Anda di halaman 1dari 8

PENDAHALUAN

Hepatitis A atau peradangan pada hati akibat serangan virus hepatitis A adalah

penyakit menular yang sering sekali menimbulkan wabah di dunia. Sebanyak 1,4 juta pasien

menurut data WHO mengalami serangan hepatitis A tiap tahunnya. Kejadian luar biasa

(KLB) hepatitis A paling besar terjadi di Shanghai China tahun 1988 yaitu mencapai 300.000

pasien. Meskipun penularan hepatitis A adalah melalui fecal-oral, atau bisa dikatakan sangat

terkait dengan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. KLB hepatitis A tidak hanya

terjadi di negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2003 terjadi KLB hepatitis A di USA

yaitu di negara bagian Ohio dan Pensylvania sebanyak 640 pasien. Benua Eropa juga

menyatakan 3,9 pasien per 100.000 penduduknya terkena KLB hepatitis A tahun 2008.

Australia menyebutkan angka 300-500 kasus hepatitis A per tahun yang harus ditangani

pemerintah Australia tahun 2010.1

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi

yang tidak memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis B dan C,

infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi

dapat menyebabkan gejala yang melemahkan tubuh dan dapat menjadi hepatitis fulminan

(gagal hati akut), yang berhubungan dengan kematian yang tinggi. Hepatitis A terjadi secara

sporadis dan dalam epidemi di seluruh dunia, dengan kecenderungan untuk kambuh siklik.

Setiap tahun ada sekitar 1,4 juta diperkirakan kasus hepatitis A di seluruh dunia.2

Hepatitis A sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi. Departemen Kesehatan

Rebublik Indonesia (Depkes RI) telah menyatakan persediaan vaksin hepatitis A berupa virus

hepatitis A yang dilemahkan untuk memicu kekebalan tubuh. Penggunaan vaksin hepatitis A

harus diulang sebanyak 2 atau 3 kali untuk menimbulkan kekebalan tubuh yang diharapkan.3
Penyakit ini dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial yang signifikan

dalam masyarakat karena diperlukan beberapa minggu atau bulan untuk orang sembuh dari

penyakit untuk kembali ke pekerjaan, sekolah atau kehidupan sehari-hari.4

2.1 Definisi
Hepatitis A merupakan penyakit infeksi sistemik yang dominan menyerang hati akibat

masuknya virus hepatitis A (HAV) melalui transmisi fekal-oral dari makanan atau minuman

yang telah terkontaminasi. Dulu hepatitis A disebut juga hepatitis infeksiosa, hepatitis

epidemika, epidemic jaundice, dan catarrhal jaundice.

Hepatitis A adalah adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak menyebabkan

infeksi kronis. Sekali kita pernah terkena hepatitis A, kita tidak dapat terinfeksi lagi. Namun,

kita masih dapat tertular dengan virus hepatitis lain.5

2.2 Etiologi

Penyebab utama dari HVA adalah virus RNA yang tergolong dalam picorna yang

berukuran 27-28 mm dan ditemukan oleh Peinstone pada tahun 1973 dalam tinja penderita.

(Hadi, 2002). HAV merupakan anggota famili pikornaviradae. HAV merupakan partikel

membulat berukuran 27 hingga 32-nm dan mempunyai simetri kubik, tidak mempunyai

selubung serta tahan terhadap panas dan asam. Partikel ini mempunyai genom RNA beruntai

tunggal dan linear dengan ukuran 7,8 kb, sehingga cukup jelas virus ini menjadi genus

pikorna virus yang baru, Heparnavirus. Hepatitis A mempunyai pravelansi yang tinggi.

Siklus hidup dari HAV sendiri mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati.

Penambahan antiserum hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen)

pada tinja penderita diawal masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus,

memungkinkan pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui pembentukan agregat

antigenantibodi. Asai serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri

fase-padat dan pelekatan imun, telah memungkinkan deteksi HAV didalam tinja, homogenate

hati, dan empedu, serta pengukuran antibody spesifik di dalam serum.6

Sifat-sifat dari virus A sendiri ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121oC selama 20

menit), dengan dididihkan dalam air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit
pada 1,1 watt), dengan panas kering (180oC selama 1 jam), selama 3 hari pada 37oC atau

dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Resistensi relative hepatitis virus A terhadap

cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan-tindakan pencegahan istimewa

dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.6

Hepatitis juga mempunyai beberapa penyebab lain, termasuk:

1. Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan

2. Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh

3. Menyerang jaringan sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit

autoimun

Penyebaran penyakit Hepatitis oleh kotoran atau tinja penderita biasanya melalui makanan

