Keterlibatan karyawan:
1. Pembagian informasi
2. Pelatihan keahlian
3. Sistem imbalan Hasil:
4. Pembagian kekuasaan 1. Mengurangi persediaan
2. Memperbaiki mutu
Prosedur karyawan: 4. Reputasi mutu
B. RELIABILITAS
Adalah suatu probabilitas dimana bagian mesin atau produk akan
berfungsi sesuai dengan spesifikasi waktu dan kondisi yang telah
ditentukan.
Taktik yang digunakan dalam reliabilitas adalah:
1. Perbaikan komponen individual
Karena kesalahan sering terjadi di dunia yang nyata, pengertian
akurasi dari masing-masing komponen yang mendukung suatu fasilitas yang
digunakan adalah sesuatu yang penting daklam konsep reliabilitas.
Sehingga Reliabilitas keseluhan merupakan hasil kali dari semua reliabilitas
komponennya, atau dapat dinotasikan sebagai:
Rs = R1 x R2 x R3 x x Rn
R1 = reliabilitas komponen 1
R2 = reliabilitas komponen2
Rs = Reliabilitas keseluruhan
2. Memperbaiki Redundancy
Redundancy adalah penggunaan komponen secara parallel untuk
meningkatkan reliabilitas. Teknik ini memback up komponen dengan
komponen tambahan. Konsep ini dikenal sebagai pemakaian unit secara
parallel dan meriupakan taktik standar operasi manajemen. Akan tetapi
apabila satu komponenrusak akan berakibat pada yang lain maka harus
diperhatikan hasilnya yang dapat dirumuskan:
(Probabilitas kerja komponen 1 ) + { (probabilitas kerja komponen 2)
x (probalititas kebutuhan komponen 2)}
C. PENINGKATAN KAPABILITAS REPARASI
Karena pemeliharaan preventif dan reliabilitas jarang yang sempurna,
banyak perusahaan mencoba meningkatkan kapabilitasnya. Memperbesar
atau memperbaikai fasilitas dapat dilakukan dengan dengan meletakkan
system pengembalian dalam operasi yang lebih cepat. Fasilitas
pemeliharaan yang baik meliputi :
1. Pelatihan personel secara baik
2. Tersedia sumber dayanya
3. Kemampuan menetapkan rencana reparasi dan prioritas.
4. Kemampuan dan memiliki otoritas merencanakan material.
5. Kemampuan mengidentifikasi penyebab pemogokan.
6. Kemampuan mendisain cara untuk perluasan MBTF.
2. Expert System
Manajer operasi dapat menggunakan expert system seperti program
computer untuk membantu sataf dalam mengisolasi dan memperbaiki
variasi kesalahan dan kerusakan mesin serta peralatan. Contohnya Du Pont
menggunakan expert system untuk memonitor peralatan dan melatih
personel untuk melakukan perbaikan.
Manajer operasi memfokuskan pada perbaikan desain dan memback
up komponen untuk memperbaiki reliabilitas. Reliabilitas dapat diperbaiki
melalui pemeliharaan pencegahan dan fasilitas reparasi yang excellent.
Beberapa perusahaan menggunakan cara otomatisasi untuk
mendeteksi kesalahan yang terjadi. Pada akhirnya banyak perusahaan yang
mengajak para karyawannya untuk mempunyai rasa memiliki peralatan
mereka sehingga selalu memeliharanya.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam manajemen proyek yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Mencakup penetapan sasaran, pendefinisian proyek dan organisasi tim.
2. Penjadwalan (Schedulling)
Menghubungkan antara tenaga kerja, uang, bahan yang digunakan dalam
proyek.
3. Pengendalian (Controlling)
Pengawasan sumber daya , biaya, kualitas dan budget, jika perlu merevisi,
ubah rencan, menggeser atau mengelola ulang sehingga tepat waktu dan
biaya.
B. PERENCANAAN PROYEK
Untuk mengerjakan beberapa proyek sekaligus, seperti yang terjadi di
beberapa perusahaan besar, maka cara yang efektif untuk menugaskan
tenaga kerja dan sumber daya secara fisik adalah melalui organisasi proyek.
Maka organisasi akan bekerja secara baik apabila:
1. Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran dan target waktu khusus.
2. Pekerjaaan unik atau tidak biasa dalam organisasi yang ada.
3. Pekerjaan terdiri dari tugas yang kompleks dan saling berhubungan serta
memerlukan ketrampilan khusus.
