Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ANEMIA PADA

IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI TARAB II


BATUSANGKAR
2016

Oleh :
1. ELFI SUSANTI 6. DEWI FITRIA AFRI
2. ELKI RIZAL SAPUTRA 7. DIAN ANGGRAINI
3. DESI DAFITRI 8. DIGA AYUDIA
4. IHDATUL ILYAN 9. MUSA
5. RAHMI ASYURA 10. NOVA HELMA NELI
11. RIZKA MONIQE

Pembimbing :
Klinik Akademik

( Ns. Rozi Fitra, S.Kep) (Ns. RATNA DEWI, S.Kep, M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas


Pokok Bahasan : Anemia pada Ibu Hamil
Sasaran : Keluarga dan Ibu Hamil
Hari/ Tanggal : Selasa/ 03 Januari 2017
Waktu : 08.30 WIB - Selesai
Tempat Pelaksanaan : Depan Loket PUSKESMAS sungai Tarab II

1. LATAR BELAKANG
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67%
dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing.
Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2002 hal 90). Anemia
dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak
dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo,
2005 hal 450 ).
Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai
89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
(Manuaba.I.B.G, hal 29 ).
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia
pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup
tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi
anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000
pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari
tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu
berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim, 2010).
Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih
buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (Anonym, 2010).
Berdasarkan dari data yang di peroleh di Dinas Provinsi Sulawesi tahun
2005, anemia pada ibu hamil didapatkan 45.410 dari 104.271 ibu hamil yang
memeriksakan dirinya, yang terbagi atas ; anemia ringan sebanyak 42.043
orang (40,32%). Anemia berat dengan sebanyak 3.467 orang (3,32%) dan
tidak mengalami anemia sebanyak 58.761 orang (56,35%). Sedangkan data
anemia dari hasil pencatatan rekam medik tahun 2009 sekitar 1201 orang
yang melakukan pemeriksaan ibu hamil di KIA RSU. Haji Makassar yang
terbagi atas ; Anemia ringan 31 orang (56,6%), Anemia sedang 22 orang
(36,6%), Anemia berat 36 orang (10%) dan yang tidak mengalami anemia
1170 orang (93,36%).
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah kurang
gizi, selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang
dalam waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras
oleh keperluan janin yang di kandung berikutnya.
Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak
negative terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan
maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir
rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus
lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ;
status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono Prawirohardjo, 2005
hal. 450).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka mahasiswa tertarik untuk
melakukan penyuluhan kesehatan mengenai Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Sungai Tarab II.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu dan keluarga dapat
mengerti dan memahami tentang Anemia pada Ibu Hamil.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu memahami dan menyebutkan :
1. Pengertian Anemia pada Ibu Hamil
2. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
3. Tanda dan gejala Anemia pada Ibu Hamil
4. Dampak/ akibat Anemia pada Ibu Hamil
5. Upaya penatalaksanan dan pencegahan Anemia pada Ibu Hamil

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Topik
Anemia pada Ibu Hamil
b. Sasaran
Keluarga dan Ibu Hamil yang berada di Puskesmas Sungai Tarab II
c. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
d. Media dan Alat
1) Lembar Balik
2) Laeflet
e. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 04 Januari 2017
Jam : 08.30 WIB - Selesai
Waktu : 30 menit
Tempat Pelaksanaan : Depan Loket PUSKESMAS sungai Tarab II

