PENDAHULUAN
untuk mewujudkan hal tersebut perlu sekali kerjasama antara sekolah dengan
dunia industri atau dunia usaha yaitu dalam bentuk praktik kerja industri
(magang). Artinya ada usaha agar proses pembelajaran dibuat efektif dan kreatif
agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
Cange dalam Sadiman (2005:06) Bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat mennyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset,
dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (Teaching Aids) namun dengan
masuknya pengaruh teknologi audio sekitar abad ke-20, alat visual untuk
mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
adanya audio visual dan Audio Visual Aids (AVA) namun sekarang sudah
selayaknya kalau media tidak hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi
guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan
oleh karena faktor penunjuk, sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal
1
tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti,
menjadi salah satu faktor penting yang menunjang proses pembelajaran dikelas.
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, suara dan gambar
sekaligus. semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita, pesan disajikan
perkembangan dunia sekolah kejuruan sendiri video menjadi media yang sering di
Palembang berupa wawancara dengan salah satu guru TSM Smk Negeri 7
Palembang berkerja sama dengan Yamaha motor Jakarta yang bahwa mengatakan
setiap siswa yang akan menghadapi Praktek Industri harus terlebih dahulu
memahami cara Tune up sepeda motor, karena kompetensi tune up sepeda motor
menjadi dasar di jurusan teknologi sepeda motor sehingga Kompetensi ini sangat
kompetensi Tune up sepeda motor, terlihat pada saat praktek tune up sepeda
motor di sekolah, siswa belum bisa melakukan kerja tune up dengan benar, hal ini
disebabkan oleh :
2
1. Guru mengalami kesulitan saat menyajikan materi di kelas karena guru masih
memakai metode ceramah sehingga membuat siswa tidak begitu tertarik. Hal
ini terlihat saat guru memberikan materi di kelas dimana materi ini di berikan
2. Pada saat guru mendemostrasikan cara tune up sepeda motor dengan siswa
yang berjumlah 27 siswa didukung dengan alat yang lengkap namun guru
3. Masalah lain saat siswa memperhatikan demo tune up sepeda motor, demo
bingung.
pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar, sehingga guru tidak
lagi kesulitan dalam menjelaskan materi di kelas dan guru tidak hanya
menggantungkan dengan demostrasi tetapi bisa diganti dengan video tutorial yang
3
Penggunaan media pembelajaran video tutorial ini akan sangat membantu
dan mempermudah proses pembelajaran unstuk siswa maupun guru. Siswa dapat
belajar lebih dulu dengan melihat dan menyerap materi belajar dengan lebih utuh.
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik, lebih efektif dan
efisien.
melibatkan banyak indera sehingga bisa meningkatkan hasil belajar, selain itu
pemakaian media juga dapat menambah motivasi siswa dalam belajar. Aria
tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa teknik gambar bangunan Smk N 1
dimana hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video tutorial
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan cara konvensional
dan media pembelajaran video tutorial dalam meningkatkan hasil belajar pada
yang terdahulu serta melihat dimana pentingnya kompetensi tune up sepeda motor
rekanan Astra motor honda dan Kompetensi tune up sepeda motor yang dipelajari
4
oleh kelas XI sebelum mereka melakukan praktik industri serta berbagai kendala
di atas, peneliti tertarik untuk membuat sebuah media berupa video tutorial yang
Sepeda Motor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Kelas Xi Tsm Di Smk
Negeri 7 Palembang.
Berdasarkan latar belakang diatas, secara umum rumusan masalah ini sebagai
berikut :
sepeda motor di kelas XI Jurusan TSM pada Smk Negeri 7 Palembang yang
teruji validitasnya ?
baik?
4. Apakah media video tutorial ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar
5
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah ini agar tidak meluas maka penelitian ini hanya
dibatasi :
1. Pengembangan media video tutorial yang dimaksud adalah video jenis avi
2. Kompetensi tune up yang saya maksud adalah tune up mesin motor yamaha
menyetel katup.
bengkel.
5. Sub kompetensi yang akan peneliti jelaskan dalam materi tune up sepeda
6
sepeda motor dan mengetahui efektifitas media video tutorial ini dalam
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Guru
3. Bagi sekolah
4. Bagi siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai acuan bagi siswa jika
siswa harus lebih aktif dalam mencari sumber belajar lain selain di sekolah
7
Sebagai tantangan kedepan bahwa teman-teman dituntut untuk menjadi guru
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Bringgs dalam sadiman
(2005:06) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset, film
perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sejalan dengan
merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapa merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan
Sadiman dkk (2005:06) menyatakan bahwa media adalah bentuk komunikasi baik
dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca. Hal itu sama dengan pengertian media
9
yang diberikan oleh AECT dalam Indriana (2011:14) yang menyatakan bahwa
media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses
penyaluran pesan.
perantara dalam proses pembelajaran. Gerlach & Ely dalam Arsyad (cetakan ke
13, 2013:3) media adalah manusia, materi, atau kejadian yang memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, dan
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umun wajarlah bila
yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
Jadi media adalah sesuatu perantara yang sangat dibutuhkan agar informasi yang
bahwa media adalah suatu perantara yang memudahkan pemberi informasi dalam
10
2.1.1 Fungsi Media Pembelajaran
3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini
akan sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.
dalam:
b. Mempersamakan pengalaman
11
Hal yang sama juga di ungkapkan Indriana (2011:47) bahwa media
media. Media yang tepat dan sesuai dengan tujuan belajar akan mampu
dipersingkat.
diperlukan.
ditingkatkan.
Edgare Dale dalam Sadiman dkk (2002:8) dengan teori Cone Experience
12
memehami suatu pengetahuan dalam bentuk kata, tanpa mengerti dan memahami
mengajar.
Abstrak
verbal
Simbol
visual
Gambar
Televisi
Gambar hidup
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman dramatisasi
Kongkret
13
Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Japan
Korea
Australia Hong
Thailand
kong Indonesia
14
Jadi berdasarkan pendapat dan data diatas media merupakan salah satu komponen
Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik
ilmunya di lapangan.
15
4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi
atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukuranya terlalu besar seperti
sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya
sumber informasi.
tempat yang berbeda-beda, dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas
pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran juga bisa
16
menjelaskan satu topik, dengan bantuan media materinya sudah bisa
Hal senada di ungkapkan Kemp and Dayton dalam Daryanto (2011:5) bahwa
diperlukan.
digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat
dikelompokan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media
17
1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
pengelihatannya. Beberapa media visual antara lain: (a) media cetak seperti
buku, modul, jurnal, peta, gambar dan postur, (b) model dan protipe seperti
globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.
2. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio dan CD
player.
dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan
melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang
4. Multimedia, yaitu jenis media yang melibatkan beberapa jenis media dan
18
Pembelajaran media melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui
media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif
media rumit, media mahal dan sederhana, Schramm juga mengelompokkan media
menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV,
radio, dan faksmile; (2) liputan terbatas pada ruangan, sepertii film, video, slide,
poster audio tape; (3) media untuk belajar individual seperti buku, modul,
Senada dengan hal diatas menurut Cagne dalam Daryanto (2011:16) media
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan
yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar,
member kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan ahli ilmu, menilai
akan mempermudah para guru dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada
waktu perencanaan pembelajaran tersebut karena tidak semua media cocok pada
mata pelajaran atau kompetensi tersebut dan guru harus pintar memilih media
19
agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil yang didapatkan
maksimal.