4. Proyek bersifat sementara tetapi penting bagi organisasi
5. Proyek meliputi hamper semua lini organisasi.
Organisasi proyek dipimpin oleh seorang manajer proyek yang
mengkoordinasikan kegiatan proyek dengan departemen lain maupun
membuat laporan kepada manajemen puncak.
Tanggung jawab manajer proyek adalah memastikan
1. Seluruh kegiatan yang diperlukan diselesaikan dalam urutan yang tepat
dan waktu yang tepat.
2. Proyek selesai sesuai budget
3. Proyek memenuhi sasaran kualitas.
4. Tenaga kerja yang ditugaskan dalam proyek mendapat motivasi arahan
dan informasi yang diperlukan dalam pekerjaan mereka.
C.PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan proyek meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh
kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah
Diagram Gantt.
Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:
1. Meninjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya
dengan cara hal-hal kritis pada proyek.
Cara penjadwalan prioyek yang lain adalah PERT dan CPN, yang akan
dibahas pada sub topik berikutnya.
D.PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek melibatkan pengawasan ketat pada sumber daya,
biaya, kualitas dan budget. Pengendalian juga berarti penggunaan loop
umpan balik untuk merevisis rencana proyek dan pengaturan sumber daya
kemana diperlukan.
Untuk saat ini telah banyak software yang dapat dipergunakan
diantaranya Primavera, MacProject, Pertmaster, Visischedule, Timeline, MS
Project.
4. Pada suatu waktu tertentu, apakah masih tetepa dalam jadwal, terlambat
atau lebih cepat ?
5. Berapa probabilitas selesai sesuai jadwal ?
6. Pada suatu waktu tertentu apakah uang yang dibelanjakan sama, lebih
sedikit,
7. atau lebih besar ?
8. Apakah sumber daya cukupagar proyek tepat waktu ?
9. Jika ingin selesai lebih cepat, mana jalan terbaik dengan biaya minimal ?
A tiba sebelum B,
C O O O
A B
A A dan B keduanya O
harus selesai
C
B A O B O
sebelum C dapat O C
dimulai
dummy
B D
O B O D O
kegiatan C
C
dummy O
(LS)Mulai (LF)Selesai
Terakhir Terakhir
Lamanya
Kegiatan
Forward Pass yaitu mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu.
Aturan waktu mulai terdahulu:
- Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu langsungnya
harus diselesaikan.
- Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung ES = EF
pendahulunya.
- Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa pendahulu langsung ES =
maksimum dari semua EF pendahulunya.
Aturan Selesai Terdahulu:
- EF = ES + waktu kegiatan
Forward memeungkinkan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek
terdahulu tetapi tidak mengidentifikasi jalus kritis , maka perlu backward
pass.
Contoh:
Suatu proyek mempunyai data sebagai berikut:
----------------------------------------------------------------
Kegiatan Kegiatan sebelumnya Waktu (minggu)
----------------------------------------------------------------
A - 2
B - 3
C A 2
D A,B 4
E C 4
F C 3
G D,E 5
H F,G 2
Gambar:
F
4 7
A C 4 7
0 2 2 4 3
0 2 2 4 S=0
2 2
S=0 S=0
Start E H
0 0 4 8 13 15
0 0 4 8 7 9
0 4 2
S=0 S=6
B D G
0 3 3 7 8 13
0 3 2 6 6 11
3 4 5
S=0 S=1 S=2
Jalur kritis dari proyek tersebut adalah: A-C-E-G-H dengan waktu
penyelesaian 15 minggu.
Contoh.
Sebuah proyek mempunyai data tentang waktu dan biaya secara normal dan
crash yaitu:
Kegiatan Waktu (minggu) Biaya (ribuan rupiah) Biaya crash Jalur kritis
2. Keterbatasan:
a. Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil
b. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
c. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
d. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.
MAKALAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN-
MESIN PRODUKSI (TUGAS BAHASA INDONESIA 2)
MAKALAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN-MESIN PRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas
produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk
mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak produk akhir. jadi,
dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/ peralatan pabrik diharapkan dapat beroperasi
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses
produksi sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Perawatan atau pememliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya ini meliputi
nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung, segala macam pekerja
tidak langsung, dan pekerja yang disubkontrakan. Oleh sebab itu diperlukan suatu
pengaturan yang baik sehingga pelaksanaan kegiatan perawatan diharapkan dapat
membantu memaksimalkan perbedaan antara biaya variable yang dikeluarkan oleh pabrik
dan hasil penjualan yang diperoleh dari menjual produk sehingga keuntungan dapat tatap
diperoleh. Ini merupakan fungsi utama dari manajemen pemeliharaan ( Wallay,1987 ).