4. PROSES PENYULUHAN
Pokok Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Audiens/ Sasaran
1. 5 menit Pembukaan a. Mengucapkan Menjawab salam
salam
b. Memperkenalkan Memperhatikan
diri/ pembimbing
c. Menjelaskan Mendengarkan dan
Topik Penyuluhan memperhatikan
d. Menjelaskan Mendengarkan dan
Tujuan Umum memperhatikan
dan Tujuan
Khusus
e. Kontrak Waktu Menyepakati
2. 20 Pelaksanaan a. Menggali Memberi pendapat
menit pengetahuan
peserta tentang
pengertian
Anemia pada Ibu
Hamil
b. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian Memperhatikan
Anemia pada Ibu
Hamil
d. Menggali Memberi pendapat
pengetahuan
peserta tentang
penyebab Anemia
pada Ibu Hamil
berencana
e. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
f. Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang penyebab Memperhatikan
Anemia pada Ibu
Hamil
g. Menggali Memberi pendapat
pengetahuan
peserta tanda dan
gejala Anemia
pada Ibu Hamil
h. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
i. Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang tanda dan Memperhatikan
gejala Anemia
pada Ibu Hamil
j. Menggali Memberi pendapat
pengetahuan
peserta tentang
dampak/ akibat
lanjut Anemia
pada Ibu Hamil
k. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
l. Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang dampak/ Memperhatikan
akibat lanjut
Anemia pada Ibu
Hamil
m. Menggali Memberi pendapat
pengetahuan
peserta tentang
pencegahan dan
penatalaksanaan
Anemia pada Ibu
Hamil
n. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
o. Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang Memperhatikan
pencegahan dan
penatalaksanaan
Anemia pada Ibu
Hamil

3. 5 menit Penutup a. Evaluasi hasil Menjawab


b. Memberikan Memperhatikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan Memperhatikan
kesimpulan
d. Mengucapkan Menjawab salam
salam
e. Membagikan Menerima
leaflet

5. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Peserta
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Pembimbing
: Lembar balik

6. PENGORGANISASIAN
1. Pemateri : Rahmi Asyura
2. Moderator : Ihdatul Ilyan
3. Fasilitator : Diga Ayudia, Dian Anggraini, Dewi Fitria Afri,
Desi Safitri, Elki Rizal Saputra,Nova Helma Neli,
Musa, Rizka Moniqe.
4. Observer : Elfi Susanti

Uraian Tugas
1. Pemateri
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan
2. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan tujuan dan topik
d. Mengadakan kontrak waktu dan bahasa
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada penyaji
f. Menutup acara
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
4. Observer
a. Mampu mengobservasi jalannya penyuluhan
b. Mengamati dan mencatat jumlah anggota yang hadir
c. Membuat kesimpulan dan evaluasi

7. MATERI (TERLAMPIR)

8. EVALUASI PROSES
1. Evaluasi Struktur
a. 75% audience menghadiri penyuluhan
b. Audience mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c. Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Audience memberikan respon terhadap pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
a. Audience berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
b. Audience tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan sesuai rencana
d. Audience mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan bahasa
sendiri
e. Audience ikut serta dalam penyampaian pertemuan
f. Audiens, penyaji, berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. 75% audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
pengertian Anemia pada Ibu Hamil
b. 75% audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
penyebab Anemia pada Ibu Hamil
c. 75% audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan tanda
dan gejala Anemia pada Ibu Hamil
d. 75% audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
dampak/ akibat Anemia pada Ibu Hamil
e. 75% audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
pencegahan dan penatalaksanaan Anemia pada Ibu Hamil.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin didalam
rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria. Lebih lanjut,
kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian bertemu
spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang kemudian
menghasilkan janin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Anemia adalah penurunan kadar darah dalam membawa oksigen akibat
penurunan produksi sel darah merah, dan penurunan hemoglobin dalam darah
(Fraser, Diane M. at. el, 2009)
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin
dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang
darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk,
2010).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%.
Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan
dirinya, tetapi juga padajanin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk,
2009).
Anemia kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah
11% pada trimester 1 dan 3 kadar < 10,5% pada trimester 2. Nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi,
terutama pada trimester 2 (Prawirohardjo, 2002).
Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin yang menurun
dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam membawa oksigen
akibat produksi sel darah merah. Dan ibu hamil didiagnosis anemia jika kadar
hemoglobinya kurang dari 11%.

B. Etiologi / Penyebab
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Penyebab
anemia pada ibu hamil umumnya adalah sebagai berikut :
1. Kurang gizi ( malnutrisi )
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain.