Menurut kamus besar bahasa indonesia media video adalah (1) bagian
yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, (2) rekaman gambar hidup atau
yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu
gambar dan suara dalam kaset pita video ke dalam pita magnetik. Rekaman
gambar dan suara dalam pita kaset dapat ditayangkan kedalam layar televisi
pembelajaran yaitu sebuah penayangan ide atau gagasan pada layar televisi
sesuai dengan kata video yang dalam bahasa latin berarti sata melihat. Pengertian
video yang dikemukakan oleh Ibrahim ini mengisyaratkan ada perangkat lunak
dan perangkat keras yang digunakan sebagai media penanyangan ulang (play
20
pembelajaran keran dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada
siswa. Selain itu program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan
pembimbingan kelas oleh seorang pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau
sebagai bimbingan atau bahan pengajaran kepada sekelompok kecil peserta didik.
adalah salah satu media pembelajaran yang berfungsi untuk melakukan pertukaran
21
informasi antara pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) sehingga tercapai
sebagai mana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur,
informasi yang berisi seuatu konsep disajikan dengan teks, dan gambar, baik diam
mampun bergerak dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa
diajukan serangkaian pertanyan yang bagus. Jika jawaban atau respon pengguna
materi yang dinamis (3) kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan
format sajian video yang bermacam-macam, mulai dari kaset, CD (compact disc),
22
dan DVD (Digital Versatile Disc) (4) video dapat didistribusikan melalui siaran
televisi. Oleh karena itu, suatu materi yang telah direkam dalam bentuk video
dapat digunakan, baik utnuk proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun
jarak jauh tanpa kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka teknologi video
banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam sistem
penyajiannya.
5. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau
6. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
23
2.3.3 Kelemahan Video Tutorial
yang sebenarnya. Oleh karena itu, objek yang ditampilkan harus selalu
menampilkan bola pingpong atau bola voli. Akan tetapi, kalau di samping
bola pingpong itu kita tampilkan juga bat (alat pemukulnya) maka orang
dimensi. Untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasi dengan mengatur
karena itu, penulis naskah harus mencantumkan dengan jelas apa yang
5. Setting : Kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-
cakap di antara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton untuk
pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lainnya. Oleh karena itu penulis
24
naskah harus menuliskan dalam naskahnya dimana kejadian itu
sempurna dan
beberapa unsur yang membuat media video tersebut dapat dikatakan baik, secara
pembelajaran yang membuatnya menjadi salah satu media yang dapat membantu
proses pembelajaran menjadi lebih mudah, efektif, efisiensi waktu dan tepat.
25
1. Clarity massage (kejelasan pesan)
lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan
bersifat retensi.
a. Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir atau
tujuan antara.
tuntas.
materi pembelajaran.
26
h. Terdapat instrument yang dapat digunakan menetapkan tingkat
Video yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak
4. Representasi isi
27
6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
digital dengan resolusi tingi tetapi support untuk setia spech sistem
komputer.
tidak hanya dalam setting, sekolah tetapi juga dirumah dapat pula
dapat dipandu oleh guru atau cukup mendegarkan uraian narasi dari
1) Tipe Materi
lain.
2) Durasi Waktu
Media video memiliki durasi yang singkat sekitar 20-40 menit, berbeda
28
terbatas antara 15-20 menit, menjadikan media video mampu memberikan
dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginatif dan
kurang ilmiah. Hal ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk video
4) Ketentuan Teknis
Menurut Cheppy Riyana (2007:13) media video tidak terlepas dari aspek
29
pesan yang disampaikan. Jika terlalu banyak objek akan menganggu
besar maka akan semakin jelas. Jika text dibuat animasi, atur agar
animasi text tersebut dengan speed yang tepat atau tidak terlampau
Riyana (2007:14) :
yang lemah (soft) sehingga tidak menganggu sajian visual dan narator.
instrumen.
c) Hindari musik dengan lagu yang populer atau akrab ditelinga siswa.
yang diberikan.
30
2.3.6 Prosedur Pengembangan Video
Pendahuluan
Tayangan pembuka
Pengantar
Isi video
Penutup
penting, bagaimana kaitan dengan materi-materi lain. Hal yang penting juga
adalah sajian tujuan pembuatan perlu ditayangkan untuk memotivasi siswa untuk
Kegiatan Inti
Kegiatan inti berisi uraian materi yang lengkap hal ini dilengkapi dengan
uraian contoh, simulasi dan demonstrasi atau peragaan. Kualitas durasi waktu
yang tersedia selama video berlangsung banyak terdapat pada kegiatan inti.
Penutup
kegiatan lanjut dari sajian video tersebut yang harus dilaksanakan oleh siswa.
2) Keterlibatan Tim
31
Secara umum pengembangan satu video membutuhkan kemampuan/keterampilan
Yaitu orang yang menguasai materi dan bertanggung jawab secara scrift
(naskah) materi.
grafis, animasi, dan audio) yang sesuai dengan materi yang dikembangkan.
dikembangkan.
d) Sutradara
Yaitu orang yang bertanggung jawab secara konsep dan teknis terhadap
sutradara.
Specialist)
dikembangkan.
f) Sound Director
32
Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kualitas suara
2007:17-20)
sepeda motor, dengan tujuan untuk mengembalikan sepeda motor pada kondisi
2) Membersihkan bagian yang kotor agar kotoran yang ada tidak merusak sistem.
diperoleh :
33
3) Tenaga mesin optimal
1) Bagian Mesin
d) Membersihkan karburator
e) Menyetel katup
2) Bagian Kelistrikan
b) Memeriksa fungsi kelistrikan (bel, lampu tanda belok, lampu kepala, lampu
3) Bagian Chasis
34
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara
dua benda untuk mengurangi gaya gesek. Seluruh peralatan yang bergerak
diperlukan minyak pelumas di dalam setiap motor bakar. Apabila sistem pelumas
d. Timbul karat.
Fungsi sistem pelumas secara keseluruhan ialah untuk mencegah dan mengurangi:
a. Gesekan,
Pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat
a. Keausan silinder,
b. Terbakarnya bantalan,
c. Pengotoran busi,
e. Pelumpuran,
f. Deposit, dan
35
Karena itu fungsi pelumasan meliputi pekerjaan sebagai berikut :
motor.
akibat gesekan.
1. Single grade oli (oli berderajat tunggal) yaitu oli yang memiliki satu
kekentalan saja.
2. Multiple grade oli (oli berderajat ganda ) disebut juga oli special yaitu SAE
10W/30, SAE10W/40, SAE 10/50 dimana huruf W adalah winter atau musim
dingin.
Dalam pasaran minyak pelumas kekentalan sering diukur dengan angka SAE
kental), SAE 30 dan SAE 40, makin besar angka SAE-nya maka minyak pelumas
makin kental. Minyak pelumas makin encer bila dipanaskan dan makin kental bila
diinginkan, karena itu makin rendah temperatur motor makin sukar distart.
36
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
2. Tang
oli harus diganti dan apabila oli tidak diganti maka mesin akan cepat panas dan
dengan kerja piston yang berat dapat mengakibatkan terbakarnya kepala piston
yang berakibat turunnya tenaga mesin dan mesin sering mati sendiri akibat
pelumas mesin :
2. Buka tutup lubang pengisi oli dengan tang yang dilapisi kain agar tutup oli
tidak rusak.
3. Letakkan bak penampung di bawah mesin (di bawah baut pembuangan oli)
4. Keluarkan minyak pelumas, tekan pedal starter beberapa kali agar sisa-sisa
37
5. Buang oli pada drum oli, jangan membuang oli bekas di tanah, selokan,
dan kalau tidak ada ukuran jumlah oli dengan melihat pada tangki
pengukur oli sehingga pada bagian yang teratas (tangkai dengan garis
strip). Kemudian tutup lubang pengisi oli dengan tang yang dilapisi kain.
8. Setelah bak mesin diisi dengan minyak pelumas kemudian hidupkan mesin
terhadap kebocoran-kebocoran.
10. Perubahan minyak pelumas harus berada pada strip atau tanda penuh pada
Filter atau saringan adalah komponen atau suku cadang yang melekat pada
debu) yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Karat atau
kotoran di dalam bahan bakar yang sedang mengalir dalam sistem bahan bakar
cebdrung mengendap pada saringan. Dalam jangka waktu yang lama saringan
38
saringan bahan bakar secara teratur menggunakan udara bertekanan. Jama (2008
:288).
udara :
2. Periksa saringan udara, bila kotor sekali atau sobek diganti baru.
3. Semprot saringan udara dengan pistol udara dan arah dalam menuju keluar
saringan.