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin produksi, tetap
saja banyak industri/ pabrik berskala besar maupun kecil yang mengabaikannya. Ini
dikarenakan industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi biaya dan waktu jangka
pendek yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, tanpa
mempertimbangkan kerugian yang mungkin akan diderita apabila pemeliharaan mesin
tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini
perlu dilakuakan untuk mengetahui besar perhatian pabrik dalam menerapkan system
manajemen pemeliharaan mesinnya.
BAB II
ISI
MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dengan kenyataanya tidak ada definisi yang
digunakan secara konsisten oleh semua orang. Berikut ini beberapa definisi manajemen
yang dikemukakan oleh para ahli dalam Handoko ( 1989 ).
1. Marie Parker mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
2. Stoner menyatakan definisi manajemen yang lebih kompleks, yaitu manajemen adalah
proses perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
3. Luther Gillick mendefinisikan sebagai manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan ( sciene )yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaiman manusia bekerja bersama untu mencapai hasil tujuan dan membuat system kerja
sama ini bermanfaat bagi kemanusiaan.
Berdasarkan uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa definisi manajemen adalah bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan ( planning ), pengorhanisasian (
organizing ), penyusunan personalia/ pegawaian ( staffing ), pengarahan dan
kepemimpinan ( leading ), dan pengawasan ( controlling ) (Handoko, 1989 ).
B. Fungsi manajemen
Menurut Manullang ( 2002 ), fungsi manajemen dapat didefinisikan sebagai aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari sudut proses atau
urutan pelaksanaan aktivitas tersebut, maka fungsi fungsi manajemen-manajemen itu
dibedakan menjadi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan.
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang ditentukan
sebelumnya agar tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan dilakukan untuk
menghindari pekerjaan rutin supaya kejadian mendadak dapat diperkecil.
2. Organisasi ( Organizing )
Definisi oraganisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut pandangannya.
Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai
suatu atau beberapa tujuan, sementara dalam arti bagan atau struktur , organisasi
merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari
hubungan hubungan , kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha
untuk mencapai suatu tujuan.
3. Penyusunan ( Staffing )
Fungsi penyusunan ( staffing ) disebut juga dengan fungsi personalia meliputi tugas-tugas
memperoleh pegawai, menunjukkan pegawai , dan memanfaatkan pegawai. Fungsi adalah
fungsi setiap manajer yang berhubungan dengan para pegawai dilingkungan pimpinannya
agar para pegawai terdorong untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk
merealisasikan dengan tujuan perusahaan atau tujuan aktivitas yang didampinginya.
4. Pengarahan (directing)
Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, sturuktur organisasi sudah ditetapkandan posisi
atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah diisi, maka kegiatan yang harus
dilakukan pimpinan selanjutnya adalah menggerakkan bawahan, mengkoordinasi agar apa
yang menjadi tujuan perusahaan dapa diwujudkan. Menggerakkan bawahan milah yang
dimaksud dengan mengarahkan (directing) bawahan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan,menilainya, dan bila perlu mengkoreksi dengn maksud supaya
peaksanaan sesuai dengan rencana semula.
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
A. Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang pentin dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha
menggunakan fasilitas/peraltan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan
menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana.
Selain itu, fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama
dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc. (1971),
adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk
menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan
kapasitas sebenarnya secar efesien ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan atau
mantaince juga didefinisikan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima ( BS3811,1974 dalam Corder, 1992 ).
Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian
Tekhnologi ( sekarang Departemen Perdagangan dan Industri ) pada bulan april 1970,
menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang
berarti merawat, memelihara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari
manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik
untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Hal ini berhubungan dengan spesifikasi
dan rancangan untuk keandalan serta mampu pemelihara dari pabrik, mesin-mesin,
peralatan, bangunan, dan struktur dan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan modifikasi,
dan penggantian, dengan umpan balik informasi untuk rancangan, untuk kerja dan biaya (
Corder,1992 ).
B. Tujuan Pemeliharaan
Menurur Corder (1992 ), tujuan pemelihraan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas
sebagai berikut :
1. memperpanjang usia kegunaan assets ( yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja ,
bangunan dan isinya)
2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan
mendapatkan laba investasi(return of investment) maksimum yang mugkin
3. menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
C. Jenis Pemeliharaan
Corder, (1992) membagi kegiatan pemeliharaan kedalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan
terencana (planned maintenance) dan pemeliharan tak terencana (unplanned
maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (breakdown maintenance).
Pemeliharaan terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang
dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri
dari pemeliharaaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharan korektif
(corrective maintenance).
D. Organisasi Pemeliharaan
Menurut Taylor dalam Suharto ( 1991 ), organisasi adalah pengintegrasian sumber-sumber ,
seperti persoalan tekhnik, kondisi alam, serta keterlibatan personal. Untuk mendukung
aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi
perawatan mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya organisasi perawatan mesin yang baik
ialah bila tetap memperhatikan problem-problem setempat dengan memperhatikan jenis
operasi, kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin dan
kondisi tenaga kerja.
Konsep organisasi yang baik harus didasari beberapa pemikiran yang dimaksud berupa
adanya deskripsi kerja yang jelas dan tidak tumpang tindih untuk menghindari konflik,
konsistensi kekuasaan, membatasi jumlah orang dalam kepegawaian, serta kejelasan
individu yang terlibat dalam suatu organisasi ( Suharto,1991 )
1. Struktur Organisasi
Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur merupakan
susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada suatu waktu . dapat
dikatakan bahwa struktur organisasi itu sifat relative stabil, statis, berubah lambat, dan
memerlukan waktu untuk penyesuaian penyesuaian ( Reksohadiprodjo,1993).
Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya perusahan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi
untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Dilapangan , salah satu
yang diambil agar bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram
susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan
dalam lingkup kerjanya dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama
yang kompak dari semua personel yang terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga
semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan
haknya, dan lain-lain. ( Suharto, 1991 ).
Selanjutnya persentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung
pada jenis industri dan apakah jenis industri tersebut bersifat padat karya atau padat
modal. Dalam industri padat karya , angka ini hanyalah 2 persen, sedangkan industri padat
modal jumlahnya dapat mencapai 50 % ( Corder,1992 ).
2. Tipe Organisasi
Siagian ( 1998 ) memaparkan bahwa ada lima tipe organisasi yang umum dikenal yaitu ,
organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi matriks, dan
kepanitiaan.
1. Organisasi lini
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi ini digunakan untuk organisasi yang
masih kecil dengan jumlah karywan yang sedikit dan produk dihasilkan tidak bervariasi.
Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut dari para anggotanya dalam rangka
penyelesaian tugas pekerjaan belum spesifik serta masih dimungkinkan hubungan langsung
antara pimpinan dengan bawahannya.
3. Organisasi Fungsional
Nama lain untuk tipe ini adalah birokrasi professional atau teknokrasi. Penyebab timbulnya
tipe ini adalah karena tuntutan tugas yang semakin spesialistik yang pada gilirannya
memerlukan tenaga pelaksana yang memahami segi teknologikal penyelesaian pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya. Cirri utama organisasi funsional adalah kompleksitas
yang tinggi disertai oleh standarisasi pekerjaan dengan pola penyebaran ( desentralisasi )
dalam pengambilan keputusan. Kekuatan tipe ini terletak pada tersedianya tenaga-tenaga
berkemampuan teknologikal tinggi dalam pelaksanaan tugas berkat pendidikan dan
pelatihan yang telah ditempuh dan memungkinkan mereka menampilkan kinerja yang
memuaskan asal diberi kebebasan untuk bertindak.
4. Organisasi Matriks
Organisasi tipe matriks ini merupakan penggabungan fungsi dan produk suatu organisasi.
Keunggulan tipe ini adalah : 1) penempatan tenaga yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang spesialistik dalam suatu unit kerja, 2) dimungkinkannya pemanfaatan
bidang-bidang spesialisasi tertentu untuk kepentingan lintas produk, 3) mudah untuk
melakuakn koordinasi untuk kegiatan yang bersifat kompleks dan interdependen, dan 4)
komunikasi yang lebih lancar.
F. Prosedur Pemeliharaan
Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap asset atau fasilitas yang digunakan dalam
produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa
saja yanga akan dilakukan terhadap mesin tertentu.
Corder ( 1992 )memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan, anatara lain :
1. menentukan apa yang dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan
bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang
memerlukan pemeliharaan dan merupakan salah satunya alas an yang bisa
dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
2. menetukan bagaiman asset atau sarana tersebut dapat dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. System ini dapat
dimulai dengan melakukan pemeliharan terencana bagi beberapa mesin kunci dan
kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang
optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi
pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini disiapkan terpisah
untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian
produksi, biasanay dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan dan
pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan
reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang dikutkan bersama spesifikasi
pekerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blanko ini dikembalikan ke kantor
perencana pemeriksaan.
G. Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik,
keterampilan para operatorrnya,perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki
peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat
dibenarkan. (Walley,1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-
komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan
tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak
atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan
pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan (Handoko,1987).
REFERENSI
green school bu
ilding
!eru akan ba
gian roses
endidikan
lingkungan
ke ada sis7a,
sehingga !au
tidak !au
sis7ayang sekol
ahnya sudah be
rorientasi lingk
ungan dan !eng
ada tasi kaida
hlingkungan ta
di harus !e!aha
!i entingnya
!encintai dan
elestarianling
kungan.Pe! ro0
D9< akan
!en"adikan
gedung sekolah
sebagai contoh
dan teladan
yang baik untuk
seluruh banguna
n yang
akan didirikan
di
akarta.Pada ()
1), setidaknya s
udah ada dua g
edung sekolah
yang di"adikan
royek erco
ntohan sekolah
hi"au yaitu
Sekolah Dasar
%SD+ di
Se!anan,
akarta Barat
danSekolah
5enengah
Perta!a Negeri
%S5PN+ 1
&ikini, akarta
Pusathttp://ww
w.academia.edu
/17498303/GRE
EN_BUILDIN
G_FEBRI_WF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dalam segala aspek kehidupan manusia menjadikan manusia
tidak pernah merasa puas dan akan terus mengembangkan dari yang sederhana hingga melewati
batas sederhana. Begitupun dengan pekembangan teknologi konstruksi yang sekarang sudah
dirasakan dibelahan dunia manapun.
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai terpanjang keempat di dunia
setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km.
Wilayah Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah Indonesia (5,8 juta km2 dari 7.827.087
km2). Hingga saat ini wilayah pesisir memiliki sumber daya dan manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kegiatan sosial ekonominya,
manusia memanfatkan wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan. Konsekuensi yang muncul
adalah masalah penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Agar mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang selama ini terlupakan,
yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya memiliki kualitas lingkungan hidup rendah. Fenomena
ini bukan saja dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga daerah pantai
menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan penyediaan hunian penduduk
perkotaan. Penyediaan lahan diwilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau habitat
yang sudah ada,seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lain sebagainya yang
dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi lahan lain
yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau dikenal dengan
reklamasi.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Reklamasi ?
Apa tujuan dari teknologi Reklamasi ?
Apa saja manfaat dari teknologi Reklamasi ?
Apa saja jenis sistem pada teknologi Reklamasi ?
Apakah dampak positif dan negative dalam pelaksanaan teknologi Reklamasi ?
C. Tujuan Makalah
Mengetahui dan memahami tentang teknologi reklamasi
Mengetahui dan memahami tujuan dari teknologi reklamasi
Mengetahui dan menelaah manfaat dari teknologi reklamasi
Mengenal dan menelaah jenis sistem pada teknologi reklamasi
Mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan oleh teknologi reklamasi
BAB II
PEMBAHASAN
- Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi karena konstruksi pengaman
sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan gempuran ombak laut.
- Daerah yang ketinggiannya dibawah permukaan air laut bisa aman terhadap banjir apabila dibuat
tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
- Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan, sehingga dapat
berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat pengunjung.
- Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air
asin laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area persawahan sudah tidak bisa
digunakan untuk bercocok tanam, hal ini banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai.
- Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan alam menjadi
terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi perubahan
cuaca serta kerusakan planet bumi secara total.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kawasan perkotaan dekat pantai yang begitu pesat perkembangannya pasti membutuhkan
wilayah yang semakin luas apalagi kondisi wilayah daratan yang sekarang semakin sempit. Oleh
karena itu reklamasi menjadi pilihan utama bagi negara-negara yang pertumbuhannya sangat
tinggi demi mendukung pemenuhan kebutuhan lahan. Reklamasi menolong segala aspek dari
lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Misalnya dalam aspek ekonomi, permintaan wilayah
pemukiman yang semakin marak, akan tetapi wilayah daratan yang semakin mahal serta
menipisnya daya dukung, membuat teknologi reklamasi semakin laku dikalangan negara-negara
maju.
Adakalanya, setiap kegiatan teknologi mempunyai kelemahan dan efek buruk untuk
wilayah sekitarnya. Proses reklamasi tidaklah mudah, karena membutuhkan tahap yang begitu
panjang. Kegiatan reklamasi juga mampu merusak segala aspek, seperti lingkungan yang menjadi
minim seperti hilangnya ekosistem penting dalam laut, dalam aspek sosial budaya seperti
hilangnya mata pencaharian para nelayan karena wilayahnya sudah berubah menjadi perkotaan
dan masih banyak lagi.
Jadi, teknologi reklamasi ini masih butuh telaah lebih lanjut karena masih banyak aspek-
aspek kehidupan yang akan dirusak oleh kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kebutuhan akan bangunan gedung untuk berbagai aktifitas semakin meningkat dari waktu ke
waktu. Hal
ini merupakan salah satu indikator bahwa roda perekonomian berputar sejalan dengan
meningkatnya
berbagai aktifitas manusia dalam melaksanakan transaksi bisnis. Dari tahun ke tahun selalu
bermunculan
bangunan fasilitas yang baru dengan berbagai ragam, bentuk dan ukurannya, dimana
estetika dan
kelengkapan fasilitas bangunannya merupakan representasi dari aktifitas orang yang
menghuninya.
Pemeliharaan bangunan secara konsisten sudah menjadi persyaratan yang harus dipenuhi,
utamanya bagi
bangunan yang difungsikan secara komersial. Program pemeliharaan sebuah bangunan
gedung hendaknya
dipikirkan sejak proses perancangan bangunan tersebut dilaksanakan dan kemudian dijadikan
salah satu
aspek pertimbangan dalam merencanakan bangunan secara detil. Secara rasional tingkat
kemudahan
pemeliharaan sebuah bangunan secara signifikan akan mempengaruhi besarnya biaya
pemeliharaan setiap
tahunnya.
Berdasarkan paparan dalam latar belakang tersebut diatas sudahkah bangunan gedung
kampus
mempunyai program pemeliharaan bangunan gedung berikut fasilitasnya?. Seandainya
program
pemeliharaan telah dimiliki dan telah berjalan dengan baik maka sepatutnya diketahui
berapakah
besarnya biaya yang harus dianggarkan untuk program pemeliharaannya?. Tujuan penelitian ini
adalah
untuk mengetahui program pemeliharaan bangunan gedung beserta fasilitasnya yang telah
berjalan dan
merumuskan kembali program pemeliharaan yang seharusnya dilakukan, termasuk didalamnya
estimasi
perkiraan biaya yang kompetitif.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Maintenance
Maintenance dalam bahasa inggris diterjemahkan pemeliharaan, dalam kamus besar bahasa
Indonesia
diartikan menjaga dan merawat baik-baik. Dalam beberapa referensi terdapat berbagai
macam definisi
maintenance, salah satunya adalah pendapat Chanter (1996) :
A combination of any action carried out to retain an item in, or restore it to an acceptable
condition .
Dalam definisi tersebut diatas terdapat dua kata kunci yaitu action dan acceptable
condition. Action
bukan hanya diartikan sebagai kegiatan fisik yang berhubungan dengan aktifitas pemeliharaan,
tetapi juga
menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah aspek biaya dan aspek organisasi yang
bertanggung
jawab. Acceptable condition adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar seluruh fasilitas
dapat bekerja
sesuai dengan yang direncanakan. Program manajemen pemeliharaan bangunan pada
umumnya
bergantung dari fungsinya, misalnya bangunan rumah tinggal, rumah sakit,
sekolah/kampus, dan lain
sebagainya.
Perencanaan adalah sebuah proses yang bergantung satu sama lain secara komprehensif.
Beberapa hal
yang patut menjadi perhatian dalam pembuatan program pemeliharaan adalah : jumlah
kegiatan yang
dapat dipisahkan; skala waktu dari setiap kegiatan; urutan kegiatan; melakukan
pencatatan selama
pemeriksaan.
Hal - 3
Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan layanan tersebut harus dialokasikan setiap periode
waktu, jika
bangunan tersebut milik institusi baik swasta atau pemerintah maka perioda waktu
pengalokasian biaya
didasarkan pada tahun anggaran. Bertambahnya umur dari bangunan dengan sendirinya
biaya yang
dibutuhkan akan semakin besar, termasuk juga faktor suku bunga (interest rate) juga
mempengaruhi
penyediaan biaya pemeliharaan.