(fecel-oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah, selain itu akibat buruknya

tingkat kebersihan. Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi

leptospirosis, sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka

terhadap pengobatan khusus. Penyebab noninfeksiosa meliputi penyumbatan empudu, sirosis

empedu primer, keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis

A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap

penyakit kronis hati atau sirosis. Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan

sebagian besar obat-obatan. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu

hati kita sehat dapat membuat kita sakit parah adalah bila kita mengalami hepatitis. Ini juga

berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba. Karena tugas hati adalah untuk

menguraikan zat-zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat.4

2.3 Manifestasi klinis


Gejala klinis pada umumnya ringan, terutama pada anak-anak bahkan sering tanpa

gejala. Gejala hepatitis A (dan hepatitis akut pada umumnya) dapat termasuk:7

1. Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

2. Kelelahan

3. Sakit perut kanan-atas

4. Hilang nafsu makan

5. Berat badan menurun

6. Demam

7. Mual

8. Mencret atau diare

9. Muntah

10. Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul

11. Sakit sendi

12. Infeksi HAV juga dapat meningkatkan tingkat enzim yang dibuat oleh hati

menjadi di atas normal dalam darah

Sistem kekebalan tubuh membutuhkan sampai delapan minggu untuk mengeluarkan

HAV dari tubuh. Bila timbul gejala, umumnya dialami dua sampai empat minggu setelah

terinfeksi. Gejala hepatitis A umumnya hanya satu minggu, akan tetapi dapat lebih dari satu

bulan. Kurang lebih 15 persen orang dengan hepatitis A mengalami gejala dari enam sampai

Sembilan bulan. Kurang lebih satu dari 100 orang terinfeksi HAV dapat mengalami infeksi

cepat dan parah (yang disebut fulminant), yang sangat jarang dapat menyebabkan kegagalan

hati dan kematian.7

2.4 Patofisiologi
Hepatitis akut A dapat dibagi menjadi empat fase klinis:7

1. Fase Inkubasi

Masa inkubasi atau periode preklinik berlangsung 10-50 hari, dengan rata-rata kurang

lebih 28 hari di mana pasien tetap asimtomatik meskipun terjadi replikasi aktif virus.

2. Fase prodromal

Fase prodromal atau pre-ikterik berlangsung selama 3-10 hari yang ditandai dengan

munculnya gejala seperti menurunnya nafsu makan, kelelahan, panas, mual sampai muntah,

anoreksia, nyeri perut sebelah kanan sakit perut, mual dan muntah, demam, diare, urin

berwarna coklat gelap seperti air teh dan tinja yang pucat.

3. Fase ikterik

Fase ini terjadi di mana penyakit kuning berkembang di tingkat bilirubin total

melebihi 20 - 40 mg/l. Pasien seringkali baru mencari pertolongan medis pada fase ini. Fase

ikterik biasanya dimulai dalam waktu 10 hari gejala awal didahului urin yang berwarna

coklat, sklera kuning, kemudian seluruh badan menjadi kuning. Teradi puncak fase ikterik

dalam 1-2 minggu, hepatomegali ringan yang disertai dengan nyeri tekan. Demam biasanya
membaik setelah beberapa hari pertama penyakit kuning. Viremia berakhir tak lama setelah

mengembangkan hepatitis, meskipun tinja tetap menular selama 1 - 2 minggu. Tingkat

kematian rendah (0,2% dari kasus ikterik) dan penyakit akhirnya sembuh sendiri. Kadang-

kadang, nekrosis hati meluas terjadi selama 6 hingga 8 minggu pada masa sakit. Dalam hal

ini, demam tinggi, ditandai nyeri perut, muntah, penyakit kuning dan pengembangan

ensefalopati hati terkait dengan koma dan kejang, ini adalah tanda-tanda hepatitis fulminan,

menyebabkan kematian pada tahun 70 - 90% dari pasien. Dalam kasus-kasus kematian sangat

tinggi berhubungan dengan bertambahnya usia, dan kelangsungan hidup ini jarang terjadi

lebih dari 50 tahun.

4.Masa penyembuhan

Masa penyembuhan pada umumnya berjalan lambat, tetapi pemulihan pasien lancar

dan lengkap. Kejadian rekurensi pada hepatitis terjadi dalam 3 - 20% dari pasien, sekitar 4-15

minggu setelah gejala awal telah sembuh. Ikterus berangsur berkurang dan hilang dalam 2-6

minggu, demikian pula anoreksia, lemas badan dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna

sebagian besar terjadi dalam 3-4 bulan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2011.

Hepatitis A di Berbagai Belahan Dunia Lain.

2. WHO. 2012. Hepatitis A.

http://www.pppl.depkes.go.id/index.php?c=berita&m=fullview&id=377.

3. Depkes RI, 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta : Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

4. World Health Organization, 2010. The Global Prevalence of Hepatitis A Virus

Infection and Susceptibility : a Systematic Review. Available at:

http://whqlibdoc.who.int/hq/2010/WHO_IVB_ 10.01_eng.pdf

5. Hadi, Sujomo. 2002. Gastroenterologi. Bandung :PT. Alumni Bandung : 497-499.


6. Price, Sylvia. EGC. Dalam : Patofisiologi Kedokteran Edisi 6 Volume 1. Gangguan

Hati, Kandung empedu, dan Pankreas. Jakarta

7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. P420-428

Anda mungkin juga menyukai