
pada suatu waktu dipandang penting, tetapi kemudian mudah berganti karena
pikirannya dangkal; mudah berjanji tetapi tidak ditepati; mudah menolong orang
lain, tetapi tidak dapat dipakai sebagai patokan; peramah dan periang dalam
pergaulan; umumnya cukup pemberani, tetapi jika bersalah sukar bertobat, dia
menyesal tetapi sesalnya mudah hilang; selalu senang pada permainan dan
Menurut Yusuf (2011: 26), sanguinis memiliki sifat dasar periang, optimis,
dan percaya diri. Sifat perasaannya mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik
hati, tidak serius, kurang dapat dipercaya karena kurang begitu konsekuen.
Menurut Pieter (2011: 47), sanguinis adalah seseorang yang selalu penuh harapan,
menepati karena kurang dipikirkan, senang menolong orang lain tetapi sifatnya
sementara, dan mudah bosan. Sanguin cocok sekali untuk menjadi salesman,
12
pekerja di rumah sakit, guru, ahli bicara, aktor, ahli pidato dan kadang-kadang
bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Orang koleris selalu penuh
dengan aktivitas karena bagi kaum koleris hidup adalah aktivitas. Koleris tidak
perlu harus dirangsang oleh keadaan sekelilingnya, tetapi malah lebih banyak
ambisinya yang tidak pernah habis. Sifat dasar koleris yaitu selalu merasa kurang
puas, bereaksi negatif dan agresif. Sedangkan sifat-sifat lainnya yaitu mudah
sabar, tidak toleran, kurang mempunyai rasa humor, dan banyak inisiatif/usaha
pada standar moralnya. Sama seperti orang sanguin, biasanya koleris adalah
Emosi koleris mudah terbakar, namun mudah tenang tanpa ada rasa
membenci. Tindakannya selalu cepat tetapi tidak konstan, terlihat sibuk dan suka
bermurah hati dan melindungi orang lain, namun bukan karena sayang pada orang
lain tetapi lebih tertuju pada kasih sayang diri sendiri dan agar mendapat pujian
paling kaya di antara tipe-tipe temperamen yang lain karena mempunyai sifat
analitis, rela berkorban, berbakat, perfeksionis, dan memiliki emosi yang sangat
sensitif. Tipe melankolis paling dapat menikmati karya-karya seni yang tinggi.
ekstrovert; namun pada saat lain merasa murung dan tertekan, dan pada saat-saat
itu akan menjadi orang yang sangat pendiam dan sama sekali berlawanan dengan
sangat setia, tetapi sukar mendapat teman. Melankolis tidak mau mengajukan diri
orang yang paling dapat dipercayai dibanding dengan orang yang memiliki tipe-
tampak di luarnya, merasa curiga apabila ada orang yang memberikan perhatian
suasana hati dan emosi yang gembira atau penuh inspirasi, orang melankolis dapat
menghasilkan suatu karya seni yang besar atau mencetuskan suatu hasil pemikiran
yang luar biasa. Orang melankolis biasanya menemukan nilai hidup paling berarti
dirinya sendiri menderita dan seringkali akan memilih lapangan pekerjaan yang
sulit dan menuntut banyak pengorbanan diri, sekali telah memilih pekerjaan
cenderung untuk bersikap sangat teliti dan tekun dalam mencapai tujuannya dan
besar kemungkinan akan menyelesaikannya dengan sangat baik (Pieter, 2011: 47).
perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, tertib, terorganisir,
menyelesaikan apa yang dimulai, suka diagram, grafik, bagan dan daftar. Banyak
dari antara orang-orang yang berbakat besar di dunia ini yaitu para seniman,
musikus, penemu, ahli filsafat, pendidik, dan ahli-ahli teori adalah orang-orang
temperamen yang tenang, dingin, santai, dan stabil disebut Flip Phlegmatic. Bagi
tidak mau melibatkan diri dalam persoalan apa pun. Sifat dasar phlegmatis yaitu
pendiam, tenang, stabil. Namun, phlegmatis juga mempunyai sifat mudah merasa
puas, tidak peduli (acuh tak acuh), dingin hati (tidak mudah terharu), pasif, tidak
mempunyai banyak minat, hemat, tertib dan teratur (Yusuf, 2011: 26).
Orang phlegmatis biasanya baik hati dan penuh perhatian, tetapi jarang
didorong untuk bertindak, akan terbukti bahwa phlegmatis adalah orang yang
paling efisien dan memiliki kemampuan yang hebat. Phlegmatis sendiri tidak akan
mau memegang pimpinan, tetapi apabila diberi tugas sebagai seorang pemimpin,
maka akan membuktikan diri sebagai seorang pemimpin yang mampu. Phlegmatis
akuntan, guru, pemimpin, ahli ilmu pengetahuan atau pekerja yang baik dalam
dilahirkan. Namun, hanya berupa pengaruh faktor fisik yang dapat dilihat, seperti
apakah struktur organ tubuhnya, bentuk wajah, dan kulit. Seiring dengan
dan sosial juga mengalami perkembangan. Faktor genetik, psikis, dan sosial saling
berinteraksi satu sama lainnya. Jadi terdapat perpaduan antara faktor genetik
karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah kualitas sistem saraf,
kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas atau potensi hereditas); dan
tidak ada dua orang yang mempunyai pola-pola kepribadian yang sama, meskipun
belajar dan pengalaman. Proses belajar dan referensi pengalaman secara sinergi
1) Keluarga
2) Faktor Kebudayaan
kehidupan kita mulai dari lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.
3) Sekolah
emosional kelas, sikap dan perilaku pengajar. Kelas yang iklim emosinya sehat
(pengajar bersikap ramah, dan respek terhadap siswa dan begitu juga berlaku di
antara sesama siswa) memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis
seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerja sama, termotivasi untuk belajar, dan
mau menaati peraturan. Sedangkan kelas yang iklim emosinya tidak sehat
(pengajar bersikap otoriter, dan tidak menghargai siswa) berdampak kurang baik
seperti merasa tegang, nerveous, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar,
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku. Displin
dan antagonistik. Displin yang permisif, cenderung membentuk sifat yang kurang
bahagia, perasaan tenang, dan sikap bekerja sama (Yusuf, 2011: 32).
18
5) Prestasi belajar
peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri (Yusuf, 2011: 33).
harus dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban
oleh Florence Littauer pada abad ke-20 dan dimuat dalam bukunya Personality
masing-masing keempat tipe kepribadian, dan tambahkan jumlah total dari kedua
bagian (kekuatan dan kelemahan). Misalnya nilai Anda 15 pada kekuatan dan
kelemahan koleris maka hampir bisa dipastikan Anda seorang koleris. Tetapi
kalau nilai Anda, misalnya 8 pada sanguin, 6 pada melankolis, 2 pada koleris, dan
baik berupa beban fisik maupun beban mental dan masing-masing orang memiliki
dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki
individu dengan individu lainnya (Manuaba, 2000 dalam Prihatini, 2008: 24).
Beban kerja adalah suatu kewajiban atau tanggung jawab yang harus dipikul
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan standar tertentu (Pasaribu,
2013: 8).
sehingga menjadi beban kerja dapat bersumber dari tugas-tugas kerja, lingkungan
1) Tugas-tugas yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja. Tugas-tugas yang
tanggung jawab pekerjaan (Manuaba, 2000 dalam Prihatini, 2008: 25). Pada
(1) Tugas tertulis, seperti pembuatan laporan asuhan keperawatan baik individu,
keluarga.
(2) Tugas praktik, seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
kesehatan masyarakat.
perpisahan orang tua, dll), nilai-nilai yang berbeda dengan tempat bekerja
adanya atasan yang tidak pernah puas di tempat kerja (Hidayat, 2009: 10).
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya
strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi
1) Faktor somatis
cara pandang dan karakter antara laki-laki dan perempuan (Nirwana, 2012).
perempuan, fungsi sekundaritas tidak terletak di bidang intelek akan tetapi pada
lebih emosional daripada laki-laki. Oleh karena emosinya yang kuat, wanita lebih
cepat mereaksi dengan hati penuh keterangan, lebih cepat berkecil hati, bingung,
takut, dan cemas. Namun, jika berada di bawah tekanan-tekanan tertentu terdapat
mudah tegang, berani, tegas, dan keras (Kartono, 2006: 182). Perempuan juga
pada umumnya lebih akurat dan lebih mendetail, seperti pada masalah ilmiah
(2) Umur
Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal
tubuh yang dapat berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan
kapasitas kerja seseorang (Sumamur 2009 dalam Trimawan, 2012: 6). Selain itu,
oleh usia juga dipengaruhi oleh masa kerja seseorang. Semakin tua usia seseorang
berarti sudah memiliki masa kerja dan pengalaman yang cukup. Masa kerja dapat
22
positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam
semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama
seseorang bekerja maka semakin banyak telah terpapar bahaya yang ditimbulkan
Gangguan kesehatan adalah suatu kondisi yang kurang sehat atau tidak
normal atau tidak sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang tidak produktif secara sosial dan ekonomis atau mengalami stres (Nirwana,
2012).
2) Faktor psikis
(1) Motivasi
untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari. Motivasi
dapat timbul dari dalam diri individu maupun dari lingkungan. Individu yang
(2) Persepsi
berbeda dari satu orang dan orang lain. Hal ini tergantung dengan pengalaman
masa lalu, latar belakang, pengetahuan, dan status emosi. Karakteristik persepsi
23
adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, subjektif
walaupun berada di dalam situasi yang sama. Apabila individu memiliki persepsi
yang positif terhadap suatu hal, maka individu cenderung untuk memberi kesan
yang baik. Tetapi apabila individu memiliki persepsi negatif terhadap suatu hal,
maka individu akan memberi kesan yang tidak baik terhadap keadaan tersebut.
sebagai satu lingkungan kerja yang efisien dan menantang dapat dipandang oleh
untuk mengelola stres. Koping berkaitan dengan perilaku atau keterampilan yang
digunakan individu untuk menyesuaikan diri dengan kejadian atau situasi yang
tidak biasa. Mekanisme koping dapat berupa koping konstruktif dan destruktif.
Koping konstruktif akan muncul jika individu melihat kecemasan atau stressor
tanpa adanya penyelesaian masalah (Stuart dan Laraia, 1998: 68 dalam Tharir,
klinik di institusi pelayanan sering diperlakukan sama seperti halnya para perawat
yang sudah bekerja. Tetapi untuk saat ini mahasiswa keperawatan ditempatkan
11) Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis, dan etis dalam
dan kesehatan.
profesional.
tugas, target keterampilan dan peraturan yang menjadi beban kerja tersendiri bagi
1) Tugas tertulis
laporan, khususnya dalam bentuk asuhan keperawatan yang akan dikelola pada
menerapkan asuhan keperawatan bayi resiko tinggi; di ruang klinik anak dan
(MTBS), menerapkan asuhan keperawatan pada anak sehat dan anak sakit,
menerapkan tindakan khusus pada anak sehat, anak sakit, dan bayi resiko tinggi.
maupun kelompok.
Tugas tertulis juga diberikan dalam bentuk membuat daily activity setiap
kali shift jaga setiap hari (di RS dan pusat kesehatan masyarakat). Selain itu, juga
diberikan target untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi klien yang dikelola
dilengkapi dengan membuat satuan acara penyuluhan (SAP) dan media yang
2) Tugas praktik
lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja malam, kehadiran, pelimpahan tugas
kehadiran 100% dan seluruh kegiatan yang telah ditentukan pada masing-masing
dan keterlambatan datang > 30 menit dianggap tidak hadir pada hari tersebut.
Setiap mahasiswa diwajibkan hadir tepat waktu sesuai dengan jam yang telah
mahasiswa yang bertugas pada shift selanjutnya harus sudah berada di ruangan
dan toleransi keterlambatan yang telah disepakati tidak lebih dari 30 menit.
untuk kasus 1, dan seterusnya sampai jumlah preceptee yang bertugas selesai
praktik pra klinik juga harus memenuhi target keterampilan tindakan seperti yang
Keperawatan Maternitas
1. ANC 2
2. INC 2
3. PNC 2
4. Pemeriksaan dalam 2
5. Observasi persalinan 2
6. Episiotomi 2
7. Menolong persalinan 2
8. Menolong melahirkan dan memeriksa plasenta 2
9. Menjahit luka episiotomi 2
10. Menghitung nilai APGAR bayi 2
11. Pemeriksaan umum nifas 2
12. Melakukan perawatan payudara 2
13. Melakukan perawatan perianal 2
29
Beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau
dan mudah marah. Beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi
berlebihan maupun yang sedikit dapat menimbulkan stres kerja (Manuaba, 2000
Freudenberger pada tahun 1973 yang merupakan seorang ahli psikologi klinis
pada lembaga pelayanan sosial di New York yang menangani remaja bermasalah.
dilaporkan dalam sebuah jurnal psikologi profesional pada tahun 1973 yang
disebut sebagai sindrom burnout (Farber, 1991 dalam Diaz, 2007: 14). Herbert
gedung yang terbakar habis (burned-out). Sebuah gedung yang awalnya berdiri
megah dengan berbagai aktivitas di dalamnya setelah terbakar yang tampak hanya
kerangka saja, demikian pula dengan seseorang yang mengalami sindrom burnout
akan tampak utuh dari luar tetapi didalamnya kosong dan penuh masalah (Diaz,
2007: 15).
tujuan. Hal ini dapat dilihat sebagai keadaan kelelahan mental, fisik, dan spiritual
2013: 127).
associated with daily chronic stress rather than occasional events, and has been
kontrol, kepemilikan, keadaan, dan nilai (Cavus, 2010 : 64). Selain itu, faktor lain
1) Demografi
Dari semua variabel demografi yang telah diteliti, usia merupakan salah satu
diantara karyawan muda tingkat kejadian burnout lebih tinggi daripada yang
mendalam.
32
Variabel jenis kelamin belum dapat diprediksi secara kuat sebagai faktor
pada perempuan lebih tinggi ditemukan burnout. Tetapi ada beberapa argumen
pula yang menyatakan burnout lebih tinggi pada laki-laki, bahkan temuan lain
dibandingkan dengan yang sudah menikah. Seseorang yang belum menikah juga
tinggi mengalami burnout lebih tinggi dari orang dengan pendidikan rendah.
Tidak dijelaskan secara rinci bagaimana hal tersebut dinilai. Tetapi ditafsirkan
bahwa seseorang dengan pendidikan tinggi akan memiliki pekerjaan dan tanggung
jawab yang lebih besar sehingga menimbulkan tingkat stres yang lebih tinggi.
harapan yang tinggi untuk pekerjaan mereka, sehingga jika harapan tersebut tidak
terwujud dapat menimbulkan tekanan dan stres yang tinggi (Maslach, 2001: 409).
2) Personality (Kepribadian)
mempunyai resiko lebih besar terhadap burnout. Hasil studi tersebut menunjukkan
bahwa orang dengan tipe kepribadian yang memiliki ketahanan rendah (seperti
terhadap suatu peristiwa, serta kurangnya kemauan untuk berubah) memiliki skor
33
burnout yang tinggi, terutama pada dimensi kelelahan. Burnout juga lebih tinggi
dan prestasi orang lain adalah kebetulan) daripada orang yang memiliki locus of
dengan hasil studi yang telah dilaporkan terkait dengan kemampuan mengatasi
stres dan kelelahan, bahwa orang yang burnout mengatasi stres dengan pasif,
defensif, sedangkan yang mengatasi stres dengan aktif dan konfrontif memiliki
rendahnya harga diri. Telah dikemukakan bahwa rendahnya ketahanan (low level
of hardiness), rendahnya harga diri, external locus of control, dan gaya koping
neurotik memiliki emosional yang tidak stabil dan rentan terhadap tekanan
psikologis. Selain itu, juga tampaknya burnout terkait dengan kepribadian type A
(kompetitif, permusuhan, dan kebutuhan yang berlebihan untuk kontrol). Ada pula
indikasi bahwa individu dengan tipe lebih ke perasaan daripada tipe berpikir
(analisis Jung) lebih rentan terhadap burnout terutama sinisme (Maslach, 2001:
411).
34
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat stres antara tipe kepribadian
mahasiswa yang terlibat sudah memiliki pengalaman yang lebih dalam organisasi,
sehingga telah mengetahui keadaan yang terjadi di organisasi dan sudah memiliki
3) Harapan
Orang memiliki harapan yang berbeda dalam pekerjaan. Beberapa kasus ada
harapan yang sangat tinggi baik dari segi sifat pekerjaan (misalnya menarik,
dianggap idealis atau tidak realistis, satu hipotesis bahwa hal tersebut adalah
faktor resiko untuk terjadinya burnout. Harapan yang tinggi menyebabkan orang
menyebabkan kelelahan dan akhirnya sinisme ketika upaya yang tinggi tidak
2) Penghargaan
bernilai. Apresiasi bukan hanya dilihat dari pemberian bonus (uang), tetapi
hubungan yang terjalin baik antar pekerja, pekerja dengan atasan turut
meningkatkan afeksi positif dari pekerja yang juga merupakan nilai penting dalam
menunjukkan bahwa seseorang sudah bekerja dengan baik (Maslach, 2001: 414).
3) Kontrol
jawab dengan hasil yang mereka dapat karena adanya kontrol yang terlalu ketat
4) Kepemilikan
pekerja maupun dengan atasan, sibuk dengan diri sendiri, tidak memiliki quality
Hubungan yang baik seperti saling berbagi/sharing, bercanda bersama perlu untuk
36
dilakukan dalam menjalin ikatan yang kuat dengan rekan kerja. Hubungan yang
tidak baik membuat suasana di lingkungan kerja tidak nyaman, penuh dengan
kemarahan, frustrasi, cemas, merasa tidak dihargai. Hal ini membuat dukungan
sosial menjadi tidak baik, kurang rasa saling membantu antar rekan kerja
5) Keadilan
kerjanya ketika tidak ada keadilan. Rasa ketidakadilan biasa dirasakan pada saat
masa promosi kerja, atau ketika pekerja disalahkan ketika mereka tidak
6) Nilai
dengan nilai mereka. Misalnya seorang sales terkadang harus berbohong agar
produk yang ditawarkan bisa terjual. Namun hal tersebut dapat menyebabkan
nilai yang dimiliki. Seseorang akan melakukan yang terbaik ketika melakukan apa
yang sesuai dengan niali, belief, menjaga integritas dan self respect (Maslach,
2001: 415).
37
burnout yaitu.
keluhan fisik seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan mengalami
lain, bersikap negatif terhadap orang lain, cenderung merugikan diri sendiri,
mudah curiga terhadap orang lain, menunjukkan sikap sinis terhadap orang
perbuatan, menunjukkan sikap masa bodoh terhadap orang lain dan dengan
diekspresikan dengan sering merasa cemas dalam bekerja, mudah putus asa,
dirinya tidak mampu menunaikan tugas dengan baik dimasa lalu dan
Selama dekade terakhir, beberapa istilah telah diusulkan dalam upaya untuk
menjelaskan burnout syndrome, dan definisi yang paling dapat diterima adalah
yang ditulis oleh Maslach, dimana burnout syndrome ditandai dengan tiga
Burnout syndrome tidak hanya terkait dengan faktor tunggal, melainkan muncul
sebagai hasil dari interaksi antara beberapa faktor yang ada. Burnout syndrome
pada seseorang muncul sebagai akibat dari kelelahan emosional yang meningkat,
2013: 129).
dari kelelahan emosional yang dialami oleh seseorang menjadi tidak responsif
terhadap orang-orang yang mereka layani, dan juga merasa bahwa pekerjaannya
terhadap pekerjaan dan juga rekan kerja. Depersonalisasi yang dialami oleh
2.3.4.2 Depersonalisasi
perilaku negatif dan acuh tak acuh terhadap orang lain. Hal ini terkait dengan
bekerja dan kehilangan antusiasme sebagai akibat dari semakin menjauh dari
dirinya sendiri dan pekerjaannya, menjadi acuh tak acuh terhadap orang yang
sebagai objek saja, bukan orang yang harus benar-benar diperhatikan. Adanya
syndrome, muncul fakta bahwa orang mulai melihat dirinya sebagai seseorang
yang tidak berhasil. Dengan kata lain, seseorang cenderung mengevaluasi dirinya
sendiri sebagai hal yang negatif. Orang yang mengalami kecenderungan ini
1) Relaksasi, sesegera mungkin bangun saat pagi hari dan luangkan waktu 15
2) Biasakan makan dengan teratur, latihan fisik, dan tidur yang cukup. Ketika
kita memiliki pola makan yang benar, olahraga teratur, dan banyak istirahat,
maka akan banyak energi dan perasaan tenang untuk menjalani kehidupan
terlalu melampaui waktu Anda bekerja. Jika hal tersebut sulit, ingatkan diri
Anda untuk mengatakan tidak atau katakan iya untuk hal yang benar-
Konsep dari burnout yang banyak digunakan diidentifikasi oleh Maslach (2001)
16). Maslach Burnout Inventory (MBI) merupakan instrumen yang terdiri atas 22
item yang digunakan untuk mengukur frekuensi dari tiga aspek burnout syndrome
syndrome tercermin pada skor yang lebih tinggi pada kelelahan emosional dan
Burnout syndrome akan dibagi dalam tiga kategori dengan rentang nilai
tertentu. Menurut Sari (2014) dalam Fatningsaliska (2015: 7), perbedaaan tingkat
stres pada masing-masing individu dengan stressor yang sama dipengaruhi oleh
banyak hal seperti cara koping stres, ketahanan psikologi, kecerdasan emosional,
self efficacy, dukungan sosial dan adversity quotient (kemampuan individu dalam
=
Sumber: Azwar (2010: 122) dalam Puspitasari (2011: 55)
42
peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu.
jawab untuk menuntut ilmu dengan norma dan susila yang berlaku dalam
lingkungan akademik.
perguruan tinggi atau program studi yang hendak dimasuki, dan bila
baru.
cacat.
kesenian.
dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahapan akademik dan tahapan profesi.
dan lapangan, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menerapkan ilmu yang dipelajari pada tahap akademik ke keadaan nyata
Tujuan dan maksud pelaksanaan praktik pra klinik sesuai dengan buku
kurikulum.
masyarakat di mana peserta didik melakukan praktik pada situasi nyata melalui
Komponen yang harus ada pada tatanan tempat praktik, antara lain:
4) Praktik keterampilan.
2.5.3.1 Eksperensial
5) Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses informasi
hipotetikal.
3) Bisa dalam bentuk insiden terkait pasien, staf, atau tatanan praktik.
2.5.3.3 Konferensi
klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian
lain yang tidak direncanakan, termasuk kejadian kegawatan pasien yang harus
2.5.3.4 Observasi
Aktivitas ini dilakukan di samping tempat tidur pasien, dan meliputi kegiatan
mempelajari kondisi pasien dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
interaksi baik verbal maupun nonverbal. Pemberian umpan balik dilakukan segera
48
sebagai validasi dan klarifikasi terhadap kualitas penampilan yang dievaluasi. Alat
evaluasi yang digunakan berupa daftar cek keterampilan, dan catatan anekdot.
2.5.4.2 Tertulis
pada jenjang aplikasi dan pemecahan masalah melalui proses analisis sintesis.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi penugasan pada peserta didik
2.5.4.3 Lisan
Metode evaluasi secara lisan berbentuk tanya jawab dan dialog terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh penguji. Secara spesifik metode ini digunakan pada
penyusunan renpra, pada saat menilai justifikasi yang digunakan mahasiswa untuk
perkembangan kasus.
psikomotor, dan sikap dapat secara bersamaan dievaluasi. Secara spesifik aspek
atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian. Pembuatan kerangka konsep
Tipe kepribadian
(Hippokrates-
Galenus).
1) Kekuatan
2) Kelemahan
Kategori.
Mahasiswa 1) Sanguinis Burnout syndrome pada
tingkat III-A 2) Kholeris mahasiswa praktik pra klinik.
prodi S1 3) Melankolis 1) Kelelahan emosional
Keperawatan 4) Phlegmatis 2) Depersonalisasi
3) Penurunan prestasi diri
Beban kerja
1) Tugas tertulis
2) Tugas praktik
3) Faktor keluarga
4) Lingkungan
kerja
5) Hubungan
interpersonal
6) Faktor somatis
7) Faktor psikis
Keterangan.
= Diteliti = Berhubungan
= Tidak diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Tipe Kepribadian dan Beban Kerja
terhadap Burnout Syndrome pada Mahasiswa Praktik Pra Klinik
Tingkat III-A Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap
Palangka Raya
50
2.7 Hipotesis
telah dirumuskan (Hidayat, 2008: 53). Penelitian mungkin mempunyai satu, tiga,
atau lebih hipotesis tergantung pada kompleksnya suatu penelitian. Tipe hipotesis
Hipotesis nol (H0) disebut juga hipotesis kerja adalah hipotesis yang
hipotesis alternatif (Ha) disebut juga hipotesis penelitian yang menyatakan adanya
suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih variabel
H01 = Tidak ada pengaruh tipe kepribadian terhadap burnout syndrome pada
H02 = Tidak ada pengaruh beban kerja terhadap burnout syndrome pada
Ha2 = Ada pengaruh beban kerja terhadap burnout syndrome pada mahasiswa
praktik pra klinik tingkat III-A program studi S1 Keperawatan STIKes Eka
H03 = Tidak ada pengaruh secara simultan tipe kepribadian dan beban kerja
terhadap burnout syndrome pada mahasiswa praktik pra klinik tingkat III-
Ha3 = Ada pengaruh secara simultan tipe kepribadian dan beban kerja terhadap
Berdasarkan hasil analisa data dengan uji statistik regresi linier berganda,
H01 = Tidak ada pengaruh tipe kepribadian terhadap burnout syndrome pada
Ha2 = Ada pengaruh beban kerja terhadap burnout syndrome pada mahasiswa
praktik pra klinik tingkat III-A program studi S1 Keperawatan STIKes Eka
Ha3 = Ada pengaruh secara simultan tipe kepribadian dan beban kerja terhadap