2. Periksa saringan udara, bila kotor sekali atau sobek ganti saringan baru.
3. Bersihkan saringan udara dengan jalan direndam dalam minyak tanah atau
air deterjen.
5. Agar cepat kering, disemprot dengan pistol udara dari arah dalam menuju
keluar.
39
2.4.3 Memeriksa dan Menyetel Busi
meloncatkan bunga api di dalam ruang bakar motor. Busi adalah suatu komponen
mesin yang penting dan mudah diperiksa, kondisi busi menunjukan keadaan
3. Ganti busi setiap 6000 km atau pada saat elektroda telah banyak terkikis.
yang bisa habis, dirancang untuk melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus
diganti dengan yang baru jika busi sudah aus atau terkikis. Bagian paling atas dari
busi adalah terminal yang menghubungkan kabel tegangan tinggi. Terminal ini
berhubungan dengan elektroda tengah yang biasanya terbuat dari campuran nikel
agar tahan terhadap panas dan elemen perusak dalam bahan bakar, dan sering
atau emas. Busi-busi itu dirancang untuk memberikan ketahanan terhadap erosi
40
1. Terminal
2. Insulator ribs
3. Ceramic insulator
4. Steel body
5. Ceramic resistor
6. Copper core
8. Center elektrode
9. Threaded seaction
10. Nose
Busi dengan ujung elektroda tengah saja yang menonjol keluar dari
Busi dengan tipe resistor merupakan busi yang dibagian dalam elektroda
41
c. Busi dengan Elektroda yang menonjol (Projected Nose Type)
Busi dengan elektroda yang menonjol maksud nya adalah busi dengan
Plugs)
Busi tipe ini diracang agar lintasan percikan bunga api yang terjadi
Menyetel busi dalam jangka waktu yang lama karena percikan api terus-
menerus dan panas pada ruang bakar menyebabkan celah busi membesar sehingga
perlu menyetel celah busi pada saat perawatan sepeda motor. Penggantian busi
1. Kunci busi
2. Ampelas/sikat besi
Pemeriksaan busi :
42
2. Periksa kutub-kutub elektroda busi secara visual keausan dan ganti bila
4. Bersihkan kerak-kerak pada busi dengan sikat kawat atau ampelas atau
pembersih khusus.
7. Pastikan tak ada kotoran pada dudukan busi pada waktu sebelum
memasang busi
8. Periksa dan setel jarak antara elektroda tengah dan samping dengan bilah
atau lidah ukur, bila jarak tak sesuai dengan standar, bengkokan elektroda
api pan apabila api ada kutub besi, bila api besar dan biru berarti kondisi
busi baik, dan apabila api kecil dan merah berarti busi sudah lemah, pada
43
2.4.4 Membersihkan Karburator
mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam.
throttle buterfly (katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet untuk
memenuhi proses pencampuran udara bahan bakar yang tepat pada setiap
kecepatan.
berda didalam venturi dan langsung dioperasikan oleh kawat gas. Oleh
44
Karburator tipe ini merupakan gabungan dari kedua karburator di atas,
yaitu variable venturi yang dilengkapi katup gas (throttle valve butterfly).
bahan bakar.
bahan bakar.
4. Katup trotel (throttle valve atau throttle buterffly), untuk mengatur besar-
6. Spuyer utama (main jet) yaitu berfungsi mengontrol aliran bahan bakar
7. Pilot jet yaitu berfungsi sebagai pengontrol aliran bahan bakar pada bagian
45
9. Pilot air jet yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran udara pada pilot
diantara tekanan udara luar dan tekanan lubang untuk mengontrol jumlah
pemasukan udara.
11. Main air jet yaitu berfungsi mengontrol udara pada pencampuran bahan
12. Pilot screw yaitu berfungsi mengontrol sejumlah campuran udara dan
3. Amplas.
4. Bensin.
5. Kuas.
6. Wadah.
pembuang.
46
4. Bersihkan bagian luar penampung dan karburator dengan bensin dan
piston udara.
lengan penampung.
6. Keluarkan jet udara dan jet bensin, kemudian bersihkan semua saluran jet
melepasnya.
Katub adalah suatu komponen yang sangat penting adanya dalam suatu
dan menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan udara luar pada saat
yang dibutuhkan. Karena proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus
berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran
gas meski sedikit, maka proses pembakaran akan terganggu oleh karenanya katup-
Katup pada sebuah kendaraan ada 2 dan memiliki fungsi dan tugas masing-
47
1. Katup hisap
Katup hisap berfungsi untuk membuka saluran bahan bakar yang akan
masuk pada ruang bakar. Katup hisap ini berkerja atau membuka pada saat
piston akhir langkah buang sampai pada saat piston awal langkah
kompresi.
2. Katup buang
sisa-sisa pembakaran. Katup buang ini berkerja atau membuka pada saat
piston akhir langkah kerja sampai saat piston awal langkah hisap.
1. Poros cam
2. Batang penekan
3. Pegas penutup
1. Fuller gauge
2. Kunci kombinasi 12
48
2 Lepas kedua tutup lubang pemeriksaan katup. Pada motor Yamaha 4 ak
3 Putar rotor searah putaran motor (arah kiri) dan tempatkan tanda T pada
derajat celcius).
7 Setel celah katup sesuai data dengn cara memutar sekerup penyetel
sampai terasa ada tahanan pada bila ukur pada umumnya (celah klep isap
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
sebuah kelas. Keunggulan penelitian tindakan kelas adalah karena guru diikut
49
sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati,
tindakan, tentu lama-kelamaan akan terjadi perubahan dalam diri mereka suatu
diri, dan makin berani mengambil resiko dalam memcobakan hal-hal yang baru
d) Penelitian Tindakan
50
2) Tekanan utama pada pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
76,79% dan ahli materi 2 sebesar 82,14% (2) penilaian ahli media 1
sebesar 72,22% dan ahli media 2 sebesar 80,56% (3) persentasi skor
rerata skor adalah 4,3 dari skala penelitian 5 dengan kategori sangat baik
51
berdasarkan uji t diketahui bahwa, ada perbedaan hasil belajar yang
hasil belajar kelompok eksperimen adalah sebesar 55,6% dengan nilai rata-
rata awal yang menjadi rata-rata awal 43 menjadi 53. Berdasarkan hasil
Kabupaten Kudus). Hasil validasi oleh ahli materi dan media menunjukan
kualitas materi yang sangat baik (dengan nilai 4,20) dan kualitas media
yang sangat baik (dengan nilai 4,30). Rata-rata hasil uji coba lapangan
4,63), dan kualitas materi yang sangat baik (dengan nilai 4,66) dan kualitas
media yang sangat baik (dengan nilai 4,68). Hasil tersebut menunjukan
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2014
penelitian Tindakan Kelas untuk melihat peningkatan hasil belajar pada siswa.
53
3.4 Prosedur Penelitian
ini agar video tutorial yang dibuat dapat teruji validitasnya. Langkah-langkah
Sugiono (2008:409-450) .
54
potensi dan masalah adalah salah satu latar belakang kuat mengapa penulis ingin
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan update,
mengatasi masalah tersebut. Disini peneliti melihat bahwa video tutorial adalah
salah satu cara dalam mengatasi masalah agar siswa lebih mudah memahami cara
3. Desain produk
Sebelum kita membuat video suatu media baru seperti video tutorial,
4. Validasi desain
untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru
55
akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpegalaman untuk menilai produk
kekuatannya.
5. Perbaikan desain
Setelah desain produk divalidasi oleh pakar dan pakar dan para ahli lainya,
(Sadiman dkk, 2011:182) ada 3 tahap evaluasi/uji coba yaitu uji coba satu
lawan satu (one to one), uji coba kelompok kecil (small group) dan uji coba
lapangan (field evaluation ). Uji coba yang dilakukan peneliti berupa uji coba one
to one artinya peneliti akan mencoba menampilkan video pada seorang siswa
video tersebut kemudian uji coba kedua dapat dilakukan kepada peserta didik
dalam kelompok terbatas, misalnya 5-10 siswa. Uji coba ini dilakukan untuk
pembelajaran untuk bahan revisi atau penyempurnaan sebelum produksi. Uji coba
ketiga dapat dilaksanakan pada kelompok besar (satu kelas) tujuannya untuk
56
mengetahui effisiensi waktu belajar menggunakan media pembelajaran sebelum
diproduksi.