C. Tanda dan Gejala/ Ciri-ciri Ibu yang Mengalami Anemia


Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau
keseluruhan ciri-ciri dibawahini, dan untuk memastikannya harus dengan tes
kadar Hb dalam darah. Ciri-ciri tersebut antara lain :
1. Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
2. Perasaan mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunglai (5L)
3. Nafas terengah-engah
4. Nyeri dada
5. Ikterus
( Hermawan Wibisono, 2009).

D. Macam-Macam Anemia pada Ibu Hamil


1. Anemia Defisiensi Besi/ Karena Kekurangan Zat Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darahyang berlebihan disertai hilangnya
besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat
menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.
Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang
dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg ; sekitar 500 mg, bila
tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih
keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi
cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara
jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang
disebutkan diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan
terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester
kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam
konsentrasi hemoglobin.Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan
volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena
peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang
disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah
yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak
menderita anemia defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).
2. Anemia Karena Perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat
menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran.
Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-
kasus abortus, kehamilan ektopik, dan molahidatidosa. Perdarahan masih
membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi
di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak
mengatasi defisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum
apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai,
anemia yang tersisa seyogyanya diterapi dengan besi.
Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya lebih dari 7
g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius,
dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi
besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan
transfusi darah (Sarwono, 2008 ).
3. Anemia Karena Radang/ Keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak
jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama
infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan
kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yang sedikit hipokromik dan
mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau
osteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara
bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal
ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia
(HIV), dan peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk
ini.
Berbagai penyakit kronik dapat menyebabkan anemia selama dalam
masa kehamilan. Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik,
supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus
eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan
arthritisremotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan
meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah.
Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini
tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi
eritropoietin normal (D.S Soewito M, 2010).
4. Anemia Aplastik Karena Kerusakan Sumsum Tulang
Anemia aplastik adalah suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan
apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan
sumsum tulang yang sangat hiposeluler. Pada sekitar sepertiga kasus, anemia
dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
imunologis.
Penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang adalah
kelainan fungsional mendasar. Banyak bukti yang menyatakan bahwa
penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis (Wibisono Hermawan, 2009).
Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas
sumsum tulang yang kurang dari 25%, angka kelangsungan hidup 1 tahun
hanya 20% (Suhemi, 2007).
5. Anemia Hemolitik Karena Usia Sel Darah Merah yang Pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/ pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik herediter,
talasemia
b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam,
dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-
obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang berulang
dapat membantu penderita ini.
6. Anemia Megaloblastik Karena Gangguan Pencernaan
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu
penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.
Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumpai pada
mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah
penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus
halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar non hamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin. Wanita yang telah menjalani gastrektomi
total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular
setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak
memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu
dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama
kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas
saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap
anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
7. Anemia Karena Penyakit Keturunan Misalnya Anemia Sel Sabit
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia
hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,
sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk
sel menjadi seperti sabit.
Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah
terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya ; dan
menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini
rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan
anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin
kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah
menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal
berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih dibagian tengahnya), sehingga
memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan
memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah
berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian
pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut
dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

E. Akibat / Dampak Anemia pada Ibu Hamil


Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko, menurut penelitian tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tidak cukup mendapat pasokan
oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Resiko kematian perinatal meningkat. Perdarahanan
ante partum dan post partum lebih sering di jumpai pada wanita yang anemia dan
lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemia tidak dapat mentoleransi
kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi meliputi :
1. Abortus
2. Persalinan preterm/ sebelum waktunya
3. Proses persalinan lama
4. Perdarahan setelah persalinan
5. Syok
6. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
7. Payah jantung
8. Bayi lahir prematur
9. Bayi cacat bawaan
10. Kekurangan cadangan besi
11. Kematian janin
12. Kematian ibu
( Wibisono Hermawan, 2009)

Pentingnya Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) :


