Anda di halaman 1dari 41

STANDAR PRAKTIK

PELAYANAN KEFARMASIAN DI INDONESIA


SESUAI UNDANG-UNDANG NO.36/2009
DAN PP 51/2009

Disampaikan pada
Seminar Pengembangan Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Jumat, 28 Juni 2013
OUTLINE
I. Pendahuluan
II. Arah Kebijakan
III. Sistem Kesehatan Nasional
IV. Pelayanan Kefarmasian
V. Penutup

2
I. PENDAHULUAN
MTR RPJMN PN 3: KESEHATAN
STATUS CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR AWAL
2014
STATUS
(2009) 2010 2011 2012

1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1 72,0 2


2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran
228 n.a n.a n.a 118 3
hidup
3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
84,3 84,8 86,38 88,64 90 2
kesehatan terlatih
3)
4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 34 34 32 24 3
5 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk)
18,4 17,9 n.a n.a <15,0 2
pada anak balita
6 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per 4) 3)
perempuan usia reproduksi ) 2,6 2,4 n.a 2,6 2,1 3

7 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 44,19 55,04 n.a 68 3
8 Prevalensi kasus HIV (% penduduk 15 tahun ke atas 1) 2) 3)
yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS) 66,2 57,5 n.a 79,5 90 2

9 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Insidence-


1,85 1,96 1,75 1,69 1 3
API)
10
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan n.a 59,1 63,1 64,58 80,10 2
4
4
II. ARAH KEBIJAKAN
Arah Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu,
efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alkes

ALAT KESEHATAN
OBAT
.
.
1. Aksesibilitas 1. Aksesibilitas
2. Keterjangkauan 2. Need Assesment
3. Penggunaan obat yang 3. Penggunaan alkes yang tepat
rasional guna
4. Jaminan keamanan, mutu 4. Jaminan keamanan, mutu &
& manfaat manfaat
.

Pelayanan kesehatan yang prima, merata dan terjangkau, termasuk


pelayanan kefarmasian
III. SISTEM KESEHATAN NASIONAL
SISTEM KESEHATAN NASIONAL a. Upaya ketersediaan ,
Perpres No. 72 Tahun 2012
pemerataan , dan
keterjangkauan

UPAYA b. Upaya jaminan keamanan


KESEHATAN , khasiat/manfaat, dan
SEDIAAN mutu serta perlindungan
PEMBIAYAAN FARMASI, masyarakat
KESEHATAN ALKES, &
MAKANAN
c. Upaya penyelenggaraan
SKN pelayanan kefarmasian

SDM
MANAJEMEN KESEHATAN d. Upaya penggunaan obat
& INFOKES yang rasional
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
e. Upaya kemandirian
sediaan farmasi

Tujuan :
Tersedianya sediaan farmasi, alkes dan makanan yg terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan
bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
IV. PELAYANAN KEFARMASIAN
PERAN FARMASIS
FASYANKES DASAR
Penyediaan obat & alkes dilaksanakan di tingkat Kab/Kota
Pemanfaatan sistem pengelolaan obat yang sudah ada di tingkat Kab/kota
(sarana, sdm, manajemen pengelolaan)
PUSKESMAS Akses terhadap penyedia barang terjamin
Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas di titik beratkan dalam bidang promotif preventif

Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & alkes dilaksanakan oleh


KLINIK apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan
PRATAMA Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar
pelayanan kefarmasian di Klinik

Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & alkes


PRAKTEK dilaksanakan di Apotek dalam jejaring fasyankes yang
DOKTER bekerjasama dgn BPJS
UMUM/GIGI Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai
standar pelayanan kefarmasian di Apotek
PERAN FASYANKES RUJUKAN

Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP


RUMAH dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi RS melalui sistem satu pintu
SAKIT Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit

Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP


KLINIK dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan
kewenangan
UTAMA
Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar
pelayanan kefarmasian di Klinik

Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan obat & BMHP


PRAKTEK dilaksanakan di Apotek dalam jejaring fasyankes yang
DOKTER bekerjasama dgn BPJS
SPESIALIS Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh Apoteker sesuai standar
pelayanan kefarmasian di Apotek
UU No. 36/2009 Pasal 108
Praktik Kefarmasian yang meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai


keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan per-undang2an
PELAYANAN KEFARMASIAN
(UU N0. 36/2009 tentang Kesehatan dan
PP No. 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian)

Pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang


berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien

Pharmaceutical Care berorientasi pada patient safety


PEKERJAAN KEFARMASIAN
MENURUT PP 51/2009

APOTEK, INSTALASI
FARMASI RUMAH
FASILITAS PELAYANAN SAKIT, PUSKESMAS,
KEFARMASIAN KLINIK, ATAU
PRAKTEK BERSAMA

STANDAR
YANFAR
APOTEKER

SOP APOTEKER
PENDAMPING
PENCATATAN
TTK
PP No. 51/2009 Pasal 33

(1) Tenaga Kefarmasian terdiri atas:


a. Apoteker; dan
b. Tenaga Teknis Kefarmasian.
(2) Tenaga Teknis kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.

.
Apoteker adalah Tenaga Kesehatan

UU no 36 / 2009 Pasal 108

PP 51 / 2009 Pasal 2 ayat 1


PELAYANAN KEFARMASIAN

PRODUCT PATIENT
ORIENTED ORIENTED
PHARMACEUTICAL CARE

MANAJERIAL PROFESIONAL
(non klinik) (farmasi klinik)

SDM KIE

Sarana prasarana Konseling

PIO
Pengelolan
sediaan Farmasi & PTO
Perbekalan kesehatan
EPO

Administrasi (umum & MESO


Pelayanan) Farmako Ekonomi

Monitoring Kepatuhan, dll


SINERGISME PEMERINTAH, PERGURUAN
TINGGI DAN ORGANISASI PROFESI

Pemerintah REGULATOR
FASILITATOR

Spesialisasi Perguruan
Pendidikan berkelanjutan
Apoteker
Tinggi

Standar Profesi
Organisasi Profesi Kode Etik Profesi
Pendidikan berkelanjutan
Koordinasi antara Perguruan Tinggi, Organisasi
Kurikulum Profesi dan Kemenkes
Pendidikan Penyusunan Kurikulum tentang Pelayanan
Apoteker
Kefarmasian di Komunitas

Joint Class dan Koordinasi antara Fakultas


pelaksanaan Kedokteran dan Perguruan Tinggi
PKPA dengan Farmasi untuk peningkatan
Fakultas
Kedokteran kompetensi calon apoteker

Pemenuhan Koordinasi Lintas


Kebutuhan
Apoteker di Sektor dengan BKD,
Fasyankes Primer BKN dan Kemenpan
V. PENUTUP
KESIMPULAN
Apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian :
Harus sesuai dengan standar dan pedoman pelayanan

Kementerian Kesehatan selalu melakukan sinergisme dengan


lintas program (perguruan tinggi, Kemenpan, BKN, BKD dan
organisasi profesi) dalam penempatan apoteker di fasilitas
pelayanan kesehatan primer.

22
CONTOH PELAKSANAAN
PELAYANAN INFORMASI OBAT
DAN KONSELING DI PUSKESMAS
PUSKESMAS SUNGAI KAKAP,KABUPATEN
KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT
Apoteker : Erlin Dwisafitri Sungkar, S.Farm, Apt

APOTEKER : Erlin Dwisafitri Sungkar


PIO ke Nakes
Konseling
Visite mandiri
Puskesmas MLATI II KABUPATEN SLEMAN
Apoteker : Chrisna Wardhani, SF. Apt
PENYULUHAN/PROMOSI KESEHATAN PADA MASYARAKAT
Penyuluhan kepada keluarga pasien penderita gangguan jiwa

(acara family gathering yang diadakan


pemegang program jiwa)

33
VISITE MANDIRI
Penjelasan terapi obat berkaitan dengan diagnosa dokter
Motivasi patuh minum obat

34
Puskesmas Perawatan Beringin Raya
Jl Budi Utomo No 5 Kota Bengkulu
Apoteker :MARDIATY. SY

INFORMASI OBAT KE PASIEN / KELUARGA


PASIEN
INFORMASI OBAT KE TENAGA
KESEHATAN
KELOMPOK BIDAN ( K I A )
VISITE BERSAMA
VISITE BERSAMA
VISITE MANDIRI
INFORMASI
HASIL KEGIATAN DI PUSKESMAS PERAWATAN
NGLETIH, KOTA KEDIRI TH 2011

LEAFLET, NEWS PEMBERIAN INFORMASI OBAT


LETTER

PEMBUATAN RACIKAN HASIL RACIKAN PENGEMASAN OBAT LOS

PEMERIKSAAN DOKTER 41

Anda mungkin juga menyukai