7. Revisi produk
yang diperoleh dari pengamat dan pendapat para peserta didik merupakan hal
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang
tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa video ini di terapkan
di dalam kelas tapi tetap harus di nilai kekurangan atau hambatan yang muncul
9. Revisi produk
bagaimana kinerja produk dan revisi produk ini dilakukan, apabila dan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data deskriptif kuantitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari penilaian video tutorial oleh ahli yang menunjukan
57
kevalidan Video tutorial, respon siswa yang menunjukan kepraktisan video, dan
instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket penilaian ahli
media, angket penilaian ahli materi, angket penilaian reviewer, dan angket
penilaian siswa.
Pembelajaran
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan yang telah
tersedia. Angket untuk ahli media berdasarkan karakteristik media video yaitu
clarity massage (kejelasan pesan), stand alone (berdiri sendiri), user friendly
menggunakan kualitas resolusi yang tinggi dan dapat digunakan secara klasikal
58
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrument Kelayakan Media Video Pembelajaran
14
59
4 Representasi Isi Terdapat unsur animasi, 15
video,simulasi dan demosntrasi
Colorfull 25
(banyak warna)
26
Jumlah Item 29
Cheppy Riyana (2007)
60
3.5.2 Instrument Kelayakan Video Pembelajaran Ditinjau dari Materi
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan yang telah
dilihat dari Manual Book Motor (Perawatan Berkala Motor Yamaha 4T) dengan
pembelajaran
61
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrument Kelayakan Video Pembelajaran
62
3.5.3 Instrument Kelayakan Video Pembelajaran Ditinjau Dari Penilaian
Guru
63
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrument Kelayakan Video Pembelajaran
64
3.5.4 Instrument Kelayakan Video Pembelajaran Ditinjau Dari Penilaian
Penilaian Siswa
65
3.6 Validasi dan Revisi
dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Video yang telah di validasi oleh para
ahli akan diketahui kesalahan, kekurangan media tersebut. Dari kesalahan dan
kekurangan yang didapat perlu dilakukan revisi atau perbaikan sehingga media
3.7 Storyboard
Asyhar (2012:178) Storyboard adalah diagram alur cerita dari bahan ajar
multimedia yang akan dibuat. Senada dengan pendapat diatas Mundai dalam
agar urutan kerja pembuatan media video ini menjadi lebih jelas.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu Valid dan
penelitian ini berupa non-tes yaitu pendapat siswa terhadap kelayakan media
video pembelajaran. Setelah mendapat validitas dari ahli media dan materi
66
selanjutnya uji coba terhadap siswa dilakukan. Uji coba dilakukan pada 10 siswa
dari 27 populasi.
para ahli (judgment expert) yaitu 1 orang dosen Pendidikan Teknik Mesin
sistematis apakah butir instrumen telah memenuhi apa yang hendak diukur.
butir tersebut valid dan reliabel atau tidak valid dan tidak reliabel. Butir soal yang
tidak valid dan tidak reliabel akan gugur dan tidak digunakan.
deskriptif kuantitif, yaitu dengan menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari
angket uji ahli dan uji materi. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:207), data
67
Sedangkan Kreteria untuk menentukan nilai kelayakan produk yang dihasilkan
56 - 75% Layak
40 - 55% Cukup
likert untuk mengukur pendapat siswa terhadap media video tutorial. Data hasil
angket yang diperoleh dihitung dengan rumus yang digunakan untuk menghitung
Jumlah skor per item = jumlah responden yang menjawab x skor jawaban
68
Skor Pernyataan Skor Pernyataan
Kategori Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
( Sugiyono, 2009:136)
Dalam modifikasi sugiono rumus Persentase = 100 %
61 % - 80 % Baik
41 % - 60 % Cukup
21 % - 40 % Tidak baik
( Desmi, 2013:29 )
69
BAB IV
video tutorial tune up sepeda motor di SMK Negeri 7 Palembang. Ulasan yang
desain video tutorial, validasi desain video tutorial, revisi desain video tutorail, uji
coba video tutorial, revisi video tutorial, uji coba pemakaian, revisi video tutorial,
Palembang berupa wawancara dengan salah satu bahwa Sekolah berkerja sama
dengan Yamaha motor Jakarta dan pihak perusahaan mengatakan siswa yang akan
(Servis berkala) sepeda motor karena kompetensi ini menjadi dasar di jurusan
Negeri 7 Palembang.
sepeda motor terlihat beberapa potensi masalah yaitu : guru mengalami kesulitan
saat menyajikan materi di kelas karena guru masih memakai metode ceramah
sehingga siswa tidak begitu tertarik dan belum tersedianya sebuah media
70
pembelajaran yang dinilai cukup efektif untuk digunakan di kelas sebelum siswa
mampu menarik perhatian siswa sehingga cendrung pasif dn cepat bosan. Untuk
praktik dengan jelas dan lengkap. Media yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
tanggal 1 Februari- 12 Maret 2014 dan disepakati Kelas yang digunakan adalah
Setelah potensi dan masalah lengkap dan jelas maka tahap selanjutnya
dilakukan diskusi serta wawancara dengan guru kompetensi tune up sepeda motor
71
f) Rencana Pelaksaaan Pembelajaran Smk Negeri 7 Palembang.
1) Membuat Flowchart
2. Membuat Storyboard
yang telah divalidasi oleh para ahli. Tahap yang terdapat dalam pengembangan
Proses produksi audio dan video ini berisi pengambilan gambar (shooting video),
rekaman suara, dan pengambilan foto sesuai dengan tuntutan storyboard dan skrip
yang telah dibuat sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan yaitu pengambilan foto
72
merupakan tahap yang menterjemahkan skrip menjadi tampilan yang sebenarnya.
Setelah shooting video kemudian dilanjutkan dengan merekam suara narator yang
dilakukan dengan teknik dubbing. Untuk proses pengambilan foto dan shooting
4.Memprogram materi
Video dan audio yang telah diproduksi tidak akan langsung masuk dalam
Bentuk video utuh. Terlebih dahulu format video dan audio di sesuaikan dengan
perangkat pendukung yang ada agar lebih mudah digunakan oleh siapa saja.
Untuk video menggunakan format mpg, foto menggunakan format jpg sedangkan
dilakukan proses editingdan mixing. Proses editing dan mixing dilakukan sesuai
dengan tuntutan storyboard yang telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan editing
dan animasi seperti tambahan tulisan atau sound effect untuk video juga dilakukan
pada saat proses editing ini. Setelah proses editing selesai dilanjutkan dengan
73
video yang telah diedit sebelumnya. Setelah menggabungkan antara narasi,
suara terhadap instrumen agar suara narator terdengar jelas dan instrumen tidak
yang disimpan dalam bentuk mvp atau avi agar mempermudah proses selanjutnya.
Dibawah ini akan dideskripsikan empat tahap dari evaluasi yang peneliti
Setelah media video pembelajaran selesai dibuat agar media video tersebut
dinilai valid makan video akan di validasi oleh para ahli, validator ahli materi
adalah Dosen pendidikan teknik mesin Universitas Sriwijaya oleh Bapak Farhan
Yadi, S.T, M.pd. pada tangan 9 Agustus 2014 di kampus FKIP Ogan Palembang.
kegrafikan, pada tahap ini peneliti memberikan sebuah lembar validasi yang
video tutorial dengan penilaian validator dan meminta pendapat berupa komentar
oleh Bapak Farhan Yadi, S.T., M.Pd. Untuk setiap deskriptor kriteria penilaian
74
disediakan empat opsi yang menyatakan sangat baik dengan skor 4, baik dengan
skor 3, tidak baik dengan skor 2 dan sangat tidak baik dengan skor 1 (Lampiran
hal 92)
107
116
Setelah di hitung rata-rata skor untuk melihat validitas materi yang di nilai
oleh validator adalah 92,24% dengan kreteria sangat valid dan memiliki
kesimpulan di lanjutkan tanpa revisi sehingga video tune up siap di uji cobakan.
Revisi produk sesuai dengan saran ahli media yaitu : perbaiki prosedur
75
Pada menit ke 02.27 judul mengganti oli pelumas di tambah dengan keterangan
Validasi ahli materi untuk melihat kelayakan video tutorial tune up yang
dibuat, validasi ahli materi berisi tentang aspek materi dan isi video tersebut.
Validasi ahli materi dilakukan oleh 2 orang validator : Bapak Adi Hidayat selaku
guru otomotif di Smk Negeri 7 Palembang dan Bapak Fajar Lazuardi selaku
Kepala bengkel motor Yamaha cabang Palembang. Validasi ahli materi pertama
dilakukan oleh Bapak Adi Hidayat di bengkel Smk Negeri 7 Palembang pada
oleh Bapak Adi Hidayat, SP.d. Untuk setiap deskriptor kriteria penilaian
disediakan empat opsi yang menyatakan sangat baik dengan skor 4, baik dengan
skor 3, tidak baik dengan skor 2 dan sangat tidak baik dengan skor 1 (Lampiran
hal 95).
101
104
Setelah di hitung rata-rata skor untuk melihat validitas materi yang di nilai
oleh validator adalah 92,24% dengan kreteria sangat layak dan memiliki
kesimpulan di lanjutkan tanpa revisi sehingga video tune up siap di uji cobakan.
76
Revisi produk sesuai saran ahli materi yaitu ada bagian bagian video
77
Sebelum revisi sesudah revisi
Pada langkah memeriksa busi pada menit ke 08.48 cara membersihkan busi
Validasi ahli materi kedua dilakukan oleh Bapak Fajar Lazuardi selaku
oleh Bapak Fajar Lazuardi Untuk setiap deskriptor kriteria penilaian disediakan
empat opsi yang menyatakan sangat baik dengan skor 4, baik dengan skor 3, tidak
baik dengan skor 2 dan sangat tidak baik dengan skor 1 (Lampiran hal 98).
81
104
78
Setelah di hitung rata-rata skor untuk melihat validitas materi yang di nilai
oleh validator adalah 77,88% dengan kreteria sangat layak dan memiliki
kesimpulan di lanjutkan dengan revisi sehingga video tune up siap di uji cobakan.
Revisi produk sesuai dengan komentar dan saran ahli materi yaitu:
Pada langkah memasukan oli di menit 04.33 pekerjaan memasukan oli pelumas di
Smk Negeri 7 Palembang oleh Pratama Pela Krisna selaku siswa pada tanggal 14
Agustus 2014.
oleh Pratama pela krisna Untuk setiap deskriptor kriteria penilaian disediakan
79
empat opsi yang menyatakan sangat baik dengan skor 4, baik dengan skor 3, tidak
baik dengan skor 2 dan sangat tidak baik dengan skor 1 (Lampirann hal 101).
78
81
Setelah di hitung rata-rata skor untuk melihat validitas materi yang di nilai
oleh validator adalah 96,3% dengan kreteria sangat praktis dan memiliki
kesimpulan di lanjutkan tanpa revisi sehingga video tune up siap di uji cobakan.
Revisi produk sesuai dengan komentar dan saran dari siswa yaitu alat dan
Pada menit ke 03.05 alat dan bahan yang diperlukan, diganti dengan menyusun
80
Setelah merancang dan mendesain jalannya video tutorial peneliti melalui
proses diskusi dengan pihak guru dan dosen serta pihak crew pembuatan agar
video yang dibuat akan sesuai dengan harapan. Peneliti sebenarnya sudah
membuat video yang menjadi dasar untuk mengembangkan video menjadi lebih
baik karena video tersebut dinilai banyak memiliki kekurangan dan harus segera
diperbaiki.
Ada 3 tahap yang akan dilakukan peneliti yaitu uji coba satu lawan satu
(one to one), uji coba kelompok kecil (small group) dan uji coba lapangan (field
evaluation).
Evaluasi satu lawan satu dilakukan peniliti pada tanggal 14 agustus 2014
pukul 12.00-13.00 WIB di kelas TSM Smk Negeri 7 Palembang dan Pada uji
perorangan ini peneliti meminta bantuan 2 orang siswa yang memiliki kemapuan
tinggi dan rendah yang dapat mewakili responden penelitian ini. Pemilihan kedua
siswa tersebut di bantu oleh salah seorang guru yaitu Bapak Adi Hidayat S.pd.
kedua siswa tersebut adalah Pratama Pela Krisna dan Ahmad Jimly Rafi, peneliti
menunjukan video tune up yang peneliti buat dan kedua responden diminta untuk
peneliti sediakan sesuai penilaian siswa terhadap media video yang telah dibuat.
81
Berikut hasil dari wawancara berupa komentar dan saran siswa yang dijadikan
Revisi produk sesuai dengan saran Pratama pela Krisna mengenai gambar
Pada animasi karburator di menit 10.20 gambar dinilai kurang sesuai dan diganti
12.00-1300 WIB di kelas TSM Smk Negeri 7 Palembang dan evaluasi kelompok
kecil di diujikan pada sepuluh siswa kelas XI TSM yang dipilih secara acak.
siswa diminta untuk melihat dan menilai media video tutorial tune up sepeda
82
motor yang telah dibuat. Untuk selanjutnya peneliti meminta siswa mengisi
media video tutorial tune up pada tahap small group. Komentar dan saran di
Rata-rata persentase skor angket pada tahap Small Group adalah 84%,
persentase ini berada dalam rentang 81%100% yang termasuk dalam kategori
Revisi produk sesuai saran Joko Suprianto yaitu sesuaikan gambar dengan
suara :
83
Pada saat menjelaskan komponen-komponen karburator menit ke 10.56 gambar di
Revisi produk sesuai saran dari Jhonson Edward N yaitu alat-alat yang
Peneliti dibantu langsung oleh guru yaitu Bapak Muhamad Fadli S.pd. selaku
guru mata pelajaran tune up sepeda motor. sebelum memulai pelajaran peneliti
84
sudah berdiskusi dahulu bersama guru agar proses penelitian tidak mengganggu
hari ini dan di lanjutkan indikator pelajaran, lalu guru menjelaskan pengertian
umum tentang materi tune up sepeda motor yang membahas tentang bagian-
bagian tune up meliputi bagian kelistrikan, bagian mesin dan bagian chasis.
Selanjutnya akan di adakan Pre-test guna untuk melihat pengetahuan dasar siswa
terhadap materi tune up dan pre-test ini meliputi pre-test 1 mengenai materi dan
memberikan 5 soal pilhan ganda dan 1 soal essay dengan skor yang sudah
ditentukan untuk melihat kemampuan dasar siswa tentang materi tune up sepeda
motor.
Pre-test kedua dilakukan oleh Bapak Fadil S.pd dan peneliti membantu
memanggil nama siswa satu persatu dan siswa di minta untuk dapat menjelaskan
hasil pre-test kedua ini bertujuan untuk melihat kemampuan dasar siswa tentang
praktik tune up sepeda motor dan gurulah yang member skor siswa sesuai dengan
85
Hasil penilaian peneliti (observasi) siswa dievaluasi dan disampaikan di
akhir pertemuan dan guru siswa mempelajari lagi materi yang dianggap belum
Dari hasil pre-test 1 (materi) didapat sebanyak 11 siswa yang lulus KKM
(kreteria ketuntasan minimum) atau 44% 75 sedangan pada data hasil pre-test ke
2 (praktik) didapat 15 siswa yang lulus KKM (kreteria ketuntasan minimum) atau
oleh Bapak Muhammad Fadli S.Pd. selaku guru mata pelajaran tune up sepeda
motor. Pada pertemuan ini dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam
dan membacakan standar kompetensi serta indikator pelajaran pada hari ini dan
yang di ajarkan.
menunjukan video tutorial yang sudah dibuat oleh peneliti, saat peneliti
memberikan arahan materi tentang video tutorial tune up yang dibuat oleh peneliti
siswa tampak lebih semangat dan termotivasi untuk memperhatikan video yang di
86
putar dan didapati siswa begitu serius dan diam saat memperhatiakan video
tutorial yang dimana video ini memuat tentang pengertian tune up, komponen,
termotivasi dengan media video tutorial tune up terlihat banyak siswa yang
penasaran dan bertanya tentang jalannya video tune up yang dibuat oleh peneliti.
Setelah selesai video siswa pun dikasih kesempatan untuk bertanya tentang
jalannya video tutorial tune up sepeda motor. Diakhir pertemuan peneliti dibantu
oleh guru memberikan post test 1 berupa soal essay yang telah divalidasi oleh
guru mata pelajaran dan diberi skor untuk melihat peningkatan hasil belajar
dibantu oleh peneliti dan disampaikan di akhir pertemuan dan siswa mempelajari
lagi materi yang dianggap belum dikuasai dan memperlajari materi tune u dari
video tutorial peneliti dan mempersiapkan diri untuk pertemuan selanjutnya. guru
Dari hasil pre-test 1 (materi) didapat sebanyak 11 siswa yang lulus KKM
peningkatan hasil belajar yaitu 24 siswa yang lulus KKM (Kreteria ketuntasan
87
effect potensial
100
90
80
70
60
50
40 effect potensial
30
20
10
0
Sebelum menggunakan Sesudah menggunakan
media video media video
10.30-01.00 siang dikelas XI TSM Smk Negeri 7 Palembang, pada pertemuan ini
akan diadakan post test 2 (Praktik) mengenai tune up sepeda motor. Peneliti
yang hadir serta membacakan standar kompetensi dan indikator pelajaran yang
akan di capai.
dipelajari dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi video
membersihkan karburator serta materi tambahan tune up mengenai alat dan bahan,
88
Guru juga menjelaskan kembali langkah-langkah tune up sepeda motor
sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada video tutorial tune up yang telah
peneliti buat, siswa terlihat cukup antusian pada pelajaran hari ini karena siswa
sudah diberi tahu akan diadakan post test 2 berupa praktik tune up sepeda motor u
sepeda motor.
mengenai materi tune up yang sudah dipelajari dengan membentuk siswa menjadi
5 kelompok. Dalam 1 kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan siswa diminta
untuk melakukan praktik tune up selama 20 menit dan siswa diminta untuk
Dala post test 2 ini akan dinilai oleh Bapak Muhamad Fadil dan Adhan
Efendi (06101012025) selaku observer, beberapa hal yang masuk dalam penilaian
adalah persiapan praktik, hasil kerja praktikm keaktifan siswa dan laporan hasil
praktik tune up sepeda motor. Dalam pelaksanaan post test saat kelompok lain
praktik tune up sepeda motor yang kemudian akan dinilai oleh guru.
Pada pertemuan ketiga ini peneliti dibantu guru menyiapkan post test 2
berupa praktik agar dapat dilihat seberapa jauh peningkatan yang diberikan oleh
media video tutorial terhadap pengetahuan siswa yang dinilai oleh guru mata
Dari hasil pre-test 2 (praktik) didapat sebanyak 15 siswa yang lulus KKM
89
setelah siswa belajar menggunakan media video tutorial tune up terjadi
peningkatan hasil belajar yaitu 24 siswa yang lulus KKM (Kreteria ketuntasan
effect potensial
100
90
80
70
60
50
40 effect potensial
30
20
10
0
Sebelum menggunakan Sesudah menggunakan
media video media video
90
Sebelum Sesudah
Revisi dilakukan sesuai dengan saran para ahli baik ahli materi atau ahli media.
Perbaikan produk mengenai warna video tutorial yang lebih terang dan lebih
menarik.
Setelah media video tutorial di validasi oleh ahli materi dan ahli media,
media video tutorial ini di ujikan di Smk Negeri 7 Palembang pada kelas XI TSM
dengan jumlah 25 siswa dan diujikan selama 2 minggu mulai dari tanggal 14
Media video tutorial sudah nilai valid dan layak oleh ahli materi dan ahli
dikelas XI TSM.
5.1 Pembahasan
dengan potensi dan masalah dimana saat obeservasi dilapangan bahwa guru
91
mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar terutama materi tune up
sepeda motor yang dinilai sengat penting serta belum adanya media video tutorial
dengan guru, buku, modul dan job sheet yang digunakan oleh guru agar media
yang dibuat sesuai dengan tujuan dan dapat meningkatkan hasil belajar.
berkonsultasi dengan guru mata pelajaran dan dosen mengenai desain media video
tutorial tune up sepeda motor dimana desain video tutorial ini dibuat dengan
flowchart dan storyboard agar media ini tepat sasaran dan dinilai valid.
Validasi desain dilakukan oleh ahli media yaitu Bapak Farhan Yadi S.T
M.Pd. Beberapa hal yang dinilai yaitu karakteristik media video pembelajaran,
resolusi yang tinggi dan dapat digunakan secara klasikan atau individual. Hasil
Sedangkan dari segi materi divalidasi oleh Bapak Adi Hidayat S.Pd.
selaku guru kompetensi sepeda motor dan bapak Fajar Lazuardi selaku kepala
bengkel motor Yamaha Palembang. Beberapa hal yang dinilai yaitu mengenai
sistematika dan materi tambahan. Hasil validasi materi prtama dari Bapak Adi
Hidayat adalah 97,11% kategori sangat layak dan Hasil materi kedua dari Bapak
92
Hasil validasi ahli materi dan media bahwa media video tutorial layak
Draf awal dilengkapi video tutorial atau prototip I yang sudah dinyatakan
valid dan direvisi, peneliti sebut prototip II. Selanjutnya akan diujicobakan pada
tahap uji coba satu lawan satu untuk melihat pendapat dan komentar siswa tentang
media video yang dibuat oleh peneliti dan dilanjutkan evaluasi kelompok kecil
(small group) yang terdiri dari sepuluh orang siswa kelas XI TSM Smk Negeri 7
Palembang. Setiap siswa diberi angket sebelum itu siswa harus menonton video
tutorial tune up dan menilai apakan skor itu sangat baik, baik, cukup atau tidak
baik. Dari hasil angke uji coba kelompok kecil di dapati skor 84,37% termasuk
Setelah uji coba satu lawan satu dan uji coba kelompok kecil maka
dilanjutkan uji coba lapangan (field test) yang dilakukan di kelas XI Smk negeri 7
Palembang dengan populasi 25 siswa untuk melihat efektifitas waktu saat proses
belajar mengajar berlangsung dikelas dimana didapati hasil melalui pre test 1
(materi) dan pre test 2 (praktik) lalu siswa diajarkan materi tune up sepeda motor
dengan menggunakan media video tutorial terjadi peningkatan hasil belajar yaitu
pre test 1 (materi) 44% lulus KKM menjadi 96% 75 sedangkan pre test 2
(praktik) 60% lulus KKM menjadi 96%75 sehingga didapati kesimpulan media
video tutorial memliki effect poyensial yang baik terhadap hasil belajar siswa.
Hasil dari validasi materi dan video tutorial serta ujicoba lapangan video
tutorial tune up dinilai valid dan layak serta memiliki effect potensial yang baik
terutama pada materi tune up sepeda motor Yamaha. Dengan dibuatnya media
93
video tutorial ini dapat menggurangi kelemahan media video tutorial, pada pokok
bahasan 2.3.3 yaitu pada poin nomor dua (size information), poin 4 (opposition),
tindakan kelas dimana hal ini dimaksudkan karena melihat situasi kelas XI TSM
SMK Bakti Ibu 4 Palembang yang dalam proses pembelajaran masih belum
maksimal dan masih banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM (Kreteria
Ketuntasan Minimum) sehingga media video tutorial menjadi solusi masalah yang
sedang dihadapi.
menggunakan 4 tahapan :
3. tahap 3 : pengamatan
4. tahap 4 : refleksi/pantulan
Tindakan
Perencanaan Pengamatan
Pantulan
94
SIKLUS I
Perencanaan
pertama di mulai pada tahap 1 perencanaan yaitu peneliti menemui Bapak Adi
Hidayat S.Pd. selaku guru mata pelajaran tune up sepeda motor di kelas XI TSM
SMK Bakti Ibu 3 Palembang, pada tahap ini peneliti melakukan wawancara
Pada tanggal 30 Agustus 2014 jam 10.00 peneliti menemui Bapak Adi
Hidayat S.Pd. dan membahas masalah perencanaan penelitian tindakan kelas yang
akan dilaksanakan, didapat beberapa kesimpulan pada tahap perencaan ini yaitu
saat proses belajar mengajar siswa terlihat kurang tertarik dan terlihat cepat bosan
saaat belajar dengan menggunakan metode ceramah, siswa juga terlihat tidak
menggunkan media pembelajaran selain media power point dan nilai siswa masih
Tahapan perencaaan ini juga guru dan peneliti mendiskusikan cara belajar
yang akan dipilih nantinya serta peneliti mempersiapkan RPP (rencana pelaksaan
pembelajaran), mempersiapkan soal post test untuk melihat hasil belajar dan guru
optimis apabila belajar menggunkan media pasti akan meningkatkan hasil belajar.
95
peneliti sebagai objek dari penelitian tindakan kelas , mengingat peneliti tidak
Perlakuan
siang yaitu peneliti bersma guru melihat kelas XI TSM 1 sebagai kelas yang akan
diteliti dan melihat guru dala proses belajar di kelas, guru memulai pelajaran
pelajaran pada hari ini tentang materi tune up sepeda motor dan guru memberikan
penjelasan materi dasar kepada siswa berupa pengertian dan jenis-jenis tune up.
ceramah mengenai materi tune up dan guru menjelaskan tanpa bantuan media
pembelajaran, terlihat siswa cepat jenuh dan bosan serta tidak terlalu menarik
pelajaran dikelas.
tentang materi yang belum dipahami dan memberikan post test untuk melihat
hasil belajar pada hari ini, pelajaran ditutup dengan menyimpulkan materi hari ini
Pengamatan
Dalam tahap pengamatan pada siklus 1 guru sebagai orang yang diamati
96
Agustus 2014 jam 01.11 atau bersamaan dengan tahap perlakuan, saat guru
mengajar di kelas maka peneliti yang mengamati proses belajar dikelas dan
didapati beberapa kendala dalam proses pembelajaran yaitu guru masih mengajar
dengan cara konvensional atau metode ceramah, guru tidak menggunakan media
sehingga siswa terlihat cepat jenuh dan tidak begitu tertarik untuk belajar dan saat
Pantulan
tune up di kelas dan pada tahapan ini peneliti sebagai pengamat memberikan
pendapatnya tentang hasil yang didapat dan pada proses ini guru mengakui bahwa
menunjang hasil belajar agar lebih efektif serta didapati sebanyak 12 siswa dari
atau 1275. Dan disepakati bahwa penelitan PTK akan dilanjutkan pada siklus ke
II untuk melihat apakah media video tutorial dapat menjadi solusi atas beberapa
SIKLUS II
Perencanaan
perencaan kembali dilakukan pada tanggal 4 September 2014 di SMK Bakti Ibu 3
97
Palembang, pada tahapan ini peneliti menyiapkan (RPP) rencana pelaksanaan
telah dibuat untuk melihat apakah media video dapat meningkatkan hasil belajar.
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati yaitu
dalam penelitian ini peneliti focus pada penggunaaan media dalam proses belajar
serta peningkatkan hasil belajar dikelas sebelum dan sesudah menggunakan media
dan cepat jenuh belajar di kelas inilah menjadi titik focus yang juga akan
diperbaiki dengan menggunakan media video tutorial yang telah dibuat oleh
peneliti.
dicari solusi bersama-sama antara guru dan peneliti agar pembelajaran dikelas
menjadi lebih efektif dan siswa dapat lebih tertarik serta termotivasi dalam belajar
dengan metode ceramah dan terlihat kurang tertarik sehingga kelas menjadi cukup
gaduh,serta nilai siswa masih belum mencapai KKM sehingga media video
98
Perlakuan
untuk melihat apakah media dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui nilai post test sedangkan
pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai orang yang diamati untuk
melihat apakah media video tutorial dapat menjadi solusi bahwa siswa mudah
bosan dan jenuh ketika belajar dengan hanya menggunakan metode ceramah.
SMK Bakti Ibu 3 Palembang pada pukul 16.00-17.30, guru memberikan pelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ada yaitu 15 menit
pertama guru membuka pelajaran hari ini dengan salam dan mengabsensi siswa
Pada kegiatan inti guru salama 60 menit diawali dengan guru menjelaskan
media video tutorial yang diputar melalui proyektor, dalam tahap obeservasi
terlihat siswa sangat antusias dan sangat serius memperhatikan media video
tutorial serta didapati beberapa waktu siswa sangat diam saat menonton media
yang diputar oleh guru, selesai menonton media video tutorial guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya dan beberapa siswa terlihat begitu ingin
bertanya tentang alat dan bahan serta langkah-langkah praktik pekerjaan tune up
pada motor yamaha, selanjutnya gurua memberikan post pest berupa pertanyaan
99
yang telah dibuat dan dikasih skor untuk melihat hasil belajar siswa hari ini dan
didapati hasil post test 1 dari 24 siswa sebanyak 12 siswa yang lulus KKM 75 dan
12 siswa tidak memenuhi KKM atau sebesar 50%75 dan hasil post test 2 dari 24
siswa 22 siswa yang memenuhi KKM atau sebesar 91%75 sehingga media video
tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan diakhir tahap kegiatan inti
untuk lebih termotivasi belajar dan semangat untuk menggapai cita-cita kemudian
guru menutup pelajaran hari ini dan menitipkan salam kepada orang tua siswa.
Dari hasil post-test 1 didapat sebanyak 12 siswa yang lulus KKM (kreteria
ketuntasan minimum) atau 50% 75 sedangan post test 2 setelah siswa belajar
menggunakan media video tutorial tune up terjadi peningkatan hasil belajar yaitu
22 siswa yang lulus KKM (Kreteria ketuntasan minimum) atau 91% 75.
Pengamatan
SMK Bakti Ibu 3 Palembang pada pukul 16.00-17.30 atau bersamaan dengan
tahap perlakuan di kelas, saat proses belajar mengajar memberikan materi dan
peneliti sebagai pengamat dan guru sebagai objek yang diamati, dalam fase
observasi ini dan proses mengajar dengan menggunkan media terlihat beberapa
media video tutorial siswa terlihat sangat antusias dan serius melihat serta
mendengarkan penjelasan dalam media video hal ini dapat dilihat ketika media
100
video diputar didapati beberapa waktu siswa sangat diam dan terlihat
memperhatikan jalannya media video tutorial, hal lain juga terlihat siswa sangat
belajar dari siswa setelah menggunakan media serta hasil belajar lebih baik setelah
menggunakan media video tutorial, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Pantulan
tanggal 6 September 2014 pukul 2 siang dan didapati kesepakatan antara Bapak
Adi Hidayat S.Pd. dan peneliti bahwa beliau sepakat media video tutorial dapat
meningkatkan hasil belajar dan menjadi solusi untuk pelajaran materi di kelas
sehingga siswa mendapat pengetahuan yang lebih terutama pada materi tune up
sepeda motor.
5.3 Pembahasan
Siklus 1
101
perencanaan
peneliti menemui Bapak Adi Hidayat S.Pd. selaku guru mata pelajaran
tune up sepeda motor di kelas XI TSM SMK Bakti Ibu 3 Palembang, pada tahap
kendala-kendala apa yang timbul saat proses belajar mengajar tune up sepeda
motor.
Pada tanggal 30 Agustus 2014 jam 10.00 peneliti menemui Bapak Adi
Hidayat S.Pd. dan membahas masalah perencanaan penelitian tindakan kelas yang
akan dilaksanakan, didapat beberapa kesimpulan pada tahap perencaan ini yaitu
saat proses belajar mengajar siswa terlihat kurang tertarik dan terlihat cepat bosan
saaat belajar dengan menggunakan metode ceramah, siswa juga terlihat tidak
menggunkan media pembelajaran selain media power point dan nilai siswa masih
Tahapan perencaaan ini juga guru dan peneliti mendiskusikan cara belajar
yang akan dipilih nantinya serta peneliti mempersiapkan RPP (rencana pelaksaan
pembelajaran), mempersiapkan soal post test untuk melihat hasil belajar dan guru
optimis apabila belajar menggunkan media pasti akan meningkatkan hasil belajar.
Perlakuan
siang yaitu peneliti bersma guru melihat kelas XI TSM 1 sebagai kelas yang akan
diteliti dan melihat guru dala proses belajar di kelas, guru memulai pelajaran
102
dengan mengucapkan salam dan mengabsensi siswa lalu membacakan indikator
pelajaran pada hari ini tentang materi tune up sepeda motor dan guru memberikan
penjelasan materi dan diakhir pelajaran guru memberikan post test 1 didapati hasil
Pengamatan
Dalam tahap pengamatan pada siklus 1 guru sebagai orang yang diamati
Agustus 2014 jam 01.11 atau bersamaan dengan tahap perlakuan, saat guru
mengajar di kelas maka peneliti yang mengamati proses belajar dikelas dan
didapati beberapa kendala dalam proses pembelajaran yaitu guru masih mengajar
dengan cara konvensional atau metode ceramah, guru tidak menggunakan media
sehingga siswa terlihat cepat jenuh dan tidak begitu tertarik untuk belajar dan saat
Pantulan
dan disepakati penelitan tindakan kelas dilanjutkan pada siklus ke 2 untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa dan memberi solusi atas kendala-kendala yang
didapati dilapangan.
103
Siklus 2
Perencanaan
media video tutorial sebagai solusi kendala-kendala yang timbul saat siklus
pertama akan diselesaikan dan dicari solusi bersama-sama antara guru dan peneliti
agar pembelajaran dikelas menjadi lebih efektif dan siswa dapat lebih tertarik
serta termotivasi dalam belajar terutama pada materi tune up sepeda motor.
dengan metode ceramah dan terlihat kurang tertarik sehingga kelas menjadi cukup
gaduh,serta nilai siswa masih belum mencapai KKM sehingga media video
Perlakuan
Pada tahap ini dilakukan pada tanggal 5 September 2014 di kelas XI TSM
pelajaran seperti biasa dan pelajaran dimulai dalam 3 tahapan yaitu tahap awal 15
menit guru membuka pelajaran dengan salam, guru mengabsensi siswa, guru
Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu guru menjelaskan pengertian tune
up, guru menunjukan media video tutorial, guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya, guru memberikan post test dan membuat rangkuman materi hari
ini. Sedangkan kegiatan akhir di isi dengan memberikan nasehat dan menutup
104
pelajaran dan hasil post test didapati 22 siswa yang lulus KKM (Kreteria
Pengamatan
SMK Bakti Ibu 3 Palembang pada pukul 16.00-17.30 atau bersamaan dengan
tahap perlakuan di kelas, saat proses belajar mengajar memberikan materi dan
peneliti sebagai pengamat dan guru sebagai objek yang diamati, dalam fase
observasi ini dan proses mengajar dengan menggunkan media terlihat beberapa
media video tutorial siswa terlihat sangat antusias dan serius melihat serta
mendengarkan penjelasan dalam media video hal ini dapat dilihat ketika media
video diputar didapati beberapa waktu siswa sangat diam dan terlihat
memperhatikan jalannya media video tutorial, hal lain juga terlihat siswa sangat
Pantulan
tanggal 6 September 2014 pukul 2 siang dan didapati kesepakatan antara Bapak
Adi Hidayat S.Pd. dan peneliti bahwa beliau sepakat media video tutorial dapat
meningkatkan hasil belajar dan menjadi solusi untuk pelajaran materi di kelas
105
sehingga siswa mendapat pengetahuan yang lebih terutama pada materi tune up
sepeda motor.
tutorial menjadi alat bantu media yang efektif dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata kompetensi tune up sepeda motor dengan hasil belajar
pertama dinilai melalui post test 1 sebesar 5075 dan hasil belajar kedua dinilai
106
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Media video tutorial tune up sepeda motor yang dihasilkan telah valid
Kevalidan media video tutorial tune up sepeda motor dinilai dari segi ahli
media dengan rata-rata skor 92,24% dan kevalidan dinilai dari segi ahli materi 1
dengan rata-rata skor 97,11% dan ahli materi 2 dengan rata-rata skor 77,88% dan
kevalidan dari segi luaran/output dengan skor rata-rata 96,3%. Berdasarkan tahap
validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa media video tutorial yang dihasilkan
sudah valid.
5.1.2 Media video tutorial sepeda motor yang dihasilkan telah praktis.
Kepraktisan media video tutorial dilihat dari angket pada tahap small group
10 orang siswa, pada tahap uji coba small group diperoleh persentase skor angket
sebesar 84,37%. Jadi, persentase skor angket untuk tahap uji coba small group
adalah 84,37%, persentase ini berada dalam rentang 81%-100% yang termasuk
dalam kategori sangat baik, sehingga dapat disimpulkan media video tutorial ini
tergolong praktis.
107
5.1.3 Effect potensial media video tutorial dilihat dari hasil post test siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari pre test 1 (materi ) 44% lulus
KKM dan setelah belajar menggunakan media video tutorial dan diuji melalui
post test sebesar 96% 75. Pre test 2 (praktik) 60% lulus KKM dan setelah belajar
menggunakan media video tutorial 96%75. Sehingga media video tutorial dinilai
tutorial menjadi alat bantu media yang efektif dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata kompetensi tune up sepeda motor dengan hasil belajar
pertama dinilai melalui post test 1 sebesar 5075 dan hasil belajar kedua dinilai
5.2 Saran
kekurangan, oleh karena itu peneliti menyarankan untuk calon peneliti yang
bahan acuan agar dapat membuat media pembelajaran yang lebih baik lagi dan
108
Dan untuk pendidik dan institusi, saran dan harapan agar media video
tutorial yang peneliti buat ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan dapat
dijadikan media pembelajaran yang mampu memotivasi para guru masa depan
agar berbuat lebih dan tetap yakin dunia pendidikan akan mampu lebih baik lagi
nantinya.
109
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal Bachrie. 2014. Modul Tekologi Sepeda Motor (OTO 225-05) Tune up.
Gitamedia Press.
Yogyakarta.
Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pustakaraya.
Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva
Press.
110
Fiskha Ayuningrum. 2012. Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk
Yogyakarta.
FT UNY Yogyakarta.
Jalius Jama. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid I. Sumatera Selatan: Direktorat
Jalius Jama. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid II. Sumatera Selatan: Direktorat
Referensi Jakarta.
Alfabeta.
111
Sugiono. 2006. Statika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
FT UNY Yogyakarta.
112
Validasi Ahli Media
113
114
115
Validasi Ahli Materi
116
117
118
Validasi Ahli Materi
119
120
121
Validasi Penilaian Siswa
122
123
124
Soal Small Group
125
126
127
128
129
Surat Izin Penelitian
130
SK Pembimbing Skripsi
131
Kartu Bimbingan Skripsi 1
132
Kartu Pembimbing 2
133
Surat Izin PTK
134
Silabus SMK Negeri 7 Palembang
135
Surat Observasi PTK 1
136
Lembar Observasi PTK 2
137
138
139
140
141
142
143