Tes darah umumnya dilakukan pada usia kehamilan 10 hingga 12 minggu
dan akan dilakukan kembali pada usia kehamilan memasuki usia 28 minggu.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kadar zat besi dan hemoglobin
(Hb) di dalam darah yang sangat penting untuk diperiksa agar dapat diketahui
kondisi kesehatan pada ibu hamil. Terutama ibu hamil yang memiliki riwayat
anemia. Resiko anemia pada saat kehamilan akan menjadi dua kali lipat
mengingat kebutuhan zat besi ekstra sangat dibutuhkan di dalam perkembangan
janin selain itu pemeriksaan hemoglobin bertujuan untuk mengetahui kadar
hemoglobin dalam perkembangan kehamilan.

F. Penatalaksanaan dan Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil


Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Upaya
pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemberian tablet Fe.
1. Pengertian tablet besi (Fe)
Zat besi adalah unsur pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan
oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama
kehamilan. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen
(protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung),
serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh.
2. Manfaat tablet besi (Fe) bagi ibu hamil
Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia /
penyakit kekurangan darah merah.
3. Kebutuhan tablet besi (Fe)
Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil
sebanyak satu tablet (60 mg) setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet tersebut wajib
dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil sebanyak sepuluh tablet setiap bulannya untuk
mengurangi gejala-gejala sakit saat masa kehamilan atau minimal 90 tablet
selama kehamilan.
4. Cara meminum tablet zat besi
a. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk
mengurangi rasa mual
b. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12,
misalnya dengan jus jeruk atau air lemon untuk membantu proses
penyerapan.
c. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu
karena dapat menghambat proses penyerapan.
( Ai Yeyeh Rukiyah, 2014)
5. Penyimpanan Tablet zat besi
Simpan ditempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung atau dekat
dengan sumber panas dan setelah dibungkus dibuka ditutup kembali.
6. Efek samping
Efek samping minum zat besi akan timbul rasa mual, susah buang air besar
dan warna tinja dapat menjadi hitam kecoklatan.
7. Bahan makanan yang mengandung zat besi
Sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong,daun
katuk, dsb), nabati : daging berwarna merah, telur, hewani : tahu, tempe, hati.
Beberapa cara pencegahan anemia, meliputi :
1. Dengan meminum 1 tablet tambah darah setiap hari begitu diketahui bahwa
ibu tersebut hamil dan dinasihatkan untuk mengkomsumsi sayuran hijau.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang (4 sehat 5
sempurna) dan memperbanyak konsumsi makan yang mengandung zat besi
seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung), sayur mayur dan buah-
buahan.
2. Memakan makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
3. Memakan makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
4. Mengindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
5. Dengan mengantur jarak kelahiran dan membatasi kehamilan dengan menjadi
peserta KB.

G. Cara Meningkatkan Asupan Fe dan Asam Folat


1. Konsumsi protein hewani (daging, unggas, seafoods, telur, susu, dan hasil
olahannya)
2. Konsumsi makanan sumber asam folat (Asparagus, bayam, buncis, hati sapi,
kapri, kacang tanah, jus jeruk, almond, beras merah/ tumbuk, kembang kol,
telur, selada, sereal instant)
3. Meningkatkan asupan buah berwarna jingga dan merah segar (jeruk, pisang,
kiwi, semangka, nanas)
4. Mengkonsumsi makanan fortifikasi (susu, keju, es krim, makanan berbasis
tepung)
5. Konsumsi vitamin C, untuk meningkatkan absorbsi Fe dalam usus
6. Konsumsi makanan sumber vitamin B12 (daging, hati, ikan, makanan
fermentasi, yogurt, udang, susu)
7. Jika perlu ditambahkan suplemen vitamin B12, Fe dan vitamin C.
8. Konsumsi sayuran hijau paling tidak 3 porsi/ hari
9. Konsumsi sari buah yang kaya vitamin C minimal 1 gls/ hari.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Noenatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Rukiyah, AY. 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta : TIM.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai